Setelah acara makan malam kemarin. Kiren belum juga menghubungi Hanum. Dan pagi ini, Kiren akan bersikap masa bodoh dengan tawaran gila bosnya itu. Toh kemarin Varo juga tidak membahas apa-apa dengan Kiren. Jadi, anggap saja kemarin Kiren sedang bermimpi buruk. Karna berkenalan dengan cowok model papan seluncur seperti Varo.
"Kiren. Anak mama yang paling cantik!! Sini sayang." Seru Laras dari meja makan.
"Apa sih ma?" Tanya Kiren malas.
Mulai deh mamanya ini. Dari semalam mamanya bersikap aneh. Bahkan Kiren diperlakukan berbeda oleh mamanya.
"Kamu mau sarapan apa sayang?" Tanya Laras masih dengan panggilan sayangnya pada Kiren.
"Mama sakit ya?" Tanya Kiren heran.
Sampai Herman yang duduk di tengah antara Laras dan Kiren pun tertawa geli melihat interaksi istri dan anaknya. Merasa lucu dan gemas sendiri dibuatnya.
"Kamu itu dibaikin salah, di omelin ngeluh. Maunya apa sih kamu, Kiren?" Delik Laras kesal.
"Ya mama itu aneh banget tau gak?"
"Gak" Jawab Laras enteng.
"Mama ihhh. Serius tau." Rengek Kiren. "Pa?" Sambung Kiren memanggil Herman.
Yang hanya dibalas gumaman oleh Herman.
"Papa tau gak, kenapa mama aneh?"
"Aneh-aneh gundul mu."Sahut Laras kesal.
Kiren langsung cemberut mendengar sahutan mamanya. Mamanya ini kalau sudah kumat pasti omongannya se'enak jidat.
"Kiren nanti Varo diajak mampir makan malam kesini lagi ya." Sambung Laras santai.
Nah. Nah kan bener. Pasti ada maunya ini. Mangkanya gue dari semalam dibaik-baiki terus.
"Gak ah ma. Orang Kiren kemarin gak sengaja ketemu dia." Ucap Kiren. "Lagian mama jangan aneh-aneh deh. Ngaku-ngaku Varo calon Kiren. Nanti kalau didenger malaikat gimana?" Sambung Kiren kesal
"Ya bagus!" Celetuk Laras.
"Kok bagus sih ma?"
"Ya bagus! Biar kamu cepet nikah. Lagian Varo itu, bibit unggul yang gak boleh di sia-sia'in Ren."
"Dikira Jagung kali bibit unggul."
"Kamu itu, kalau dikasih tau orang tua ngejawab mulu." Omel Laras.
"Iya-iya ma. Maaf."
"Lagian mama sama papa setuju kok kalau kamu nikah sama Varo." Tutur Laras.
"Kasian Kiren dong ma, kalau harus nikah sama papan seluncur."
"Papan seluncur gimana?" Tanya Herman.
"Iya. Varo kan kayak papan seluncur. Mukanya datar gitu. Gak ada ramah-ramahnya" Jawab Kiren menjelaskan.
"Yang ada itu, malah mama kasian nya sama Varo, kalau mau sama kamu. Masa cowok sempurna begitu dapat istri model begini." Balas Laras. Yang langsung disambut tawa oleh Herman.
Meski istri dan anaknya jarang akur. Tapi Herman merasa mendapat hiburan tersendiri dari mereka.
Anak dan istrinya ini, akan sangat lucu kalau sedang berdebat atau merebutkan sesuatu. Tidak pernah ada yang mau ngalah pokoknya.
"Sebenernya anak mama itu siapa sih." Decak Kiren kesal.
"Lagian kamu aneh, bukannya bersyukur dapat calon kayak Varo. Malah sok jual mahal."
"Bukannya sok jual mahal mama." Bela Kiren.
"Terus apa namanya kalau bukan jual mahal Kiren?" Balas Laras tak mau kalah.
"Ya, emang mama gak kasian sama Kiren kalau nikah cuman buat pengganti." Ucap Kiren.
"Kata siapa?" Tanya Laras.
"Kan Mbak Hanum. Dia nawarin Kiren buat nikah sama Varo. Gantiin tunangannya yang kabur." Jelas Keren.
Laras menggelengkan kepala tak percaya dengan cara berfikir Kiren. Anak gadisnya ini.
"Kiren denger mama. Mama dan papa itu sayang sama kamu. Kami ingin yang terbaik buat kamu. Dan melihat bagaimana Varo kemarin kesini, dan dia minta ijin kemama dan papa..... Buat nikah sama kamu.... Sejujurnya mama kaget, karna dia datang tiba-tiba langsung meminta ijin seperti itu. Tapi dari kesungguhan dia.... Dia janji gak bakal ngecewain kamu, atau bahkan sampai sakitin kamu. Perasaan seorang ibu itu tidak bisa berbohong Kiren. Dia laki-laki yang bertanggung jawab dan baik....Mama percaya kamu bisa bahagia sama dia...." Ucap Laras dengan nada yang lebih halus dan lembut.
