Abima Raka Wijaya

Siang berganti malam, senja telah memudar tatkala matahari membenamkan diri diufuk barat. Rumah mewah kediaman keluarga Wijaya begitu sunyi, tidak ada canda tawa di dalamnya. Di balkon salah satu kamar tampak pria tampan yang menjadi tuan muda di rumah itu berdiri menatap jauh gelapnya langit. Pikirannya tenggelam bersama dinginnya malam.

Abima Raka Wijaya, pewaris tunggal Wijaya Grup yang tak lama lagi akan akan menjabat sebagai Direktur Utama perusahaan ayahnya. Raka tumbuh menjadi laki-laki yang sangat tampan dengan sorot mata yang tajam dan tubuh ideal membuat pria itu digilai banyak wanita.

Namun, karena sikap kaku dan dinginnya membuat beberapa orang berpikir bahwa dia penyuka sesama jenis. Didikan sang ayah yang begitu keras membuat Raka menjadi sosok yang dingin dan tegas dalam mengambil keputusan.

Raka tersadar dari lamunannya ketika ponselnya berdering. Terlihat Andra menelpon, teman kecil yang sebentar lagi akan menjadi asisten pribadinya.

"Ada apa?" Raka bertanya singkat tidak ingin membuang waktu.

"Ya elah santai kali pak, formal amat belum kerja juga." Andra berucap di seberang telpon.

"Gue membiasakan diri. Udah buruan kenapa, jangan buang waktu gue." Raka mendesak Andra yang terlalu suka bercanda dalam segala keadaan.

"Cuma mau bilang. Selamat malam tuan muda," Andra terbahak telah berhasil menganggu calon Bos nya.

"Sialan!" Raka berdecak kesal dengan candaan Hendra yang telah menganggu ketengannya malam ini.

"Sebelum gue resmi kerja sama lo gak masalah kali." Andra menanggapi umpatan Raka dengan santainya. Namun tidak mendapat tanggapan dari Raka yang biasanya akan menjawab meskipun sedikit.

"Ka, Masih idup lo." Andra kembali berbicara namun tidak juga mendapat jawaban.

"Ka, Kalo ada masalah cerita sama gue sini. Gratis kok." Andra menawarkan diri. Raka hanya menghela nafasnya gusar.

Hening. Andra merasa aneh dengan Raka yang diam saja namun tidak memutuskan sambungan teleponnya segera. Hingga terdengar kembali Raka yang tampak memulai pembicaraan.

"Tadi siang gue ketemu cewek kurang ajar setelah ketemu lo." Raka mulai membuka obrolan tentang ranah pribadinya.

"Dimana, lo kenal sama dia?" Andra begitu penasaran dengan cerita Raka.

"Di kafe dekat kantor. Kayaknya dia

karyawan di kantor Papa. Sempet gue perhatiin ID Cardnya." Raka mengingat sekilas nama yang tertera di ID Card milik gadis itu. "Jelita" Gumam Raka pelan namun dapat terdengar oleh Andra.

"Lah terus kurang ajarnya gimana?" Andra mengernyit heran.

Ia menduga Raka menganggap gadis itu tidak sopan hanya karena tidak menyapanya calon atasannya. Raka menceritakan panjang lebar tragedi di Kafe dimulai saat Jelita memotong antrian hingga akhirnya membuat bajunya menjadi kotor.

"Hahaha, keren juga tuh cewek. Baru kali ini ada yang berani sama lo. Siapa tadi namanya, Jelita ya." Andra tak henti tertawa mendengar cerita temannya itu.

"Gue gak lagi ngelawak, Ndra. Gue gak sabar bikin dia nyesel seumur hidup udah berani kurang ajar sama gue!" Raka menjadi kesal bila mengingat kejadian tadi siang. Pasalnya dia menjadi pusat perhatian karena keributan mereka.

"Dih, mau pakek kekuasaan lo?" Andra menebak hal yang akan dilakukannya.

"Kurang lebih seperti itu," Raka menjawab santai

"Jangan main asal pecat aja dong Ka. Kali aja dia takut sama atasannya makanya buru-buru kayak gitu." Andra tidak ingin Raka semena-mena nantinya.

