Telat

Jelita tampak menggeliat ketika sinar matahari menyelundup melalui ventilasi kamarnya. Matanya mengerjap pelan menyesuaikan cahaya disekitarnya. Kepalanya terasa berat lantaran tadi malam Jelita tak juga tertidur memikirkan apa yang akan terjadi padanya.

Jelita melirik jam dinding, dahinya sedikit berkerut memperhatikan angka yang ditunjuk oleh jarum jam yang masih setia berputar sedikit demi sedikit.

"Jam 08." Mulut jelita terbuka lebar sesaat kemudian tersadar dan meloncat dari tempat tidur lalu berlari ke kamar mandi.

Mandi secepat kilat lalu berlari menuju lemari memakai pakaian yang diusahakan tetap harus rapi seperti biasa. Memoles wajahnya tipis dengan gerakan cepat keluar kamar dan melewati Ibunya yang tengah merapikan ruang tamu.

"Sial telat, salah lagi ni gue." Jelita komat Kamit sambil sesekali menatap jam di pergelangan tangannya. Ketika hendak keluar rumah Jelita hampir mennabrak Randy yang baru saja selesai lari pagi.

"Lo mau kemana Kak?" Tanya Randy mengernyit heran dan berhenti menatap kakaknya yang terlihat aneh.

"Kerjalah, udah tau masih nanya gimana sih." Jawab Jelita seraya mencari sepatu kerjanya.

"Itu rambut gak di sisir, Rapi amat?" Jelita sontak melihat pantulan dirinya dari jendela kaca rumahnya. Ia terkejut melihat wujudnya sendiri. Rambutnya tampak berantakan karena memang sengaja tidak sempat untuk keramas.

"Duh kok bisa nggak inget sih, padahal tadi udah ngaca. mata gue kemana coba."

Jelita merutuki dirinya yang melupakan hal sepenting itu. Dengan segera ia rapikan rambutnya menggunakan sela-sela jari tangannya. Sesaat melirik Randy di depannya, Jelita terlihat bingung.

"Lo ga sekolah? Jam segini masih di rumah?" Jelita sibuk mencari sepatunya.

"Lah, situ ngapain kerja hari Minggu?" Randy sengaja tidak mengingatkan Jelita bahwa hari ini adalah hari libur.

Jelita terdiam melirik Randy jarinya masih tertahan di rambutnya. Seketika dia terduduk dan mengeluarkan ponselnya dari dalam tas untuk memastikan ucapan adiknya. Ibunya yang mendengar percakapan dua anaknya hanya menggelengkan kepala.

"Makanya, Kak. Kalo dibangunin melek jangan cuma iya iya aja. Pas bangun persis orang stres." Randy berucap meninggalkan Jelita yang masih terduduk menangkan dirinya.

Jelita bangkit dan kembali masuk kerumah. Dia berjalan menuju kulkas di dapur dan meneguk air dingin yang sudah dia tuangkan kedalam gelas hingga tandas.

"Kamu tidur jam berapa sih ta, sampe dibangunin berapa kali gak bangun-bangun. Ibu pikir kamu wafat tadi pagi." Bu Rini yang tiba-tiba sudah berdiri di dekatnya sambil mengelap meja makan yang sebenarnya terlihat bersih.

"Jelita gak bisa tidur Bu, terakhir liat jam 3 pagi. Selebihnya aku udah nggak sadar. Bahkan Ibu bangunin aku juga nggak denger." Jelita menjawab sambil memutar lehernya yang sedikit pegal.

"Jangan di ulangi lagi ya, beruntung hari ini kamu libur. Coba kalo nggak, udah habis kamu di omelin atasan baru pergi jam segini, syukur kalo cuma di omelin. Kalo sampe dipecat gimana coba." Ibunya berkata seraya mengacak rambut Jelita gemas.

"Iya nggak lagi udah Jelita balik tidur lagi, masih ngantuk banget." Jelita berucap sambil menguap. Matanya berair menahan kantuk. Rasa kantuk yang sempat pergi beberapa saat yang lalu kembali menghampirinya.

"Yaudah sana, Ibu mau nyusul Ayah kamu ke toko, siapin makan siang jangan lupa." Pamit Ibunya yang kemudian di angguki oleh Jelita sambil berjalan menuju kamarnya.

