"Adek sama Abang Gerry itu tak ada hubungan apa-apa Mama, Abang Gerry belum bilang suka sama adek." jawab Embun dengan wajahnya yang sendu.
"Lah Mama fikir Gerry bakalan bilang suka sama kamu, kalau dilihat dari bahasa tubuh dan perlakuan dia sama kamu itu dia suka sama kamu dek, gini-gini juga Mama pernah muda loh." jawab Mama Embun panjang lebar.
"Entahlah Mah, adek tak mau terlalu kepedean takut jatuh kan sakit." jawab Embun lagi dengan wajah yang tambah sendu.
"Cup cup cup sini Mama peluk." ujar Mama Embun seraya memeluk dan mencium puncak rambut Embun dengan sayang.
"Sudah jangan sedih, nanti tambah jelek." goda Mama Embun disela-sela Embun bersedih.
"Mama jangan bilang itu." jawab Embun manja dan mempererat pelukannya pada Mamanya.
"Adek jangan erat-erat Mama sesak tau." omel Mama Embun.
Tiba-tiba ada langkah kaki yang sangat jelas menuju kamar Embun.
"Lah Mama disini, main peluk-pelukan lagi macam Teletubbies tak ajak Papa, Papa juga mau dong dipeluk." goda Papa Embun pada kedua wanita yang masih asik dengan pelukan erat.
"Sini Pah!" ajak Embun pada Papanya.
Akhirnya mereka bertiga pun berpelukan yang mana Embun berada diantara kedua orang tuanya mereka berpelukan hingga beberapa menit kemudian.
"Sudah-sudah, Pah, Embun, Mama sesak kalian kalau pelukan itu erat sekali Mama sampai sesak tau." ucap Mama Embun sambil mengerucutkan bibirnya.
"Hahahaha." Embun dan Papanya hanya bisa tertawa menanggapi omelan sang Mama.
"Ya sudah sana tidur, sudah ritual kan adek?" tanya Papa Embun.
"Sudah Pah." jawab Embun.
"Ya sudah, Selamat Malam dek." ucap Papa seraya mencium puncak rambut Embun.
"Selamt Malam juga Pah." jawab Embun mencium pipi Papanya.
"Selamat Malam anaknya Mama yang paling manja." goda Mama Embun diiringi kecupan di kening.
"Selamat Malam juga Mama ku yang paling bawel tapi ngangenin hehe." jawab Embun dengan sedikit godaan.
Tiba-tiba ponselnya Embun pun berbunyi tanda adanya pesan yang masuk.
"Siapa ini ya malam-malam chatt?" gerutu Embun seraya mengambil ponselnya diatas nakas.
Dibukanya pun ponselnya tersebut dan seketika air muka Embun berubah seketika.
"Aaaaaaaaa, sweet sekali dia." ucap Embun diiringi ponselnya ditaruh didada.
"Cuma ada satu matahari dan satu bulan didunia ini dengan ribuan bintang di langit. Aku yakin Tuhan tidak akan marah jika aku mengambil satu bintang untuk menemani tidurmu. Selamat tidur sayang." isi pesan Gerry untuk Embun.
"Selamat Tidur Abang💓." balasan Embun untuk Gerry.
"Aduh mimpi apa aku barusan!? dibicarakan sama Mama, dia sudah buat aku mabuk kepayang." ucap Embun berbunga-bunga.
"Ya Tuhan, Terimakasih engkau telah mau mendengarkan doa aku." puji syukur Embun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas apa yang baru ini dia alami.
"Heemmm, tak sabar buat besok, aduh aduh bagaimana ini besok Pagi baju apa?" ucap Embun dengan heboh bukan main.
"Ah iya, cari baju dulu sebelum tidur." ucap Embun bangkit dari tempat tidurnya dan beranjak menuju lemari untuk mencari baju untuk keesokan harinya.
"Hemmm, yang ini juga bagus, akhirnya tak susah-susah aku cari sudah disusun Mama rapi." ucap Embun seraya menutup kembali lemari tersebut lalu menuju tempat tidurnya.
"Selamat Malam semuanya..." ucap Embun disela-sela kantuknya.
***
Mentari Pagi pun sudah menampakkan kecantikannya, disudut ibukota ada seorang gadis yang masih setia dialam tidurnya tanpa sadar mentari sudah menyambutnya dengan cahaya yang indah.
