Mendadak Ciut

Waktu berlalu begitu cepat. Jelita mencoba menyesuaikan diri dengan pekerjaan dan suasana di tempatnya bekerja. Perlahan beberapa rekan kerja mulai membuka diri dan menerima dengan baik kehadirannya di divisi tersebut. Perkerjaan yang harus dikerjakan silih berganti menyapa. Suasana di Kantor tampak selalu produktif tiap harinya. Karyawan berkutat dengan pekerjaan mereka.

*****

Hari ini adalah hari yang di tunggu sebagian besar karyawan. Namun tidak dengan Jelita siapapun bosnya dia harus tetap bekerja sebagaimana tanggung jawab yang ia terima sebelumnya pikir wanita itu. Para karyawan berbaris rapi menyambut kedatangan Direktur Utama yang merupakan anak dari pendiri pendiri perusahaan.

Raka tampak gagah di iringi beberapa orang di sisi kanan kirinya. Tatapannya fokus kedepan terlihat karyawan menunduk sopan. Suasana kantor tampak sunyi hanya terdengar derap langkah tegas sang Direktur bersama pengiringnya.

Mata Raka tertuju pada seorang wanita cantik yang menundukkan wajahnya patuh seperti karyawan lain pada umumnya. Ia melirik ID Card wanita itu ketika berada tidak jauh darinya. Sudut bibirnya tertarik tipis, tampak tersenyum sinis entah apa yang ia pikirkan.

Raka memperkenalkan diri di depan para karyawan.

Sejenak mendengar suaranya Jelita merasa tidak asing dengan suara itu. Dia yang awalnya tidak peduli siapapun atasan barunya menjadi penasaran tiba-tiba. Namun, untuk mengangkat kepala Jelita terlalu takut.

Hingga ketika pria itu selesai memberikan wejangan kepada para karyawan ia berlalu pergi menuju ruangannya. Jelita mengangkat kepalanya dan terlihat punggung atasannya mulai menjauh.

"Perasaanku saja. Kebetulan aja suaranya mirip yakan!" Jelita meyakinkan dirinya.

"Kenapa, Ta, kesemsem ya sama atasan baru?" Rhania yang berdiri disebelahnya tampak penasaran dengan jelita yang masih terus melihat kearah ruangan atasannya.

"Bukan gitu Rhan. Perasaan gue gak enak. Kenapa ya?" Jelita berdalih mencoba melupakan ketakutannya.

"Belum makan kali. Udah buruan balik kerja ntar di omelin Bu Arne makin ga enak hati." Rhania menarik tangan Jelita.

Sepanjang hari Jelita terlihat tidak fokus menyelesaikan pekerjaannya. Rhania beberapa kali menegur Jelita karena terlihat begitu berbeda setelah kejadian tadi pagi.

"Masa iya itu dia. Kalau memang iya mati gue," Jelita berucap dalam hati sembari mencoret asal kertas di atas meja kerjanya.

"Gak mungkinlah, tenang Jelita suara kayak dia tu pasaran ya nggak. Iya banget!" Jelita tak henti-hentinya menyakinkan dirinya namun sesaat kemudian dia kembali ragu.

Pekerjaan yang harus ia kerjakan belum juga selesai ketika waktu pulang tiba. Terpaksa Jelita pulang telat hari ini, terlalu sibuk dengan pikirannya tentang pria itu membuatnya terpaksa berkutat dengan pekerjaannya hingga malam hari.

Waktu menunjukan pukul 08 malam ketika Jelita menyelesaikan pekerjaannya. Jelita melangkah gontai keluar dari ruangannya. Terlihat begitu lelah. Kantor mulai terlihat sepi, hanya beberapa orang yang masih berada disana. Jelita menunggu lift terbuka untuk turun kelantai dasar.

Ketika lift terbuka tampak Raka berdiri didalamnya di temani Andra asistennya. Jelita lagi-lagi terkesiap ketika pandangan mereka beradu, baru saja ia dapat melupakan apa yang membuatnya gusar, dan kini harus menghadapi kenyataan bahwa yang ia takutkan benar adanya. Sesaat Jelita diam ditempat tak sanggup melangkahkan kakinya.

"Masuklah, Nona, jangan terlalu sungkan." Andra mempersilahkan Jelita untuk turun bersamaan.

