Awal (Kerja, Pertemuan)

Bagi sebagian orang hari Senin adalah hari yang cukup menyebalkan. Begitulah Jelita yang biasanya menganggap Senin adalah musuhnya. Berbeda dengan hari ini, Ia menyambut Senin kali ini begitu spesial lantaran sebagai hari pertama dirinya bekerja. Jelas saja ia bahagia meskipun mendapat perkejaan sebagai karyawan biasa itu bukan hal yang buruk pikirnya.

Jelita berpakaian rapi dengan rok sepan dibawah lutut dipadukan dengan kemeja biru muda tak lupa blezer hitam yang membuatnya tampak formal dan sungguh rapi.

Rambut hitam panjang ia biarkan tergerai indah membuat penampilan Jelita terlihat semakin cantik. Ketika tiba dimeja makan Jelita sudah ditunggu kedua orang tua untuk sarapan sebentar.

"Randy mana, Bu?" tanya Jelita sambil melihat pintu kamar adiknya.

"Dia udah pergi barusan, dijemput Renald mungkin." Ayah menjawab pertanyaan anaknya yang ditujukan pada istrinya itu.

"Aku pikir masih tidur. Baru aja mau pamer karena bangun duluan taunya tu anak udah pergi." Jelita berucap sendiri dan tidak mendapat respon dari kedua orang tuanya. Usai sarapan Jelita pamit kepada Ayah dan Ibunya ketika tukang Ojek yang Ia pesan sudah didepan rumahnya.

*****

Sesampainya di kantor Jelita tampak santai menghampiri Rhania yang memang sengaja menunggunya dan menunjukkan meja kerja miliknya, Jelita duduk manis sambil memperhatikan ID Card miliknya seraya tersenyum bahagia.

"Makasih ya Rhan, lo udah baik sama gue." Jelita merasa diperlakukan seperti adik oleh Rhania sejak awal ia bertemu dengannya.

"Iya. Eh gue senior lo ya sekarang. Jadi lo ga boleh ganti nama gue seenaknya, ngerti,Ta." tentu saja Rhania bercanda pada sahabatnya kecilnya.

Tanpa diduga Jelita menganggukkan kepala nya patuh. "Tumben nurut," tambah Rhania yang hanya dibalas senyuman semanis mungkin oleh Jelita.

Ditengah obrolan mereka Bu Arne datang dengan angkuh yang membuat Jelita tidak nyaman. Wanita berumur itu berdandan menor dengan baju merah menyala yang menunjukkan bahwa dirinya bukan karyawan biasa. Suara high hells yang ia kenakan beradu dengan lantai yang menimbulkan suara yang cukup menganggu bagi Jelita.

"Saya Arne panggil saja Bu Arne, saya Kepala Divisi Produksi. Saya harap kamu dapat bekerja dengan baik." Bu Arne memperkenalkan diri kepada Jelita dengan nada yang tidak bersahabat membuat Jelita sedikit takut untuk memperkenalkan diri.

"Baik Bu, saya akan berusaha semaksimal mungkin," ucap Jelita sambil menundukkan kepala pertanda hormat kepada atasannya.

Pekerjaan Jelita pagi ini ia lalui dengan baik tanpa rintangan yang berarti. Meskipun beberapa rekan kerja wanitanya tampak kurang menyukai Jelita karena mendapat perhatian dari beberapa rekan kerja laki-laki dikantornya.

Namun Jelita tidak memusingkan hal itu. Ketika jam makan siang hampir habis tiba-tiba Bu Arne yang memerintahkan Jelita untuk membeli minuman di Kafe yang tak jauh dari Perusahaan.

Hal itu cukup membuat Jelita kesal. Kenapa tidak sekalian ketika jam makan siang pikirnya. Namun, karena dia anak baru maka tidak ingin cari masalah jadi menurut adalah pilihan terbaik.

Sampai di Kafe Jelita melihat pengunjung cukup ramai yang membuatnya harus mengantri. Namun jiwa tidak sabaran Jelita memberontak ketika melihat jam makan siang tersisa beberapa menit lagi.

