Belum apa-apa udah buat darah tinggi.

Kiren berjalan malas kearah kamar mandi. Rasanya badan Kiren remuk karna berdiri berjam-jam tadi.

Badanya benar-benar butuh istrahat saat ini.

Mandi secepat yang Kiren bisa, agar Kiren bisa langsung istrahat. Melihat kasur empuk yang serasa memanggil- manggilnya membuat Kiren tidak sabar untuk membaringkan tubuhnya.

Berbaring diatas kasur dengan tak sabaran. "Ahhhh... Akhirnya gue bisa lurusin badan juga." Ucap Kiren senang.

Kasur ini benar-benar empuk. Pelan-pelan mata Keren terasa berat, Kiren sudah siap berlayar kealam mimpi indahnya.

¤¤¤¤¤¤

Mengerjap-ngerjapkan mata pelan. Pipi Kiren terasa ditoel-toel seseorang.

Emak gue gak bisa apa, gak ganggu hidup gue sebentar aja!! Heran deh punya emak gini amat sih.

"Mama ih! Kiren itu masih ngantuk tau.... Masih capek badanya." Gumam Kiren kesal.

"Kiren udah siang, ayo bangun.....Keluarga kamu mau pamit pulang." Ucap Varo pelan.

Varo tau Kiren masih capek pasti, mengingat acara semalam sangat melelahkan. Tapi, tadi Laras, mama mertuanya memberitahu. Jika keluarga besar Kiren mau pamit pulang. Semua keluarga besar Varo dan Kiren memang menginap dihotel ini. Sengaja Varo siapkan, agar keluarga bisa langsung istirhat saat selesai acara.

Kok suara mama beda.

Membuka mata pelan. Mata Kiren langsung melotot begitu melihat Varo yang membungkuk kearahnya, berusaha membangunkanya dan ternyata bukan Laras, mamanya.

Membuka mulut. "Jangan teriak, kita udah nikah!!!" Potong Varo cepat sambil menunjukkan jari manisnya yang terdapat cincin pernikahan mereka. Begitu melihat Kiren akan berteriak.

Serius gue udah nikah?

"AAAAAAAAA...." Teriak Kiren kuat.

Varo langsung membekap mulut Kiren begitu mendengar teriakan kuat istrinya.

"Saya bilang jangan teriak! Kenapa teriak?" Omel Varo.

Melepaskan tangan Varo dimulutnya secara paksa. Kiren menatap serius kearah Varo. "Semalam bukan mimpi?" Tanya Kiren heran.

Varo mendengus kuat mendengar pertanyaan aneh Kiren, tak habis fikir dengan jalan fikiran istrinya.

"Sana mandi, siap-siap...Keluarga besar kamu mau pamit pulang."

"Pulang tinggal pulang aja, kenapa repot banget sih." Gerutu Kiren pelan.

"Kiren! Cepet." Perintah Varo yang mendengar gerutuan Kiren.

Kiren langsung turun dari kasur. "Iya- iya gue mandi ni." Ketus Kiren sedikit tidak ikhlas.

¤¤¤

Kiren memandang telapak tangannya prihati.

Kalau pengantin barukan biasanya, kalau keluar kamar gandengan.

Setelah itu memandang punggung Varo yang menjauh, berjalan lebih dulu meninggalkannya.

Lah gue. Jangankan gandengan, jalan bareng aja enggak. Miris banget sih hidup loe, Kiren.

Kiren menyusul Varo yang terlihat duduk dan mengobrol dengan keluarga besarnya.

"Nah. Ini nih, pengantin baru.....Baru keliatan batang hidungnya." Canda Hanum. Yang langsung disambut gelak tawa dari para keluarga.

Hanum kampret. Seneng banget loe bikin malu gue.

Kiren berjalan kearah Laras, menarik kursi. Dan bersiap duduk. Tapi, belum juga pantat cantiknya menyentuh kursi, sudah langsung ditahan oleh Laras.

"Mau ngapain?" Tanya Laras menahan lengan Kiren.

"Ya duduk lah ma!" Jawab Kiren gemes.

"Duduknya deket suami kamu sana. Jangan duduk disini." Omel Laras.

