Angin malam yang berhembus kencang, dengan suara-suara aneh yang mengiringi perjalanan Alfian dan Alice. Hingga mengantarkan mereka ke sebuah gua yang gelap namun dapat digunakan untuk mereka beristirahat malam ini.
Alfian memegang tangan Alena yang sudah mulai dingin. "Kau kedinginan."ujar nya lalu memasukkan tangan Alena ke dalam salah satu saku jubah nya sambil menggenggam erat.
"Kau...?."Alice menganga tak percaya dengan tindakan Alfian yang sukses membuat pipinya bersemu.
"Di sana ada sebuah gua,lebih baik kita menginap semalam di sana."saran Alfian yang kemudian mengarahkan kuda nya ke arah Gua tersebut. Alice langsung duduk ke arah salah satu batu saat mereka sampai di Gua itu, dia berusaha menghangatkan dirinya. Alice tak menyangka suhu dingin di Hutan Mati dua kali lebih dingin daripada di Zelfish.
Sedangkan Alfian mengumpulkan beberapa kayu yang ia temukan di sekitar Gua dan bermaksud untuk membuat api unggun,agar menghilangkan suhu dingin di sekitar dan mengusir beberapa nyamuk yang terus mengusik telinga mereka.
Tuk..tuk..tuk..
Alfian berpaling ke belakang saat mendengar suara langkah kaki yang mendekat. "Alena??."panggil Alfian heran. Alice menundukkan kepalanya sambil meremas-remas ujung baju nya.
"A-aku sudah membaik,k-kau tidak perlu merawat ku lagi.a-aku bukan gadis yang lemah asal kau tahu!."ujar Alice gugup. Alfian yang melihatnya terkekeh geli. "Dia sedang membela dirinya sendiri?."batin Alfian sambil tersenyum.
"hah...sudahlah.aku juga tahu bahwa kau akan merepotkan ku."jawab Alfian menghela nafas pasrah sambil tersenyum kecil.
"Maafkan aku..."
"Hee??."Mata Alfian membulat besar ketika kata "maaf" meluncur mulus dari bibir Alena yang biasanya hanya mengeluarkan ocehan tak berguna.
"Maafkan aku..dan terima kasih karena telah menjaga ku."sambung Alice dengan pipi yang Semerah tomat.
Alfian memalingkan kepalanya saat melihat wajah merah Alena.
"Kenapa dia begitu manis!." Batin Alfian yang tersipu saat melihat wajah cantik nan kawaii milik Alena.
"S-sudahlah.. lupakan saja."Sial!Alfian merasa suara nya terdengar gugup saat berbicara dengan Alena.
Alice tertawa pelan saat mendengar suara gugup Alfian yang menurut nya lucu. "Kalau begitu,malam ini kau ingin makan apa?."tanya Alice kepada Alfian.
Alfian diam sejenak.ia mulai berfikir, kira-kira menu makanan apa yang akan cocok mereka makan untuk malam ini.
"Memangnya kita punya apa saja?."tanya Alfian memastikan.
Alice membuka salah satu tas penyedia makanan yang mereka bawa dan mulai mengecek nya satu persatu.
"Kita punya beberapa ubi,jagung,dan kentang.
menurut ku,jagung bakar adalah salah satu menu yang paling tepat untuk kita konsumsi malam ini."jawab Alice yang memegang beberapa buah jagung.
Alfian mengangguk cepat
"Kalau begitu jagung bakar saja!bagaimana cara nya?."tanya Alfian bersemangat.
"Serahkan saja padaku!."seru Alice dengan senyuman bangga.
*
*
*
Setengah jam kemudian...
"Yosha!sudah matang!."suara riang Alice yang membangun sang pangeran yang sedang tertidur pulas.
"Hoamm...sudah matang kah?."tanya Alfian dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul.
"Eum!cobalah!."jawab Alice girang lalu menyodorkan sebuah jagung bakar yang masih panas dengan aroma yang harum.
