Jika kamu dan dia yakin. Sedang kalian selalu meminta dengan tulus
kepada-Nya, maka tidak ada satu problempun yang akan menjadi dinding pemisah
untuk kalian berdua.
Ucapan Kamelia untuk pertama kali semenjak dirinya merenggut kesucian sahabatnya itu ketika dia pulang ke Desa dua hari yang lalu dalam rangka kejutan ulang tahun Kemil sepupunya, selalu saja terngiang di telinganya. Toni begitu bahagia karena merasa sahabatnya itu sudah kembali lagi sejak lama pergi meninggalkannya karena kesalahan yang telah diperbuatnya sendiri dengan sengaja di masa lampau.
“Benar kata Kamel, intinya aku harus semangat. Aku tidak bisa hanya berdiam diri seperti ini, dan menyerahkan
segalanya kepada sang waktu. Sedangkan perasaanku semakin dalam terhadapnya. Setidaknya aku harus berusaha, kaarena tidak ada usaha yang tidak membuahkan hasil, bukan?.”
Kemil menyeruput kopi dalam gelas bertangkai yang digenggamnya sedari tadi. Tubuhnya dibiarkan bersandar di kursi kerjanya itu.
Ponselnya yang sedari tadi terletak di atas meja segera diraihnya.
Bisakah kamu hari ini tidak menjemput Iffah?.” Toni mengirimkan sebuah pesan singkat ke nomornya Ghalli.
Jika masih menggantung, sebaiknya Bapak hentikan saja niat bapak untuk mendekati kakak saya.” Sebuah balasan ketus diterimanya dari adik Iffah itu.
Hey you! Namanya juga usaha.” Toni terlihat menggerutu dari tulisan dan emot yang dikiriminya.
Usaha ya usaha, tapi nggak selama itu juga kali Bro. Atau jangan-jangan ini kencan pertamamu dengan kakakku?” Ghali semakin menyinyir.
Boleh atau tidak?.” Toni terlihat menyerah, namun masih memaksa.
Hahaha… Oke, okeeeh. Cuma satu kali kesempatan lagi. Kalau gagal, saya tutup jalan Bro. Wkwkwkwk..” Ghali di seberang sana sepertinya tengah berbahagia karena merasa puas meledek Toni habis-habisan.
“Ishhh, anak itu. Bagaimana Iffah bisa punya adik seperti dia?. Tapi tidak apalah, cukup membantu juga.” Toni
dibuat tersenyum geli ketika membaca ulang setiap chat dari Ghali. "Kencan pertama?." Toni tampak berfikir dan mencebikan bibirnya.
Setelah berbalasan chat dengan Ghali, Toni mengirim pesan kepada Chellin, Bibinya untuk meminta izin hendak pulang terlambat malam itu. Dia takut keluarganya akan mencemaskan dirinya.
******
“Ayo masuk.” Perintah Toni seraya membukakan pintu mobilnya untuk Iffah.
Iffah celingak-celinguk melihat ke arah kiri dan kanannya, kemudian menunjuk dirinya sendiri seakan bertanya.
“Iya, kamu. Siapa lagi? Bukankah Cuma kamu seorang diri disini?.” Toni melebarkan senyumannya.
“Tapi, Ghali…?.” Ifffah dibuat bingung olehnya.
“Ghali tidak akan menjemputmu hari ini, percayalah!” Seringai Toni senang.
“Hah,” Iffah terlihat tidak percaya. “Tapi kenapa?.” Iffah menatapnya bingung.
“Aku yang memintanya.” Saut Toni singkat seolah tidak sabar.
“Hah? Em , t-tapi kenapa begitu?.” Iffah semakin bingung dan mulai gugup.
“Belum terlalu sore Iffah, aku ingin mengajakmu melihat cakrawala.” Toni akhirnya memberanikan dirinya. “Masuklah, jika kamu percaya denganku seperti kamu percaya Ghali adikmu.” Pinta Toni lirih namun terlihat berharap.
Iffah sedikit menghela nafasnya yang sempat tersekat. Dia menampakkan sedikit senyumannya sebelum memutuskan untuk masuk ke dalam mobil yang sudah dibuka Toni sedari tadi.
Toni tersenyum senang dan kemudian menutup kembali pintu mobilnya itu. Dia segera menyusul untuk masuk ke
tempatnya mengemudikan mobil itu.
Dalam perjalanan, Iffah hanya terlihat diam dan canggung.
“Apa mau ngidupin musik?.” Tawar Toni menghapus rasa canggung yang tercipta diantara mereka.
“Nanti tidak jadi lagi.” Saut Iffah pura-pura ketus.
“Hah? Memangnya pernah seperti itu?.” Toni terlihat malu mengakuinya.
“Kenapa kamu mengajak saya untuk melihat cakrawala?.” Iffah menoleh ke arah Toni dengan perasaan yang dalam.
“Apa kamu tidak menyukainya?.” Toni tetap focus pada kemudinya.
“Saya suka. Maksud saya, kenapa harus saya?.” Iffah begitu malu mempertanyakannya, tetapi rasa ingin tahunya
begitu besar saat itu.
Toni hanya tersenyum tipis dan mengarahkannya kepada Iffah, namun belum berniat untuk menyampaikan apa-apa tentang perasaannya kepada gadis yang ada di sampingnya saat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Sri Lestari
cakrawala di ujung senja jadinya.
2021-06-06
1
meE😊😊
gercep ton,,pepet truss
2021-01-28
1
Ika Sartika
semangat Toni... beranikan diri untuk menyatakan cinta kamu ke iffah
2021-01-16
1