*****

Sementara di tempat lain Raka terlihat sedang berolahraga di salah satu ruangan dalam rumahya. Ruangan khusus dengan berbagai macam peralatan yang mendukung aktivitas Raka sehingga membuat tubuhnya begitu altelis.

Ia menghentikan aktivitasnya ketika tubuhnya merasa lelah. Berjalan keluar dengan membawa botol minuman dingin di tangannya dan beberapa kali meneguknya.

Di ruang Tamu terlihat Pria dengan pakaian serba hitam telah menantinya. Laki-laki itu tampak duduk santai sambil menunggu sang empunya rumah menghampirinya.

"Bagaimana, kau berhasil menemukannya?" Ucap Raka lalu duduk di sofa tepat di depan Pria itu.

"Hem sudah, cukup mudah untuk mengetahui keberadaannya." Pria itu memberikan sebuah amplop yang terlihat tidak terlalu tebal.

Raka membukanya perlahan. Terlihat beberapa foto tercetak di dalamnya. Rahangnya mengeras, tangannya tampak mengepal memperlihatkan otot-otot dipermukaan kulit.

"Dia kembali beberapa minggu lalu, apa kau ingin aku mengambil langkah sekarang?" tanya pria itu menanti perintah.

"Tidak perlu, kita lihat saja apa yang akan ia lakukan seterusnya, dan kau kembalilah." Perintah Raka kepada Pria didepannya.

Belum sempat pria itu berdiri tiba-tiba Andra langsung duduk di sebelahnya seraya merangkul pundak Pria itu.

"Kalian berdua tu ya, kalau udah kumpul Kaku banget. Geli gue dikantor juga bukan," Andra mencoba mencairkan suasana.

"Lo tu ngapain kesini Ndra, ini hari libur gue nggak ada waktu buat becanda hari ini." Raka memang terlihat sedang dalam mood yang tidak baik.

"Lah ni bocah hari Minggu boleh aja nemuin lo, kenapa gue nggak, pilih kasih lo?" Andra tak terima kedatanganya di abaikan. Raka hanya diam enggan menjawab pertanyaan Andra.

"Aku datang membawa tugas dari Raka, dan kau tidak punya kepentingan bukan?" Pria bernama Dion itu tampak menjelaskan dengan gaya bicara yang persis seperti Raka pakai jika berhadapan dengan orang selain dirinya.

"Tugas apaan?" Andra melirik beberapa lembar foto di atas meja dan mengambil salah satunya.

"Ngapain lagi lo cari tau tentang laki-laki itu Ka, semakin lo cari tau dimana dia, apa yang dia kerjain lo semakin gak bisa lupa, udahlah mending ni ya lo lupain semua hal-hal yang berhubungan dengan wanita itu." Andra mencoba menyadarkan Raka yang hingga saat ini selalu mencari tahu hal yang membuatnya merasa tersiksa.

"Kau tidak berada di posisi Raka, Ndra. Jika kau jadi dia aku rasa kau akan melakukan hal yang sama." Dion tampak membela Raka.

"Ini lagi pakek dibelain. Sekali kali lo nggak usah nurut sama apa yang dia diperintahkan bisa nggak sih." Andra menjadi kesal.

"Aku kerja buat Raka, bukan kamu Ndra. Aku rasa tidak memiliki kewajiban untuk mendengarkan kamu." Dion menjawab dengan santai.

"Ah iya juga. Perkataan gue kok berbobot banget sih." Andra mengerutkan kening bingung dengan kekonyolannya.

Mereka bertiga berteman sejak lama. Ayah Dion merupakan kepercayaan keluarga Wijaya. Hingga ketika Dion beranjak dewasa ia memilih untuk bekerja sebagai kaki tangan Raka diluar urusan kantor.

Untuk urusan didalam kantor Keluarga Wijaya memilih Andra untuk mendampingi Raka. Hal ini dilakukan karena Andra mampu mengendalikan Raka yang kerap kali sulit menahan emosinya. Dion yang memiliki sifat yang hampir sama dengan Raka hanya memikirkan kehendaknya tanpa berpikir panjang terhadap akibat yang akan diterima orang sekitarnya.