Alfian mengambil jagung bakar tersebut dan mulai mencoba nya.
"Woahh!!!ini sangat enak!!."puji Alfian. Ia tak menyangka,jagung yang tampaknya hanya biasa-biasa saja dengan lumuran saus dan mayonaise bisa menghasilkan cita rasa yang luar biasa. Daging jagung yang terasa gurih dengan perpaduan cita rasa pedas dan manis membuat nya menyatu di dalam mulut Alfian.
"Racun apa yang kau tambahkan sehingga jagung ini terasa enak?."tanya Alfian dengan senyuman tak berdosa.
Alice yang semulanya tersenyum bangga,seketika senyumannya luntur dan tergantikan dengan seringai kecil nan jahil.
"Ouh itu!aku menambahkan beberapa Racun pelumpuh.bagaimana?sudah mulai terasa?."
jawab Alice sambil tersenyum polos.
Alfian merasa jagung yang sudah ia telan,tersangkut di tenggorokan nya. "Dia serius??." batin Alfian was-was.
"Oi oi kau serius?."tanya Alfian curiga.
"Tentu saja tidak!kau duluan yang mengatai ku!jadi aku punya hak untuk membalas mu."balas Alice jengkel.
"Dasar pangeran mesum tak tahu diri!."cibir Alice kesal.
Alfian menghela nafas pasrah,julukan Alena kepada nya bertambah lagi. "Tak tahu diri ya..."batin Alfian dengan seringai jahat nya.
"Tak tahu diri kah??."tanya Alfian yang mulai berjalan mendekat ke arah Alice.
"K-kau mau apa?."tanya Alice balik yang melihat Alfian berjalan mendekati nya.
Bruk!
"Akh!apa yang kau lalukan pangeran mes/
"Terkadang tampaknya aku harus menghukum mu sedikit."Ujar Alfian dengan tatapan yang sulit diartikan. Alice hanya diam dan menatap Alfian yang juga terus menatapinya. Dengan posisi Alfian yang berada di atas nya,itu membuat Alfian bisa melakukan apa saja kepada nya. Oleh karena itu Alice berusaha untuk menyiapkan pertahanan diri nya jika Alfian ingin memukul nya.
Konyol,Alfian tidak tahu pengaruh apa yang di gunakan Alena kepada nya. Sehingga berkali-kali ia merasa terhipnotis dengan pesona Alena yang begitu menyilaukan mata jika terus di pandang.
Mata seindah bulan yang tampak indah dan tenang,dengan surai malam yang terlihat sedikit berantakan serta kulit putih dan lembut yang jarang di miliki gadis seusia nya. Tiba-tiba pandangan Alfian terfokus kepada satu titik yang seharusnya tidak ia pandang. Yah,dia adalah pria normal. Tentunya ketika dia melihat sebuah bibir yang tampak diam,dengan ukuran yang kecil dan sedikit merah itu membangun kan hasratnya. Entah kenapa Alfian merasa Alena seperti orang yang sangat berharga bagi nya.
Sedangkan orang yang di tatap juga menatap balik. Alice memperhatikan setiap centi dari ukiran wajah Alfian yang begitu sempurna. Dia tak menyangka,seorang bocah kecil yang dulu pernah menangis di depan nya, sekarang sudah berubah menjadi seorang pria yang tangguh dan juga tampan.
Alice tentu sadar,bahwa Alfian memang mempunyai tubuh yang lumayan bagus. Dengan tubuh tinggi dan kekar seperti itu tentu menarik perhatian dari banyak putri-putri dari kerajaan lain.
Perlahan tapi pasti, Alfian merendahkan wajah nya dan sedikit memiringkan kepala nya. Alice seperti biasa,jika orang di depan nya adalah musuh..mungkin ia akan tahu apa yang akan di lakukan. Namun yang di depan nya ini adalah salah satu sahabat nya dan tentu nya Alice sangat bodoh ketika berhadapan dengan perasaan. Seolah-olah perasaan adalah musuh yang sangat susah untuk di taklukkan nya.
