"Dek..." panggil Gerry pada Embun.
"Ah, iya Bang." jawab Embun reflek dikarenakan sibuk mengambil gambar tiker nonton yang ia ambil supaya di upload di semua sosial medianya.
"Emm, gimana ya ngomongnya, bingung." ucap Gerry ragu.
"Ada apa Bang?" tanya Embun seketika menatap serius Gerry.
"Kita jalan berdua seperti ini ada yang marah tak sama kamu?" tanya Gerry dengan hati-hati.
"Tak ada pun Bang, Abang mungkin ada yang marah ajak aku jalan!" ucap Embun telak walau dihati dag dag dug mendengar jawaban Abang selanjutnya.
"Yang benar dek, kalau aku tak ada, dek." jawabnya sedikit tersenyum.
"Oh." jawab Embun singkat.
Seketika suasana menjadi canggung tanpa ada pembicaraan lagi.
Suara pemberitahuan yang menandakan waktu masuk pintu teater bioskop sudah dimulai. Embun dan Gerry pun beranjak menuju pintu sesuai film yang ingin mereka tonton.
Setelah masuk dan duduk di kursi yang sesuai dipilih Embun dan Gerry pun diam tanpa adanya percakapan diantara mereka. Film pun diputar dengan durasi 90 menit.
Setelah 90 menit kemudian film yang telah ditonton pun selesai semua para penonton keluar dan tak lupa Embun Gerry ikut serta.
"Bang aku mau ke toilet dulu ya, nanti tungguin aku disana yah!" ucap Embun seraya menunjuk kursi yang ditunjuknya.
"Iya, Abang juga mau ke toilet." ucap Gerry pada Embun.
Mereka pun berpisah dipertengahan toilet, Gerry memasuki toilet pria dan Embun memasuki toilet wanita. Setelah keduanya menuntaskan keinginan mereka tak sengaja mereka pun keluar bersamaan.
"Aduh, keluar toilet aja samaan, apa jodoh ya?" gumam Embun didalam hatinya dengan memikirkan banyak kemungkinan.
"Sudah selesai dek, makan yuk lapar ini aku!" ajak Gerry pada Embun.
"haha iya aku juga lapar Bang, tahu aja waktu-waktu aku lapar." jawab Embun dengan gelak tawa.
"Ayo!" ajak Gerry sambil menggandeng tanganku.
"Mama, Papa, tolong adek,adek tak kuat digandeng laki-laki pujaan hati adek, Mah, Pah." gumam Embun didalam hatinya.
Sesampainya disebuah tempat restoran cepat saji mereka pun memesan beberapa paket nasi, ayam, minum dan cemilan. Setelah pesanan sudah siap mereka pun mencari tempat yang kosong dan nyaman buat mereka tempati.
Tak lupa mereka mencuci tangan secara bergantian setelah mencuci tangan Embun dan Gerry pun menyantap makanan mereka tanpa lupa berdoa terlebih dahulu.
"Mari makan." sahut Embun semangat.
"Mari makan juga." sahut Gerry juga.
Mereka pun makan dengan diam tanpa ada suara bicara dan hanya terkadang saling tatap diantara mereka. Setelah beberapa menit selesai makan.
"Sini Bang aku taruh supaya tak banyak makan tempat." ujar Embun seraya mengangkat bekas tempat makan dengan nampan yang tersedia dan meletakkan ke tempat yang sudah ditentukan.
"Santai dulu yah Bang, aku masih begah ini perut haha." tawar Embun dengan sedikit tawa.
"Iya Abang juga belum bisa jalan karena kenyang haha." jawab Gerry dengan tawanya yang ringan.
"Hahahaha kita sama-sama kekenyangan yang Bang!" sambung Embun lagi.
"Mungkin kita jodoh, dek." jawab Gerry telak dan membuat seketika pipi Embun memerah merona.
"Hahahaha Amin Bang." jawab Embun reflek.
"Mau kemana lagi, dek?" tanya Gerry pada Embun.
"Sepertinya pulang deh Bang, sudah malam juga kan! Besok kita mau ibadah." usul Embun pada Gerry.
"Oiya, Abang tiba-tiba lupa dek." jawabnya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Sudah kan santainya?" tanyanya pada Embun.
"Sudah Bang, yuk pulang!" jawab Embun reflek menggandeng tangan Gerry.
Seketika Embun pun melepaskan gandengan tangannya pada Gerry.
"Gandeng dong, masa pisah-pisah jalannya." goda Gerry pada Embun seraya menggandeng tangan Embun dengan lembut.