TBC 😊

Seseorang yang terlihat diam melakukan segala sesuatu tanpa banyak bicara.

(Iyalah kan pendiam)

fyu fyu fyu fyu 🍃🍃🍃

Jangan lupa tinggalkan jejak 👣

Terpopuler

Comments

Widi

Widi

Bu 😭😭😭

2024-04-24

0

Widi

Widi

Wkwkwkwkwkwkkk

2024-04-24

0

Ihza

Ihza

bercandanya serem amat buk😅

2024-02-13

0

lihat semua
Episodes
1 Jelita Khairani
2 Lamaran (Kerja)
3 Awal (Kerja, Pertemuan)
4 Abima Raka Wijaya
5 Mendadak Ciut
6 Telat
7 Keputusan Papa
8 Ayah Tidak Bercanda
9 Tidak Ada Yang Benar
10 Dunia Begitu Sempit
11 Bisakah Bertukar Takdir.
12 Cincin.
13 Bahagiakan Dia.
14 Mencoba Terbiasa.
15 Baju Pengantin.
16 Siapa Dia.
17 Jauhi Dia.
18 Hari Pernikahan
19 Tidak Mau Mengalah.
20 Tidak Akan.
21 Rainbow Cake.
22 Benar-benar Tidak Waras.
23 Ngajak Perang
24 Sedikit senyum.
25 Menghindar
26 Sakit
27 Perlakuan Manis
28 Harapan Ayah
29 Sandiwara wanita.
30 Seandainya.
31 Tentang Kinan.
32 Makan Berdua.
33 Memalukan.
34 Ada Apa dengan Raka.
35 Aku Suamimu.
36 Janda
37 Hampir Saja
38 Pergi Bersama
39 Pengusik
40 Perhatian Raka
41 Ketakutan Raka.
42 Jangan ulangi
43 Takut kehilangan.
44 Jodoh Cerminan Diri.
45 Kambing Tampan.
46 Mungkinkah Aku Mencintaimu.
47 Penjelasan.
48 Pertemuan Tak Terduga.
49 Gara-gara Bang Aka (Raka or Arka)
50 99 Rupiah.
51 Izinkan Aku!! (Buka Segel)
52 Suka-suka Raka.
53 Uget-uget.
54 Jambak-jambakan.
55 Gara-gara Cabe.
56 Good bye Marisa.
57 Masa Depan.
58 Hukuman Sore.
59 Rhania Kepooooo.
60 Sepiring Berdua.
61 Air Mata Jelita.
62 Raka yang sesungguhnya.
63 Randy Kembali.
64 Sedikit Lagi.
65 Alat Pelampiasan Dendam.
66 Pengakuan Terselubung.
67 Kang Gosip.
68 Salah Alamat Rhan.
69 Janggan Mengusiknya.
70 Di Bawah Rintik Hujan.
71 Tak Dapat Berbohong.
72 Aku Mencintaimu (Ngelindur)
73 Mertua Baik.
74 Culik Aku Om.
75 Amarah.
76 Takut Gelap.
77 Drakula Kecil.
78 Kasihan Randy.
79 Latihan Jadi Ayah (Baby Nara )
80 Keinginan Mama.
81 Keluar Malam.
82 Manjanya Jelita (21 ples)
83 Wanita Bodoh.
84 Masa Lalu yang Salah.
85 Yakinkan Raguku.
86 Suami Bae-bae
87 Demi Istriku.
88 Jadikan Aku Istri Kedua (Jangan Harap)
89 Serangga Nackal.
90 Jodoh Buat Andra ( )
91 Ungakapan Hati Dion.
92 Senam Malem.
93 Baik - baik Saja.
94 Mertua Posesif (Apalagi Anaknya)
95 Kebahagiaan untuk Raka.
96 Dia Hanya Milikku
97 Rencana Makan Besar (Andra Gebleg)
98 Ratapan Hati Rambut Jagung
99 Gara - gara Randy (Game)
100 Kebersamaan Sebelum Pergi (Jauh)
101 Jatuh Cinta Terakhir.
102 Pesan Terakhir
103 Istri Ribet (Aku Pamit)
104 Teror Malam Hari.
105 Memendam Ketakutan Sendiri (Mama)
106 Kembali Ke Rumah.
107 Semoga Baik-Baik Saja (Raka)
108 Secercah Harapan untuk Kembali.