Cup
"Eum!."Alice tersentak kaget karena tiba-tiba Alfian mencium nya. Ini bukanlah kecelakaan tetapi kenapa Alfian mencium nya?sungguh otak Alice tidak muat untuk memikirkan hal-hal seperti itu.
"Ekhh..l-lepaskan."pinta Alice di sela-sela ciuman nya. Saat dia berusaha untuk mendorong Alfian,tangan nya malah di genggam dengan eratnya. Alfian sendiri tampak sangat menikmati ciuman yang ia lakukan bersama Alena. Dia tak menyangka,sebuah ciuman akan menimbulkan sensasi yang sebesar ini. Dia sendiri tak bisa mengendalikan diri nya saat bersama Alena,ada perasaan aneh yang mulai muncul belakangan ini.
Alfian melepaskan ciuman nya. "Buka mulut mu gadis bodoh.."ujar Alfian dengan tatapan yang sendu.
Alice hanya diam tak mengerti. "Apa maksu/
"Eumm..." Alice mengerang kecil saat lagi-lagi Alfian menyerang nya.
Alfian mulai memasuki area mulut nya.mengajak nya beradu lidah dan bertukar Saliva. Mengulum bibir nya seperti seolah-olah bibir nya itu adalah sebuah permen.
Ciuman panas mereka berlangsung lama. Hingga Alfian merasa tidak ada sedikit pun reaksi dari lawan nya. Ketika ia membuka matanya...
Z
O
N
K
K
.
.
.
Entah mimpi buruk apa yang menghantuinya sehingga ia mendapatkan kejadian yang benar-benar berada di luar pikiran nya.
Gadis bodoh di depan nya pingsan?huh yang benar saja seorang gadis bagaikan monster pembunuh bisa pingsan karena berciuman?dia kehabisan nafas atau terlalu terkejut?. Memikirkan nya saja membuat Alfian ingin tertawa terbahak-bahak.
Yah tentu ia merasa bersalah karena menyerang gadis itu tiba-tiba. Dengan sedikit berhati-hati,
Alfian mengangkat kepala dan tubuh Alena ke bahu nya dan saling tertidur sambil bersandar satu sama lain.
"Maafkan aku Alena..dan terima kasih."batin Alfian menatap Alena sendu dan menggenggam tangan nya erat.
###
"Siapa yang ingin menemui ku?."tanya Tetua Haros selembut salju kepada para pengawal kerajaan yang datang untuk menemui nya.
"Salam dari kami Tetua!."sapa para pengawal kerajaan sambil memberi hormat.
"Salam juga dari ku.ada keperluan apa kalian sehingga repot-repot datang menemui ku?."tanya Tetua Haros lagi yang makin bersifat ramah hingga membuat para pengawal menjadi salah tingkah.
"Kami dari Kerajaan Vyzuz ingin membicarakan beberapa hal penting dengan Anda."jawab salah satu dari mereka yang tampaknya merupakan salah satu pimpinan.
"Baiklah mari ikut ke ruangan ku. Xiao Juu! bawakan beberapa cangkir teh hijau ke ruangan ku!."seru Tetua Haros.
"Baik Guru!."
Ruangan Tetua Haros
Setelah pembicaraan yang cukup lama,para pengawal pun juga sudah melepas segala lelah penat mereka, akhirnya sampai juga topik pembicaraan yang telah di nantikan.
"Anda tahu bukan,beberapa hari ini ada kabar bahwa ada seorang gadis di dekat perbatasan Lembah suci dan wilayah kerajaan yang mirip dengan Putri Alice?apakah gadis itu berasal dari sini?."tanya salah satu pengawal itu dengan mimik wajah yang serius.
