"Abang mau kemana, dan ini siapa?"selidik seseorang itu dan menodongkan banyak pertanyaan.
Dan Embun hanya bisa berdiam seribu bahasa entah senang atau bahagia.
"Mau antar Embun, Mah. Embun ini Mamaku, Mama ini Embun." jawabnya disertai memperkenalkan Embun, iya seseorang itu adalah Mama Si Yayang Kumis Tipis.
"Embun, Tante." jawab Embun dengan gugup seraya mencium tangan Tante Desi (Mama nya Si Yayang Kumis Tipis).
"Embun...namanya cantik tidak salah diberi nama itu kamu." puji Tante kepada Embun seraya memegang daguku.
"Lebih baik makan malam bareng kita saja baru kamu antar pulang, Bang." usul Tante Desi padaku.
"I..ini tidak perlu Tante, tidak enak juga sudah malam." ucap Embun dengan menolak dengan halus.
"Iya ya kenapa gak ikut makan aja kamu sama keluargaku." usul Gerry alias Abang kumis pada Embun.
"ini orang gak tahu apa aku gugup mana ketahuan mau dianterin ditambah makan malam keluarganya, bisa tensin aku kalau mereka tahu aku makannya banyak." gumam Embun dalam hatinya.
"Jangan melamun, Embun." Ucap Tante Desi pada Embun lagi.
"Emm...tidak melamun, Tan." bantah Embun.
"Ya udah, kita makan malam dahulu saja, tapi kasih kabar ke orang rumah kamu dulu, kalau kamu lagi makan malam dan pulang sedikit telat supaya orang rumah tak khawatir." saran Abang ke kepada Embun.
"Iya Bang, ini mau telfon Mama dulu, aku tinggal telfon dulu Tante, Abang." ijin Embun kepada mereka.
Percakapan selama menelfon Mama..
"Mah..adek pulang telat ya karena diajak makan malam sama temen." ucap Embun pada sang Mama.
"Oh, yaudah gak apa, ini juga Mama sama Papa mau keluar, tapi pulang jangan malam-malam ya, dek." jawab Mama Embun.
"Siap Mama ku sayang." jawab Embun dengan manja.
"Yaudah hati-hati nanti pulangnya yah, Mama tutup dulu ini Papa sudah manggil-manggil, dadah adek." pintas Mama seraya mematikan panggilan sebelum Embun menjawab.
"Kebiasaan siapa yang nelfon, siapa duluan yang nutup duluan." gerutu Embun pada ponselnya haha.
Embun pun segera menghampiri Abang dan Tante Desi (Mama Si Yayang Kumis Tipis).
Dan betapa terkejutnya ia disana sudah lengkap Papa dan Adiknya Abang sedang melihat Embun.
"Aduuh, ini bagaimana tambah banyak lagi, mau ditaruh mana muka aku, Ya Tuhan kuatkan hati ini." gumam Embun dalam hatinya.
"Sudah telponnya." tanya Abang pada Embun.
"Sudah, Bang." jawab Embun.
"Embun, ini Suami Tante alias Papa nya Gerry dan ini Nathan adiknya Gerry." ucap Tante Desi seraya memperkenalkan Embun kepada Suami dan anaknya alias adik Abang Kumis.
"Embun, Om. Embun Bang." ucap Embun mengenalkan diri pada Om dan Adik Abang Kumis.
"Nama yang cantik." jawab Om Melvin (Papa nya Abang Kumis) seraya mengelus surai rambutku.
"Terimakasih, Om." jawab Embun sedikit gugup.
"Yaudah yuk laper ini." keluh Nathan (Adik Abang Kumis) yang tiba-tiba mengeluarkan suaranya, maklum adiknya Abang rada cuek-cuek gimana gitu.
"Oh ya sudah yuk!" sahut Tante Desi riang sembari menggandeng tanganku lembut.
"Ya Tuhan, ini ada apa aku digandeng Mama nya Abang, aku kan gugup takut-takut keringatan telapak tangan aku." keluh Embun dalam hatinya.
Setelah beberapa menit berjalan akhirnya kami tiba di kedai warung pecel ayam.
Tiba-tiba mata ku melotot melihat pemandangan 2 orang didepan hadapannya.