109 Terungkap (Raka Mo Pulang, Ma)
110 Senyummu Hanya Milikku, Ta.
111 Kembalinya Sepasang
112 Keluarga Heboh (Gara - Gara Curut)
113 Raka Jelita (Sosok manis Andra)
114 Berjalan Berdua (Kembalilah, Kinan)
115 Andra Rhan.
116 Gara - Gara Boneka (PHO)
117 Hukuman
118 Masuk Angin
119 Kocheng
120 Hampir Gila (Jelita Hilang)
121 Jelita Vs Buaya Betina
122 Kejutan Kecil untuk Jelita.
123 Panggil Aku, Mas!! (Ngidam Ala Jelita)
124 Cinta-Luka (Raka/Andra)
125 Jumpa Pertama
126 Sebentar Saja.
127 Di kantor? Gas aja lah (Raka ) Mengandung ion+ sesuai umur othor.
128 Mikir Dong, Bos!!
129 Untuk Pertama Kalinya (Bentak) ~Kinan
130 Saling Menyiksa (Gigit)
131 Sarapan Pagi (Bagi Raka)
132 Because Of You (Daster Pembawa Sial)
133 Aku, Kamu dan Anak Kita.
134 Bagaimanapun Kamu
135 Kecewa (Dua Pria)
136 Kesemutan (Takut kehilangan )
137 See You, Jagoan (Raka Gila)
138 Penyesalan Kembali (Raka)
139 Ada Apa Dengan Mama.
140 Kenyataan (Raka~Andra)
141 Judul Berubah
142 Raka untuk Jelita
143 Adik (Tak Ber~akhlak)
144 Lidah Tak Bertulang (Raka Berulah, Jelita Marah)
145 Selamat Jalan Andra ( )
146 Khawatir
147 Sejatinya Pasangan (Tidak Waras)
148 Suami (Tidak Sempurna)
149 Selamat Datang Sang Pewaris ( )
150 Dirgantara Avgian
151 Penculikan Gian ( )
152 Papah (Tada Akhlak)
153 Wijaya dan Penerusnya (Sama Saja )
154 Uncle Rand (Bawa Gian)
155 Sehat Selalu Anak Mama.
156 (Takdir Takkan Salah) END
157 BONUS CHAPTER
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Jelita Khairani
2
Lamaran (Kerja)
3
Awal (Kerja, Pertemuan)
4
Abima Raka Wijaya
5
Mendadak Ciut
6
Telat
7
Keputusan Papa
8
Ayah Tidak Bercanda
9
Tidak Ada Yang Benar
10
Dunia Begitu Sempit
11
Bisakah Bertukar Takdir.
12
Cincin.
13
Bahagiakan Dia.
14
Mencoba Terbiasa.
15
Baju Pengantin.
16
Siapa Dia.
17
Jauhi Dia.
18
Hari Pernikahan
19
Tidak Mau Mengalah.
20
Tidak Akan.
21
Rainbow Cake.
22
Benar-benar Tidak Waras.
23
Ngajak Perang
24
Sedikit senyum.
25
Menghindar
26
Sakit
27
Perlakuan Manis
28
Harapan Ayah
29
Sandiwara wanita.
30
Seandainya.
31
Tentang Kinan.
32
Makan Berdua.
33
Memalukan.
34
Ada Apa dengan Raka.
35
Aku Suamimu.
36
Janda
37
Hampir Saja
38
Pergi Bersama
39
Pengusik
40
Perhatian Raka
41
Ketakutan Raka.
42
Jangan ulangi
43
Takut kehilangan.
44
Jodoh Cerminan Diri.
45
Kambing Tampan.
46
Mungkinkah Aku Mencintaimu.
47
Penjelasan.
48
Pertemuan Tak Terduga.
49
Gara-gara Bang Aka (Raka or Arka)
50
99 Rupiah.
51
Izinkan Aku!! (Buka Segel)
52
Suka-suka Raka.
53
Uget-uget.
54
Jambak-jambakan.
55
Gara-gara Cabe.
56
Good bye Marisa.
57
Masa Depan.
58
Hukuman Sore.
59
Rhania Kepooooo.
60
Sepiring Berdua.
61
Air Mata Jelita.