"Gak bakal gue PHK juga lah, Ndra. Mungkin sedikit gertakan untuknya." Raka sedikit kesal ketika sahabatnya membela gadis itu.

"Ya kali aja lo sama kayak om Wijaya, Salah dikit pecat, langgar dikit tendang. Biasanya tu ya buah jatuh tidak jauh dari pohonnya." Andra sedikit mengingat kekejaman Ayah Raka.

"Papa pecat orang juga ada alasan logis Ndra, ga langsung pecat gitu aja. Termasuk sama orang yang menjelekkan dia dibelakang." Raka menjawab yang membuat Andra merasa diancam secara halus.

"Kok jadi ngancem gue sih lo. Sejak kapan lo jadi tukang ngadu!" Andra tahu sahabatnya tidak mungkin memberitahukan hal yang tidak penting pada Bos nya.

"Dasar lemah, gitu aja takut. Biar lo kerja jauhan dikit dari gue, sepertinya bagus juga buat gue aduin" Raka terkekeh dan memutuskan sambungan telponnya tidak perduli dengan Mahran yang masih berbicara membela diri.

****

Raka masuk kedalam kamarnya dan berjalan menuju tempat tidur king size ditengah kamarnya. Ia berbaring menatap langit-langit kamar mempertanyakan mengapa masa lalu yang tidak berpihak kepadanya.

Kekecewaan, Kepedihan, hingga sakitnya di tinggalkan seseorang yang sangat dicintai bagaikan cambuk yang menyisakan sakit dalam hidupnya.Raka mencoba memejamkan mata untuk sesaat melupakan lukanya.

Tampak sudut matanya berair. Raka tenggelam dalam ingatan masa lalunya hingga kantuk menghampiri dan membuatnya terlelap. Di tengah tidurnya Raka terlihat tidak baik-baik saja. Keringat bercucuran di keningnya, bibirnya bergetar.

Raka meracau dalam tidurnya "Jangan pergi, aku mohon" kalimat itu beberapa kali lolos dari bibir tipisnya. Sesaat kemudian matanya terbuka nafasnya memburu. Tangannya memegang dada seakan merasakan sakit yang teramat dalam. "Kinan" ucap Raka lirih.

Diliriknya jam digital yang terletak di Nakas menunjukan pukul 02:45. Terlalu dini untuk menyambut hari bukan, begitulah adanya Raka kerap kali bermimpi buruk yang membuatnya takut untuk tertidur kembali.

Mimpi yang membuatnya tampak begitu sesak menahan sakit direlung hati. Tirai kamar nampak bergoyang halus tertiup angin malam lantaran Raka tidak menutup pintu dengan benar.

Raka keluar kamar menuju balkon. Menyesap satu batang rokok dan mengembuskan Asapnya perlahan. Dinginnya angin dan sunyinya malam membuatnya pikirannya sedikit lebih tenang.

"Harusnya kamu pergi dari sisiku dengan cara yang baik Kinan, Jika kedatanganmu hanya menyisakan luka harusnya kau tidak datang padaku. Jika bersamaku membuatmu terluka harusnya kau katakan lebih awal tanpa harus meninggalkan ku, Kau bilang mencintaiku bukan? Lantas mengapa kau memilih pergi bersama dia yang sudah jelas tidak mampu menjagamu dengan baik!" Raka berbicara sambil menatap foto gadis cantik dilayar ponselnya. Guratan kesedihan dan amarah terpancar diwajahnya. Menyesal juga percuma. Kembali ke masa lalu pun mustahil.

"Jika aku mengetahui akhirnya akan seperti ini, aku akan memilih awal yang berbeda." Raka mengela nafas perlahan menatap jauh langit yang terlihat senggang tanpa bintang.

Perpisahan dengan Kinan beberapa tahun lalu membuat Raka mengubah pandangannya terhadap wanita. Ia belum mampu untuk melupa dan enggan untuk mulai membuka dirinya. Kepergian Kinan yang tanpa aba-aba membuat Raka menyesali pertemuan diantaranya.

Seandainya mereka tidak pernah bertemu mungkin Raka tidak akan terjebak dalam lubang luka yang entah mengapa dia enggan untuk keluar dari sana. Ketika seseorang berani untuk jatuh cinta. Seharusnya ia sudah menyiapkan diri untuk menerima sakitnya.