"Terimakasih." Jelita masuk seraya menunduk dan mengambil posisi berdiri dibelakang Andra. Jelita meremas jari tangannya yang terasa dingin. Ia seakan takut untuk bernafas sekalipun.

"Mati gue, ini kan bener cowok yang waktu itu, lagian ngapain bisa ketemu disini sih, kalau gue tahu dia calon atasan gue lebih baik di omelin Bu Arne satu Minggu." Jelita berucap dalam hati seraya mengutuk perbuatan tidak sopannya yang ternyata salah sasaran.

Tanpa ia sadari Raka memperhatikan pantulan wajah Jelita yang terlihat begitu takut. Raka tampak menyeringai dengan ekspresi yang tak bisa dibaca. Jelita tersadar ketika pintu lift sudah terbuka dan atasannya telah berlalu meninggalkannya, Jelita menghela nafas kasar.

Jelita menyusuri loby dengan lemas, pikirannya kembali melayang jauh. Segera ia menghampiri seseorang yang sudah menunggunya didepan kantor.

"Tumben lo telat! Kenapa, Kak?" Randy bertanya penuh selidik karena baru kali ini ia harus di repotkan oleh kakaknya.

"Lembur dikit, tumben mau jemput gue?" Jelita mengalihkan pikiran kacaunya dengan sedikit bergurau dengan adiknya.

"Demi Ibunda tercinta, kalo cuma mikirin lo mah gue juga gak mau malem-malem keluar demi jemput lo doang!" Randy menjawab candaan kakaknya dan menampatkan cubitan kecil ditangannya.

"Bilang makasih kek, maen cubit aja." Randy tak terima dengan perlakuan kakaknya.

"Iya. Makasih adikku sayang, ntar gajian gue traktir." Randy hanya memutar matanya malas ketika kakaknya bersikap manis padanya.

Jalanan malam tampak masih ramai, lampu jalan masih setia memberikan penerangan pengguna jalan yang berlalu lalang. Randy sedikit heran dengan perubahan kakaknya yang terlihat berbeda dan lebih memilih diam.

*****

Kegelisahan yang membuat Jelita begitu kacau tidak bisa disembunyikan bahkan di hadapan keluarganya.

"Makan yang bener Jelita, itu nasinya jangan di anggurin." Jelita tersadar dari lamunannya ketika Bu Rini menegur cara makannya.

"Aku nggak laper Bu," Jelita terlihat lesu

"Baru sekali lembur aja udah kayak gak mau idup." Randy menyambar di sebrang jelita dan mendapat tatapan tajam dari kakaknya.

Jelita memilih meninggalkan acara makan malamnya yang belum selesai. Nafsu makannya mendadak hilang. Ia memilih tempat tidur sebagai pelabuhan untuk menghilangkan lelahnya hari ini.

"Mati gue, tamat riwayat nih." Jelita begitu frustasi kali ini. Berbicara dengan boneka di sudut tempat tidurnya.

"Gak mungkin kan gue di pecat. Masa baru kerja udah jadi pengangguran lagi. Nggak kan Cong, Bisa engga keluarin mesin waktu kayak Doraemon gitu, atau obat penghilang ingatan juga boleh kalau ada. Jawab dong kamu kok diem dari tadi!"

Jelita mengeluarkan keluh kesahnya pada boneka kesayangannya seolah menganggap boneka itu mengerti apa perasaannya. Jika orang lain melihatnya mungkin akan menafsirkan bahwa dia sudah tidak waras. terdiam sejenak "Eh bentar, diakan liat gue biasa aja. Apa mungkin lupa ya?" Jelita berpikir sejenak lalu meraih ponselnya. Jarinya begitu lihai mengetik sesuatu dan terlihat fokus membaca hasilnya.

Dampak negatif pertemuan pertama yang terkesan buruk.

Apakah Laki-laki lebih mudah melupakan kejadian memalukan.

Apakah Laki-laki lebih rentan mengidap amnesia.

Apakah membuat baju seseorang menjadi kotor adalah hal yang tidak bisa dimaafkan.

Tolong aku, Pekerjaanku terancam segera berikan jawaban.

Beberapa riwayat pencarian yang Jelita lakukan terkesan konyol. Kejadian beberapa waktu lalu kembali membuat kejiwaannya mungkin sedikit terganggu. Keberanian melekat dalam dirinya seketika ciut.