62
Raka yang sesungguhnya.
63
Randy Kembali.
64
Sedikit Lagi.
65
Alat Pelampiasan Dendam.
66
Pengakuan Terselubung.
67
Kang Gosip.
68
Salah Alamat Rhan.
69
Janggan Mengusiknya.
70
Di Bawah Rintik Hujan.
71
Tak Dapat Berbohong.
72
Aku Mencintaimu (Ngelindur)
73
Mertua Baik.
74
Culik Aku Om.
75
Amarah.
76
Takut Gelap.
77
Drakula Kecil.
78
Kasihan Randy.
79
Latihan Jadi Ayah (Baby Nara )
80
Keinginan Mama.
81
Keluar Malam.
82
Manjanya Jelita (21 ples)
83
Wanita Bodoh.
84
Masa Lalu yang Salah.
85
Yakinkan Raguku.
86
Suami Bae-bae
87
Demi Istriku.
88
Jadikan Aku Istri Kedua (Jangan Harap)
89
Serangga Nackal.
90
Jodoh Buat Andra ( )
91
Ungakapan Hati Dion.
92
Senam Malem.
93
Baik - baik Saja.
94
Mertua Posesif (Apalagi Anaknya)
95
Kebahagiaan untuk Raka.
96
Dia Hanya Milikku
97
Rencana Makan Besar (Andra Gebleg)
98
Ratapan Hati Rambut Jagung
99
Gara - gara Randy (Game)
100
Kebersamaan Sebelum Pergi (Jauh)
101
Jatuh Cinta Terakhir.
102
Pesan Terakhir
103
Istri Ribet (Aku Pamit)
104
Teror Malam Hari.
105
Memendam Ketakutan Sendiri (Mama)
106
Kembali Ke Rumah.
107
Semoga Baik-Baik Saja (Raka)
108
Secercah Harapan untuk Kembali.
109
Terungkap (Raka Mo Pulang, Ma)
110
Senyummu Hanya Milikku, Ta.
111
Kembalinya Sepasang
112
Keluarga Heboh (Gara - Gara Curut)
113
Raka Jelita (Sosok manis Andra)
114
Berjalan Berdua (Kembalilah, Kinan)
115
Andra Rhan.
116
Gara - Gara Boneka (PHO)
117
Hukuman
118
Masuk Angin
119
Kocheng
120
Hampir Gila (Jelita Hilang)
121
Jelita Vs Buaya Betina
122
Kejutan Kecil untuk Jelita.
123
Panggil Aku, Mas!! (Ngidam Ala Jelita)
124
Cinta-Luka (Raka/Andra)
125
Jumpa Pertama
126
Sebentar Saja.
127
Di kantor? Gas aja lah (Raka ) Mengandung ion+ sesuai umur othor.
128
Mikir Dong, Bos!!
129
Untuk Pertama Kalinya (Bentak) ~Kinan
130
Saling Menyiksa (Gigit)
131
Sarapan Pagi (Bagi Raka)
132
Because Of You (Daster Pembawa Sial)
133
Aku, Kamu dan Anak Kita.
134
Bagaimanapun Kamu
135
Kecewa (Dua Pria)
136
Kesemutan (Takut kehilangan )
137
See You, Jagoan (Raka Gila)
138
Penyesalan Kembali (Raka)
139
Ada Apa Dengan Mama.
140
Kenyataan (Raka~Andra)
141
Judul Berubah
142
Raka untuk Jelita
143
Adik (Tak Ber~akhlak)
144
Lidah Tak Bertulang (Raka Berulah, Jelita Marah)
145
Selamat Jalan Andra ( )
146
Khawatir
147
Sejatinya Pasangan (Tidak Waras)
148
Suami (Tidak Sempurna)
149
Selamat Datang Sang Pewaris ( )
150
Dirgantara Avgian
151
Penculikan Gian ( )
152
Papah (Tada Akhlak)
153
Wijaya dan Penerusnya (Sama Saja )
154
Uncle Rand (Bawa Gian)
155
Sehat Selalu Anak Mama.
156
(Takdir Takkan Salah) END
157
BONUS CHAPTER

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!