Interogasi part 2

Mika langsung dihadang saat tiba di dekat ruangan pak bosnya. Vara dan beberapa staf perempuan muda yang menatapnya tajam.

Dia kecepatan, ya?

"Mika, sini." Vara melambaikan tangannya agar dia mendekat.

Ada interogasi lagi, nih? batinnya lelah.

Dia jadi takut kalo mereka tau alasan penempatannya disini. Dia bisa dikeroyok dua kali.

"Jadi kamu yang namanya Mikayla Zaneta?" seorang gadis cantik nan modis yang menatapnya penuh selidik dari kepala hingga kaki. Bahkan dia menyebutkan nama Mika dengan lengkap.

"Iya." Mikayla balas menatap gadis yang ngga dia kenal dengan tatapan sopan.

"Kenalkan, aku Tika. Sekretaris juga. Kita di sini semuanya sekretaris," jelasnya lagi.

"Hanya Vara yang sekretaris CEO. Kita sekretaris direktur," sambungnya lagi.

"Kamu siapanya, Pak Bos? Kok, bisa bisanya ada di ruangan pak bos?" kepo gadis cantik lainnya.

"Aku akuntan dari divisi keuangan."

"Bukan saudaranya?" selidik yang lainnya lagi.

Mikayla menggelengkan kepalanya.

"Kekasih gelapnya mungkin?" todong Tika menuduh.

Mika kembali menggeleng.

"Ngga apa ngaku aja kalo kamu kekasih gelapnya pak bos. Kita aja mau jadi kayak kamu," tukas Tika santai.

Yang lainnya juga tertawa tertahan.

"Aku bukan kekasihnya," tegas Mikayla.

Mantan, batinnya mengoreksi.

"Tapi sikap pak bos aneh, loh, ke kamu. Padahal baru dua hari dia ngantor. Kita aja dicuekin, tapi kamu engga," kompor Vara mengingat kesiapan pak bis menampung Mika di ruangannya.

"Betul. Makanya kami heran, kenapa kamu diistimewakan," sambung Tika. Dua orang yang lainnya pun bersahut sahutan mengiyakan.

Wajar, sih, kalo mereka curiga, batin Mikayla.

Kelakuan Nicho terlalu menyolok.

Bu Irma saja ngaku sempat su'uzon.

"Pak bos memang sudah ada tunangan. Tapi bagi laki laki sekaya dan setampan pak bos wajarlah kalo dia punya banyak kekasih simpanan."

Mika tercengang.

Otak para sekretaris di sini sepertinya harus diruwat.

Mereka mau mau saja jadi simpanan.

Demi uang?

Mika ngga yakin kalo hanya uang untuk makan atau bayar kontrakan

Pasti untuk kegunaan uang yang lain. Rumah atau mobil misalnya.

Mikayla terus saja bermonolog dalam hati.

"Jadi kamu hanya asisten keuangan yang membantu pekerjaannya saja?" tanya Tika seolah ingin menegaskan.

"Iya. Ada pak Rido juga. Saya bekerja dengan beliau."

"Jadi kamu bukan kekasih gelapnya?" tanya yang lainnya.

"Bukan."

Kurang ajar, maki Mika tersinggung. Tapi dalam hati.

"Jadi kamu siapa? Kanapa pak bos langsung milih kamu kerja di ruangannya?" desak Tika mengharap kejujuran Mika.

Dia yakin ada alasan tertentu yang lebih valid.

Mikayla menghela nafas panjang.

"Mba Tika bisa bertanya pada pak bos atau Bu Irma," sahut Mikayla tegas.

Keempat sekretaris itu saling pandang.

Vara membuka pesan yang barusan masuk di ponselnya

"Sementara cukup sekian dulu. Pak bos dan direktur yang lain sudah naek lift."

Pegawai resepsionis yang memberikannya laporan.

Tanpa kata apa pun lagi, mereka segera membubarkan diri.

Mikayla segera masuk ke ruangannya.

Para sekretaris konyol ini sudah menghambat pekerjaannya. Mereka ngga tau aja kalo pak bos idolanya sampai tantrum, dia yang terkena efek buruk yang sangat parah.

Mikayla terpaksa bersiap bangun dari duduknya saat mendengar suara pintu terbuka.

Saat melihat Nicho melangkah masuk bersama Rido, Mikayla hanya menundukkan kepalanya saja. Tapi bibirnya sama sekali ngga bersuara. Untungnya Nicho-idola para sekretaris ngga mempermasalahkannya.

Padahal bos idola mereka akan segera menikah. Mika ngga sampai hati mengatakannya tadi berita itu, baik di depan para sekretaris modis ataupun pada Nala dan Rumi.

Mereka semua pasti kejang kejang, otw igd over crowded jika dihitung juga semua staf perempuan yang bekerja di perusahaan ini.

Nicholas sesekali menatap Mika, ngga dipedulikan olehnya Rido yang secara terang terangan mengawasinya.