Dengan nekat Jelita memotong antrian hingga sekarang dia berada disamping seorang pemuda tinggi dan sangat tampan. Pemuda itu hanya melirik Jelita sekilas memperhatikan gerak geriknya yang terlihat akan memotong antrian.

Dan benar saja ketika wanita di depan pria itu selesai dengan pesanannya Jelita segera berdiri didepan pria tersebut. Pria itu tampak tak terima dengan hal yang Jelita lakukan. Ia menepuk bahu Jelita hingga wanita itu menghadap ke arahnya.

"Bisakah anda bersikap sopan, Nona?" Pria itu menatap Jelita dingin.

"Aduh, aku buru-buru maaf ya. Bentar doang kok. Jam makan siang aku udah mau habis ni." Jelita melirik jam ditangannya tanpa melihat ekspresi pria didepannya yang tampak sangat tidak suka dengan sikap yang menurutnya tidak sopan.

"Jika memang anda terburu-buru kenapa tidak dari tadi saja. Seperti tidak ada waktu lain."

Pria itu masih tidak perduli dengan raut wajah Jelita yang tampak cemas takut Bu Arne ngomel. Tak mau kalah Pria itu menggeser posisi Jelita dan memesan minumannya. Hal itu membuat Jelita sangat kesal karena Pria dihadapannya tidak perduli dengan situasi mendesak yang sedang ia hadapi.

Melihat pria dihadapannya telah selesai dengan membawa kopi di tangan kanannya muncul ide jahil Jelita yang dengan sengaja menggoyangkan bahunya dan membuat kopi yang ada ditangannya tumpah mengenai baju Pria itu dan membuat kaus putihnya berubah menjadi hitam.

Jelita tampak tenang dengan apa yang telah ia lakukan kepada pria itu.

"Maaf aku tidak sengaja, kau tahu sendirikan aku buru-buru" Jelita memberikan alasan tanpa merasa bersalah.

Merasa wanita didepannya ini sengaja melakukan hal itu membuat pria itu murka. Dia melirik ID Card milik Jelita seraya menghafal namanya. Hal itu tidak Jelita Ketahui ia berpikir bahwa pria didepannya ini menganggap bahwa dirinya benar-benar tidak sengaja.

Pria itu berlalu tanpa ekspresi setelah menatap Jelita begitu tajam namun Jelita tidak merasa takut sedikitpun. Jelita hanya merasa kesal lantaran pria itu tidak mengerti situasinya.

Sesampainya di kantor Jelita memberikan minuman yang Bu Arne pesan dengan berlari kecil. Namun tetap saja ia mendapat omelan dari atasannya itu.

"Sial banget sih gue, ini tu gara-gara tu cowok alien. Dasar kaku. Coba kalo gak ribut pasti gak ginikan!" Jelita menarik nafas sejenak.

"Awas aja tu cowok kalo ketemu lagi, gue siram air panas sekalian!" umpatnya kemudian.

"Tapikan emang gue yang salah, udah nyerobot malah dia yang gue siram. Tapi dia emang ngeselin sih, dianya aja ga paham kondisi gue. Dasar Kaku!" omel Jelita seraya menahan amarah.

Tingkahnya yang seolah-olah sedang membicarakan sesuatu di tangkap oleh Bu Arne yang membuat Jelita terdiam.

"Nyebelin banget nih hari. Baru juga hari pertama gimana seterusnya," gumam Jelita dalam hati sambil melirik Bu Arne yang tidak jauh darinya.

*****

Waktu menunjukkan pukul 16:30. Suasana kantor mulai sepi, para karyawan telah usai dengan tugas hari ini. Esok akan dimulai kembali. Begitulah yang dipikirkan Jelita. Suka atau tidak ia harus suka.

Lama-lama dia akan terbiasa dengan situasi seperti ini. Rhania yang berjalan disisinya melihat ekspresi Jelita yang tampak lelah. Efek Bu Arne, pikir Rhania. Ia paham dengan sahabatnya yang merasa tidak suka diperintah diluar dari tugas yang semestinya.

Dia tidak tahu yang menyebabkan gadis cantik itu tampak tak bersemangat adalah pria kaku yang ia temui di kafe siang tadi. Benar-benar membuat suasana hatinya semakin buruk.

TBC 🌻

.

.

.

