Tiba-tiba bel gerbang pun berbunyi berkali-kali entah siapa yang memainkan dan membuat Embun kesal.
Tet tet tet
"Siapa si yang mainin bel, gak tahu apa aku lagi bad mood." gerutu Embun sambil beranjak keluar menuju pager rumah.
**
Di depan Gerbang
Ternyata ada anak kecil yang jail memainkan bel itu dengan senangnya.
"Adek kamu main yang lain ya ini buat tanda ada tamu jadi jangan dimainin yah." Menasihati anak kecil tersebut.
Dan anak kecil itu hanya diam dan tak lama iya kabur bersama teman-temannya.
"Haaah, tumben banget ya itu adek-adek mainin bel rumah orang." ucap Embun sendiri.
"Mending masuk lagi ah buat emosi aku aja kalau lama-lama disini." sambung Embun lagi sambil memasuki rumah.
Embun pun merebahkan badannya di sofa sembari menghidupkan tipi dan memainkan remot televisi entah channel mana yang ia tonton.
Tet tet tet
Tiba-tiba bel gerbang pun berbunyi. Seketika Embun pun sedikit emosi dan beranjak menuju gerbang.
"Adeeeek..." teriak Embun menghampiri gerbang dengan emosi yang memuncak.
Dag...💓
Dig...💓
Dug...💓
Dilihatnya sosok laki-laki yang baru semalam kami bertemu entah ada apa gerangan dia datang ke rumah.
"Ada apa Bang?" tanya Embun seraya membukakan pintu gerbang.
"Ini.." Menunjukkan paper bag yang ia bawa.
"Kok cepat banget Bang?" tanya Embun lagi kepada seseorang tersebut yang tak lain Abang Si Yayang Kumis Tipis.
"Khusus buat kamu dipercepat." goda Bang Gerry pada Embun.
"Aneh ah.." jawab Embun dengan wajah yang sudah merah merona.
"Gak dikasih masuk nih." godanya lagi pada Embun.
"Ah iya, aku lupa, masuk dulu Bang." icap Embun seraya membuka lebar gerbang dan ia melajukan sepeda motornya tepat didepan pintu rumah.
"Yuk masuk Bang!" ajak Embun.
"Oke." jawab Bang Gerry lagi.
"Duduk Bang, mau minum apa?" tanya Embun pada Bang Gerry.
"Apa aja, oiya Tante Om kemana kok sepi?" tanya dia padaku diiringi matanya melihat-lihat keadaan rumah yang sepi.
"Oh, Mama lagi main disebelah, Papa lagi di ruang kerja, aku tinggal ke dapur dulu Bang." jawab Embun seraya menuju dapur dan membuatkan minum dan cemilan. Setelah itu dibawa minum dan cemilannya menuju Abang.
"Diminum sama dimakan Bang jangan malu-malu anggap aja rumah sendiri." tawar Embun seraya meletakkan minuman dan cemilan dihadapannya.
"Siap gak bakal malu-malu kok." jawabnya dengan sedikit percaya diri.
"Abang gak repot gitu anterin sepatu aku sampai Abang sendiri yang turun tangan mengantar sepatu aku, kan bisa di telfon." tanya Embun panjang lebar.
"Gak kok, ini lagi nyantai aja, lagian bosen disana terus ada banyak orang kok disana." Jawabnya.
"Oh, diminum Bang pasti haus kan jauh dari tempat usaha Abang sampai ke rumah aku." tawar Embun pada Gerry, jauh didalam hatinya merasa berdebar jantungnya berdegup kencang dan seketika keringat bercucuran, walau tidak sebanyak air hujan.
"Siap." Jawab Gerry lalu menenggak minuman yang telah Embun siapkan.
"Ekhm..." deheman Embun pelan seraya menetralkan kegugupannya dihadapan laki-laki yang dihadapannya.
"Kamu sudah selesai onlinenya dek?" tanyanya membuka pembicaraan.
"Udah Bang, oiya Abang mau makan gak sekalian sama aku." jawab Embun disertai pertanyaan.
"Udah kok tadi sebelum kesini dek." jawabnya sambil menunjukkan senyum manisnya padaku.