"Mama Papa disini juga?" tanya Embun dengan suara yang sedikit meninggi lupa kalau ia di tempat umum dan bersama keluarga Abang Kumis.
"Aduh tensin aku ini, bodohnya ini mulut." Keluhku dalam hati seraya menepuk-nepuk mulutku yang tak ada rem nya haha.
"Lah adek kok disini juga?" tanya Mama pada Embun.
"Iya ini mau makan sama Keluarganya Abang Gerry." jawab Embun seraya duduk.
"Oh.." jawab Mama Embun.
"Oiya Mah, ini kenalin Papa Mama Bang Gerry dan Adiknya Bang Gerry." ucap Embun seraya memperkenalkan keluarga Bang Gerry.
"Ya ampun, Desi kamu toh ini!" ucap Mama Embun dengan hebohnya.
"Hadeeeh ada apalagi ini." keluh Embun lagi dalam hatinya.
"Iya aku ini Elisa." jawab Tante Desi kepada Mama dan mereka pun bergosip ria lupa akan kami.
"Mah sudah malu ini di tempat umum nanti saja gosipnya." keluh Papa pada Mama Embun.
"Iya iya Pah, Papa kayak gak tahu Ibu Ibu aja kalau udah ketemu teman gosipnya." jawab Mama Embun tak mau kalah.
"Ya sudah, mau pesan apa semuanya?" tanya Om Melvin kepada semua orang.
Kami pun memesan semua makanan yang ingin kami makan, tak tak lama makanan kami pun sampai di meja makan.
Hanya terdengar sedikit celotehan Mama dan Tante Desi disela-sela makan.
"Uh, hanya disini saja Mama berani bicara sekalian makan , dan Papa tidak menegur Mama." gumam Embun dalam hatinya.
Tak terasa makanan kami pun sudah habis ludes, saatnya kami bayar dan pulang.
"Mas, jadi berapa semuanya?" tanya Papa Embun seraya memanggil tukang pecel tersebut.
"Gak usah Malik, biar suami aku aja yang bayar, hitung-hitung mengakrabkan keluarga." jawab Tante Desi.
"Betul itu Malik, kan tadi istri aku yang ajak Embun makan masa iya kamu yang bayar." sahut Om Melvin menimpali ucapan sang istri.
"Oke deh kan aku jadi enak." jawab Papa disambut gelak tawa dari semua orang.
Sesudah membayar kami pun pamit ke rumah masing-masing.
"Ya sudah Desi aku sama anak dan suami pulang duluan yah, makasih loh sudah ditraktir tadi, dan maaf kalau Embun banyak menyusahkan kalian." pamit Mama Embun seraya menumbalkan Embun.
"Apa-apan Mama mana ada aku nyusahin orang hadeh." keluh Embun dalam hatinya.
"Enggak kok Sa, Embun anaknya manis aku suka." jawab Tante Desi seraya mencubit pipi Embun.
"Aduuh, sudah berhenti Tante jangan muji-muji aku terus, bisa melayang ini." gumam Embun lagi dalam hatinya.
"Ya udah kita pulang duluan ya, dadah." sahut Mama Embun seraya cipika-cipiki dengan Tante Desi, Om Melvin, Abang Gerry dan Nathan aku pun tak lupa mencium tangan Om Melvin, Tante Desi. kalau sama Abang Kumis hanya say bye aja pakai tangan belum berani cium tangan haha.
Kami pun berjalan menuju mobil, setelah masuk kedalam mobil tiba-tiba Mama memborong banyak pertanyaan kepada ku dan Papa hanya fokus kedepan menyetir mobil.
"Dek, tadi kamu bilangnya mau cuci sepatu itu kenapa bisa sama keluarga Tante Desi, terus kamu kenal sama Gerry sejak kapan, terus kamu pacaran sama dia, terus." Cerocos Mama tak hentinya melemparkan banyak pertanyaan padaku.
"Stop Mah, satu satu tanyanya." keluh Embun, dan Mama hanya mengangguk tanda paham.
"Jadi itu ke tempat Dapper Clean yang ternyata punya Bang Gerry, terus pas mau pulang tiba-tiba Tante Desi datang dan ajak aku makan malam dulu, terus pas aku selesai telfon Mama tiba-tiba Om Melvin dan Nathan sudah gabung, dan aku belum pacaran apalagi punya hubungan sama Abang Gerry." jawab Embun panjang lebar.
