Kekuasan Nicholas

"Sampai kapan kamu akan menghadap pintu."

Mikayla melakukan inhale dan exhale.

Tuhan.... Kuatkan aku....., do'anya dalam hati.

Jantungnya tampak berpacu cepat.

Ini pertemuan keduanya dengan Nicho!

Harusnya dia biasa saja. Delapan tahun sudah berlalu...

Perlahan dia berbalik dan tatapan mereka bertemu.

Nicho masih berada di kursi kerjanya.

Mikayla berusaha tenang mendapat tatapan tajam Nicholas padanya.

Nicholas terus memberikan tatapan intimidasinya saat Mikayla berjalan mendekat.

Langkah Mikayla terhenti di depan meja Nicholas.

"Kamu akan bekerja di ruangan ini bersama Rido. Asistenku sedang membawa barang barangmu ke sini."

Mikayla langsung panik.

Harus hari ini juga?

Lagi pula mengapa harus satu ruangan dengan dia? Walaupun ada Rido, tapi tetap mereka satu ruangan!

"Sa saya bisa kerja di ruangan saya saja, pak." Mikayla memberikan penolakan.

Ngga mungkin dia bisa bekerja dengan tenang. Laki laki itu berada di dekatnya.

"Kamu ngga bisa membantah. Aku bos kamu, ingat sekarang masih jam kerja."

Mika tau Nicho membalikkan ucapannya tadi malam.

"Aku akan langsung menilai kinerja kamu. Kalo aku menemukan kesalahanmu, bukan hanya kamu saja yang langsung aku pecat, tapi juga ketiga temanmu. Bahkan divisimu akan aku rombak."

Niicholas dapat merasakan tatapan terkejut, kesal, marah bercampur tak berdaya melawan kekuasaannya dari Mika.

Ini yang Nicholas suka.

Gadis itu harus merasakan ketakberdayaannya dulu saat diputuskan.

"Kamu ngga profesional."

Enak saja, kenapa dia yang ketiban semua tanggung jawab....?!

Nicholas tersenyum miring saat melihat mata di depannya menatapnya penuh emosi.

"Kamu mau membuat teman teman dan divisimu dalam situasi bahaya dengan pembangkanganmu?"

Mikayla ngga bisa berkata kata lagi.

Mengapa sekarang dia jadi seperti ini? Dulu dia tidak begini.

Rasanya Mikayla ngga mengenal Nicho yang sekarang.

Aneh, kenapa dia yang terlihat marah dan dendam.

Harusnya aku, kan....?

Mikayla hanya bisa mendelikkan matanya

"Aku mengundurkan diri," tantang Mikayla berani.

Biarlah keuangannya amburadul, yang penting semua orang ngga kena efek buruknya.

Keputusannya kemarin memang sudah benar. Ngga mungkin dia bekerja di bawah kekuasaan Nicho.

"Boleh, malah lebih mudah aku memecat ketiga temanmu dan sekalian merombak divisi penuh sarang korupsi itu," jawab Nicholas tenang, terkesan sinis.

Tubuh Mikayla bergetar. Kedua tangannya mengepal erat, walau tidak dia tunjukkan.

"Begitu, ya, kalo jadi bos? Bisa bertindak semaunya."

Nicholas tersenyum miring.

"Of course. Keberatan? Itu pintu keluarnya."

Mika ngga mungkin mengikuti emosinya.

Tapi dia sangat terhina dengan sikap Nicho.

"Kamu berubah," desisnya.

"Setiap orang pasti berubah."

Mikayla menelan salivanya susah payah.

"Aku ngga mengganggumu. Kamu bahkan sudah bertunangan dan mau menikah."

"Masalah buat kamu?"

"Karena itu.... JANGAN GANGGU HIDUPKU," serunya ngga bisa lagi mengontrol emosinya.

Nicholas tambah senang bisa membangkitkan kemarahan Mikayla

Dia bangkit dari duduknya, mencondongkan jarak ke depan, hingga cukup.dekat dengan Mikayla.

"Ter-se-rah a-ku."

Kedua pasang mata saling menatap tajam.

Tangan Mika sudah siap akan menampar wajah yang sudah tanpak lebih dewasa dari yang dia kenal dulu.

Tapi suara pintu menahannya.

CEKLEK

Nicholas menjauhkan tubuhnya dan segera duduk di kursinya.

Tatapnya mengejek pada tatap sengit mantannya.

Pintu terbuka semakin lebar.

Mikayla hanya bisa mengurut dadanya melihat asisten Nicho yang katanya namanya Rido dan sekretarisnya-Vanda sedang membawa semua barang barangnya.

Memang ngga banyak, karena dia belum membeli apapun untuk menata meja di kubikelnya.

Hanya tasnya saja miliknya, selain itu berkas berkas pekerjaannya dan laptopnya, milik perusahaan.

Vara mengikuti Rido dan meletakkan barang barang Mikayla di atas meja yang dia baru tau ada di sana.