Tetua Haros tersenyum lembut lalu menggeleng pelan. "sayang nya dia bukan salah satu murid ku.jika kalian tak mempercayai nya,aku akan menemani kalian untuk mengecek satu per satu murid ku."jawab Tetua Haros. ia sangat lega karena untung nya Alice dan Alfian sedang tidak ada di Lembah Suci.
Pengawal itu tampak diam dan mengajak beberapa teman nya untuk berdiskusi. lalu setelah beberapa saat tampaknya mereka sudah memiliki keputusan yang tepat.
"Baiklah kalau begitu,jika memang gadis itu tidak berasal dari sini kami akan pamit pulang.tapi ingatlah satu hal, kalian harus bekerja sama dengan kami karena ini demi kepentingan bersama."ujar pengawal yang agak menekan kan kalimatnya.
"Tentu saja."
Para pengawal itu pun pergi meninggalkan Lembah Suci. sedangkan Tetua Haros terlihat masih duduk di tempat nya dengan ekspresi wajah yang sulit diartikan.
"Tentu saja aku tidak mau bekerja sama dengan kalian.."
*
*
*
Pagi yang indah,dengan sosok Matahari yang mulai menampakkan sinar nya yang hangat.
Membangun Alice yang tertidur lelap di dalam dekapan seseorang. Alice berusaha membuka mata nya dan mulai beradaptasi dengan lingkungan sekitar.saat ia melihat bahwa tubuh nya sekarang sedang berada di pelukan seseorang.,Alice langsung mengadahkan pandangan nya ke atas, dan terlihat lah wajah tidur Alfian yang tampak polos dan begitu tenang. dengan kedua tangan yang setia memeluk Alice di dalam pelukan nya.
Alice terus memandang wajah Alfian,hingga ingatan tentang ciuman panas nya dengan Alfian tergiang di kepala nya.
Blush
Pipi sang Putri pun memerah.
Alfian yang sebenarnya sudah tahu bahwa sejak tadi Alena memandangi nya hingga tiba-tiba tersipu malu lalu menepuk-nepuk pipi nya sendiri,membuat Alfian ingin tertawa terbahak-bahak.
Dia pun berpura-pura membuka matanya perlahan seperti seseorang yang baru saja bangun tidur.
"S-selamat pagi!."sapa Alena kaget yang mungkin takut ketahuan oleh nya apa yang ia lakukan sejak tadi.
"eumm..selamat pagi.."jawab Alfian yang berpura-pura mengerang kecil.
Alice segera menjauhkan dirinya dari Alfian dan langsung duduk tersipu seraya menundukkan kepalanya. Alfian melirik nya sekilas sambil menahan tawa.
"Pipi mu kenapa memerah??."goda Alfian.
"T-tidak ada."bantah Alice.
"Apa karena kau takut ketahuan oleh ku karena terus memandangi wajah tampan ku??." sebenarnya ia tidak mau memberitahukan
kepada Alena bahwa ia tahu semua kelakuan Alena saat ia tertidur tadi ralat bukan tertidur tetapi berpura-pura tidur. namun ketika melihat wajah cemberut nya, Alfian tidak tahan untuk menggoda nya lebih.
Alice terkejut bukan main karena seperti nya Alfian mengetahui segala perbuatannya saat Alfian masih tertidur. ia benar-benar sangat malu sekarang.
"Jadi bagaimana?masih ingin melihat wajah ku tang tampan ini??."goda Alfian lagi seraya mendekatkan wajah nya ke wajah Alena.
"TI-TIDAKKKKKKK!!!!!!."
###
Alfian dan Alice sudah berjalan selama kurang lebih 5 jam. mungkin sebentar lagi Matahari akan berada di kedudukan tertinggi nya. Namun entah kenapa Alfian dan Alice belum menemukan ada nya beberapa jebakan atau apapun itu. yang mereka rasakan hanya satu,
yaitu perasaan seperti sedang diikuti seseorang.