TBC 🌻

Jangan lupa tinggalkan jejak 👣👣

Terpopuler

Comments

Anna🌻✨

Anna🌻✨

udah di baca beberapa tahun lalu, tapi mmapir lagi

2025-02-03

0

Nur Bahagia

Nur Bahagia

menurut ku visual nya raka kurang sangar.. keliatan pucat dan cungkring 🙏😁

2024-11-03

1

Nur Bahagia

Nur Bahagia

mungkin nama panjangnya marhandra 😅

2024-11-03

0

lihat semua
Episodes
1 Jelita Khairani
2 Lamaran (Kerja)
3 Awal (Kerja, Pertemuan)
4 Abima Raka Wijaya
5 Mendadak Ciut
6 Telat
7 Keputusan Papa
8 Ayah Tidak Bercanda
9 Tidak Ada Yang Benar
10 Dunia Begitu Sempit
11 Bisakah Bertukar Takdir.
12 Cincin.
13 Bahagiakan Dia.
14 Mencoba Terbiasa.
15 Baju Pengantin.
16 Siapa Dia.
17 Jauhi Dia.
18 Hari Pernikahan
19 Tidak Mau Mengalah.
20 Tidak Akan.
21 Rainbow Cake.
22 Benar-benar Tidak Waras.
23 Ngajak Perang
24 Sedikit senyum.
25 Menghindar
26 Sakit
27 Perlakuan Manis
28 Harapan Ayah
29 Sandiwara wanita.
30 Seandainya.
31 Tentang Kinan.
32 Makan Berdua.
33 Memalukan.
34 Ada Apa dengan Raka.
35 Aku Suamimu.
36 Janda
37 Hampir Saja
38 Pergi Bersama
39 Pengusik
40 Perhatian Raka
41 Ketakutan Raka.
42 Jangan ulangi
43 Takut kehilangan.
44 Jodoh Cerminan Diri.
45 Kambing Tampan.
46 Mungkinkah Aku Mencintaimu.
47 Penjelasan.
48 Pertemuan Tak Terduga.
49 Gara-gara Bang Aka (Raka or Arka)
50 99 Rupiah.
51 Izinkan Aku!! (Buka Segel)
52 Suka-suka Raka.
53 Uget-uget.
54 Jambak-jambakan.
55 Gara-gara Cabe.
56 Good bye Marisa.
57 Masa Depan.
58 Hukuman Sore.
59 Rhania Kepooooo.
60 Sepiring Berdua.
61 Air Mata Jelita.
62 Raka yang sesungguhnya.
63 Randy Kembali.
64 Sedikit Lagi.
65 Alat Pelampiasan Dendam.
66 Pengakuan Terselubung.
67 Kang Gosip.
68 Salah Alamat Rhan.
69 Janggan Mengusiknya.
70 Di Bawah Rintik Hujan.
71 Tak Dapat Berbohong.
72 Aku Mencintaimu (Ngelindur)
73 Mertua Baik.
74 Culik Aku Om.
75 Amarah.
76 Takut Gelap.
77 Drakula Kecil.
78 Kasihan Randy.
79 Latihan Jadi Ayah (Baby Nara )
80 Keinginan Mama.
81 Keluar Malam.
82 Manjanya Jelita (21 ples)
83 Wanita Bodoh.
84 Masa Lalu yang Salah.
85 Yakinkan Raguku.
86 Suami Bae-bae
87 Demi Istriku.
88 Jadikan Aku Istri Kedua (Jangan Harap)
89 Serangga Nackal.
90 Jodoh Buat Andra ( )
91 Ungakapan Hati Dion.
92 Senam Malem.
93 Baik - baik Saja.
94 Mertua Posesif (Apalagi Anaknya)
95 Kebahagiaan untuk Raka.
96 Dia Hanya Milikku
97 Rencana Makan Besar (Andra Gebleg)
98 Ratapan Hati Rambut Jagung
99 Gara - gara Randy (Game)
100 Kebersamaan Sebelum Pergi (Jauh)
101 Jatuh Cinta Terakhir.
102 Pesan Terakhir
103 Istri Ribet (Aku Pamit)
104 Teror Malam Hari.
105 Memendam Ketakutan Sendiri (Mama)
106 Kembali Ke Rumah.
107 Semoga Baik-Baik Saja (Raka)
