Belum berakhir

"Mbak Hanum udah mendingan?" Tanya Kiren mengulurkan tisu kearah Hanum.

Hanum menerima uluran tisu dari Kiren. "Hmmm.... Makasih ya Ren loe jadi repot gara-gara gue."Jawab Hanum walau dengan mata sembab tapi sudah ada senyum di bibirnya. Membuat Kiren sedikit bernafas lega melihatnya.

"Apa sih mbak, kayak sama siapa aja!" omel Kiren sambil mengerling jahil, berniat menggoda Hanum dan nyatanya Hanum semakin tersenyum lebar karenanya.

"Gue gak tau Ren..... Harus ngomong apa!!! Tapi jujur.... Ini pasti berat buat mamah gue.... Dia itu udah pengen banget nimang cucu." Bisik Hanum lirih dengan wajah menunduk sedih.

Mendengar Hanum membahas perihal soal cucu. Keren cuman bisa diam, tidak bisa berkomentar apa-apa. Takut jika salah bicara dan malah semakin menyakiti Hanum.

Walau Kiren ceplas-ceplos tapi masih ada batasannya, tidak mungkin menambah rasa sakit orang yang sedang ada masalah seperti Hanum.

"Dan loe tau kan....Giman gue sama laki gue." Sambung Hanum pelan.

Mengangguk hikmat. Kiren tetap diam mendengar keluh kesah Hanum. Mungkin ini yang dibutuhkan Hanum saat ini, yaitu berbagi cerita dan keluh kesahnya. Mungkin dengan begini bisa sedikit mengurangi beban dipundaknya.

"Oh iya, suami mbak kemana? Kok gak keliatan." Tanya Kiren mengalihkan pembicaraan. Agar Hanum tidak murung lagi.

"Mas Adam lagi pergi perjalanan bisnis keluar negeri." Jawab Hanum sekenanya.

Kiren mengangguk mengerti. Kiren memandang Hanum yang tampak diam didepannya. Jarang-jarang bosnya ini bisa diam atau anteng seperti ini. Karna biasanya, selalu ada saja tingkah Hanum yang kadang membuat sakit kepala dan geleng kepala tidak percaya karna tingkah ajaibnya.

"Mbak Kiren boleh nanya gak?" Tanya Kiren hati-hati sambil melirik takut- takut Hanum.

"Ckkkkk..... Gak cocok banget Ren..... Gak gaya loe banget mau nanya segala pakek ijin." Cibir Hanum.

"Isssss. Mbak Hanum mah gitu. Ini mah serius tau mbak."

Hanum mengangkat sebelah alis heran. "Apa?" Tanya Hanum penasaran.

"Kenapa mbak gak setuju sama calon Varo? Bukannya orangnya cantik ya mbak?" Tanya Kiren sambil mengingat-ingat wajah ayu calon istri Varo, yang beberapa kali sempat dibawanya ke cafe.

"Cantik sih!!. Cuman ya gitu. Filing gue gak sreg aja sama dia."

"Sejak kapan mbak nilai orang pakek filing?" Cibir Kiren sambil melirik Hanum geli.

Merasa konyol akan ucapan Hanum tentang menilai orang.

"Yeee. Gue mah kalau nilai orang selalu pakek filing kali. Emang loe pakek toak." Seru Hanum kesal tak urung membuatnya tersenyum juga. Sedikit lega karna bisa menghilangkan sedikit rasa stresnya.

"Santai mbak. Santai. Jangan pakek urat dong ngomongnya."

"Tau ah, makin sepet otak gue ngomong sama loe." Ketus Hanum.

"Ckkkkk....Terserah lah."

"Tapi beneran deh...Sekarang ini, gue sama sekali gak ada ide buat cari solusi masalah Vora. Loe ada ide gak Ren? Buat masalah ini?"

"Emang kalau batal nikah napa sih mbak? Varo juga masih muda.... Masih banyak gitu yang mau sama dia!" Kata Kiren santai sambil menyeruput jus jeruknya yang baru diantar pelayan kemeja mereka.

"Enak aja... Mau buat Emak gue kena serangan jantung loe!!. Acara persiapan pernikahan Varo itu hampir 90% tau. Loe kira gampang batalin gitu aja." Omel Hanum berapi-api.

"Ya udah kalau gitu, temuin calonnya. Atau kalau enggak cari pengganti lain kek.... Susah banget." Ceplos Kiren tanpa pikir panjang.

"Ahhhhh.. Ide bagus itu Ren. Gak sia-sia Ren, loe ada disini....Ternyata otak loe berguna juga." Jawab Hanum dengan senyuman sok misterius.

********

"Kiren..." Teriak Laras begitu melihat anak gadisnya masuk kedalam rumah.

"Apa sih ma teriak-teriak" Jawab Kiren kesal pada Laras. Mamanya ini hobi sekali teriak-teriak padahal waktu sudah menunjukan malam.

