Kenangan buruk delapan tahun yang lalu

Nicholas mengantarkan Mikayla pulang ke rumahnya pagi itu dengan mobilnya.

Sepanjang perjalanan mereka hanya diam saja. Kejadian malam tadi masih membekas sangat dalam di hati keduanya. Terutama Mika. Nicholas bersyukur akhirnya pacarnya itu sudah berhenti menangis.

"Kamu yakin kita langsung pulang ke rumahmu sekarang? Ngga usah keliling keliling dulu?" tanya Nicholas menawarkan alternatif, ketika melihat jam di tangannya baru pukul sembilan pagi. Mobilnya sudah dia berhentikan di depan gerbang rumah Mikayla yang masih tertutup rapat.

"Mau keliling kemana?" judes Mikayla menjawab. Dia masih emosi dan sakit hati karena Nicholas sudah melewati batas yang sudah mereka tetapkan sejak dulu.

Selain itu dia juga sangat takut kalo sampai hamil.

"Kalo pagi gini kamu pulang, ortu kamu ngga bakal nanya nanya?" Nicholas berusaha sabar. Dia tau, dia yang salah tidak bisa menahan diri.

Tapi bukan salahnya, kan, kalo dia ngga kuat menahan reaksi obat terkutuk itu, Nicholas masih mencoba membela diri.

"Kenapa? Takut ketemu orang tuaku?!" Mikayla tetap menjawab dengan nada ngga ramah.

"Nggak. Ngapain takut."

"Lalu kenapa nanya?" sengit Mikayla lagi.

Nicholas menghadapkan wajahnya ke arah Mikayla.

"Kamu udah siap nikah muda kalo aku ngomong jujur sama mama papa kamu, kalo kita abis ngapain aja di hotel?"

PLAK!

Nicholas tersenyum mendapat tamparan keras gadis itu. Wajah gadis itu sekarang sangat kontras dengan wajahnya tadi malam.

"Kamu maunya apa? Aku mau, kok, disuruh nikahin kamu sekarang." Senyum Nicholas penuh arti sambil mengusap pipinya yang baru saja ditampar kekasihnya yang galak itu.

"Nggak! Aku nggak mau. Dengar, Nicho. Aku mau kita putus."

"Apa?" Nicholas merasa dia jadi budek.

"Kita putus!" Mikayla segera membuka pintu mobil.

"Mika! Ngga bisa begitu." Nicholas ngga terima dan ikutan membuka pintu. Dia telat menahan Mikayla yang sudah keluar dari dalam mobilnya.

Mikayla segera membuka pintu pagarnya.

"MIKA!" Nicholas sudah ngga bisa sabar lagi. Dia mulai emosi.

"Pokoknya kita putus. PU-TUS!"

Setelah itu Mikayla masuk sambil berlari ke dalam rumahnya.

Nicholas masih mamatung menatap Mikayla yang pergi meniggalkannya begitu saja.

Dia tidak merasa sakit? Pikirannya malah travelling ke arah lain.

Kata teman temannya, biasanya setelah melakukannya akan terasa sakit untuk berjalan. Apalagi yang baru pertama. Tapi Mikayla malah bisa berlari cukup kencang.

Tadi saat keluar hotel, mereka memang jalan perlahan, karena Nicholas melihat ringisan tertahan di wajah pacarnya.

Masa sudah sembuh? Secepat itu?

Bodohnya waktu itu dia ngga mengejar Mikayla, berusaha menenangkannya. Tapi malah langsung pulang ke rumahnya. Waktu itu dia berpikir kalo Mikayla hanya butuh waktu. Dia akan menunggu sampai gadis itu siap untuk membicarakan kejadian ini.

Tapi kenyataannya Mikayla benar benar memutuskannya. Padahal dia sudah mau bertanggungjawab.

Harga dirinya terluka karena dicampakkan begitu saja. Apalagi setelah hasil testpack itu terlihat.

Dia merasa gagal jadi laki laki yang su-bur!

Kenangan buruk itu kerap membayang begitu saja di dalam benaknya. Terutama saat dia mencoba bersenang senang bersama perempuan.

TUK!

Nicholas membanting pulpennya.

Untung tadi meeting kedua yang dia pimpin ngga berantakan. Dia masih bisa konsentrasi.

Ponselnya bergetar.

Liza menelponnya. Kemarin malam sudah dia jawab, setelah pesawatnya landing.

Tapi setelah itu dia abaikan.

Paling cuma rengekan. Tadi juga calon istrinya sudah mengirimkan beberapa foto bagian atas tubuhnya.

Tapi Nicholas sudah menghapusnya.

Kebiasaan buruk calon istrinya sejak mereka bersama di Paris hingga dia pulang masih saja berlanjut.

Bukan Liza kurang cantik dan seksi. Tapi hasrat Nicholas yang sudah hilang.

Dia takut untuk membuktikan kesu-burannya.

Gara gara mantannya, dia mengalami trauma berat.

Nicholas menghembuskan nafas panjangnya.

Kenapa Mika? Kenapa kamu harus muncul lagi....?!

*

*

*

"Kamu tadi rugi, Lea. Pak bos muda datang setelah kamu pergi antar Mika," kompor Nala saat mereka sedang makan siang di kantin perusahaan.

"MASA? MIKAA......! Kamu harus tanggung jawab!" seru Alea heboh membuat perhatian pengunjung kantin perusahaan teralihkan pada mereka.