"Oh gitu ceritanya, belum berarti mau dong dek." goda Mama pada Embun.
"Udah dong Mah jangan dilanjutin kasian adek " suara itu bukan dari aku melainkan Papa Embun yang tiba-tiba ikut nimbrung hehe.
"Iya iya Papa." keluh Mama sambil mengerucutkan bibirnya.
"Iyes, Papa belain Embun." jawab Embun seraya tertawa atas kemenangannya yang mana sang Papa membelanya.
"Tuh kan Pah, Embun jadi seneng kalau sudah Papa bela." keluh Mama tak mau kalah.
"Jangan ngambek dong Mah malu sama anak ini." jawab Papa lembut seraya memegang tangan Mama, dengan sebelah tangan yang tidak mengemudi.
"Uuuuuuuunnncch aku jadi iri." goda Embun kepada Papa dan Mamanya.
Tak terasa keluarga Embun pun sudah sampai depan rumah, seperti biasa kalau sudah pergi bertiga Embun yang jadi tumbal membuka pintu gerbang hehe.
Setelah Papa memasukkan mobil kedalam garasi Embun pun tak lupa menggembok pager, dan Mama membuka kunci rumah.
"Hah capek." keluh Embun seraya melemparkan badanku di sofa tipi.
"Adek ih, jangan duduk disana kamu dari luar sana langsung ke kamar ganti baju lap lap badan." cerewet Mama, pasalnya Mama suka kebersihan dan kami juga dari luar karena sekarang lagi Pandemi juga.
"Iya iya ini mau ke kamar." keluh Embun seraya beranjak menuju kamar untuk membersihkan badanku dengan di lap pakai waslap saja, maklum sudah malam dan tidak lupa cuci muka, tangan, kaki, menggosok gigi dan mengoleskan lotion diseluruh tangan dan kaki.
Setelah selesai Embun merasa masih sempat menyetel musik supaya ia bisa tidur, Embun pun menghampiri meja belajarnya, didupkannya leptop, dibukanya menu musik dan akhirnya scroll lagu yang ingin ia dengarkan saat ini, yaitu lagu Kasmaran-Jaz.
🎵Aku disini padamu
Sekali lagi padamu
Kubawakan rindu yang kau pesan utuh
Aku disini untukmu
Sekali lagi untukmu
Percayalah tak perlu lagi kau gunda
Aku disini padamu
Sekali lagi padamu
Kubawakan rindu yang kau pesan utuh
Aku disini untukmu
Sekali lagi untukmu
Percayalah tak perlu lagi kau gundah
Pun aku merasakan getaranmu
Mencintaiku seperti ku mencintaimu
Sungguh kasmaran aku kepadamu
Hidup adalah tentangmu
Selalu saja tentangmu
Sepertinya kau adalah candu bagiku
Kau buat aku tak mampu
Selalu saja tak mampu
Menahan perasaanku atas dirimu
Pun aku merasakan getaranmu
Mencintaiku seperti ku mencintaimu
Sungguh kasmaran aku kepadamu
Pun aku merasakan getaranmu
Mencintaiku seperti ku mencintaimu
Sungguh kasmaran aku kepadamu
Pun aku merasakan getaranmu
Mencintaiku seperti ku mencintaimu
Sungguh kasmaran aku kepadamu
Pun aku merasakan getaranmu
Mencintaiku seperti ku mencintaimu
Sungguh kasmaran aku kepadamu
Kasmaranku kepadamu
***
Tak terasa mata Embun pun sudah mulai berkurang Wattnya alias sudah mengantuk Embun pun bangkit dan mematikan leptop dan segera menghampiri tempat tidur dan terlelap dalam kehangatan selimut..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
hadir kembali nih kak..
bersama asisten dadakan😉
mampir lagi yukkk
semangatt💪💪
2020-12-27
0
Wulandari
10 like dulu yaa 😍😍😎😎
2020-12-09
0
Dian
haii kak... aku mampir nihh dikarya kakak udh ku kasi 11 like, 5 rate , sama vote... jgn lupa mampir juga di karya ku "Suamiku Posesif (Adam dan Alina)"
2020-12-07
0