Happy Reading, makasih buat yang udah mampir. Untuk kalian yang baru datang selamat datang. Semoga suka 💕💕

Terpopuler

Comments

Penikmat senja

Penikmat senja

hahahah jelita siap siap Lo di marahin sama si bos

2024-01-28

1

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

JIAHHH, JELITA CARI PENYAKIT, TU CEO LO..

2024-01-09

1

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussehat

2023-12-04

1

lihat semua
Episodes
1 Jelita Khairani
2 Lamaran (Kerja)
3 Awal (Kerja, Pertemuan)
4 Abima Raka Wijaya
5 Mendadak Ciut
6 Telat
7 Keputusan Papa
8 Ayah Tidak Bercanda
9 Tidak Ada Yang Benar
10 Dunia Begitu Sempit
11 Bisakah Bertukar Takdir.
12 Cincin.
13 Bahagiakan Dia.
14 Mencoba Terbiasa.
15 Baju Pengantin.
16 Siapa Dia.
17 Jauhi Dia.
18 Hari Pernikahan
19 Tidak Mau Mengalah.
20 Tidak Akan.
21 Rainbow Cake.
22 Benar-benar Tidak Waras.
23 Ngajak Perang
24 Sedikit senyum.
25 Menghindar
26 Sakit
27 Perlakuan Manis
28 Harapan Ayah
29 Sandiwara wanita.
30 Seandainya.
31 Tentang Kinan.
32 Makan Berdua.
33 Memalukan.
34 Ada Apa dengan Raka.
35 Aku Suamimu.
36 Janda
37 Hampir Saja
38 Pergi Bersama
39 Pengusik
40 Perhatian Raka
41 Ketakutan Raka.
42 Jangan ulangi
43 Takut kehilangan.
44 Jodoh Cerminan Diri.
45 Kambing Tampan.
46 Mungkinkah Aku Mencintaimu.
47 Penjelasan.
48 Pertemuan Tak Terduga.
49 Gara-gara Bang Aka (Raka or Arka)
50 99 Rupiah.
51 Izinkan Aku!! (Buka Segel)
52 Suka-suka Raka.
53 Uget-uget.
54 Jambak-jambakan.
55 Gara-gara Cabe.
56 Good bye Marisa.
57 Masa Depan.
58 Hukuman Sore.
59 Rhania Kepooooo.
60 Sepiring Berdua.
61 Air Mata Jelita.
62 Raka yang sesungguhnya.
63 Randy Kembali.
64 Sedikit Lagi.
65 Alat Pelampiasan Dendam.
66 Pengakuan Terselubung.
67 Kang Gosip.
68 Salah Alamat Rhan.
69 Janggan Mengusiknya.
70 Di Bawah Rintik Hujan.
71 Tak Dapat Berbohong.
72 Aku Mencintaimu (Ngelindur)
73 Mertua Baik.
74 Culik Aku Om.
75 Amarah.
76 Takut Gelap.
77 Drakula Kecil.
78 Kasihan Randy.
79 Latihan Jadi Ayah (Baby Nara )
80 Keinginan Mama.
81 Keluar Malam.
82 Manjanya Jelita (21 ples)
83 Wanita Bodoh.
84 Masa Lalu yang Salah.
85 Yakinkan Raguku.
86 Suami Bae-bae
87 Demi Istriku.
88 Jadikan Aku Istri Kedua (Jangan Harap)
89 Serangga Nackal.
90 Jodoh Buat Andra ( )
91 Ungakapan Hati Dion.
92 Senam Malem.
93 Baik - baik Saja.
94 Mertua Posesif (Apalagi Anaknya)
95 Kebahagiaan untuk Raka.
96 Dia Hanya Milikku
97 Rencana Makan Besar (Andra Gebleg)
98 Ratapan Hati Rambut Jagung
99 Gara - gara Randy (Game)
100 Kebersamaan Sebelum Pergi (Jauh)
101 Jatuh Cinta Terakhir.
102 Pesan Terakhir
103 Istri Ribet (Aku Pamit)
104 Teror Malam Hari.
105 Memendam Ketakutan Sendiri (Mama)
106 Kembali Ke Rumah.