Niat buruk yang pernah ia ucapkan dulu seakan lenyap begitu saja ditelan rasa takut. Pilihan terbaiknya saat ini hanya diam. Adakalanya memilih diam adalah jalan terbaik. Diam bukan satu-satunya jalan dalam menyelesaikan masalah. Namun setidaknya tidak akan menambah masalah pikirnya.

TBC 🌻

.

.

.

Makasih💜

Terpopuler

Comments

Fawaz Al ashy

Fawaz Al ashy

lanjut

2024-07-17

1

Marlvsa Marlvsa

Marlvsa Marlvsa

pintar de author nya nulis novel dr kata demi kata hingga jdi kalimat sumpah ini the best thor..berasa kek noton lngsung sichh hidup banget ceritnyaa

2024-05-08

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

MAKANYA SIAPA SURUH LO GK PNY ETHIKA..

2024-01-09

4

lihat semua
Episodes
1 Jelita Khairani
2 Lamaran (Kerja)
3 Awal (Kerja, Pertemuan)
4 Abima Raka Wijaya
5 Mendadak Ciut
6 Telat
7 Keputusan Papa
8 Ayah Tidak Bercanda
9 Tidak Ada Yang Benar
10 Dunia Begitu Sempit
11 Bisakah Bertukar Takdir.
12 Cincin.
13 Bahagiakan Dia.
14 Mencoba Terbiasa.
15 Baju Pengantin.
16 Siapa Dia.
17 Jauhi Dia.
18 Hari Pernikahan
19 Tidak Mau Mengalah.
20 Tidak Akan.
21 Rainbow Cake.
22 Benar-benar Tidak Waras.
23 Ngajak Perang
24 Sedikit senyum.
25 Menghindar
26 Sakit
27 Perlakuan Manis
28 Harapan Ayah
29 Sandiwara wanita.
30 Seandainya.
31 Tentang Kinan.
32 Makan Berdua.
33 Memalukan.
34 Ada Apa dengan Raka.
35 Aku Suamimu.
36 Janda
37 Hampir Saja
38 Pergi Bersama
39 Pengusik
40 Perhatian Raka
41 Ketakutan Raka.
42 Jangan ulangi
43 Takut kehilangan.
44 Jodoh Cerminan Diri.
45 Kambing Tampan.
46 Mungkinkah Aku Mencintaimu.
47 Penjelasan.
48 Pertemuan Tak Terduga.
49 Gara-gara Bang Aka (Raka or Arka)
50 99 Rupiah.
51 Izinkan Aku!! (Buka Segel)
52 Suka-suka Raka.
53 Uget-uget.
54 Jambak-jambakan.
55 Gara-gara Cabe.
56 Good bye Marisa.
57 Masa Depan.
58 Hukuman Sore.
59 Rhania Kepooooo.
60 Sepiring Berdua.
61 Air Mata Jelita.
62 Raka yang sesungguhnya.
63 Randy Kembali.
64 Sedikit Lagi.
65 Alat Pelampiasan Dendam.
66 Pengakuan Terselubung.
67 Kang Gosip.
68 Salah Alamat Rhan.
69 Janggan Mengusiknya.
70 Di Bawah Rintik Hujan.
71 Tak Dapat Berbohong.
72 Aku Mencintaimu (Ngelindur)
73 Mertua Baik.
74 Culik Aku Om.
75 Amarah.
76 Takut Gelap.
77 Drakula Kecil.
78 Kasihan Randy.
79 Latihan Jadi Ayah (Baby Nara )
80 Keinginan Mama.
81 Keluar Malam.
82 Manjanya Jelita (21 ples)
83 Wanita Bodoh.
84 Masa Lalu yang Salah.
85 Yakinkan Raguku.
86 Suami Bae-bae
87 Demi Istriku.
88 Jadikan Aku Istri Kedua (Jangan Harap)
89 Serangga Nackal.
90 Jodoh Buat Andra ( )
91 Ungakapan Hati Dion.
92 Senam Malem.
93 Baik - baik Saja.
94 Mertua Posesif (Apalagi Anaknya)
95 Kebahagiaan untuk Raka.
96 Dia Hanya Milikku
97 Rencana Makan Besar (Andra Gebleg)
98 Ratapan Hati Rambut Jagung
99 Gara - gara Randy (Game)