“Sinar matahari pagi memang begitu cantik, tetapi sinar matahari akan kalah cantik bila dibandingkan dengan senyum indahmu,
Selamat pagi untuk kamu yang selalu ada untukku, kamu yang paling bisa membuatku rindu, dan menjadi semangat hidupku,
Jika pagi ini kita dapat melangkah dengan penuh keyakinan, doa, dan harapan, sesungguhnya kita sudah meraih separuh kemenangan,
Tidak ada yang bisa menghitung berapa banyak tetesan embun yang membasahi bumi pagi ini. Begitu juga rinduku padamu, tak ada yang mampu menghitung seberapa besar rinduku padamu pagi ini,
Selamat Pagi kesayanganku Embun" itulah beberapa pesan yang Gerry kirim dan pesan yang terakhir membuat pipi seorang gadis yang membacanya pun tersipu malu. Ya siapa lagi kalau bukan Embun yang tiba-tiba terbangun dikarenakan bunyi pesan yang bersahut-sahutan tanda banyaknya pesan yang masuk kedalam hengpongnya.
Itulah beberapa pesan yang dikirimkan Gerry untuk Embun yang membuat wajah Embun pun merah merona ia sangat malu tetapi ia tersanjung oleh semua puisi yang Gerry kirimkan kepadanya.
"Ya Tuhan, Pagi Pagi Abang Gerry buat aku malu dan tersanjung." ucap Embun sambil memegang pipinya yang panas akibat dari untaian kata yang dikirim oleh Gerry untuknya.
"Tambah semangat aku kalau dapat pesan yang sangat ini seperti ini." ucap Embun lagi seraya meletakkan ponselnya didada.
Embun pun membuka selimutnya dan beranjak bangun untuk mandi tak lupa ia membawa baju dan handuknya kedalam kamar mandi.
Tak butuh lama Embun pun keluar dengan pakaian yang sudah melekat ditubuhnya, pakaian yang pas ditubuhnya dan tidak berlebihan, ia pun menuju meja rias untuk mengoleskan beberapa makeup di wajah dan bibirnya tak lupa ia sisir rambut hitamnya dan menguncir sedikit rambutnya kebelakang dan terakhir memberikan sedikit parfum pada baju, leher dan terakhir tangannya.
Setelah dirasa sudah pas dan cantik ia pun bergegas mengambil tasnya dan tak lupa memasukkan Injil, kacamata dan uang kedalam tasnya. Ia pun bergegas keluar dari kamarnya menuju ruang makan sebelum ia berangkat untuk ibadah.
Sesampainya di ruang makan sudah ada Papa dan juga Mamanya yang sudah bersiap untuk sarapan di Pagi hari.
"Adek sudah siap sayang?" tanya Papa Embun.
"Sudah Pah, ini Embun mau sarapan dulu selagi masih ada waktu." jawab Embun pada Papanya.
"Ya sudah ayo kita makan!" ajak Mama Embun dan dijawab dengan anggukan oleh Embun dan Papanya.
Setelah beberapa menit kemudian mereka pun sudah selesai sarapan, Embun pun membantu Mamanya membersihkan meja dan Mamanya yang mencuci piring.
"Mama, adek sudah selesai lap meja ya!" ucap Embun pada Mamanya yang masih sibuk mencuci piring sisa mereka makan.
"Iya sudah sana takut telat nanti." jawab Mama Embun seketika menghentikan aktivitas cuci piringnya dan menghadap anaknya Embun dan menyodorkan tangannya.
"Adek berangkat Mah." ucap Embun seraya mencium tangan Mamanya dan mencium pipi Mamanya. Ia pun bergegas mengambil tas dan mengaitkan diantara bahu dan lengannya lalu bergegas menghampiri Papanya untuk berpamitan.
"Papa, Embun pamit mau berangkat." ucap Embun seraya mengambil tangan Papanya untuk mencium tangan Papanya.
"Iya hati-hati yah adek jangan kebut-kebutan sebelum pergi lihat dulu ban motor kamu supaya tidak ada yang jail bilang ban motor kamu kempesm" ucap Papa Embun panjang lebar.
"Siap Papaku sayang." jawab Embun seraya mencium tangan dan pipi Papanya lembut.
"Dadah Papa, Mama." teriak Embun seraya bergegas keluar menuju Garasi untuk mengambil sepeda motornya. Tidak lupa untuk memanaskan sepeda motornya supaya tidak mati ditengah jalan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Ade _ Lagi off 🍇 🌪
ikut bahagia kalo Embun seneng😘
2020-09-23
2
jongkok🙄
semangat lagi thor
2020-09-20
4
12354513151453182203050
semangat up🙈
2020-09-19
6