Sekarang dia tau, dari mana sikap ajaibnya itu. Dari mana lagi kalau bukan karna keturunan mamanya. Papanya? Gak mungkin! Karna papanya atau Herman itu tidak pernah bersikap heboh atau yang aneh-aneh. Papanya itu adalah orang yang paling lurus dan lempeng dirumah ini.

Berjalan malas, Kiren menghampiri mamanya yang sedang duduk diruang tengah bersaama papanya. Sepertinya sedang menikmati acara tv.

"Kenapa?" Tanya Kiren setelah duduk di sofa samping papanya. Mau cari aman!! Karna kalau Kiren duduk disamping mamanya sudah pasti mereka akan adu urat plus adu mulut.

"Dari mana kamu? Jangan bilang dari Cafe!! Tadi mama kesana, tapi kamu gak ada. Kata Yuli, kamu pergi sama Hanum keluar." Cecar Laras dengan banyak pertanyaan.

"Ngapain mama ke caffe?" Tanya Kiren heran.

"Ditanya kok balik nanya. Gimana sih?" Ketus Laras sambil melotot galak kearah Kiren. Tapi setelah itu pura-pura melihat acara tv. Karna dipandang begitu intens oleh Kiren.

"Mama mencurigakan deh?" Ucap Kiren memperhatikan mamanya yang terlihat menghindar.

"Aneh giman sih. Udah ah, ditanya kok malah balik nanya!!" Omel Laras

"Dari rumah sakit." Jawab Kiren sambil mencomot pisang goreng diatas meja. Lumayan ganjel perut pikirnya.

"Loh, siapa yang sakit?" Tanya Herman sedikit kaget.

"Mamanya mbak Hanum."

"Si Isa?" Tanya Laras.

"Loh, kok mama kenal?" Tanya Kiren heran. Pasalnya, selama ini mamanya tidak pernah membahas kalau mengenal keluarga Hanum. Apalagi mamanya.

"Ya kenal lah.... Isa itukan teman sekolah mama pas SMA." Jelas Laras sambil melirik anak gadisnya yang seperti orang kelaparan, begitu lahap memakan pisang goreng.

Kiren hanya mengangguk mengerti tanpa mau repot berkomentar.

"Emang sakit apa Ren?" Tanya Herman lagi.

"Cuma syok sama kecapean."

"Syok kenapa?" tanya Laras kepo.

"Kepo ah mama."

"Kamu ini ditanya orang tua juga. Gak sopan!!"

"Isss..... Tau ah Kiren mau keatas. Mau mandi, udah gerah." Ucap Kiren menghindar.

Kiren ini paling malas kalau sudah menghadapi mamanya yang kalau sudah kepo bikin naik darang tinggi. Mana kalau diladeni terus tidak ada habisnya lagi. Pasti ada saja pertanyaannya.

Bisa-bisa besok subuh baru selesai, kalau Kiren ladeni. Sedangkan Kiren, badannya butuh mandi dan istirahat.

Herman hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak dan istrinya. Anaknya terlihat enggan meladeni ke kepoan istrinya. Sedangkan istrinya, kalau sudah kepo mau Keren ke ujung dunia pun pasti dia kejar.

Terkadang Herman sampai heran. Dirumah ini, hanya ada mereka bertiga. Tapi kalau istri dan anaknya sudah berdebat, atau merebutkan sesuatu. Pasti rumah ini akan menjadi sangat ramai seperti ditinggali lebih dari 10 orang. Benar-benar bikin Herman cuman bisa geleng-geleng kepala heran.

Saat melihat Laras, istrinya yang berdiri dan mengejar Kiren. Herman hanya tertawa geli. Dia yakin, tidak lebih dari 10 menit pasti Kiren akan berteriak kesal dan mengadu padanya. Kiren dan Laras kan seperti Tom and Jerry. Bertengkar terus tidak ada habisnya. Kalau sehari saja mereka tidak bertengkar, mungkin bakal turun hujan badai dirumahnya ini.

"MAMA IHHH.... KIREN MAU MANDI."

Nah kan belum juga 5 menit, tapi Kiren sudah berteriak kesal karna ulah istrinya.

Istrinya itu memang luar biasa ajaib dan langka. Tidak heran kalau Keren bersikap begitu, karna sudah pasti dia menuruni sifat Laras. Siapa lagi yang punya sikap seperti itu dirumah ini selain istrinya, Laras. Tentu saja tidak ada.

Mengabaikan teriakan Kiren dan tawa istrinya, Laras. Herman melanjutkan acara nontonnya yang sempat tertunda tadi.

Sedikit tenang, karna sepertinya Herman akan terhindar dari sikap ajaib istrinya. Laras kali ini. Itung-itung menikmati waktu tenangnya dari istri galaknya sebentar, tidak salah kan. Toh Herman tidak yang aneh-aneh.

Bersambung......