Kemarin memang Kiren sempat membersihkan diri. Dan meninggalkan Varo untuk mengobrol dengan kedua orang tuanya. Tapi Kiren tidak tau, jika obrolan mereka menjurus kehal-hal serius seperti itu.
"Papa juga awalnya marah waktu dengar dia nikahi kamu, karna tunangannya kabur..... Tapi saat dia berjanji tidak akan pernah meninggalkan kamu dan menerima semua sifat baik maupun buruk kamu. Papa tidak begitu saja percaya padanya.... Tapi dia terus meyakinkan papa dan mama untuk bisa menikahi kamu. Dan berjanji untuk selalu menjaga kamu sekarang, nanti atau bahkan selamanya." Sambung Herman
"Sekarang semua terserah Kiren. Mama sama papa gak akan paksa Kiren untuk menerima, karna nanti yang akan menjalani hubungan ini kan Kiren. Bukan mama atau papa. Tapi ada baiknya Kiren pikirkan baik-baik soal ini..." Ucap Laras.
Kiren memandang papa dan mama nya bergantian. "Kiren akan pertimbangin lagi ma." Putus Kiren. Yang langsung membuat senyum Laras mengembang.
"Akan lebih baik kalau kamu terima Ren. Jarang-jarang loh, ada cowok seganteng Varo mana baik, bertanggung jawab. Sampai mau berbicara seserius itu sama papa dan mama. Mana buat perempuan model kamu begini lagi. Mimpi apa dia semalam kalau sampai nikah sama kamu Ren." Celetuk Laras asal.
Kiren menarik nafas. Terserahlah mamanya mau ngomong apa. Sekarang ini otak Kiren lagi pusing. Jadi, terlalu malas meladeni ocehan mamanya yang bakal buat naik darah.
¤¤¤¤¤¤
"Loh Ren. Loe kerja?" Tanya Yuli yang berdiri didepan meja kasir.
Saat melihat Kiren duduk dimeja bar caffe.
"Menurut loe." Ketus Kiren.
"Lagi PMS loe, pagi-pagi udah marah-marah aja."
"Butek gue lama-lama liat muka loe."
"Najis mulut loe Ren!! Lama-lama gue lakban juga itu mulut." Cerca Yuli.
Merasa tak mendapat jawaban dari Kiren. Yuli pun semakin penasaran. Kenapa sih sekretaris bosnya ini. Tumben-tumbenan dia anteng.
"Ren loe gak papa?"Tanya Yuli.
"Hmmm."
"Gue yakin ni, pasti ada apa-apa?"
"Mbak Hanum udah datang belum sih Yul? Tanya Kiren.
"Katanya sih hari ini gak masuk. Gue kira lagi janjian sama loe. Soalnya, loe juga dikasih ijin seminggu." Jawab Yuli. Yang sontak membuat mata Kiren melotot lebar.
"Gue dikasih cuti seminggu?" Tanya Kiren tak percaya.
"Gue kira loe udah tau, mangkannya gue tanya. Kenpa loe kerja hari ini." Ucap Yuli.
"Tapi ngomong-ngomong, dalam rangka apa sih loe ambil cuti Ren?" Sambung Yuli penasaran.
"Kepo loe ah. Ya udah deh gue balik." Balas Kiren berdiri dari duduknya.
"Dasar aneh." Gumam Yuli.
Belum sempat keluar Caffe, Kiren sudah dikejutkan dengan kehadiran Varo yang tiba-tiba muncul didepannya.
"Bisa kita bicara sebentar?" Tanya Varo. Yang sudah berdiri didepan Kiren.
"Mau bicara apa?" Tanya balik Kiren.
"Saya akan kasih tau, kalau kamu setuju bicara dengan saya." Jawab Varo.
"Tapi gue lagi gak ada waktu, lagi sibuk." Alasan Kiren mencoba menghindar.
"Saya tau kamu hari ini lagi free." Ucap Varo.
Mbak Hanum kampret. Pasti dia ini yang ngasih tau jadwal gue.
Menarik nafas kesal. "Ok." Jawab Kiren akhirnya.
"Ikut saya." Ajak Varo.
Kiren mengikuti Varo dari belakang. Saat melihat Varo masuk dalam mobil, Kiren ikut masuk kesini lain mobil Varo.
"Mau kemana?" Tanya Kiren saat Varo menghidupka mesin mobilnya.
"Cari tempat yang lebih privasi."
"Tapi gue bawa mobil." Jawab Kiren.
"Nanti saya akan suruh orang antar mobil kamu kerumah kamu." jawab Varo.
Ni cowok auranya dingin banget sih. Bikin merinding aja. Gak bisa bayangin gue kalau sampai punya suami model begini. Batin Kiren.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Helna Bint Daud
dingin di luar tapi hangat di dalam... wkwkwk
2020-10-11
2
Dewi Ws
like..
2020-10-11
1
Dian Anggraeni
Mendarat jempolku bertubi tubi nih kaaaak mampir lagi di Dunia Pararel karya Iyoy kesayangan Aa
2020-10-10
2