Hiks...😭
Hiks...😭
Hiks...😭
"Ya Tuhan, aku antara senang dan bahagia, disatu sisi sedih mau bahas apa disatu sisi senang dia main ke rumah walau hanya anterin sepatuku, ini bukan khayalan, bahagianya, bahagianya, senangnya aku, bahagia disenyumi laki-laki pujaan hati." gumam Embun dalam hati.
"Loh ada tamu, dek?" Tiba-tiba ada suara yang terdengar dari atas tangga.
"Iya Pah ini Abang Gerry datang anterin sepatu aku." jawab Embun pada Papanya, ya suara yang tadi ialah suara Papa Embun.
"Oh..sudah lama Gerry disini?" tanya Papa Embun seraya mendudukkan bokongnya di sofa rumah berhadapan dengan Bang Gerry.
"Baru kok, Om." jawab Gerry bangkit berdiri seraya mencium tangan Papa Embun.
"Kenapa kamu gak panggil Papa dek kalau ada tamu?" tanya Papa pada Embun.
"Kan Papa lagi sibuk kerja masa adek ganggu Papa." jawab Embun kesal.
"Bilang aja mau berduaan sama Gerry kan." jawab telak Papa Embun padaku.
"Aduh Papa apa-apaan coba ih buat aku malu aja." gumam Embun dalam hatinya seketika mukanya memerah.
"Mana ada Papa, ngaco deh." bantah Embun dengan wajah yang sudah memerah padam.
"Kalau iya juga gak apa dek." goda Abang kepada Embun lagi.
"Adeeh ini apalagi si Abang godain aku lagi, gak tahu apa ini wajah, telinga dan hati aku sudah tak menentu." gumam Embun dalam hatinya.
"Sudah-sudah kasian Embun, Gerr." goda Papa lagi pada Embun.
"Iya Om." jawab Abang Gerry.
Bang Gerry dan Papa pun asik mengobrol tentang usaha kecil-kecilan Abang dan bercerita suka duka berwira usaha Dapper Clean.
Tak terasa 1 jam mereka ngobrol dan tiba waktunya Bang Gerry pulang.
"Om...Embun...aku pamit pulang dulu sudah sore juga ini." pamit Gerry sembari melihat jam tangannya.
"Oh iya ya gak kerasa ya kita ngobrol sampai sore." jawab Papa dengan tawa yang renyah.
"Ya udah hati-hati yah Gerr, Embun anterin Bang Gerry kedepan Papa mau mandi dulu, maaf yah Gerry... Om mandi dulu gak bisa anterin sampai depan." ucap Papa Embun.
"Iya Om gak apa kok." jawab Gerry seraya mencium tangan Papa dan beranjak menuju depan rumah.
"Hati-hati Bang." ucap Embun pada Gerry.
"Oiya...Abang boleh save nomor kamu yang kamu catat di notes Dapper Clean gak?" tanya Gerry hati-hati pada Embun.
"Oh iya gak apa Bang, simpan aja kalau mau telfon atau chatt juga gak apa." goda Embun pada Gerry.
"Aduh... Embun bisa-bisanya kamu mulai godaiin dia." gumam Embun dalam hati merutuki mulutku yang tak ada remnya.
"Oh itu pasti nanti aku chatt kamu kalau lagi senggang yah." jawab Gerry seraya menghidupkan sepeda motornya.
"Ya udah, Abang pulang dulu yah, dek." ucap Gerry lagi.
"Iya Bang hati-hati jangan ngebut-ngebut!" ucap Embun.
"Bye dek." ucap Abang seraya membunyikan klakson sepeda motornya.
"Bye Yayang Kumis Tipis ku, hati-hati aku masih ingin melihat mu lagi." gumam Embun dalam hati seraya melambaikan tangan hingga sepeda motor Gerry tak terlihat lagi dari penglihatanku.
Embun pun masuk kedalam rumah dan beranjak naik ke kamar seraya melamunkan kejadian beberapa jam lalu.
"Ya Tuhan, mimpi apa semalam aku sudah bisa sampai ketahap ini." gumam Embun pelan seraya menepuk-nepuk pipinya.
"auwh." jerit Embun sakit seraya mencubit tangan pertanda bahwa ini kenyataan bukan mimpi fatamorgana semata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Ade _ Lagi off 🍇 🌪
ehem..anterin sepatu dateng ke rumah meskipun ada modus🤭
2020-09-23
3
Anonymous
like like
2020-09-18
5
A - 𝐙⃝🦜
uhuk
2020-09-18
5