100 Kebersamaan Sebelum Pergi (Jauh)
101 Jatuh Cinta Terakhir.
102 Pesan Terakhir
103 Istri Ribet (Aku Pamit)
104 Teror Malam Hari.
105 Memendam Ketakutan Sendiri (Mama)
106 Kembali Ke Rumah.
107 Semoga Baik-Baik Saja (Raka)
108 Secercah Harapan untuk Kembali.
109 Terungkap (Raka Mo Pulang, Ma)
110 Senyummu Hanya Milikku, Ta.
111 Kembalinya Sepasang
112 Keluarga Heboh (Gara - Gara Curut)
113 Raka Jelita (Sosok manis Andra)
114 Berjalan Berdua (Kembalilah, Kinan)
115 Andra Rhan.
116 Gara - Gara Boneka (PHO)
117 Hukuman
118 Masuk Angin
119 Kocheng
120 Hampir Gila (Jelita Hilang)
121 Jelita Vs Buaya Betina
122 Kejutan Kecil untuk Jelita.
123 Panggil Aku, Mas!! (Ngidam Ala Jelita)
124 Cinta-Luka (Raka/Andra)
125 Jumpa Pertama
126 Sebentar Saja.
127 Di kantor? Gas aja lah (Raka ) Mengandung ion+ sesuai umur othor.
128 Mikir Dong, Bos!!
129 Untuk Pertama Kalinya (Bentak) ~Kinan
130 Saling Menyiksa (Gigit)
131 Sarapan Pagi (Bagi Raka)
132 Because Of You (Daster Pembawa Sial)
133 Aku, Kamu dan Anak Kita.
134 Bagaimanapun Kamu
135 Kecewa (Dua Pria)
136 Kesemutan (Takut kehilangan )
137 See You, Jagoan (Raka Gila)
138 Penyesalan Kembali (Raka)
139 Ada Apa Dengan Mama.
140 Kenyataan (Raka~Andra)
141 Judul Berubah
142 Raka untuk Jelita
143 Adik (Tak Ber~akhlak)
144 Lidah Tak Bertulang (Raka Berulah, Jelita Marah)
145 Selamat Jalan Andra ( )
146 Khawatir
147 Sejatinya Pasangan (Tidak Waras)
148 Suami (Tidak Sempurna)
149 Selamat Datang Sang Pewaris ( )
150 Dirgantara Avgian
151 Penculikan Gian ( )
152 Papah (Tada Akhlak)
153 Wijaya dan Penerusnya (Sama Saja )
154 Uncle Rand (Bawa Gian)
155 Sehat Selalu Anak Mama.
156 (Takdir Takkan Salah) END
157 BONUS CHAPTER
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Jelita Khairani
2
Lamaran (Kerja)
3
Awal (Kerja, Pertemuan)
4
Abima Raka Wijaya
5
Mendadak Ciut
6
Telat
7
Keputusan Papa
8
Ayah Tidak Bercanda
9
Tidak Ada Yang Benar
10
Dunia Begitu Sempit
11
Bisakah Bertukar Takdir.
12
Cincin.
13
Bahagiakan Dia.
14
Mencoba Terbiasa.
15
Baju Pengantin.
16
Siapa Dia.
17
Jauhi Dia.
18
Hari Pernikahan
19
Tidak Mau Mengalah.
20
Tidak Akan.
21
Rainbow Cake.
22
Benar-benar Tidak Waras.
23
Ngajak Perang
24
Sedikit senyum.
25
Menghindar
26
Sakit
27
Perlakuan Manis
28
Harapan Ayah
29
Sandiwara wanita.
30
Seandainya.
31
Tentang Kinan.
32
Makan Berdua.
33
Memalukan.
34
Ada Apa dengan Raka.
35
Aku Suamimu.
36
Janda
37
Hampir Saja
38
Pergi Bersama
39
Pengusik
40
Perhatian Raka
41
Ketakutan Raka.
42
Jangan ulangi
43
Takut kehilangan.
44
Jodoh Cerminan Diri.
45
Kambing Tampan.
46
Mungkinkah Aku Mencintaimu.
47
Penjelasan.
48
Pertemuan Tak Terduga.
49
Gara-gara Bang Aka (Raka or Arka)
50
99 Rupiah.
51
Izinkan Aku!! (Buka Segel)
52
Suka-suka Raka.
53
Uget-uget.
54
Jambak-jambakan.
