Menjadi Villain

"Laporan apa ini!" Nicholas membanting kertas kertas yang sudah diprint Mikayla, sesuai permintaannya setelah satu jam kemudian, ke lantai.

Mikayla menatap Nicho dengan tatapan marah dan sakit hati yabg bercampur jadi satu. Dia sudah memeras otaknya sampai tinggal ampas karena permintaan ngga masuk akal Nicholas.

Bayangkan saja, satu jam untuk mengecek laporan yang terdiri dari ribuan data salah satu proyek perusahaan yang bernilai ratusan milyar.

Memang Mikayla baru bisa menyiapkan hampir sebagian saja, tapi dia yakin dengan keakuratannya.

Kamu pikir aku AI. Otakku ini juga ada batas waktu maksimalnya, sengit Mikayla ngga terima dengan sikap songong Nicho. Tapi hanya dalam hati saja.

Membayangkan nasib ketiga teman dan staf di divisinya, membuat Mikayla terpaksa mengalah.

Wajah masam Bu Irma masih ngga bisa dia lupakan.

Tapi sampai kapan?

Baru satu jam saja dia sudah merasa amat lelah.

Dengan menahan sabar, Mikayla berjongkok memunguti kertas kertas yang berserakan di lantai.

Baru kali ini dia mendapat perlakuan seperti ini. Dadanya terasa sesak

Ini penghinaan terbesar buatnya.

Nicholas malah tersentak melihatnya.

Dia juga ikut menunduk dan menepis tangan Mikayla yang akan mengambil kertas kertas yang berserakan itu.

Mikayla menatapnya kesal.

Mau dia apa, sih?

Kenapa dia marah?

Ini, kan, mau kamu!

Nicholas melengos.

"Aku ngga minta kamu memungutnya."

Lantas apa? batin Mika menjawab kesal.

Dia pun membuang tatapannya dari Nicho.

"Kerjain lagi semuanya sampai benar. Tiga jam lagi aku tunggu hasilnya," ucapnya sambil bangkit berdiri.

"RIDO...!" serunya kesal pada asistennya yang dari tadi hanya bengong melihat kelakuannya.

"Ya, tuan muda."

"Kumpulkan kertas kertas ini," perintahnya sambil duduk di kursinya.

"Kamu ngapain masih jongkok di situ?" ketus Nicholas saat melihat Mikayla yang masih ngga berubah posisinya.

Padahal dia saja sudah duduk di kursinya.

Rido sudah mendekat dan siap untuk berjongkok.

Tanpa kata Mikayla segera berdiri dan berjalan menuju meja kerjanya.

Dalam hati masih tersinggung berat dengan sikap semema mena Nicho.

Uuugghhh.... Nicholas merasa dia sangat bodoh kali ini.

Harusnya dia biarkan saja gadis itu menurunkan egonya tadi.

Harusnya sangat menyenangkan melihatnya tersiksa.

Tapi entahlah, hati kecilnya mengutuknya kejam.

Padahal dia ingin menunjukkan powernya, tapi hatinya malah merasa sakit melihat gadis itu mematuhi perintahnya.

Rido melirik tuan mudanya yang biasanya tenang dan kalem, tapi sekarang jadi pemarah dan ngamukan begini.

Tadi saja dia sempat kaget melihat kelakuan kasar bosnya pada gadis itu.

Sejak bosnya bertemu gadis ini tadi pagi, bosnya jadi orang yang sangat berbeda.

Sambil memungut kertas kertas di lantai, Rido ingat beberapa kali dia memergoki bosnya menatap gadis itu yang bekerja serabutan karena harus memyelesaikan permintaan gilanya.

Tadi banting kertas ayang babe, tapi kenapa sekarang harus dia yang munguti, Batinnya menggerutu kesal.

Gara gara badmood bosnya, dia jadi kena apenya. Ikut serta membereskan cerita bosnya yang belum selesai.

Sebenarnya ada apa dengan mereka ini?

Siapa gadis ini?

Kenapa pak bos setengah setengah menghadapinya?

Rido terus bertanya tanya dalam hati sambil meletakkan printnan gadis itu ke atas meja pak bos yang masih nampak.gusar.

Setelah itu dia duduk lagi di kursinya. Ngga berani bertanya karena aura mematikan bosnya yang sangat mengerikan terpancar jelas.

Sementara itu perasaan Mikayla benar benar campur aduk.

Teganya Nicholas melakukan hal tadi padanya. Ketiga temannya berulang kali menelpon, tapi selalu dia reject

Dia ngga bisa memberitaukannya sekarang. Suaranya pasti akan menyiratkan kejujuran.

Dan lagi Nicholas bisa tambah nyap nyap karena akan terlihat jelas kalo dia menerima telpon.

Mika belum siap untuk jujur bercerita tentang hubungannya di masa lalu dengan Nicho.

Bukan takut dengan reaksi atau pun tanggapan mereka. Tapi dia belum siap menguak aibnya.

Nicholas masih melirik Mikayla yang wajahnya tampak sangat jelas keruhnya.

Dia jadi iba.

