Belajar mencintai itu tidaklah sulit.
Yang sulit adalah mempertahankan cinta itu tetap ada.
Bersama itu mudah.
Yang sulit adalah tetap menjaga kebersamaan.
Menahan sakit itu tidak lah mudah.
Tapi menyakiti itu jauh lebih mudah.
Percaya itu tidak lah mudah.
Tapi akan jauh lebih sulit menjaga kepercayaan.
...----------------...
Duduk berdua didalam mobil dengan Varo membuat Kiren nampak kikuk. Apa lagi mengingat kejadian pagi tadi seperti membuat urat malu Kiren benar-benar putus bagaimana mungkin Kiren bisa bersikap memalukan seperti itu.
"Apa mama Isa tau kalau hari ini kita akan berkunjung?" Tanya Kiren memecahkan keheningan dimobil. Bibir Kiren benar-benar terasa gatal karna tidak ada obrolan yg keluar sedari tadi. Suami nya ini benar-benar, gak bisa apa dia sebagai laki-laki peka sedikit.
"Hmmmm." Jawab Varo cuek.
Apa bibirnya sariawan sampe bilang iya aja susah. Lama-lama gue karungi juga ni orang. Batin Kiren.
"Apa ini masih jauh?"
Varo melirik Kiren sebentar. "Lumayan."
Kiren mendengus pelan. Jawaban suaminya benar-benar menguji kesabaranya.
"Kenapa?" Varo bertanya saat mobil berhenti dilampu merah.
"Loe lagi sariawan?" Tanya Kiren gemas.
"Apa itu pertanyaan yang perlu saya jawab?"
"TER-SE-RAH." Kiren menjawab dengan menekan setiap kata.
Duduk menghadap kearah Varo. " Kenapa diam?" Tanya Kiren.
"Bukannya tadi kamu bilang terserah, mau saya jawab atau tidak."
Akhirnya Kiren hanya mendesah panjang.
...----------------...
Rumah dengan pagar hitam tinggi didepan Kiren benar-benar seperti istana, bukan hanya itu pancuran besar didepan rumah saja sudah membuat Kiren menggelengkan kepala tak hapis pikir. Berapa banyak uang yang habis digunakan untuk membangun rumah ini.
Kiren menggaruk pipinya yg tidak gatal saat melihat mertuanya nampak heboh dengan kedatangan Kiren. Perasaan kemarin mertua gue kalem, kemana pergi sikap kalemnya. Heran Kiren.
Sepertinya Kiren tau mirip siapa sifat bar-bar Hanum. Dari mama Isa, mama mertua Kiren.
Waktu pertama kali Kiren turun dari mobil Varo, Kiren sudah dikejutkan dengan teriakan heboh mama mertuanya dari teras. Sangking hebohnya sampai membuat Varo berdecak kesal pada mamanya.
"Ya ampun.. Ya ampunnnn... Menantu mama, Sini-sini sayang kita masuk." Ajak Isa masuk kedalam rumah. Setelah memeluk Kiren lebih dulu dan menciumnya. Bahkan mengabaikan tangan Varo yang menggantung ingin mencium tanganya.
Kiren yang diajak Isa masuk langsung melongo melihat ruang tamu super besar milik mertuanya. Dengan nuansa putih dan golf dengan ubin coklat bermotif ruang tamu ini terlihat sangat luas dan mewah. Dilengkapi sofa putih panjang menyerong yang mewah dengan bantal sofa berwarna merah. Meja untuk sofa dipilih berbentuk lingkaran yang bening berbahan kaca, sangat sesuai dengan model sofa dan ruangan. Jika baru masuk akan langsung disuguhkan foto besar keluarga yang langsung menghadap pintu masuk.
Dan sebagai kombinasi indahnya ruangan banyak jendela-jendela kaca yang menyuguhkan pemandangan luar ruangan. Bener-bener tajir mertua gue. Pikir Kiren.
Isa terus menuntun Kiren masuk lebih dalam, mengabikan tatapan takjub menantunya yang baru pertama kali masuk kedalam rumah.
Kiren hanya berkedip-kedip memperhatiakan rumah mewah mertuanya, akhirnya Isa berhenti disebuah ruangan bernuansa putih bercampur ke'emasan. Ruang keluarga dirumah ini. Hampir semua dinding berwarna putih dengan sofa ditengah ruangan berwarna coklat tua, ada juga beberapa kursi singel yang warna nya senada dengan sofa. Didepan sofa, terdapat tv super besar dengan dinding belakangnya berwarna emas bermotif, tidak lupa juga ada lemari panjang disisi kiri kanan tv dengan warna senada dengan sofa dan karpet mahal yg berada di bawah sofa. Foto-foto kecil bejejer rapi diatas dinding dan ada pohon bonsai besar disisi pojok kiri ruangan.