"ALEA! Kamu apa apaan, sih," kaget Nala dengan suara tertahan, reflek mencubit lengan Alea.

"LEA....! Pssttttt....." Rumi mengingatkan ketika melihat Alea mau marah pada Nala.

Eng I Eeeengg.....

Wajah Alea langsung memanas karena malu. Dia tersadar, tatapan berpasang pasang pengunjung kantin tertuju padanya.

Pasti merasa terganggu.

Mikayla sendiri sudah menutup wajahnya dengan sehelai tisu.

"Orang orang itu masih memperhatikan kita?" Alea menunduk sangat dalam, seakan sedang fokus menikmati makan siangnya.

"Mana aku tau. Gara gara kamu, sih," gerutu Nala sebal.

"Kamu yang mulai Nala, kalo kamu lupa," desis Alea gemas.

"Harusnya tanggapan kamu biasa saja," respon Nala ngga mau disalahkan.

"Ya, ya, aku telanjur shock. Kamu tau, kan, aku sensitif kalo nyangkut Pak Nicholas. Mana dia mengkhususkan datang lagi ke ruangan kita." Alea mengaku bersalah, karena terlalu lebay di tempat umum.

Maluuu....

Berpasang pasang nata masih betah menatap ke arahnya.

TUK

Sendok di tangan Mikayla terlepas sari tangannya dan beradu pelan dengan mangkok kaca buburnya.

DEG DEG

Mikayla tersadar sudah kelepasan.

"Tanganku licin," ujarnya sebelum ditanya.

"Ya, ya. Dimaklumi, hari ini kamu memang sangat aneh," respon Rumi ngga berpikiran buruk.

"Kenapa, sih, kamu hari ini, Mika. Harusnya kamu tadi ketenu Pak Nicholas. Pasti lelahmu langsung menguap," komen Nala berganti topik.

"Tadi udah aku buatin teh sama roti bakar. Tapi kayaknya ngga ngaruh." Alea menatap Mikayla prihatin.

"Mamamu udah milihin calon suami, ya, makanya kamu stres berat," tebak Rumi. Mikayla pernah cerita kalo dia terus didesak mamanya tentang pendamping hidup yang ngga kunjung datang.

"Enggak," bantahnya cepat Jantungnya masih berdebar keras dan kepalan tangannya jadi licin hanya karena mendengar nama Nicholas yang disebut.

Jangan sampai Nicholas yang itu, batinnya meminta penuh pengharapan.

Tuhan, aku masih butuh banyak berlian, do'anya dalam hati tiada henti.

"Kirain karena itu. Mana kamu ngga suka sama Pak Nicholas lagi," ucap Rumi bingung karena sikap Mikayla beda sekali hari ini. Kesehatannya bahkan sampai ngedrop.

Mikayla tersenyum sekenanya

Dua kali nama itu disebut. Jangan jangan ini firasat buruk.

"Jaga kesehatanmu baik baik Mika. Kapan kapan kita ngegym lagi, yuk," ajak Alea.

"Oke."

"Aku ikut."

"Minggu besok, ya, di tempat biasa," putus Alea.

"Oke, siap."

Bolehlah, buat membuang lemak yang menumpuk, batin Mikayla setuju dengan ide Alea.

"Pak bos, tadi ngapain aja di ruangan kita? Lama nggak?" Alea kembali ke topik awal. Dia masih merasa sudah paling rugi karena menghilangkan kesempatan untuk tebar pesona di depan si bos yang menjadi dambaan seluruh staf.

"Sebentar aja, sih. Tadi dia sempat ngeliatin kerjaan Mbak Julia. Huuufff.... Gimana tadi, ya, jantung mba Julia, aman ngga tuh," kikik Rumi.

"Iya, pasti nervous dia." Nala ikut mengkompori

"Pasti kebawa mimpi, tuh," gelak Alea menambahkan.

"Tapi memang ganteng banget aslinya. Aku udah bolak balik nyari di gugel. Tetap aja ngga bisa ngalahin yang asli. Mana harum lagi." Sambil berkata begitu Nala memejamkan matanya, seolah sedang meresapi kejadian sekilas tadi.

"Iya, harum parfumnya laki banget dan ngga bikin mual," sambung Rumi yang seakan masih bisa membau-i parfum si bos sekarang.

"Jadi penasaran sama harumnya. Mau tak beliin buat Deka," sesal Alea.

"Huuu..... Dasar," ejek Rumi dan Nala berbarengan

Alea hanya nyengir.

Mikayla ngga berkomentar apa pun selain mendengarkan saja.

Bodoh amatlah namanya Nicholas. Belum tentu Nicholas yang itu, pungkasnya dalam hati.

Terpopuler

Comments

Sunaryati

Sunaryati

Semoga Nicholas dan Mika berjodoh, kasihan dia takut untuk menikah karena sudah tidak Virgin, memang Nicholas harusnya tanggungjawab untuk menyembuhkan ketakutan Mika dengan berjuang menikahinya

2025-04-11

1

Tri Handayani

Tri Handayani

thorrrr...udah g sabar'pingin tau reaksi keduanya setelah bertemu.
D tunggu double up'nya thorrr'semangat

2025-04-09

1

Ina's

Ina's

semangat thor...ayoo double up nya

2025-04-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!