Toni terus melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Pengakuan Ghali bukanlah hal sepele bagi hatinya. Dia begitu terpukul mengetahui kenyataan bahwa Iffah sudah menikah.
“Dia bilang kalau dia belum menikah, tapi kenapa pernyataan adiknya berbeda? Kenapa dia seakan tidak mengenal suaminya sendiri, sementara dia menyebutkan namanya bahkan ketika dalam pingsan sekalipun?.
Dan kenapa pula hatiku bisa seterluka ini? Sudah aku yakinkan hatiku kalau dia bukan siapa-siapa, tetapi kenapa ini? Kenapa yaa Allah…” Toni menginjakkan rem mobilnya secara mendadak di jalanan lengang. Dia membenamkan wajahnya ke tongkat bulat di depannya yang sedari tadi diremas oleh jemari-jemarinya yang panjang.
“Kamelia, ya, Kamelia… Ini pasti hukuman bagiku karena telah menjahati Kamelia. Ini semua seperti karma yang harus aku jalani. Aku harus merasakan sakit seperti yang Kamelia bahkan Kemil rasakan. Aku pantas mendapatkannya.”
Suara adzan Maghrib terdengar berkumandangan di telinganya. Perlahan Toni mengangkat kepalanya. Hatinya mulai merasa damai. Dia membelokkan mobilnya menuju masjid terdekat dari posisinya saat itu.
*Allah, aku akan merayumu di saban pertemuan kita. Meski aku tak mampu melihat dan merabamu, tapi engkau dapat melihatku bahkan sampai ke ujung deritaku.
Aku memang bukan perayu handal seperti hamba-hambamu yang taat, tapi engkau begitu menyukai para perayumu dengan tulus bukan?
Akan aku pastikan duhai Allah, aku akan memperoleh kebahagiaanku darimu.
Akan aku tunggu ridhomu setelah perjuanganku. Engkau memintaku berusaha bukan? Maka teruslah dengarkan rengekku ini.
Akan aku pastikan engkau merangkulku sepanjang perjalananku.
Yaa Allah betapa malunya hamba, tapi nama yang hamba minta kepadamu menjadi pendamping hamba hingga ke Jannahmu adalah dia, Iffatul Fadillah.
Jika dia memang terbaik untuk hamba, dan hamba adalah yang terbaik untuk dirinya, dekatkanlah kami yaa Allah…*
Toni terlihat begitu khusuk menengadahkan wajahnya ke atas langit-langit masjid sambil mengangkat kedua telapak tangannya meminta dengan penuh harap kepada Sang Pemberi.
*******
“Ghali, ada apa ini?”
Ya, sepeninggal Toni Iffah segera mendekat ke arah Ghali untuk mempertanyakan apa sesungguhnya yang sudah terjadi diantara adiknya dengan atasannya itu.
“Tidak ada apa-apa kok kak, Ghali hanya salah paham. Ghali pikir dia lelaki yang suka mengganggu kak Iffah. Jadi dia marah atas tuduhan Ghali kepadanya.” Meski tidak berbohong, namun Ghali menyembunyikan semuanya dari Iffah. Termasuk pengakuan perasaan Toni terhadap kakaknya.
“Yaa Allah Ghali, dia itu pak Antoni Zulherman. Cucu dari pendiri perusahaan ini sayang. Kok kamu gegabah gitu sih. Dia waktu itu menyelamatkan kakak karena hampir ditabrak mobil loh.” Iffah seakan kepikiran mengingat wajah Toni yang terlihat seperti tertekan ketika berpapasan dengannya tadi.
“Apa kakak menyukai atasan kakak itu?” Ghali menatap lekat mata kakaknya hendak mencari kebenaran dari binar yang memancar di dalam sana.
“O, e, umm, kamu apaan sih dek. Itu tidak mungkin sayang.” Iffah begitu gugup menyauti pertanyaan adiknya yang secara tiba-tiba.
“Kenapa tidak mungkin kak?” Ghali semakin mencari kejujuran dari cahaya mata kakaknya.
“Ya, kakak sadar diri sayang. Secara kakak ini bukan siapa-siapa, sementara pak Antoni juga siapa.” Ujar Iffa dengan nada lesu.
*Kak Iffa, kakak saat ini juga menyukainya ternyata. Jika nanti kakak ingat, Ghali takut kakak dengan tidak sengaja menyakiti hatinya. Sementara dia benar-benar tulus menyayangi kakak.
Ghali liat sendiri kak, bagaimana hancurnya dia mendengar kakak sudah menikah,*
“Ghali…” Iffah membuyarkan lamunan adiknya.
“Oh, eh iya kak.”
“Kenapa bengong?” Iffah mengerutkan keningnya melihat reaksi Ghali yang membingungkan menurutnya.
“Nggak kok kak, Ghali boleh minta nomornya pak Antoni itu nggak kak?.”
“Untuk apa?.” Iffa merasa takut jika Ghali akan memperpanjang masalahnya dengan Toni.
“Ghali mau minta maaf kepadanya kak. Boleh ya kak. Ghali takut nggak bisa tidur nantinya karena merasa bersalah.” Ghali terlihat memohon sambil mengatupkan kedua tangannya.
“Ya sudah, nanti kakak kirimkan kalau sudah sampai rumah. Sekarang kita pulang dulu, kakak sudah capek.” Iffah segera menarik lengan Ghali menuju ke motor sport adiknya yang terparkir di tempat semula Ghali menungguinya tadi.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Avcyafa
ya Allah... keren banget sih Thor nulisnya...bener bener aku nangis ga karuan, bahasamu indah banget
2021-07-05
1
Sri Lestari
aq jga mau menduga2 ah,biar seru,duluin authornya,Arjuna itu mungkin suaminya atau calon lah,mereka kecelakaan menjelang pernikahan ,apa udah penganten baru ,gitu ya thor pra dugaku.wkwkwk
2021-06-06
1
Maf Ajalah
galfok sama tongkat bulat, sebenernya apa tongkat bulat itu thor
2021-02-13
2