Malam harinya setelah mempersiapkan buku pelajaran untuk besok, Chloe keluar dari kamar untuk menemui orang tuanya.
Kedua orang tuanya dan kakaknya sedang menonton tv di ruang keluarga. Sampai di ruang keluarga Chloe yang melihat kakaknya masih sedikit kesal, tidak menoleh atau bercanda dengan Steven seperti biasanya.
Adam dan Laura yang melihat keanehan kedua anaknya saling memandang dan bertanya lewat tatapan. Ada apa dengan mereka berdua?.
Chloe mengambil tempat di samping mommynya dan menaruh kepala dipundak Laura sambil memeluk erat Laura.
"Kalian ada masalah?" tanya Laura dengan lembut kepada anak-anaknya.
"Ngak" ucap Steven.
"Iya mom" ucap Chloe.
Mereka berdua menjawab serentak dengan jawaban yang berbeda.
"Jadi yang benar yang mana" ucap Adam.
"Tuh tanya aja sama dia" tunjuk Steven kepada Chloe.
Merasa di tunjuk Chloe bangun memperbaiki duduknya sambil menatap tajam Steven.
"Kak Steven marah sama Chloe katanya ngak boleh pacaran sama kak Sean mom, dad" ucap Chloe dengan wajah sedih.
"Benar itu son" ucap Adam.
"Heeeeeem" deham Steven dengan malas.
"Emang kenapa sih ka mommy sama daddy aja ngak ngelarang ka?" ucap Chloe.
"Gue bilang ngak ya tetap ngak" ucap Steven dengan suara agak tinggi.
Itu membuat Chloe merasa sangat sedih dan takut. Tapi Chloe belum menyerah karena ia merasa tidak salah.
"Ya ngak bisa dong kak. Chloe kan udah gede ya kan mom" ucap Chloe sambil bertanya kepada Laura.
"Ya menurut mommy ngak masalah Steven asalkan masih tahu batas diri sayang" ucap Laura dengan lembut agar keduanya saling mengerti.
"Tetap aku ngak izinin mom karena dia masih kecil dan belum bisa mandiri"
"Aku mandiri kok ka, emang Chloe pernah nyusahin kakak?" tanya Chloe dengan meminta jawaban dari Steven.
Steven yang ingin menjawab akhirnya diam karena apa yang dibilang Chloe memang kenyataan, selama ini Chloe tidak pernah meminta sesuatu yang bikin Steven susah.
Melihat kakaknya diam Chloe tersenyum dan menganggap kalau kakaknya sudah tidak mempermasalahkan lagi. Laura pun mengajak mereka untuk menikmati makan malam karena sudah waktunya.
Mereka berempat menuju meja makan dan mengambil posisi di tempat masing-masing. Suasana di meja makan terasa sunyi hanya ada bunyi sendok dan garpu yang terdengar.
Chloe ingin berkata sesuatu karena ia tidak suka dengan keadaan saat ini, tapi melihat wajah kakaknya yang masih kesal dia mengurungkan niatnya.
"Aku udah selesai, aku ke kamar dulu" ucap Steven sambil beranjak ke kamarnya di lantai dua.
"Mom, dad apa Chloe salah ya"
"Ngak sayang mungkin kakakmu sedang ada masalah aja" ucap Laura.
"Besok palingan kakak kamu udah kayak biasanya princess" ucap Adam kepada Chloe sambil melihat anaknya yang pertama masuk ke kamarnya.
Setelah selesai makan Chloe pamit kepada orang tuanya untuk pergi ke kamar.
Melihat Chloe sudah masuk ke kamarnya Adam melihat Laura sambil mengangguk kepalanya untuk pergi ke kamar Steven, mereka berdua lalu pergi ke kamar Steven
Tok.........tok........tok.........tok
"Sayang mommy masuk ya" ucap Laura.
"Masuk aja mom ngak dikunci" ucap Steven dari dalam kamar.
Setelah itu Laura dan Adam masuk ke kamar Steven, ia menjadi bingung kenapa mommy dan daddy masuk ke kamarnya.
Kayaknya ada yang ngak beres nih, batin Steven.
Laura duduk di samping ranjang anaknya sambil mengelus rambut Steven sedangkan Adam berdiri di depan keduanya.
"Steven daddy ingin mendengar alasan kamu tentang kejadian tadi" ucap Adam dengan suara tegas.
Steven sudah tahu akan mendapat pertanyaan itu dari orang tuanya.
"Aku hanya ngak ingin dia terlalu bahagia dad" ucap Steven dengan geram.
"Tapi kamu ngak boleh menunjukkan sekarang sayang" ucap Laura dengan suara lembut.
"Udah mom biarin aja" ucap Steven.
"Son daddy ngak mau semuanya menjadi kacau, jadi daddy harap besok kamu baikan sama Chloe" ucap Adam.
"Ngak dad. Tenang aja ini ngak akan berpengaruh terhadap apapun" ucap Steven.
"Ya udah kalau kamu mau seperti itu tapi jangan keras ya" ucap Laura menengahi keduanya agar tidak berdebat lagi.
Melihat istrinya sudah tidak mempermasalahkan pendapat anaknya, Adam hanya mengikuti kemauan istri dan anak tertuanya.