55
Gara-gara Cabe.
56
Good bye Marisa.
57
Masa Depan.
58
Hukuman Sore.
59
Rhania Kepooooo.
60
Sepiring Berdua.
61
Air Mata Jelita.
62
Raka yang sesungguhnya.
63
Randy Kembali.
64
Sedikit Lagi.
65
Alat Pelampiasan Dendam.
66
Pengakuan Terselubung.
67
Kang Gosip.
68
Salah Alamat Rhan.
69
Janggan Mengusiknya.
70
Di Bawah Rintik Hujan.
71
Tak Dapat Berbohong.
72
Aku Mencintaimu (Ngelindur)
73
Mertua Baik.
74
Culik Aku Om.
75
Amarah.
76
Takut Gelap.
77
Drakula Kecil.
78
Kasihan Randy.
79
Latihan Jadi Ayah (Baby Nara )
80
Keinginan Mama.
81
Keluar Malam.
82
Manjanya Jelita (21 ples)
83
Wanita Bodoh.
84
Masa Lalu yang Salah.
85
Yakinkan Raguku.
86
Suami Bae-bae
87
Demi Istriku.
88
Jadikan Aku Istri Kedua (Jangan Harap)
89
Serangga Nackal.
90
Jodoh Buat Andra ( )
91
Ungakapan Hati Dion.
92
Senam Malem.
93
Baik - baik Saja.
94
Mertua Posesif (Apalagi Anaknya)
95
Kebahagiaan untuk Raka.
96
Dia Hanya Milikku
97
Rencana Makan Besar (Andra Gebleg)
98
Ratapan Hati Rambut Jagung
99
Gara - gara Randy (Game)
100
Kebersamaan Sebelum Pergi (Jauh)
101
Jatuh Cinta Terakhir.
102
Pesan Terakhir
103
Istri Ribet (Aku Pamit)
104
Teror Malam Hari.
105
Memendam Ketakutan Sendiri (Mama)
106
Kembali Ke Rumah.
107
Semoga Baik-Baik Saja (Raka)
108
Secercah Harapan untuk Kembali.
109
Terungkap (Raka Mo Pulang, Ma)
110
Senyummu Hanya Milikku, Ta.
111
Kembalinya Sepasang
112
Keluarga Heboh (Gara - Gara Curut)
113
Raka Jelita (Sosok manis Andra)
114
Berjalan Berdua (Kembalilah, Kinan)
115
Andra Rhan.
116
Gara - Gara Boneka (PHO)
117
Hukuman
118
Masuk Angin
119
Kocheng
120
Hampir Gila (Jelita Hilang)
121
Jelita Vs Buaya Betina
122
Kejutan Kecil untuk Jelita.
123
Panggil Aku, Mas!! (Ngidam Ala Jelita)
124
Cinta-Luka (Raka/Andra)
125
Jumpa Pertama
126
Sebentar Saja.
127
Di kantor? Gas aja lah (Raka ) Mengandung ion+ sesuai umur othor.
128
Mikir Dong, Bos!!
129
Untuk Pertama Kalinya (Bentak) ~Kinan
130
Saling Menyiksa (Gigit)
131
Sarapan Pagi (Bagi Raka)
132
Because Of You (Daster Pembawa Sial)
133
Aku, Kamu dan Anak Kita.
134
Bagaimanapun Kamu
135
Kecewa (Dua Pria)
136
Kesemutan (Takut kehilangan )
137
See You, Jagoan (Raka Gila)
138
Penyesalan Kembali (Raka)
139
Ada Apa Dengan Mama.
140
Kenyataan (Raka~Andra)
141
Judul Berubah
142
Raka untuk Jelita
143
Adik (Tak Ber~akhlak)
144
Lidah Tak Bertulang (Raka Berulah, Jelita Marah)
145
Selamat Jalan Andra ( )
146
Khawatir
147
Sejatinya Pasangan (Tidak Waras)
148
Suami (Tidak Sempurna)
149
Selamat Datang Sang Pewaris ( )
150
Dirgantara Avgian
151
Penculikan Gian ( )
152
Papah (Tada Akhlak)
153
Wijaya dan Penerusnya (Sama Saja )
154
Uncle Rand (Bawa Gian)
155
Sehat Selalu Anak Mama.
156
(Takdir Takkan Salah) END
157
BONUS CHAPTER

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!