Dulu setiap Mika menemui kesulitan, pasti dia yang akan membantunya

Tapi sekarang dia menjadi sumber kesulitan mantannya.

Dia meraih ponselnya yang bergetar.

"Tuan muda, yang dirawat di rumah sakit, adiknya nona Mikayla. Kecelakaan ditabrak mobil. Penabraknya sudah tanggungjawab," lapor pengawalnya yang diminta menyelidiki Mikayla.

'Hemm...."

"Yang menabrak adik nona Mikayla, tuan Ringgo Pranajaya dari PT Berlian Pranajaya. Salah satu perusahaan kita juga bekerja sama dengan perusahaan itu, tuan."

"Ooo...."

Jadi laki laki itu si Ringgo, batin Nicholas menebak.

"Keluarga nona Mika tidak menuntut apa pun, tuan. Oh iya, tuan, papa nona Mika sudah tiada, empat tahun yang lalu."

Nicholas tertegun mendengar. Dia masih menatap Mika. Terkejut mendengar kenyataan yang baru saja dia ketahui.

*

*

*

Tepat tiga jam kemudian, Mikayla menyerahkan semua laporan yang sudah finish dia kerjakan.

Mataku pegal banget, batinnya.

Tanpa kata Nicholas menerimanya dan memeriksanya

Dia akui kebenaran kata kata Bu Irma, Mika memang bisa dihandalkan.

Dia bekerja di bawah tekanan dan intimidasinya, tapi hasilnya kali ini perfect.

Laporan sebelumnya yang dia hempaskan itu sebenarnya ngga salah, hanya saja belum selesai.

Tapi wajar kalo belum selesai, dia saja yang sengaja nyari masalah dan menekan Mika.

Liza is calling.....

Sudah puluhan kali calon istrinya menelpon, tapi selalu dia abaikan.

Senyum miringnya terukir di bibirnya.

"Ya, Darling." Tatap matanya bertemu dengan Mikayla.

Ada riak yang tak terbaca di sana, tapi itu membuat hatinya senang

Tidak dia dengarkan omelan manja Liza. Saat ini dia sedang memanas manasi hati Mikayla yang masih berdiri di depannya, menunggu hasil koreksi kerjaannya.

"Maaf, sayang. Aku sibuk sekali."

"....................................................."

"Papi sudah sehat. Jangan khawatir, honey."

"......................................................"

"Oke, pulanglah kalo semua kerjaanmu sudah selesai. Kita juga perlu membicarakan pernikahan kita."

"......................................................"

"Oke, aku juga merindukanmu, honey. Always." Nicholas menutup sambungan telponnya walaupun Liza masih ingin berbicara lagi.

Mata mereka masih saling menatap.

Nicholas mengalihkan tatapannya pada laporan Mika.

"Lumayan. Kamu bisa mengerjakan proyek yang lain," ucapnya dingin. Sangat beda dengan nada suaranya pada Liza tadi, begitu lembut dan penuh perhatian.

Mikayla ngga menjawab, dia segera berbalik ke meja kerjanya.

Dari tadi tungkai kakinya sudah terasa sangat lemah.

Sikap dan cara bicara Nicholas sama seperti saat bersamanya dulu.

Dia benar benar sudah move on.

Mika ngga tau mengapa saat ini hatinya merasa sangat sedih. Dia berusaha keras menahannya.

Aku ngga akan menangisi laki laki seperti kamu. Nggak akan....!

*

*

*

Liza yang awalnya shock karena telponnya akhirnya diterima Nicho, langsung merasa berbunga bunga karena Nicholas berbicara dengan nada yang sangat lembut.

Seingatnya Nicholas tidak pernah semesra ini dengannya.

Laki laki itu terlalu dingin dan tak berperasaan jika berbicara dengannya.

Mungkin dia kangen karena sudah beberapa hari ngga bertemu, tebaknya senang.

Oke, Nicho, aku akan segera pulang nemuin kamu!

Senyum lebarnya tersungging lepas di bibir merahnya.

Walaupun Nicholas menutup telpon tanpa menunggunya selesai berbicara, akan dia maafkan.

Aku akan segera menikah dengannya....?? Batinnya berteriak ngga percaya.

Selama ini Nicholas lah yang sering menunda pembicaraan ke arah sana.

Terpopuler

Comments

Tri Handayani

Tri Handayani

Niko...bukan'nya membuat kesan yg baik bertemu mantan mlh membuat kesal,marah,kecewa dan cemburu mantan...
padahal kalian berdua sebenarnya msh punya rasa'tpi ego kalian terlalu tinggi.

2025-04-14

1

Sunaryati

Sunaryati

Kamu ingin memanas- manasi Mika tapi hasilnya akan jadi bumerang untuk mu Nicho. Malah akan mempersulit dirimuu. Ingat senjatamu tak tertarik wanita , selain Mika.

2025-04-14

1

Sri Siyamsih

Sri Siyamsih

nggk usah d tanggapin Mikha , so krj yg rajin cukin aj tar lm" jg galau sendiri. Niko bilang aj blm bisa move on jgn gedein gengsi tar nyesel lho

2025-04-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!