Syok

"Ren." Panggil Laras pada anak gadisnya. Yang terlihat rapi saat melewati ruang tengah.

"Apa sih ma?" Tanya Kiren kesal. Pasalnya mamanya ini, dari semalam tidak berhenti mengganggunya.

"Kamu mau kemana?" Tanya Laras.

Saat melihat anak gadisnya yang terlihat rapi, padahal ini hari libur. Tumben-tumbenan anak gadisnya bangun pagi. Biasanya juga, Kiren akan marah-marah kalau Laras bangunkan sepagi ini dihari liburnya. Alasannya sih slalu ingin mengistirahatkan tubuhnya yang lelah, karna hampir satu minggu full bekerja. Memang dasar anak gadisnya saja itu pemalas.

"Mau jenguk mamanya mbak Hanum." Jawab Kiren sambil duduk di sofa samping mamanya, menghadap kearah tv.

"Kamu belum cerita sih Ren sama mama?" Tanya Laras seraya menyodorkan bolu coklat kearah Kiren. Yang ada dimeja depan sofa.

Tumben sih mama baik.Ada maunya ini pasti. Pikir Kiren

Mencomot satu potong bolu. Kiren langsung menggigitnya kuat.

Emmmmmmh. Tekstur lembut dan manis langsung terasa dilidahnya Kiren. Mamanya ini, kalau soal masak memasak memang tidak ada duanya. Apalagi tentang membuat kue, slalu bisa dan terasa luar biasa. Bisa memanjakan lidah pastinya.

"Cerita apa sih ma?" Tanya Kiren.

Setelah selesai menelan bolu di mulutnya habis, Kiren langsung melirik kearah wajah mamanya yang menatapnya lurus. Kiren ingin tau, apa yang sedang mamanya pikirkan saat ini, perasaan dari tadi senyum-senyum gak jelas menatapnya. Pasti ada banyak maunya ini.

"Itu loh, kamu semalam belum cerita ke mama...... Kenapa Varo. Si adiknya Hanum itu gak jadi nikah?" Tanya Laras.

Semalam Kiren marah- marah karna Laras memaksanya cerita. Sangking penasarannya, Laras sampai tidak bisa tidur nyenyak karna penasaran kelanjutan cerita Kiren. Tingkat ke kepoan Laras kan sudah masuk ketahap kronis saat ini.

Tuh kan bener. Pikir Kiren.

"Mama jangan cerita siapa-siapa tapi ya?" Ucapan Kiren memperingati.

"Aman!!!" Jawab Laras sambil berlagak mengunci mulutnya.

"Tunangannya kabur."Ucap Kiren jujur.

Karna Kiren yakin kalau dia tidak jujur, mamanya tidak akan berhenti untuk mengejarnya. Dengan pertanyaan-pertanyaan yang bisa membuat kepala Kiren ingin pecah saat itu juga. Dan itu semua sangat menyebalkan bagi Kiren.

"Loh kok bisa?" Tanya Laras penasaran.

"Mana Kiren tau." Jawab Kiren cuek sambil mencomot satu potong bolu lagi.

"Sayang banget ya... Padahal kan keluarga Isa itu kaya Ren..... Apa jangan-jangan anak Isa yang cowok itu jelek Ren?"

"Kaya, kalau gak cinta buat apa ma!!."

Laras mendengus pelan mendengar jawaban anaknya.

"Cinta itu bakal hadir seiring berjalannya waktu. Tapi anak Isa ganteng gak sih Ren?"

"Menurut Kiren sih ganteng. Pakek banget malah." Jawab Keren sambil menyilang kan kaki diatas sofa.

"Tu... Apa yang kurang coba, keluarga konglomerat? Iya!!. Tampang? Ok. Kira-kira apa yang buat dia kabur ya Ren?"

"Mana Kiren tau mama." Jawab Keren gemas.

Laras mendengus kuat mendengar jawaban Kiren. "Kamu gak pengen deketin anaknya Isa Ren?"

"Kenapa harus Kiren deketin?" Jawab Kiren dengan santainya.

"Ya kan kamu jomblo Ren!" Kata Laras dengan raut wajah meledek. "Kali aja nyoba peruntungan, dari pada kamu jomblo. Coba aja pepet dia? Mama sih gak masalah punya menantu konglomerat."

"Mama sih gak masalah!! Tapi dia yang masalah. Mau gak sama Kiren."

"Ya kamu kejar dia lah. Usaha!! Jangan cuman diam ngengkrem dikamar, kayak ayam mau nelor aja." Omel Laras. Yang tak habis fikir dengan cara berfikir anak gadisnya.

"Emang mama kira dia angkot Kiren kejar. Gengsi dong ma!!. Masak cwek ngejar cowok.... Gak banget tau."

"Heleh gak papa lah. Kesempatan itu kan gak datang dua kali."

"Gak ah. Gini-gini juga Kiren punya harga diri kali ma!"