Seolah-olah orang yang sedang mengikuti mereka itu terus mengawasi setiap pergerakan mereka. Alice sendiri merasa sesuatu yang buruk akan terjadi cepat atau lambat.
"Meong... Meong..Meong...."kucing kesayangan Alice tiba-tiba mengeluarkan suara nya,Tidak! mungkin lebih tepat nya adalah peringatan. bahwa ada sesuatu yang akan datang atau mendekat.
"Hati-hati.dan tetaplah di sisi ku."perintah Alfian yang kemudian mengeluarkan pedang nya. mendengar hal itu,jantung Alice malah berdetak tak karuan hingga ia menyadarkan diri nya bahwa ia sekarang sedang dalam posisi yang berbahaya bukan aman. tanpa pikir panjang Alice pun langsung mengangkat senjata nya.
Wish
Hush!
Bruhhh!
Suara-suara aneh mulai terdengar di kuping mereka. Fuwa dan Yelan pun mulai menunjukkan reaksi yang seperti sedang mendeteksi akan datang nya sesuatu.
Dan benar saja,tidak lama kemudian sebuah kabut tebal mulai muncul dan mengelilingi mereka.
"A-apa ini?!." seru Alice yang sempat kaget.
"Apapun yang terjadi kita tidak boleh terpisah! bisa jadi ini adalah salah satu jebakan di sini!."sahut Alfian.
"Baik!."
Kabut yang tadinya hanya bersifat mengelilingi, kini juga sudah mulai menutupi seluruh penglihatan mereka. Alice langsung mengerti, kabut ini muncul untuk membuat mereka berhalusinasi dan saling menyerang teman mereka sendiri. jika mereka terus terjebak dan terus berusaha membunuh teman mereka sendiri,maka yang terjadi adalah..mereka berdua bisa mati.
"Oi pangeran mesum!ini jebakan!kabut ini bermaksud agar kita menyerang teman kita sendiri!aku mohon pada mu jangan gunakan penglihatan lagi tapi gunakan lah insting mu.jika kau rasa itu bukan aku
m...ma..ka...bu...nuh...l..a..ah...di...a...."Suara peringatan dari Alena yang mulai bergema di telinga Alfian.
"Yosh!kalau begitu kabut!kau ingin bermain dengan ku?."pancing Alfian yang sudah menyiapkan pertahanan diri nya di mode on .
Alice sendiri sudah mulai menutup mata nya dan mulai merasakan keadaan sekitar dari penciuman, insting,juga hawa keberadaan seseorang. dengan Fuwa-Fuwa di samping nya,
Alice merasa tenang karena akan ada yang menemani dan membantu nya.
Baik Alfian dan Alice sama-sama terperangkap di dalam kabut yang amat kebal dan sangat menganggu penglihatan. hingga Alfian merasa ada hawa keberadaan lain di sekitar nya.
"Alena!."panggil Alfian saat melihat bayangan Alice di depannya.
Bayangan yang di yakini Alfian sebagai Alena pun berbalik. betapa lega nya Alfian saat ia melihat sosok Alena di depan nya dan sedang tersenyum lembut terhadap nya. tanpa pikir panjang Alfian pun langsung berlari ke arah Alena,hingga bayangan itu mengeluarkan suara nya.
"Ayo kemari Alfian!kita bisa bersama-sama selamanya."ujar Alena yang melebarkan kedua tangan nya seperti sedang menyuruh Alfian untuk memeluknya.
Alfian tersenyum kecil lalu memegang pedang nya secara sembunyi-sembunyi. dan dengan sekali tebasan,Alfian berhasil menghancurkan bayangan yang ternyata hanya ilusi semata.
"K-kau k-kenapa bisa tahu??."tanya bayangan itu yang berangsur-angsur menghilang.
"Karena gadis bodoh itu tak akan pernah mengatakan hal-hal semanis itu."jawab Alfian dengan seringai nya.