"Sama aja kali ma, disini sama disana." Jawab Kiren kesal. Dan langsung mendapat pelototan galak dari mamanya.

Yang langsung membuat Kiren berjalan kearah kursi kosong didekat Varo.

"Nah gitu dong Ren. Kalau penganten baru itu gak boleh jauh-jauh. Entar kesambet, masih bau wangi soalnya." Celetuk Hanum asal.

"Dasar netijen." Ucap Kiren. "Mana yang lain katanya mau pamit pulang?" Sambung Kiren melihat sekeliling yang hanya diisi keluarga intinya saja.

"Nunggu kamu keluar kamar keburu telat om-om kamu berangkat kerja Ren. Jam segini baru nongol." Jawab Laras.

"Iya mama. Maaf."

"Udah gak papa Ras, maklum pengantin baru." Ucap Isa yang sedari tadi hanya diam melihat interaksi ibu dan anak itu.

Kiren tersenyum cangguk pada mama mertuanya, Isa. Malu, baru jadi mantu sehari udah buat imege baik Kiren longsor, runtuh tak tersisa. Gimana nanti kedepannya. Apa Isa juga bakal suka ngomel seperti Laras, mamanya.

Kepala Kiren pusing memikirkannya. Punya satu mama model Laras saja sudah buat Kiren sering naik darah. Apa lagi dua!! Bisa cepat mati Kiren.

"Kiren mau pesan makan apa sayang?" Tanya Isa lembut. "Kamu pasti lapar kan?" Sambung Isa lagi.

"Tadi udah sarapan ma, dikamar." Jawab Kiren malu.

Tadi sebelum turun memang Kiren sempat sarapan. Varo yang memesan, Varo tau Kiren pasti lapar karna dari semalam dia belum sempat makan. Tapi langsung tidur.

Alhasil selesai mandi, Kiren langsung makan tanpa disuruh dua kali. Selesai sarapan, baru lah Kiren bersiap-siap untuk turun.

"Wihhhh enak banget ya Ren, bangun tidur udah disediain makan. Nasib penganten baru." Celetuk Hanum. Yang langsung mendapat teguran dari Isa.

Yang langsung disambut senyuman mengejek dari Kiren.

Sukurin. Cari gara-gara sih sama gue.

"Varo kamu ada rencana mau ajak Kiren bulan madu kemana?" Tanya Isa pada Varo.

"Varo terserah Kiren ma." Jawab Varo.

"Tapi gue lagi sibuk banget, lagi banyak kerjaan." Ucap Kiren.

""Kiren biasaain aku-kamu, jangan loe-gue gak sopan." Tegur Laras.

"Iya ma!" Cicit Kiren.

Mamanya ini hobi banget sih ngomel. Perasaan salah mulu gue dimatanya.

"Gak papa Ras Kiren belum terbiasa. Hanum juga suka gitu kok!" Bela Isa pada Kiren.

Uhhh. Mama mertua gue emang top markotop. Kalau gini mah gak nyesel gue nikah sama Varo.

" Ya udah kalau gitu. Kalian bisa bahas nanti soal bulan madu." Ucap Isa akhirnya. "Mama gak bisa lama-lama...Ada a janji soalnya... Mama pamit ya." Sambung Isa sambil berdiri.

Disusul Laras berdiri. "Ya udah Sa. Aku juga mau pamit." Ucap Laras ikut berdiri.

Kiren pun ikut bangun dari duduknya. Menghampiri Isa, mencium pipi kiri kanan. Sebagai salam perpisahan. Kiren mulai tidak canggung lagi sekarang.

"Hubungi mama ya, kalau butuh sesuatu." Pesan Isa pada Kiren.

"Iya ma." Balas Kiren sopan.

"Jangan yang aneh-aneh Ren." Ucap Laras.

"Issss. Mama mah negatif mulu sama Kiren." Jawab Kiren setelah melakukan hal serupa yang dia lakukan tadi pada Isa.

"Pokoknya jangan buat malu. Awas aja kalau besok tiba-tiba Varo kerumah balikin kamu." Ucap Laras mengancam.

"Ya gak lah ma!" Jawab Kiren tegas.