Lampu hias besar juga menghiasi ruangan ini, benar-benar mewah dan berkelas.
"Kiren udah sarapan sayang?" Tanya Isa.
"Udah ma."
"Gimana keluarga dirumah sehat?" Tanya Isa basa-basi.
"Alhamdulillah sehat." Jawab Kiren tak bisa menghilangkan nada gugup sedikit pun.
"Woy Kiren." Teriak Hanum dari arah dalam. "Adek ipar gue, akhirnya loe datang juga." Sambung Hanum sambil berlari memeluk Kiren setelah itu duduk di sisi kiri Kiren sedang Isa disisi kanan Kiren.
"Loe disini juga mbak?" Tanya Kiren heran.
Mendapat pertanyaan bodoh dari adik iparnya langsung membuat Hanum tertawa lucu. "Ya iyalah, udah dari kemaren gue nginep disini." Jawab Hanum yg dibalas dengan anggukan kepala mengerti.
"Gimana Ren, Varo memperlakukan kamu dengan baik kan?" Tanya Isa mengalihkan perhatian dua perempuan didepannya.
"Iya. Baik ma."
"Kalau dia macem-macem sama kamu bilang mama ya?" Ucap Isa kembali membuat Kiren kembali mengangguk setuju.
"Loe nginep disini?" Tanya Hanum.
"Gue sih terserah ama Varo mbak."
"Cie yang udah nikah, romanya pasrah-pasrah aja nih. Tapi menurut gue ya Ren loe jangan pasrah-pasrah aja ma laki loe kan entar gak ada tantanganya." Ucap Hanum jail.
Kiren langsung mengalihkan pandangannya kearah Isa mama mertuanya. Terlalu malas meladeni kakak iparnya yang sedikit kurang waras.
"Mama udah sarapan?" Tanya Kiren tanpa menjawab Hanum.
"Kampret gue dikacangin." Gerutu Hanum kesal.
"Udah, mama tadi lagi bikin kue. Kamu juga hobi buat kue kata Hanum."
"Sedikit ma. Mama buat kue apa?"
"Banana Bun."
"WAHHH." Teriak Kiren tanpa sadar. Begitu sadar Kiren langsung mengatupkan bibirnya. Membuat Isa maupun Hanum tertawa geli.
Kiren memang menyukai pisang. Apa lagi semua makanan yang pisang salah satu bahan dasarnya membuat Kiren sangat menggilainya.
"Mama buatkan spesial buat kamu, kata Hanum kamu suka pisang soalnya." Jelas Isa.
"Iya ma suka banget." Jawab Kiren semangat dengan mata berbinar bahagia.
"Ayuk kita kedapur." Ajak Isa.
Hanum hanya mengekor dibelakang, mengikuti kemana Isa membawa Kiren.
Kalau Varo jangan tanya, suami Kiren itu langsung pergi mmbegitu Kiren bersama mamanya. Paling juga semedi di dalam kama, apa lagi Kabari kalau sudah masuk kamar bisa-bisa besok pagi dia baru keluar.
"Enak gak Ren?" Tanya Hanum begitu Kiren duduk dan menyantap Banana bun buatan mama mertuanya.
Dengan mulut penuh Kiren mengacungkan dua jempolnya sekaligus.
"Enakan mana sama punya Varo?" Tanya Hanum dengan mengedipkan sebelah matanya.
Yang langsung membuat Kiren tersedak, dan batuk-batuk. Tawa Hanum pecah melihat Kiren berusaha meredakan batuknya sampai wajah nya memerah.
Melihat Hanum yg berhasil menjaili menantunya, Isa langsung mengomeli Hanum dengan mata melotot galak. Mendapat omelan dari Isa mamanya Hanum langsung diam, dan melihat Isa yang terlihat memberi air pada Kiren dan menepuk-nepuk pelan pundak Kiren. Dan melihat Kiren tidak berhenti batuk membuat Hanum sedikit merasa bersalah.
Mbak Hanum kamprettt. Gara-gara dia gue keselek pisang. Batin Kiren.
...----------------...
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Anyaye
Semangat thor ditunggu di Benci & Cinta❤
2020-11-15
0
Puan Harahap
bagus
2020-10-20
1
ᴘɪᴘɪᴡ ❶ ࿐ཽ༵ ᴮᴼˢˢ
Author ketche kembaliii
5 LIKE & RAT 5
Meluncur dengan sukses 👋👋💓
Aku nantikan kehadiran kembali
🚫REINKARNASI🚫
SEMANGAT 86 KAKA
2020-10-15
1