"D-dasarrrr!!!."teriak Bayangan itu dan langsung menghilang. Namun seperkian detik kemudian,
muncul dua buah cahaya yang menampilkan sosok gadis yang sama hanya saja memiliki perbedaan dalam segi tampilan dan aura yang di keluarkan. Alfian tahu,tentu saja dia tahu. salah satu sosok itu adalah Alice. gadis kecil yang mengenai gaun merah muda dengan surai indah nya yang tergerai indah serta mahkota mini yang terpasang di kepala mungil nya. sedangkan gadis remaja di sebelah adalah Alena yang menggunakan pakaian latihan nya. dan tiba-tiba saja kedua sosok itu saling memegang tangan dan mengucap kan kalimat yang Alfian susah mengerti.
"Jangan lupakan dia dan selamat kan dia. karena dia adalah satu orang yang sama."setelah mengucapkan itu kedua sosok tersebut pun lenyap.
Setelah mendengar suara itu Alfian langsung menatap tak mengerti. "Apa maksud nya??." batin Alfian tak mengerti. Kedua sosok itu terlihat mirip,apakah Alice dan Alena punya ikatan yang sama atau memang mereka adalah satu orang yang sama?. tetapi itu mustahil, Alfian pikir Alice dan Alena adalah orang yang berbeda karena Alfian merasa Alice adalah seorang putri kerajaan yang sedang di cari-cari keberadaan nya sedangkan Alena adalah seorang gadis yang sedang menuntut ilmu untuk mencari tahu siapakah pembunuh orang tua nya.
"Akhh!!!."
Ketika Alfian masih sibuk dengan pemikiran nya, ia mendengar suara teriakan Alena yang cukup keras.
"Alena!CK!." tanpa pikir panjang Alfian langsung mencari keberadaan Alena yang masih ia rasakan walaupun samar.
*
*
*
Alice yang sejak tadi hanya berjalan tanpa arah merasa curiga karena tidak ada nya jebakan atau musuh yang datang.
Hingga pandangan nya menatap seorang wanita tua dengan surai putih panjang yang tampak indah terlihat duduk sambil bersandar di salah satu pohon.
Mata Alice membulat besar ketika kedua manik nya menangkap sosok yang sangat familiar bagi nya.
"I-ibu.."
Orang yang di panggil pun langsung berbalik menghadap Alice seraya tersenyum lembut.
"Alice..sayang.."
Alice langsung berlari ke arah wanita yang di anggap nya sebagai ' ibu ' tanpa menyadari bahwa ia sudah masuk ke dalam jebakan musuh. saat Alice berlari kencang dan langsung memeluk wanita tua itu,ia merasakan sebuah benda dingin menusuk perut nya dengan mulus hingga mengeluarkan darah yang lumayan banyak.
"Akhhh!!!."
Alice berteriak kesakitan karena merasa belati tersebut masih menusuk perut nya. dan dengan sekali cabutan Alice melepaskan belati tersebut dan membuang nya lalu menutup luka di perut nya agar memperlambat pendarahan yang keluar. sedangkan sosok yang ia kira ibu tadi sudah berubah menjadi Monster yang sulit untuk di gambarkan. memiliki tubuh yang besar dan berwarna hitam serta kuku-kuku dan taring yang runcing.
"Sungguh gadis kecil yang malang. sekarang adalah waktu nya bagi mu untuk meninggalkan dunia ini."ujar Monster itu yang menyeringai lebar.
"ukh..."Alice berusaha mengangkat pedang nya, namun tenaga nya seakan hilang karena pendarahan yang terus berlanjut.
"Selamat tinggal."ucap monster itu yang mulai mengayunkan kuku nya yang tajam.
"Alfian!."
Trang!!Tring!!slash!!
Sebuah Monster yang tadi nya dengan bangga mengangkat tangan nya untuk membunuh seorang gadis,kini telah berubah menjadi seongok monster yang tergeletak tak berdaya dan perlahan-lahan menghilang bersama dengan lenyap nya kabut.