"Ah, iya Bang." jawab Embun pelan tapi masih bisa didengar ditelinga Gerry.
Mereka pun bergegas keluar dari restoran makan cepat saji menuju parkiran motor. Sebagai lelaki sejati Gerry pun mengantar Embun pulang ke rumahnya terlebih dahulu.
Sesampainya didepan rumah Embun, disana sudah ada Mama dan juga Papanya Embun yang sedang santai di teras rumah.
Gerry pun reflek turun dari motor menjumpai kedua Orangtuanya Embun disertai berjabat tangan ataupun bersalaman.
"Malam, Om dan Tante." sapa Gerry.
"Malam juga Gerry, Loh cepat banget?" tanya Mama Embun.
"Iya Tante, Embun maunya pulang tak mau kemana-mana lagi jadi Gerry ajak pulang aja" jawab Gerry panjang lebar.
"Oh, ya sudah kalau macam itu, Gerry mau minum teh atau kopi?" tawar Mama Embun.
"Tidak perlu Tante, Gerry langsung pulang, takut kemalaman nanti sampai rumah besok juga kan masih bisa ketemu Embun Tante." jawab Gerry panjang lebar disertai godaan sedikit pada Embun.
Seketika pipi Embun merah merona tanda malu reflek ia pun menutupinya dengan deheman untuk menetralkan kegugupannya.
"Pamit pulang Tante, Om, Embun." ucap Gerry berpamitan pada kedua orang tuannya Embun dan Embun.
"Hati-hati Bang jangan gebut-gebut bawa motornya!" saran Embun pada Gerry.
"Siap dek!" jawab Gerry disertai membunyikan klakson sepeda motornya.
Embun pun segera menutup gerbang rumah dan menguncinya. Lalu menghampiri Mama Papanya yang tengah asik bersantai.
"Tadi kemana saja, dek?" tanya Papa Embun yang tiba-tiba dikarenakan sedari tadi hanya diam tanpa bersuara.
"Ke Mall, nonton, makan sudah itu saja, Pah." jawab Embun jujur.
"Oh." jawab Papa Embun singkat.
"Ya sudah, Embun masuk kamar mau ganti baju, cuci muka, tangan, kaki, dan lainnya gerah ini mana keringat, dadah Papa Mama." ujar Embun disertai ciuman di pipi Papa, Mamanya dan beranjak naik kedalam kamarnya.
Sesampai dikamar Embun, lalu masuk kamar mandi tak lupa membawa handuknya dan juga tak lupa melakukan ritual sebelum tidur.
Setelah selesai semua Embun pun merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil memainkan ponselnya sekedar melihat-lihat sosial medianya ataupun membalas chatt dari kawan-kawannya.
Tengah asik memainkan ponselnya tiba-tiba pintu kamarnya terbuka menampilkan sosok Mamanya entah apa yang ingin Beliau sampaikan.
"Dek, dek." panggil Mama Embun sedikit heboh.
"Apa Mah?" jawab Embun singkat tanpa menoleh karena sibuk membalas chatt kawan-kawanya.
"Lihat Mama dong kalau diajak bicara!" keluh Mama pada Embun.
"Iya, Mama ku yang cantik ada apa?" jawab Embun reflek dan meletakkan ponselnya diatas nakas.
"Kalian pacaran kan?!" tanya Mama Embun telak.
"Mama pengen tahu aja apa pengen tahu banget?" goda Embun pada Mamanya.
"Adeeeek, serius dong Mama tanya ini." kesel Mama Embun seraya mencubit pinggang Embun.
"Auwh, sakit Mama jangan cubit-cubit, adek kan bukan kue cubit tau." goda Embun lagi sambil mengelus pinggangnya yang dicubit Mamanya.
"Kamu bercanda lagi, cepat jawab nanti Mama cubit lebih kenceng lagi baru tahu rasa kamu." jawab Mama Embun ditengah kemarahannya.
"Iya, iya, iya ini mau jawab, tapi itu tangan dikondisikan dulu, sakit tahu cubitan Mama tuh melebihi gigitan semut sama disuntik." keluh Embun panjang lebar masih disertai candaan.
"Cepatan jawab adeeeeek...." ujar Mama Embun dengan kekesalan yang sudah memuncak.
"Adek sama Abang Gerry tuh......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Ade _ Lagi off 🍇 🌪
Like this 😘
2020-09-23
3
sabrina
semangat author kesayangan
2020-09-19
6
Anonymous
next
2020-09-18
6