Terpopuler

Comments

triana 13

triana 13

lanjut

2021-08-25

0

Rina Pane

Rina Pane

menarik

2020-11-04

1

richiyyih

richiyyih

10 comment

2020-10-31

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Hal baru 1
2 Awal yg baru
3 Belum berakhir
4 Syok
5 Lah Kok Gue?
6 Loh, loh kok jadi gini sih.
7 Itu sih maunya mama.
8 Kalau senyumnya model begini sih. Gue gak nolak.
9 Nikahan Gue gini amat yak.
10 Belum apa-apa udah buat darah tinggi.
11 Suasana Baru
12 Drama
13 Malam pertama
14 Malu
15 Rumah Mertua.
16 Tancap Gassss
17 Obrolan di malam hari
18 Salah langkah
19 Aku-kamu
20 Tetangga..
21 Panik
22 Tamu.
23 Rasa Baru
24 Gosip
25 Drama murahan.
26 Godaan pertama
27 Rindu
28 Emosional.
29 Bertemu
30 Bertemu 2
31 Kesel.
32 Cemburu.
33 Minder
34 Perhatian
35 Gadis ganjen
36 Nyasar.
37 Khawatir.
38 Prasangka Buruk.
39 Pelukan Hangat
40 Perlakuan Manis.
41 Obrolan tak berfaedah.
42 Mode Ngambek.
43 Amarah Varo.
44 Judulnya tentuin sendiri.
45 Sesi Curhat
46 Bahagia.
47 Malam yang tertunda.
48 Tamu tak diundang...
49 Syok
50 Cemburu.
51 Obrolan pagi
52 Peringatan awal
53 Kemenangan musuh
54 Marah.
55 Marah jilid 2
56 Pertengkaran.
57 Maaf.
58 Orang yang berbeda.
59 Orang yang berbeda jilid 2.
60 Menyebalkan.
61 Favorit.
62 Salah paham atau salah langkah.
63 Cincin.
64 Aneh.
65 Kejadian.
66 Perhatian.
67 Luka Hanum.
68 Ngidam pertama.
69 Sindrom Paksu.
70 Hal lain.
71 Dugaan Varo.
72 Bukan masalah besar.
73 Kejailan Hanum.
74 Dasar gak peka.
75 Rencana Varo.
76 Makan malam.
77 Pertemuan....Lagi!!
78 Berguru.
79 Pelajaran pertama.
80 Tidak baik-baik saja.
81 Seperti mimpi.
82 Bunga tidur.
83 Curiga.
84 Waspada.
85 Teror.
86 Perasaan was-was.
87 Masih Abu-abu.
88 Berusaha sekuat ku.
89 Melarikan diri.
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Awal Hal baru 1
2
Awal yg baru
3
Belum berakhir
4
Syok
5
Lah Kok Gue?
6
Loh, loh kok jadi gini sih.
7
Itu sih maunya mama.
8
Kalau senyumnya model begini sih. Gue gak nolak.
9
Nikahan Gue gini amat yak.
10
Belum apa-apa udah buat darah tinggi.
11
Suasana Baru
12
Drama
13
Malam pertama
14
Malu
15
Rumah Mertua.
16
Tancap Gassss
17
Obrolan di malam hari
18
Salah langkah
19
Aku-kamu
20
Tetangga..
21
Panik
22
Tamu.
23
Rasa Baru
24
Gosip
25
Drama murahan.
26
Godaan pertama
27
Rindu
28
Emosional.
29
Bertemu
30
Bertemu 2
31
Kesel.
32
Cemburu.
33
Minder
34
Perhatian
35
Gadis ganjen
36
Nyasar.
37
Khawatir.
38
Prasangka Buruk.
39
Pelukan Hangat
40
Perlakuan Manis.
41
Obrolan tak berfaedah.
42
Mode Ngambek.
43
Amarah Varo.
44
Judulnya tentuin sendiri.
45
Sesi Curhat
46
Bahagia.
47
Malam yang tertunda.
48
Tamu tak diundang...
49
Syok
50
Cemburu.
51
Obrolan pagi
52
Peringatan awal
53
Kemenangan musuh
54
Marah.
55
Marah jilid 2
56
Pertengkaran.
57
Maaf.
58
Orang yang berbeda.
59
Orang yang berbeda jilid 2.
60
Menyebalkan.
61
Favorit.
62
Salah paham atau salah langkah.
63
Cincin.
64
Aneh.
65
Kejadian.
66
Perhatian.
67
Luka Hanum.
68
Ngidam pertama.
69
Sindrom Paksu.
70
Hal lain.
71
Dugaan Varo.
72
Bukan masalah besar.
73
Kejailan Hanum.
74
Dasar gak peka.
75
Rencana Varo.
76
Makan malam.
77
Pertemuan....Lagi!!
78
Berguru.
79
Pelajaran pertama.
80
Tidak baik-baik saja.
81
Seperti mimpi.
82
Bunga tidur.
83
Curiga.
84
Waspada.
85
Teror.
86
Perasaan was-was.
87
Masih Abu-abu.
88
Berusaha sekuat ku.
89
Melarikan diri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!