107 Semoga Baik-Baik Saja (Raka)
108 Secercah Harapan untuk Kembali.
109 Terungkap (Raka Mo Pulang, Ma)
110 Senyummu Hanya Milikku, Ta.
111 Kembalinya Sepasang
112 Keluarga Heboh (Gara - Gara Curut)
113 Raka Jelita (Sosok manis Andra)
114 Berjalan Berdua (Kembalilah, Kinan)
115 Andra Rhan.
116 Gara - Gara Boneka (PHO)
117 Hukuman
118 Masuk Angin
119 Kocheng
120 Hampir Gila (Jelita Hilang)
121 Jelita Vs Buaya Betina
122 Kejutan Kecil untuk Jelita.
123 Panggil Aku, Mas!! (Ngidam Ala Jelita)
124 Cinta-Luka (Raka/Andra)
125 Jumpa Pertama
126 Sebentar Saja.
127 Di kantor? Gas aja lah (Raka ) Mengandung ion+ sesuai umur othor.
128 Mikir Dong, Bos!!
129 Untuk Pertama Kalinya (Bentak) ~Kinan
130 Saling Menyiksa (Gigit)
131 Sarapan Pagi (Bagi Raka)
132 Because Of You (Daster Pembawa Sial)
133 Aku, Kamu dan Anak Kita.
134 Bagaimanapun Kamu
135 Kecewa (Dua Pria)
136 Kesemutan (Takut kehilangan )
137 See You, Jagoan (Raka Gila)
138 Penyesalan Kembali (Raka)
139 Ada Apa Dengan Mama.
140 Kenyataan (Raka~Andra)
141 Judul Berubah
142 Raka untuk Jelita
143 Adik (Tak Ber~akhlak)
144 Lidah Tak Bertulang (Raka Berulah, Jelita Marah)
145 Selamat Jalan Andra ( )
146 Khawatir
147 Sejatinya Pasangan (Tidak Waras)
148 Suami (Tidak Sempurna)
149 Selamat Datang Sang Pewaris ( )
150 Dirgantara Avgian
151 Penculikan Gian ( )
152 Papah (Tada Akhlak)
153 Wijaya dan Penerusnya (Sama Saja )
154 Uncle Rand (Bawa Gian)
155 Sehat Selalu Anak Mama.
156 (Takdir Takkan Salah) END
157 BONUS CHAPTER
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Jelita Khairani
2
Lamaran (Kerja)
3
Awal (Kerja, Pertemuan)
4
Abima Raka Wijaya
5
Mendadak Ciut
6
Telat
7
Keputusan Papa
8
Ayah Tidak Bercanda
9
Tidak Ada Yang Benar
10
Dunia Begitu Sempit
11
Bisakah Bertukar Takdir.
12
Cincin.
13
Bahagiakan Dia.
14
Mencoba Terbiasa.
15
Baju Pengantin.
16
Siapa Dia.
17
Jauhi Dia.
18
Hari Pernikahan
19
Tidak Mau Mengalah.
20
Tidak Akan.
21
Rainbow Cake.
22
Benar-benar Tidak Waras.
23
Ngajak Perang
24
Sedikit senyum.
25
Menghindar
26
Sakit
27
Perlakuan Manis
28
Harapan Ayah
29
Sandiwara wanita.
30
Seandainya.
31
Tentang Kinan.
32
Makan Berdua.
33
Memalukan.
34
Ada Apa dengan Raka.
35
Aku Suamimu.
36
Janda
37
Hampir Saja
38
Pergi Bersama
39
Pengusik
40
Perhatian Raka
41
Ketakutan Raka.
42
Jangan ulangi
43
Takut kehilangan.
44
Jodoh Cerminan Diri.
45
Kambing Tampan.
46
Mungkinkah Aku Mencintaimu.
47
Penjelasan.
48
Pertemuan Tak Terduga.
49
Gara-gara Bang Aka (Raka or Arka)
50
99 Rupiah.
51
Izinkan Aku!! (Buka Segel)
52
Suka-suka Raka.
53
Uget-uget.
54
Jambak-jambakan.
55
Gara-gara Cabe.
56
Good bye Marisa.
57
Masa Depan.
58
Hukuman Sore.
59
Rhania Kepooooo.