108 Secercah Harapan untuk Kembali.
109 Terungkap (Raka Mo Pulang, Ma)
110 Senyummu Hanya Milikku, Ta.
111 Kembalinya Sepasang
112 Keluarga Heboh (Gara - Gara Curut)
113 Raka Jelita (Sosok manis Andra)
114 Berjalan Berdua (Kembalilah, Kinan)
115 Andra Rhan.
116 Gara - Gara Boneka (PHO)
117 Hukuman
118 Masuk Angin
119 Kocheng
120 Hampir Gila (Jelita Hilang)
121 Jelita Vs Buaya Betina
122 Kejutan Kecil untuk Jelita.
123 Panggil Aku, Mas!! (Ngidam Ala Jelita)
124 Cinta-Luka (Raka/Andra)
125 Jumpa Pertama
126 Sebentar Saja.
127 Di kantor? Gas aja lah (Raka ) Mengandung ion+ sesuai umur othor.
128 Mikir Dong, Bos!!
129 Untuk Pertama Kalinya (Bentak) ~Kinan
130 Saling Menyiksa (Gigit)
131 Sarapan Pagi (Bagi Raka)
132 Because Of You (Daster Pembawa Sial)
133 Aku, Kamu dan Anak Kita.
134 Bagaimanapun Kamu
135 Kecewa (Dua Pria)
136 Kesemutan (Takut kehilangan )
137 See You, Jagoan (Raka Gila)
138 Penyesalan Kembali (Raka)
139 Ada Apa Dengan Mama.
140 Kenyataan (Raka~Andra)
141 Judul Berubah
142 Raka untuk Jelita
143 Adik (Tak Ber~akhlak)
144 Lidah Tak Bertulang (Raka Berulah, Jelita Marah)
145 Selamat Jalan Andra ( )
146 Khawatir
147 Sejatinya Pasangan (Tidak Waras)
148 Suami (Tidak Sempurna)
149 Selamat Datang Sang Pewaris ( )
150 Dirgantara Avgian
151 Penculikan Gian ( )
152 Papah (Tada Akhlak)
153 Wijaya dan Penerusnya (Sama Saja )
154 Uncle Rand (Bawa Gian)
155 Sehat Selalu Anak Mama.
156 (Takdir Takkan Salah) END
157 BONUS CHAPTER
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Jelita Khairani
2
Lamaran (Kerja)
3
Awal (Kerja, Pertemuan)
4
Abima Raka Wijaya
5
Mendadak Ciut
6
Telat
7
Keputusan Papa
8
Ayah Tidak Bercanda
9
Tidak Ada Yang Benar
10
Dunia Begitu Sempit
11
Bisakah Bertukar Takdir.
12
Cincin.
13
Bahagiakan Dia.
14
Mencoba Terbiasa.
15
Baju Pengantin.
16
Siapa Dia.
17
Jauhi Dia.
18
Hari Pernikahan
19
Tidak Mau Mengalah.
20
Tidak Akan.
21
Rainbow Cake.
22
Benar-benar Tidak Waras.
23
Ngajak Perang
24
Sedikit senyum.
25
Menghindar
26
Sakit
27
Perlakuan Manis
28
Harapan Ayah
29
Sandiwara wanita.
30
Seandainya.
31
Tentang Kinan.
32
Makan Berdua.
33
Memalukan.
34
Ada Apa dengan Raka.
35
Aku Suamimu.
36
Janda
37
Hampir Saja
38
Pergi Bersama
39
Pengusik
40
Perhatian Raka
41
Ketakutan Raka.
42
Jangan ulangi
43
Takut kehilangan.
44
Jodoh Cerminan Diri.
45
Kambing Tampan.
46
Mungkinkah Aku Mencintaimu.
47
Penjelasan.
48
Pertemuan Tak Terduga.
49
Gara-gara Bang Aka (Raka or Arka)
50
99 Rupiah.
51
Izinkan Aku!! (Buka Segel)
52
Suka-suka Raka.
53
Uget-uget.
54
Jambak-jambakan.
55
Gara-gara Cabe.
56
Good bye Marisa.
57
Masa Depan.
58
Hukuman Sore.
59
Rhania Kepooooo.
60
Sepiring Berdua.
61