"Terus kalau kayak gitu mau sampai kapan.. Kamu bakal dapat jodoh. Kamu gak liat sepupu-sepupu kamu, udah pada nikah. Bahkan ada yang udah gendong anak."

"Ya sabar kali ma!! Orang Kiren juga kan lagi usaha. Umur juga belum tua-tua amat"

"Umur dua puluh lima itu udah waktu yang pas buat nikah Kiren. Kamu mau nikah umur berapa? Tiga puluh?"

"Mama Ihhhhh. Do'anya jelek banget!."

"Ya udah. Buruan, cariin mama calon mantu!"

"Ya kan gak segampang itu mama."

"Heleh. Ngeles mulu kamu kayak bajai."

"Udah ah, Kiren mau ke rumah sakit. Dirumah mama ngomel mulu pusing Kiren." Ucap Kiren sambil berdiri dan menyalami mamanya.

"Asslamu'allaikum."

"Wa'allaikum salam."

*****

Setibanya Kiren dirumah sakit. Kiren langsung menuju keruang inap mama Hanum. Sambil bertukar pesan dengan Hanum, mengabarkan kalau dia sudah sampai.

Tadi, sebenarnya Hanum yang menyuruhnya kesini. Katanya sih, ada hal penting yang akan disampaikan Hanum padanya.

Saat ditanya tantang apa. Hanum dengan sok misteriusnya mengatakan akan memberitahunya kalau dia sudah sampai di rumah sakit. Cih buat Kiren penasaran saja.

Setelah sampai didepan ruang rawat mama Hanum. Kiren mengetuk pintu lebih dulu sebelum masuk.

Setelah dapat balasan dari dalam, Kiren langsung membuka pintu pelan lalu masuk kedalam.

Hal pertama yang Kiren rasakan adalah malu. Bagaimana tidak, jika semua pasang mata sedang menatap kearahnya. Ada Isa, mama Hanum, Varo yang duduk di sofa samping suami Hanum, Adam. Hanum yang duduk menemani mamanya disamping ranjang, langsung berdiri begitu dia melihat Kiren nampak kikuk.

"Sini Ren." Panggil Hanum.

"Siang tante, gimana keadaannya hari ini?" Tanya Kiren basa-basi setelah berdiri disamping Hanum.

"Alhamdulillah udah mendingan nak Kiren. Makasih ya, karna semalam udah repot-repot nemenin Hanum nungguin tante." Balas Isa dengan tersenyum hangat.

Yg dibalas dengan anggukan oleh Kiren. Bingung harus jawab apa.

"Loe sama siapa kesini?" Tanya Hanum.

"Ya sendiri lah, mau sama siapa lagi." Jawab Kiren enteng.

"Gak kaget sih. Loe kan jomblo ilegal, mau sama siapa kesini kalau gk sendiri." Balas Hanum cuek.

Hanum kampreeeeetttt.... Pikir Kiren.

Harus banget ya nyebut-nyebut status. kalau tau begini mah, Kiren gak bakal mau kesini. Bikin malu aja.

"Oh nak Kiren masih single?" Tanya Isa.

"Hehehh.. Iya tante." Jawab Kiren.

"Gimana ma?" Tanya Hanum gak nyambung. itu sih pikir Kiren, tidak tau saja obrolan apa yang Hanum bahas sebelum Kiren masuk keruangan ini.

"Mama sih gak masalah, anaknya keliatan baik." Balas Isa sambil memandang Kiren lekat.

"Tapi masalahnya, apa anaknya mau gak sama adik kamu....Yang kakunya ngalahin tembok?" Tanya Isa yang semakin membuat kerutan di dahi Kiren semakin banyak.

Ini lagi pada ngobrolin apa sih. Kok gue di kacangin. Batin Kiren.

"Tenang ma, Kiren gak bakal nolak. Toh dia jomblo juga." Jawab Hanum tanpa pikir panjang. "Iya gak Ren?" Sambung Hanum minta persetujuan.

Kiren yang ditanya begitu hanya manggut-manggut saja, karna belum tau kemana arah pembicaraannya.

"Jadi nak Kiren mau?" Tanya Isa dengan binar mata bahagia.

"Mau apa tante?" Tanya Kiren polos.

Sangking polosnya, sampai buat Hanum tertawa geli melihat muka Kiren yang terlihat lucu dimatanya.

Kiren ini walau anaknya pecicilan dan ajib, tapi Hanum tau kalau Kiren itu anaknya baik dan apa adanya.

"Nikah sama anak tante!! Varo?"

