Pov.Vita

#Pov. Vita

Haiii readers, aku Vita..., salah satu sahabat Alya yang sangat menyayanginya. Apapun yang membuat Alya sedih, akan membuatku ikut sedih..., begitupun ketika Alya bahagia...., aku juga bahagia. Sebenarnya.., aku menaruh hati kepada Angga, namun apa boleh buat, cinta Angga hanya untuk Alya. Aku tau...., Alyapun pasti merasa demikian.

Ada rasa sakit sich...., ketika cinta ini tak terbalas...., tapi aku yakin hanya dengan melihat orang yang tercinta bisa tersenyum, sudah bisa membuatku ikut tersenyum, dan senyumnya mampu mengalihkan rasa sakit ini menjadi luapan kebahagiaan.

Andai bukan Alya yang dicintai Angga, aku pasti akan berusaha merebut hati Angga dari gadis itu.....

Tak apalah, berkorban demi orang yang ku cinta, dan juga seorang sahabat terkasih.

Besok Angga ulang tahun, Alya mengajakku ke toko Pro** untuk membeli kado. Dia memilih jam tangan berwarna hitam untuk diberikan kepada Angga. Kasihan Alya...., hanya demi membuat Angga senang, dia rela memecah tabungan ayamnya. Harusnya tabungan itu digunakan untuk keperluan membeli LKS atau pun buku pelajaran lainnya.

Alya anak yang baik, dia begitu polos..., sehingga belum mengenal kata pacaran. Semisal suka...., dia hanya mampu menuangkannya dalam bentuk perhatian, bukan dengan kata-kata cinta, atau bahkan bersedia untuk berkencan.

Karena itu, aku sangat menyukai karakter sahabatku ini. Dia nggak pernah neko-neko, enggak pernah ikut ngrumpiin temen. Dia juga sangat penyabar....

Alya maaf, aku mencintai Anggamu. Tak apa ya Al...., cukup aku dan Tuhan saja yang tau. Aku tak akan pernah merebutnya darimu Sob...

Pagi ini, Alya berlari-lari kecil menaiki tangga, ia berjalan dengan cepat, aku yakin pasti dia ingin segera memberikan kadonya untuk Angga. Ternyata yang ditunggu-tunggu, tidak berangkat ke sekolah lagi, dengan alasan sakit...

Raut kecewa menyelimuti wajah Alya.., kasihan dia.

"Al......, kog melamun? Ada apa sob...?" Tanyaku mendekat ke tempat duduknya.

"Ngagak ada apa2 kog Vit... Btw Angga kog gak masuk lagi ya Vit?" Tanya Alya cemas.

"Dah nggak usah dpikirin...!! Nanti siang aku anter ke rumah Angga dech Al..."

"Achhh......,Vita...., beneran sob..? Uchhh makasih sayangkyu..." Alya memelukku dengan erat mengungkapkan kebahagiaan, dan rasa terimakasihnya padaku.

"Iya sama-sama Al, jadi gimana kelanjutan hubungan kalian...?" Tanyaku ingin tau.

"Nggak tau Vit, aku masih ragu.... Aku takut berpacaran. Aku ngeri melihat mereka yang berpacaran, rela dicium....., dipegang..., ichhhh takut Vit..."

"Hhhhaha......, kamu lucu dech Al.. Nggak semua kaya gitu lah yauuuu..., sapa tau Angga bisa menjaga, nggak minta dicium, apalagi minta yang aneh2...." Aku geli mendengar perkataan Alya & tingkahnya yang begitu polos.

"Achhh....., mana mungkin dech Vit, kebanyakan cow juga menuntut seperti itu.. Aku ingin menjaga seluruh apa yang ada di tubuh ini, hanya untuk satu kekasih, dia yang benar-benar tulus mencintai dan menerima dengan segala kekuranganku..."

"Iya semoga ya Al, kita bisa selalu menjaga diri.. Emang kamu puas dengan hubungan kalian yang selalu menggantung? Nggak ada kepastian.. Terus, kalau Angganya menyerah dan berpaling, gimana donk Al...?" Tanyaku lagi2 ingin tau...

Alya menghela nafas panjang..."Hufttt..., kalau dia berpaling, berarti memang bukan tipe cow setia.. Mungkin juga bukan jodoh yang terbaik untukku.. Santai sajalah Vit, biarkan Allah yang akan menjawabnya... Entah berjodoh atau tidak, biarkan seperti ini adanya hubungan kami. Mungkin akan lebih baik, jika kelak aku menjauh darinya. Ada Sinta, yang benar2 mencintai Angga..."

Aku memeluk tubuh sahabatku, mencurahkan rasa bangga kepadanya. Ach....., benar kata Alya, serahkan semuanya pada Allah, hanya Dia yang mampu membolak-balikan hati seseorang.

Bel tanda berahirnya waktu istirahat sudah berbunyi... Dara, Aldi, Ale dkk mulai terlihat masuk ke dalam kelas, mereka lebih senang menggunakan waktu istirahat untuk makan & nongkrong di kantin, sangat berbeda dengan Alya, sahabatku yang satu ini hanya menghabiskan waktu istirahat dengan membaca novel di dalam kelas ataupun dengan duduk santai di samping kelas. Kalau dia sedang tidak mendapatkan tamu bulanannya, Alya lebih sering melaksanakan sholat Dhuha di Mushola sekolah, meski tidak ada yang menemaninya.