Air Mata Jelita.
62
Raka yang sesungguhnya.
63
Randy Kembali.
64
Sedikit Lagi.
65
Alat Pelampiasan Dendam.
66
Pengakuan Terselubung.
67
Kang Gosip.
68
Salah Alamat Rhan.
69
Janggan Mengusiknya.
70
Di Bawah Rintik Hujan.
71
Tak Dapat Berbohong.
72
Aku Mencintaimu (Ngelindur)
73
Mertua Baik.
74
Culik Aku Om.
75
Amarah.
76
Takut Gelap.
77
Drakula Kecil.
78
Kasihan Randy.
79
Latihan Jadi Ayah (Baby Nara )
80
Keinginan Mama.
81
Keluar Malam.
82
Manjanya Jelita (21 ples)
83
Wanita Bodoh.
84
Masa Lalu yang Salah.
85
Yakinkan Raguku.
86
Suami Bae-bae
87
Demi Istriku.
88
Jadikan Aku Istri Kedua (Jangan Harap)
89
Serangga Nackal.
90
Jodoh Buat Andra ( )
91
Ungakapan Hati Dion.
92
Senam Malem.
93
Baik - baik Saja.
94
Mertua Posesif (Apalagi Anaknya)
95
Kebahagiaan untuk Raka.
96
Dia Hanya Milikku
97
Rencana Makan Besar (Andra Gebleg)
98
Ratapan Hati Rambut Jagung
99
Gara - gara Randy (Game)
100
Kebersamaan Sebelum Pergi (Jauh)
101
Jatuh Cinta Terakhir.
102
Pesan Terakhir
103
Istri Ribet (Aku Pamit)
104
Teror Malam Hari.
105
Memendam Ketakutan Sendiri (Mama)
106
Kembali Ke Rumah.
107
Semoga Baik-Baik Saja (Raka)
108
Secercah Harapan untuk Kembali.
109
Terungkap (Raka Mo Pulang, Ma)
110
Senyummu Hanya Milikku, Ta.
111
Kembalinya Sepasang
112
Keluarga Heboh (Gara - Gara Curut)
113
Raka Jelita (Sosok manis Andra)
114
Berjalan Berdua (Kembalilah, Kinan)
115
Andra Rhan.
116
Gara - Gara Boneka (PHO)
117
Hukuman
118
Masuk Angin
119
Kocheng
120
Hampir Gila (Jelita Hilang)
121
Jelita Vs Buaya Betina
122
Kejutan Kecil untuk Jelita.
123
Panggil Aku, Mas!! (Ngidam Ala Jelita)
124
Cinta-Luka (Raka/Andra)
125
Jumpa Pertama
126
Sebentar Saja.
127
Di kantor? Gas aja lah (Raka ) Mengandung ion+ sesuai umur othor.
128
Mikir Dong, Bos!!
129
Untuk Pertama Kalinya (Bentak) ~Kinan
130
Saling Menyiksa (Gigit)
131
Sarapan Pagi (Bagi Raka)
132
Because Of You (Daster Pembawa Sial)
133
Aku, Kamu dan Anak Kita.
134
Bagaimanapun Kamu
135
Kecewa (Dua Pria)
136
Kesemutan (Takut kehilangan )
137
See You, Jagoan (Raka Gila)
138
Penyesalan Kembali (Raka)
139
Ada Apa Dengan Mama.
140
Kenyataan (Raka~Andra)
141
Judul Berubah
142
Raka untuk Jelita
143
Adik (Tak Ber~akhlak)
144
Lidah Tak Bertulang (Raka Berulah, Jelita Marah)
145
Selamat Jalan Andra ( )
146
Khawatir
147
Sejatinya Pasangan (Tidak Waras)
148
Suami (Tidak Sempurna)
149
Selamat Datang Sang Pewaris ( )
150
Dirgantara Avgian
151
Penculikan Gian ( )
152
Papah (Tada Akhlak)
153
Wijaya dan Penerusnya (Sama Saja )
154
Uncle Rand (Bawa Gian)
155
Sehat Selalu Anak Mama.
156
(Takdir Takkan Salah) END
157
BONUS CHAPTER

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!