"HAH....?" Blank itu lah yang Kiren pikirkan sekarang.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

ms. Labil

ms. Labil

kaku ngalahin tembok 😂😂😂
gmn tuh🤔🤔

2021-03-09

0

👋ghifa😘😘

👋ghifa😘😘

Asik nikah WOY

2020-10-31

2

via tingting

via tingting

jedeeerrrr

2020-10-29

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Hal baru 1
2 Awal yg baru
3 Belum berakhir
4 Syok
5 Lah Kok Gue?
6 Loh, loh kok jadi gini sih.
7 Itu sih maunya mama.
8 Kalau senyumnya model begini sih. Gue gak nolak.
9 Nikahan Gue gini amat yak.
10 Belum apa-apa udah buat darah tinggi.
11 Suasana Baru
12 Drama
13 Malam pertama
14 Malu
15 Rumah Mertua.
16 Tancap Gassss
17 Obrolan di malam hari
18 Salah langkah
19 Aku-kamu
20 Tetangga..
21 Panik
22 Tamu.
23 Rasa Baru
24 Gosip
25 Drama murahan.
26 Godaan pertama
27 Rindu
28 Emosional.
29 Bertemu
30 Bertemu 2
31 Kesel.
32 Cemburu.
33 Minder
34 Perhatian
35 Gadis ganjen
36 Nyasar.
37 Khawatir.
38 Prasangka Buruk.
39 Pelukan Hangat
40 Perlakuan Manis.
41 Obrolan tak berfaedah.
42 Mode Ngambek.
43 Amarah Varo.
44 Judulnya tentuin sendiri.
45 Sesi Curhat
46 Bahagia.
47 Malam yang tertunda.
48 Tamu tak diundang...
49 Syok
50 Cemburu.
51 Obrolan pagi
52 Peringatan awal
53 Kemenangan musuh
54 Marah.
55 Marah jilid 2
56 Pertengkaran.
57 Maaf.
58 Orang yang berbeda.
59 Orang yang berbeda jilid 2.
60 Menyebalkan.
61 Favorit.
62 Salah paham atau salah langkah.
63 Cincin.
64 Aneh.
65 Kejadian.
66 Perhatian.
67 Luka Hanum.
68 Ngidam pertama.
69 Sindrom Paksu.
70 Hal lain.
71 Dugaan Varo.
72 Bukan masalah besar.
73 Kejailan Hanum.
74 Dasar gak peka.
75 Rencana Varo.
76 Makan malam.
77 Pertemuan....Lagi!!
78 Berguru.
79 Pelajaran pertama.
80 Tidak baik-baik saja.
81 Seperti mimpi.
82 Bunga tidur.
83 Curiga.
84 Waspada.
85 Teror.
86 Perasaan was-was.
87 Masih Abu-abu.
88 Berusaha sekuat ku.
89 Melarikan diri.
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Awal Hal baru 1
2
Awal yg baru
3
Belum berakhir
4
Syok
5
Lah Kok Gue?
6
Loh, loh kok jadi gini sih.
7
Itu sih maunya mama.
8
Kalau senyumnya model begini sih. Gue gak nolak.
9
Nikahan Gue gini amat yak.
10
Belum apa-apa udah buat darah tinggi.
11
Suasana Baru
12
Drama
13
Malam pertama
14
Malu
15
Rumah Mertua.
16
Tancap Gassss
17
Obrolan di malam hari
18
Salah langkah
19
Aku-kamu
20
Tetangga..
21
Panik
22
Tamu.
23
Rasa Baru
24
Gosip
25
Drama murahan.
26
Godaan pertama
27
Rindu
28
Emosional.
29
Bertemu
30
Bertemu 2
31
Kesel.
32
Cemburu.
33
Minder
34
Perhatian
35
Gadis ganjen
36
Nyasar.
37
Khawatir.
38
Prasangka Buruk.
39
Pelukan Hangat
40
Perlakuan Manis.
41
Obrolan tak berfaedah.
42
Mode Ngambek.
43
Amarah Varo.
44
Judulnya tentuin sendiri.
45
Sesi Curhat
46
Bahagia.
47
Malam yang tertunda.
48
Tamu tak diundang...
49
Syok
50
Cemburu.
51
Obrolan pagi
52
Peringatan awal
53
Kemenangan musuh
54
Marah.
55
Marah jilid 2
56
Pertengkaran.
57
Maaf.
58
Orang yang berbeda.
59
Orang yang berbeda jilid 2.
60
Menyebalkan.
61
Favorit.
62
Salah paham atau salah langkah.
63
Cincin.
64
Aneh.
65
Kejadian.
66
Perhatian.
67
Luka Hanum.
68
Ngidam pertama.
69
Sindrom Paksu.
70
Hal lain.
71
Dugaan Varo.
72
Bukan masalah besar.
73
Kejailan Hanum.
74
Dasar gak peka.
75
Rencana Varo.
76
Makan malam.
77
Pertemuan....Lagi!!
78
Berguru.
79
Pelajaran pertama.
80
Tidak baik-baik saja.
81
Seperti mimpi.
82
Bunga tidur.
83
Curiga.
84
Waspada.
85
Teror.
86
Perasaan was-was.
87
Masih Abu-abu.
88
Berusaha sekuat ku.
89
Melarikan diri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!