Sabtu sore, aku janjian dengan Vita & Dara untuk mencari rumah Arif, agar hari Minggu besok kami dapat segera sampai ke rumahnya tanpa kuwalahan. Sayang sekali, Dara tidak bisa ikut karena ada acara dengan Arjun, pacarnya. Pada akhirnya, kami berdua yang berkeliling mencari rumah Arif.
"Al...., bener ini alamat rumahnya Arif..?" Tanya Vita seolah tak yakin.
Kami berhenti di depan rumah besar, bercat cream.., dengan gerbang yang tidak terlalu tinggi. Kalau dilihat dari luar, rumah itu tampak sangat mewah, bentuknya pun berbeda dengan beberapa rumah yang juga berdiri di sana. Menurutku sangat cocok sebagai tempat tinggal konglomerat. Hanya saja, rumah yang besar itu tidak berdiri di kompleks perumahan orang2 elite.
"Aku juga tidak yakin Vit, alamatnya bener sichh...., tapi mana mungkin Arif tinggal di rumah sebesar ini ya..? Berangkat sekolah dan pulangnya pun dia hanya bersepeda.. Dia juga jarang jajan di kantin.." Jawabku dengan mengerutkan kening..
Kami berdua masih berdiri di depan rumah mewah itu, ragu apa mungkin seorang Arif yang tampilannya sederhana, tinggal di dalamnya.
Mungkin karena curiga, security yang sedang berada di dalam pos penjagaan pun keluar, dan berjalan ke arah kami.
"Maaf dek..., mau cari siapa..?" Tanya security itu sambil menatap kami dengan tatapan curiga.
"Mmmaa...maaf Pak, benar di sini ada yang bernama Arif.., dan tinggal di rumah ini?" Tanyaku dengan menahan rasa takut.
"Ohhh...., memang adik siapa?"
"Kami teman sekolah Arif Pak.." Jawabku dengan pelan.
"Ohhh..., temannya Tuan muda.. Maaf Nona, Tuan Muda sedang tidak ada di rumah... Mungkin ada yang mau disampaikan..?" Tanya security itu dengan suara yang mulai ramah.
"Emm...., kira2 pergi ke mana ya Pak?"
"Kurang tahu juga Nona, tadi Tuan Muda pergi bersama saudara sepupunya..."
"Pak...., jangan panggil saya Nona yaa.. Panggil Alya saja.." Ucapku dengan tersenyum. Rasanya aneh kalau dipanggil dengan sebutan Nona, hhhhehe...
"Baiklah Mbak Alya..." Ucap bapak security dengan tertawa.
Perbincangan kami pun berlanjut, aku mencoba rileks.., dan sok akrab dengan bapak security...
"Maaf kalau saya lancang bertanya, boleh tahu ayah dan ibu Arif sedang berada di mana ya Pak..?" Tanyaku menyelidik.
"Tuan besar berada di Surabaya.., beliau sedang sibuk menangani pembukaan cabang baru perusahaannya. Nyonya besar, sudah satu Minggu di Jerman, mengunjungi Tuan Muda Adam yang sedang kuliah di sana.."
"Adam...?" Tanyaku spontan.
"Iya...., kakak Tuan Muda Arif.."
"Ohhhhh... Lalu rumah yang di Jakarta..? dibiarkan kosong ya pakk..??" Tanyaku polos, seolah masih penasaran dan ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang Arif.
"Di Jakarta ada beberapa orang pelayan & security yang menjaga.." Jawab security itu dengan tersenyum.
"Perusahaan ayah Arif bergerak di bidang apa Pak..?"
"Beliau memiliki Perusahaan Real Estate, dengan cabang di Surabaya , Jogja, Bandung. Nyonya besar seorang desainer ternama.."
Glekkk..
Aku terkejut begitu mengetahui, bahwa Arif seorang Tuan Muda. Tak pernah sedikit pun tingkah lakunya mencerminkan orang kaya. Yang aku tahu dia orang yang sederhana.., tak pernah menampakkan kemewahan. Ternyata pikiranku selama ini salah, aku kira dia hanya orang biasa seperti gadis ini. Seketika terbesit rasa tidak percaya diri kalau harus bersahabat dengannya.
"Kalau rumah ini, milik pamannya atau punya keluarga Arif Pak..?"
"Tentu saja milik keluarga Tuan Muda, pamannya hanya sesekali di sini.., itupun kalau Tuan Muda membutuhkan beliau..." Aku mengangguk seolah mengerti perkataan bapak security.
"Trimakasih Pak, maaf jadi bertanya panjang lebar..., hhhheheee.. Kami mohon diri dulu.., sampaikan salam kami ke Arif..!!" Ucapku sambil memberi senyuman.
"Iya mbak Alya tidak apa2, nanti akan saya sampaikan.." Jawab beliau dengan tertawa kecil, mungkin geli dengan tingkah dan semua pertanyaanku yang terlalu ingin tahu soal Tuan Mudanya...
Vita mulai melajukan motornya dengan kecepatan sedang, dari raut mukanya dia juga seakan tidak percaya kalau Arif seorang Tuan Muda.
Kami berhenti di warung mie ayam yang berada di pinggir jalan, tepatnya di daerah Wijilan. Setelah menaruh motornya, Vita memesan dua porsi mie ayam baso & dua es jeruk.
Sambil menunggu makanan datang, kami mulai memperbincangkan Arif.
"Sumpah Al.., nggak nyangka, Arif anak orang kaye..."
"Huum, aku juga sempat sochkkk Vit, minder rasanya..."
"Ehhh Al.., apa kamu suka si Arif?? Di sekolah kalian sangat akrab.. Beruntung lho Al, bisa deket sama Tuan Muda..., hhhhaha..."
"No...no..no, meski tajir melintir..., dia bukan tipe seorang Alya...." Candaku mengimbangi ledekkan Vita.
"Trruuuss..., tipemu seperti siapa? Seperti Angga yang mes**?" Aku mencubit lengan Vita dengan keras.
"Aduh..." Teriak Vita sambil mengelus lengannya.
"Dasar Vita usil.. Ya enggaklah yauwww.., mereka berdua bukan tipe seorang Alya.. Mau tau tipeku seperti siapa...?? Hhhhehe.."
"Siapa Al...?"
"Lee Min Ho.. Lope2 dech kalau ma babang Min Ho..., hhhhaaha..."
"Dasar Alya korban drakor.." Ucap Vita sambil menjulurkan lidahnya.
"Yaiyalah....., emang kamu..?? Pecinta sinetron yang episodenya nggak pernah tamat..., hhhhehe... "
"Hufffttt..., Alya...., aku kan pecinta film action...., bukan sinetron."
Tak lama kemudian...., makanan dan minuman yang dipesan Vita sudah berada di hadapan kami. Aku & Vita menikmatinya dengan masih diselingi candaan..., dan obrolan tentang Arif....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
MMG NYA HIDUP DITAHUN BRAPA??? KOQ UDH ADA DRAKOR LEE MIN HOO
2023-03-19
0
Sulaiman Efendy
YAKIN LO AL,, LO KN WANITA YG MUDH JATUH CINTA, MDH DI RAYU, MUDH BAPER, DN MUDH SIMPN NMA PRIA DI HATI LOO, LOO WANITA YG MUDH GOYAH HATI
2023-03-19
0
Sis Fauzi
Rabu pagi hadir Thor ❤️
2021-04-21
1