Mengabaikan jawaban Kiren, Laras langsung menoleh pada Varo."Nak Varo mama pulang dulu ya. Nitip Kiren, kalau dia aneh-aneh omelin aja." Pesan Laras serius.

Varo maju menyalami Laras dan Herman bergantian. "Iya ma. Hati-hati dijalan." Balas Varo kalem.

"Giliran sama mantunya aja, manis banget. Coba sama anaknya, ngomel mulu." Gerutu Kiren.

"Ngomong apa kamu, Kiren?" Tanya Laras galak.

"Gak. Gak ma. Kiren gak ngomong apa-apa." Jawab Kiren sedikit panik.

"Jagain mantu mama. Jangan sampai kabur. Awas aja kalau kabur." Bisik Laras pada Kiren.

Dikira peliharaan kali yak kabur. Emak gue emang luar biasa kalau mikir.

"Iya ma." Jawab Kiren cari aman.

Iyain aja dah biar cepet. Lama-lama otak gue pusing diomelin mulu.

Setelah seluruh keluarga pergi. Kini cuman tinggal Hanum, Adam, Kiren dan Varo.

Adam dan Varo tampak asik membahas masalah pekerjaan. Sedang Hanum dengan ponselnya dan Kiren dengan cemilan diatas meja.

Hanum melirik Kiren yang nampak asik dengan makanannya. Hanum menggeser duduknya mendekat Kiren yang terlihat asik, mencicipi kue-kue diatas meja.

"Ren." Panggil Hanum.

Melirik Hanum, Kiren hanya menggumam menjawab pertanyaannya.

"Loe semalam kuat berapa jam?" Tanya Hanum berbisik.

Mengangkat alis heran.

Kuat apa?

"Kuat apa?" Tanya balik Kiren.

Hanum mengangkat dua jarinya. Memberi kode tanda kutip pada Kiren.

"Apa'an sih kode-kodean." Tanya Kiren yang belum nyambung.

"Gak usah pura-pura **** deh loe, Ren." Cibir Hanum gemas.

"Terserah deh. Ditanya malah balik nanya." Balas Kiren cuek sambil terus mencomot kue-kue diatas meja.

Emang ya, makanan orang kaya itu beda, enak banget.Bikin nagih.

"Sini gue bisikin." Ucap Hanum menyuruh Kiren mendekatkan telinganya.

Kiren menurut mendekatkan telinganya kearah Hanum. Bersiap mendengarkan apa yang akan Hanum katakan.

"MBAK HANUM STRESSS. OTAKNYA ISINYA KOK NGERES SEMUA" Teriak Kiren kuat setelah mendengar bisikan Hanum.

Yang langsung disambut gelak tawa oleh Hanum dan pandangan heran dua pria yang kini memprhatikan Kiren dan Hanum bergantian.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

bank sha one

bank sha one

bhahahahaha kocak abis kiren

2020-11-11

0

Perjuangan cinta Tuan Muda

Perjuangan cinta Tuan Muda

jeng jeng. 5 like sdh mndrat mulus. mhon feed backnya ya kak. from Love Or Hate author Najmah

Buat temen2 yg lain mampir yuk ke Love Or Hate author Najmah. Bkisah ttg wanita yg slalu mjaga ksuciannya hingga menyukai pria tampan dan baik tp mta kranjang. Hatur nuhun

2020-10-12

1

Dewi Ws

Dewi Ws

like..