Kapan pak bos naruh meja di sini, ya? Vara ngga habis pikir. Sepanjang hari dia ngantor di sini, tapi ngga melihat ob yang memikulnya.

Mungkin setelah dia pulang?

Setelahnya Vara berjalan meninggalkan ruangan setelah menganggukkan kepala pada si bos yang apesnya ngga lagi melihatnya.

Dia melirik staf baru itu yang, eh, berani beraninya menatap pak bos kesal.

Siapa, sih, dia? Kenapa pak bos memberi dia perhatian sebesar ini?

Memang ada Rido, tapi tetap saja posisi staf baru itu membuat dia iri. Dia aja berada di luar ruangan bos gantengnya.

Mikayla masih bergeming dengan wajah masamnya.

Dia ngga suka barang barangnya diambil tanpa ijinnya.

Tanggapan Alea, Nala dan Rumi, juga staf lain gimana, ya, waktu melihat barang barangku diangkut.....?

Pasti nanti ketiga temannya akan memberondongnya dengan banyak pertanyaan nanti kalo mereka bertemu.

Mereka pasti mengira dia sangat diistimewakan. Ketiganya terlalu mengidolakan si Nicho kamp ret ini.

Padahal leher leher mereka sedang dipertaruhkan olehnya.

Mikayla memejamkan matanya, menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya perlahan.

"Apa keputusanmu?"

Vara menahan tangannya yang sedang memegang engsel pintu. Tercekat. Suara pak bos sangat dingin.

Tapi Rido segera mengusirnya.

Setelah Vara keluar dan pintu tertutup, Rido masih berada di sana, menatap penuh keingintahu-an pada keduanya.

Mikayla terpaksa harus menyesali keputusan yang dibuatnya dalam sepersekian detik. Dia menarik nafas sedalam dalamnya sebelum mengatakannya.

"Aku ngga jadi mengundurkan diri."

Senyum smirk tersungging di bibir Nicho.

Dia tau, Mika ngga mungkin mengorbankan orang orang karena egonya.

"Bagus. Kamu bisa duduk di tempatmu sekarang. Laporkan hasil pekerjaanmu setiap satu jam padaku."

"Baik, pak." Mikayla menekan kuat emosinya. Dia ngga mau Rido yang tampaknya sudah curiga semakin menduga duga hubungan mereka.

Tetap berusaha tenang, dia sekarang sudah berada di kursi kerjanya. Menyalakan laptopnya dan melanjutkan pekerjaannya tadi.

Mika akan bekerja sebaik baiknya walaupun atmosfirnya sudah tidak mendukung.

Kata kata Nicho sangat mengganggunya.

Enak saja dia yang bertanggung jawab untuk nasib semua orang.

Rido memperhatikan keduanya bolak balik.

Tuan mudanya sangat mencurigakan, batinnya.

Perlu laporan sama tuan atau nyonya besar, ngga, ya? Rido mulai menimbang nimbang.

Sangat jelas tuan mudanya tertarik dengan gadis ini walaupun bersikap memusuhi

Rido menarik nafas sangat perlahan.

Tuan muda, anda sudah bertunangan, batinnya mengingatkan.

"Jangan berpikir macan. Lanjutkan kerjamu atau aku pecat," tukas Nicholas dingin.

Rido yang sudah berada di depan mejanya agak tergagap.

Efek marah tuan mudanya sudah menjalar ke arahnya

"Siap, tuan muda." Dia kembali serius dengan laptopnya.

Aku harus menyelidiki siapa gadis ini, tekat Rido dalam hati

Sementara Mikayla yang sudah berusaha berkonsentrasi dengan layar laptopnya, hampir menggelengkan kepalanya mendengar kalimat Nicho barusan.

Segampang itu pecat orang?

Dia memang sudah berubah.

Nicholas yang dikenalnya dulu sangat lembut dan baik.

Bahkan sempat memohon dan bolak balik ke rumahnya setelah dia putuskan.

Tapi sekarang dia berubah jauh.

Tunangannya yang memberi efek buruk?

Mikayla menepis hal hal konyol yang muncul begitu saja di dalam kepalanya.

Bukan urusannya juga!

Mika ingin memijat kepalanya sekarang.

Terpopuler

Comments

Sunaryati

Sunaryati

Jaga emosi dan kemarahanmu Mika, dan tunjukkan kemampuanmu dalam mengerjakan tugas. Buat Nicho semakin terjerat pesona dan kinerjamu. Hingga lupa tunangannya buat dia tergila- gila dan mengejarmu lagi.

2025-04-14

2

anggita

anggita

aturan perusahaan cuma ada dua. pertama bos selalu bener. aturan kedua, klo bos salah karyawan harus kembali ingat peraturan yg pertama🥱.

2025-04-15

1

Tri Handayani

Tri Handayani

untuk sementara bersabar dulu mika'tunjukkan kemampuan dan kinerja kamu pda niko.
Next thorrr'd tunggu double up'nya

2025-04-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!