Alice melihat sosok di depannya yang tampak melindungi nya dengan sebuah pedang di tangan nya.
"A-Alfian..."panggil Alice lemah.
Alfian langsung menoleh ke belakang dan melihat Alena tergeletak lemah dengan perut yang terluka serta pendarahan yang tak kunjung berhenti.
"Alena!!." seru Alfian khawatir dan langsung menghampiri Alena. Alfian pun menggendong Alena dan menyandarkan nya ke salah satu sisi pohon.
"Aku akan membantu mu untuk membersihkan luka nya serta menjahit luka mu."ujar Alfian yang sudah mulai bersiap-siap melakukan pertolongan pertama.
"Tunggu.."Alice menahan tangan kekar Alfian hingga membuat nya berhenti melakukan aktivitas nya.
"Ada apa?."tanya Alfian dengan raut wajah yang sangat khawatir.
"Kau cukup membersihkan luka ku. untuk masalah menutup luka ini aku akan menyembuhkan nya sendiri."jawab Alice lemah dengan wajah yang sudah memucat.
"Tapi..."
"Sudahlah lakukan saja.."pinta Alice lemah.
"Baiklah."dengan pasrah Alfian pun menyibak sedikit baju Alice dan mulai mengelus perut nya dengan kain yang sudah ia basah kan. sebenarnya baik Alfian ataupun Alice sama-sama merasa malu. Alfian yang malu karena baru kali ini Ia melihat tubuh atas wanita,
walaupun hanya perut saja. sedangkan Alice yang malu karena Alfian melihat serta menyentuh perut nya.
Setelah darah di sekitar luka tusukan di bersihkan,Alice meminta Alfian untuk menutup kembali baju nya. lalu Alice mulai mengucapkan beberapa mantra yang sulit Alfian pahami. Namun sedetik kemudian, luka tusukan di perut Alice berangsur-angsur menutup dengan sendiri nya hingga menutup sempurna seperti semula.
Alfian yang melihat nya menganga tak percaya,
bahwa ada cara penyembuhan yang sangat mudah seperti itu.
"K-kau tidak apa-apa?."tanya Alfian yang sedikit khawatir walaupun luka Alena sudah menutup sempurna.
"Aku sudah membaik.terima kasih sudah menolong ku lagi,aku berhutang Budi kepada mu."jawab Alice sambil tersenyum lembut.
"yah...kau berhutang Budi kepada ku,dan akan segera ku tagih pada saat waktunya."ujar Alfian yang kemudian menarik Alena ke dalam pelukannya.
"Kau benar-benar membuat ku kehabisan akal dalam menghadapi kecerobohan mu.padahal kau sendiri yang memperingati ku tetapi kau sendiri yang terkena serangan musuh. apa kau pikir aku tidak khawatir?!."seru Alfian dengan nafas yang tidak teratur dan memeluk Alena kuat.
Mata Alice membulat lebar dan mulai meneteskan Air mata lalu membalas pelukan Alfian. " Maafkan aku, aku sangat merindukan ibu ku.maafkan aku jika aku membuat mu khawatir.aku memang bodoh...maafkan aku.."
ujar Alice yang sudah berlinang air mata.
"Sudahlah...yang terpenting kau baik-baik saja sekarang."balas Alfian yang menenangkan Alena.
"Terima kasih Alfian.."
Bersambung~~
Haeee:)
gimn?
udh selesai:3
Hohoho kali ini aku kasih bonus buat para readers yang mau scene Alfian X Alice. dan yang seperti kalian rasakan, Chapter kali ini memang lumayan panjang dan semoga kalian tetap suka ya.
Kalau begitu sekian dulu oke?
aku harap aku masih bisa merasakan dukungan kalian di Chapter selanjutnya:)
Bye bye~~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Vivin's
good job lanjut
2020-03-10
1
Nanami
cerita hari ini bikin baper
lanjut thor~
2020-03-09
1