Dia.masih berpikir dan mencari alasan kenapa dia diputuskan

Kalo soal tragedi malam itu, harusnya bukan masalah. Dia sudah mau tanggung jawab, tapi kenapa Mika menolaknya mentah mentah.

Tap sampai hari ini setelah delapan tahun berlalu, kata mama dan adiknya, gadisi itu belum juga punya kekasih lagi.

Aneh memang. Tapi Nicholas malah merasa lega. Dia sempat kepikiran Mika sudah menikah dan bahkan punya anak.

Rido semakin yakin si bos memang ada apa apa dengan gadis yang bernama Mika. Dari tadi si bos menatap gadis itu dan kadang kadang bibirnya tersenyum tipis.

Rido.ganti mengamati Mika.

Memang cantik, sih, manis juga, nilainya dalam hatii.

"Aku donorkan matamu kalo masih berani lihat dia lagi."

GLEK

Ucapan si bos terdengar sangat dingin dan menusuk, walau perlahan, tapi sangat jelas di telinga Rido yang berada di dekatnya.

"Maaf, tuan muda."

Nicholas menatapnya kesal sebelum berpaling ke layar laptopnya.

Tuan muda semurka itu? batin Rido jadi takut juga.

Siapa, sih, gadis, ini.

Tapi dia ngga berani melirik Mikayla lagi.

*

*

*

Mikayla kembali menyerahkan laporannya setelah tiga jam berlalu. Bahkan di mejanya dia sudah menyelesaikan pekerjaannya untuk tiga jam ke depan.

Dia ingin cepat pulang untuk membuat mamanya beristirahat, gantian menjaga Okta.

Kalo perlu dia akan membawa kerjaannya ke rumah sakit.

Lebih baik bekerja dari pada melerai perdebatan kedua adiknya nanti.

Nicholas mengamati hasil kerja Mikayla dan melirik gadis itu yang sudah kembali ke tempatnya.

Dia terlihat sangat semangat dan seperti ingin cepat cepat menyelesaikan kerjaannya.

Nicholas jadi teringat pertemuan pertama mereka.

Saat itu dia masih menjabat sebagai ketua osis selama dua periode berturut turut, ngga tergantikan.

"Hey, kamu harus ke ruang bp." Mikayla menangkap basah dirinya yang datang terlambat melewati jalan belakang sekolah sebagai jalan pintas untuk ke ruang kepala sekolah.

"Aku buru buru...," ucapnya waktu itu sambil melewati Mikayla begitu saja.

"Nggak bisa. Kamu telat, ya, harus ke ruang BP." Mikayla menghadang jalannya.

Nicholas menaikkan satu alisnya. Dia juga terlambat karena mengurus kepentingan sekolah.

"Guru BP ngga akan marah."

"Loh, kok, bisa ngga adil gitu," sarkas Mikayla sambil bertolak pinggang.

"Kamu seksi ketertiban? Kenapa jaga sendiri saja?"

"Temanku lagi di toilet."

"Kalo kamu bawa aku sekarang, nanti ngga ada yang jaga lagi di sini."

Gadis itu mengalihkan tatapannya ke arah arah lain. Terlihat seorang siswa laki laki berlari menghampiri

"Temanku sudah selesai. Dia yang akan berjaga. Sekarang kamu ikut aku."

Nicholas tersenyum melihat keteguhan hati gadis itu.

"Kamu ngga kenal siapa aku?"

Gadis itu menatapnya aneh, meremehkan.

"Memangnya kamu siapa?"

Nicholas tambah melebarkan senyumnya.

"Eh, Nicho, dari mana? Kok, telat?" tanya Edi, rekan gadis itu yang sudah mendekat dengan nafas tersengal.

"Ketemu Pak Gaffur dulu tadi "

"Kamu kenal dia?"

"Dia ketua osis kita, Mika. Masa kamu ngga hafal wajahnya?

Gadis itu nampak melongo, kaget.

"Sorry, Nic, dia jarang ikut rapat osis."

Nicholas mengangguk.

"Oooh.... Aku duluan, ya. Oh ya, kamu bertugas dengan sangat baik." Nicholas tersenyum jahil sebelum pergi.

Sampai sekarang dia masih ingat wajah kaget dan malu gadis itu.

Terpopuler

Comments

Rahayu Ayu

Rahayu Ayu

Nick selalu tantrum kalau Rido ketahuan ngelirik atau menatap wajah Mikayla ,
Penasaran apa yg akan terjadi kalau nanti tiba tiba mama nya Nick datang ke kantor Nick dan bertemu Mikayla lagi.

2025-04-16

1

Tri Handayani

Tri Handayani

rido jangan terlalu kepo dgn bos'mu apalagi sampe melitik mika'nanti bsa d donorin mata kamu.
Nich pegawainya niko yg cewe terlalu kepo dgn mika,kasian mikanya

2025-04-16

1

Saadah Rangkuti

Saadah Rangkuti

aduuh thor...udah penasaran banget sama interaksi ke 2 nya,eehh...malah mundur aja ke 8 tahun lalu 😜😜

2025-04-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!