2020-10-11

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Hal baru 1
2 Awal yg baru
3 Belum berakhir
4 Syok
5 Lah Kok Gue?
6 Loh, loh kok jadi gini sih.
7 Itu sih maunya mama.
8 Kalau senyumnya model begini sih. Gue gak nolak.
9 Nikahan Gue gini amat yak.
10 Belum apa-apa udah buat darah tinggi.
11 Suasana Baru
12 Drama
13 Malam pertama
14 Malu
15 Rumah Mertua.
16 Tancap Gassss
17 Obrolan di malam hari
18 Salah langkah
19 Aku-kamu
20 Tetangga..
21 Panik
22 Tamu.
23 Rasa Baru
24 Gosip
25 Drama murahan.
26 Godaan pertama
27 Rindu
28 Emosional.
29 Bertemu
30 Bertemu 2
31 Kesel.
32 Cemburu.
33 Minder
34 Perhatian
35 Gadis ganjen
36 Nyasar.
37 Khawatir.
38 Prasangka Buruk.
39 Pelukan Hangat
40 Perlakuan Manis.
41 Obrolan tak berfaedah.
42 Mode Ngambek.
43 Amarah Varo.
44 Judulnya tentuin sendiri.
45 Sesi Curhat
46 Bahagia.
47 Malam yang tertunda.
48 Tamu tak diundang...
49 Syok
50 Cemburu.
51 Obrolan pagi
52 Peringatan awal
53 Kemenangan musuh
54 Marah.
55 Marah jilid 2
56 Pertengkaran.
57 Maaf.
58 Orang yang berbeda.
59 Orang yang berbeda jilid 2.
60 Menyebalkan.
61 Favorit.
62 Salah paham atau salah langkah.
63 Cincin.
64 Aneh.
65 Kejadian.
66 Perhatian.
67 Luka Hanum.
68 Ngidam pertama.
69 Sindrom Paksu.
70 Hal lain.
71 Dugaan Varo.
72 Bukan masalah besar.
73 Kejailan Hanum.
74 Dasar gak peka.
75 Rencana Varo.
76 Makan malam.
77 Pertemuan....Lagi!!
78 Berguru.
79 Pelajaran pertama.
80 Tidak baik-baik saja.
81 Seperti mimpi.
82 Bunga tidur.
83 Curiga.
84 Waspada.
85 Teror.
86 Perasaan was-was.
87 Masih Abu-abu.
88 Berusaha sekuat ku.
89 Melarikan diri.
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Awal Hal baru 1
2
Awal yg baru
3
Belum berakhir
4
Syok
5
Lah Kok Gue?
6
Loh, loh kok jadi gini sih.
7
Itu sih maunya mama.
8
Kalau senyumnya model begini sih. Gue gak nolak.
9
Nikahan Gue gini amat yak.
10
Belum apa-apa udah buat darah tinggi.
11
Suasana Baru
12
Drama
13
Malam pertama
14
Malu
15
Rumah Mertua.
16
Tancap Gassss
17
Obrolan di malam hari
18
Salah langkah
19
Aku-kamu
20
Tetangga..
21
Panik
22
Tamu.
23
Rasa Baru
24
Gosip
25
Drama murahan.
26
Godaan pertama
27
Rindu
28
Emosional.
29
Bertemu
30
Bertemu 2
31
Kesel.
32
Cemburu.
33
Minder
34
Perhatian
35
Gadis ganjen
36
Nyasar.
37
Khawatir.
38
Prasangka Buruk.
39
Pelukan Hangat
40
Perlakuan Manis.
41
Obrolan tak berfaedah.
42
Mode Ngambek.
43
Amarah Varo.
44
Judulnya tentuin sendiri.
45
Sesi Curhat
46
Bahagia.
47
Malam yang tertunda.
48
Tamu tak diundang...
49
Syok
50
Cemburu.
51
Obrolan pagi
52
Peringatan awal
53
Kemenangan musuh
54
Marah.
55
Marah jilid 2
56
Pertengkaran.
57
Maaf.
58
Orang yang berbeda.
59
Orang yang berbeda jilid 2.
60
Menyebalkan.
61
Favorit.
62
Salah paham atau salah langkah.
63
Cincin.
64
Aneh.
65
Kejadian.
66
Perhatian.
67
Luka Hanum.
68
Ngidam pertama.
69
Sindrom Paksu.
70
Hal lain.
71
Dugaan Varo.
72
Bukan masalah besar.
73
Kejailan Hanum.
74
Dasar gak peka.
75
Rencana Varo.
76
Makan malam.
77
Pertemuan....Lagi!!
78
Berguru.
79
Pelajaran pertama.
80
Tidak baik-baik saja.
81
Seperti mimpi.
82
Bunga tidur.
83
Curiga.
84
Waspada.
85
Teror.
86
Perasaan was-was.
87
Masih Abu-abu.
88
Berusaha sekuat ku.
89
Melarikan diri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!