60
Sepiring Berdua.
61
Air Mata Jelita.
62
Raka yang sesungguhnya.
63
Randy Kembali.
64
Sedikit Lagi.
65
Alat Pelampiasan Dendam.
66
Pengakuan Terselubung.
67
Kang Gosip.
68
Salah Alamat Rhan.
69
Janggan Mengusiknya.
70
Di Bawah Rintik Hujan.
71
Tak Dapat Berbohong.
72
Aku Mencintaimu (Ngelindur)
73
Mertua Baik.
74
Culik Aku Om.
75
Amarah.
76
Takut Gelap.
77
Drakula Kecil.
78
Kasihan Randy.
79
Latihan Jadi Ayah (Baby Nara )
80
Keinginan Mama.
81
Keluar Malam.
82
Manjanya Jelita (21 ples)
83
Wanita Bodoh.
84
Masa Lalu yang Salah.
85
Yakinkan Raguku.
86
Suami Bae-bae
87
Demi Istriku.
88
Jadikan Aku Istri Kedua (Jangan Harap)
89
Serangga Nackal.
90
Jodoh Buat Andra ( )
91
Ungakapan Hati Dion.
92
Senam Malem.
93
Baik - baik Saja.
94
Mertua Posesif (Apalagi Anaknya)
95
Kebahagiaan untuk Raka.
96
Dia Hanya Milikku
97
Rencana Makan Besar (Andra Gebleg)
98
Ratapan Hati Rambut Jagung
99
Gara - gara Randy (Game)
100
Kebersamaan Sebelum Pergi (Jauh)
101
Jatuh Cinta Terakhir.
102
Pesan Terakhir
103
Istri Ribet (Aku Pamit)
104
Teror Malam Hari.
105
Memendam Ketakutan Sendiri (Mama)
106
Kembali Ke Rumah.
107
Semoga Baik-Baik Saja (Raka)
108
Secercah Harapan untuk Kembali.
109
Terungkap (Raka Mo Pulang, Ma)
110
Senyummu Hanya Milikku, Ta.
111
Kembalinya Sepasang
112
Keluarga Heboh (Gara - Gara Curut)
113
Raka Jelita (Sosok manis Andra)
114
Berjalan Berdua (Kembalilah, Kinan)
115
Andra Rhan.
116
Gara - Gara Boneka (PHO)
117
Hukuman
118
Masuk Angin
119
Kocheng
120
Hampir Gila (Jelita Hilang)
121
Jelita Vs Buaya Betina
122
Kejutan Kecil untuk Jelita.
123
Panggil Aku, Mas!! (Ngidam Ala Jelita)
124
Cinta-Luka (Raka/Andra)
125
Jumpa Pertama
126
Sebentar Saja.
127
Di kantor? Gas aja lah (Raka ) Mengandung ion+ sesuai umur othor.
128
Mikir Dong, Bos!!
129
Untuk Pertama Kalinya (Bentak) ~Kinan
130
Saling Menyiksa (Gigit)
131
Sarapan Pagi (Bagi Raka)
132
Because Of You (Daster Pembawa Sial)
133
Aku, Kamu dan Anak Kita.
134
Bagaimanapun Kamu
135
Kecewa (Dua Pria)
136
Kesemutan (Takut kehilangan )
137
See You, Jagoan (Raka Gila)
138
Penyesalan Kembali (Raka)
139
Ada Apa Dengan Mama.
140
Kenyataan (Raka~Andra)
141
Judul Berubah
142
Raka untuk Jelita
143
Adik (Tak Ber~akhlak)
144
Lidah Tak Bertulang (Raka Berulah, Jelita Marah)
145
Selamat Jalan Andra ( )
146
Khawatir
147
Sejatinya Pasangan (Tidak Waras)
148
Suami (Tidak Sempurna)
149
Selamat Datang Sang Pewaris ( )
150
Dirgantara Avgian
151
Penculikan Gian ( )
152
Papah (Tada Akhlak)
153
Wijaya dan Penerusnya (Sama Saja )
154
Uncle Rand (Bawa Gian)
155
Sehat Selalu Anak Mama.
156
(Takdir Takkan Salah) END
157
BONUS CHAPTER

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!