Mereka akhirnya mengakhiri percakapan mereka dan kembali ke kamar mereka. Beruntung kamar Steven kedap suara jadi tidak ada yang mendengar percakapan ketiganya.
Di dalam kamar lain seorang gadis cantik sedang berbaring di atas kasur queen sizenya, tanpa mengetahui apa yang sudah terjadi di kamar sebelahnya.
~ SMA Internasional Cempaka Putih ~
Chloe saat ini sudah tiba di depan gerbang sekolahnya, setelah melewati pagi dengan suasana mencekam di mansion karena kakaknya masih dengan sifatnya seperti semalam.
Chloe merasa sedih dengan sifat kakaknya tapi beruntung mommynya berkata kalau kakaknya ada masalah di kampus jadi moodnya kurang baik, sehingga ia sedikit lega dengan keadaan tersebut.
"Chloe loe ngak boleh mikirin aneh-aneh karena kak Steven sayang banget ama loe" ucap Chloe kepada dirinya sendiri.
Seketika Chloe dikejutkan dengan suara cempreng sahabatnya.
"Woy ngapain loe ngomong sendirian kayak gitu, loe ngak kerasukan kan?" tanya Sinta dengan muka sedikit bergidik ngeri.
Plak.....
"Loe ada-ada sih" ucap Chloe sambil memukul pelan tangan sahabatnya.
"Eiitss! Jangan main kekerasan say, nanti tak laporin loh😆😆"
"Laporin aja! Wleek" ucap Chloe sambil berlari meninggalkan Sinta di halaman sekolah.
"Woy tunggu Chloe, awas loe yah" ucap Sinta sambil mengejar Chloe yang sudah berlari jauh.
Sean yang baru sampai sekolah dan melihat tingkah pacarnya hanya bisa tersenyum meskipun sesaat. Para siswi dan siswa yang baru pertama kali melihat Sean tersenyum berteriak histeris, karena bagi mereka itu fenomena langka.
Seorang bad boy yang dingin baru saja tersenyum, begitulah anggapan mereka. Sean tidak memperdulikan mereka semua ia berjalan dengan wajah datar dan dinginnya ke kelasnya.
Di dalam kelas Chloe duduk sambil membuka akun instagramnya ia menjelajah berbagai postingan di IGnya. Sedang asik menjelajah ada follow masuk.
"SeanRH, ternyata akun ka Sean ya" ucap Chloe sambil menstalking IG milik Sean.
"Wah followersnya banyak amat, beda banget sama gue. Followback aja deh" ucap Chloe dengan kaget.
Sesudah menerima permintaan teman tiba-tiba ada dm (direct massenger) dan ternyata itu dari Sean.
SeanRH
"Pulang bareng gue"
^^^"Iya ka"^^^
Tak terasa bel pulang sekolah sudah berbunyi, Chloe dan Sinta bergegas merapikan buku mereka untuk pulang. Setelah itu mereka bergegas keluar dari dalam kelas.
"Loe jadi kan pulang ke rumah gue" ucap Sinta.
"Ya ampun gue lupa kalau udah bilang mau pulang bareng ka Sean"
"Tapi kan kita mau ngerjain tugas kimia di rumah gue"
"Bentar kita tunggu ka Sean datang terus gue beritahu aja ka Sean"
"Oke deh"
Sampai di parkiran ternyata Sean sudah menunggunya sambil duduk di kap depan mobil sportnya. Chloe lalu berjalan menghampiri Sean.
"Eehhmm! Ka maaf ya"
Sean melihatnya dan bingung dengan perkataan Chloe.
Apa dia bikin salah ya, batin Sean.
"Napa minta maaf"
"Itu so..al..nya gue lupa kalau mau ngerjain tugas"
"Jadi"
"Gue ngak bisa pulang bareng ka. Gue pulang bareng Sinta ka" ucap Chloe sambil menunduk karena takut melihat tatapan tajam dari Sean.
"Heemmmmm"
Sean menghela nafas kasar menahan emosinya, Chloe yang melihat itu semakin ketakutan. Chloe memberanikan diri memegang tangan Sean dan ternyata berhasil wajah Sean tidak lagi terlihat kesal.
"Nanti pulang ka Sean bisa jemput Chloe kok di rumahnya Sinta" ucap Chloe sambil memberikan solusi kepada Sean.
Sean yang mendengar hal itu hatinya berbunga-bunga dan ia merasa senang karena bisa pulang bareng meskipun bukan sekarang tapi entar.
"Oke deh nanti gue hubungi"
Chloe pun merasa senang karena diizinkan. Ketika Chloe ingin beranjak Sean menarik tangannya sehingga Chloe jatuh dalam pelukan Sean.
Chloe sangat terkejut dan adegan selanjutnya membuat muka Chloe merah padam karena Sean mencium keningnya dan langsung melepaskan Chloe.
Chloe tersadar dari keterkejutannya dan beranjak pergi ke tempat Sinta sambil menahan malu. Banyak siswi yang histeris melihat adegan Sean dan Chloe.
Ada yang memuji mereka karena keduanya sangat serasi bahkan ada juga yang iri karena Chloe sudah merebut salah satu most wanted sekolah mereka.
Sean pun meninggalkan pelataran sekolah setelah melihat Sinta dan Chloe pergi dengan mobil jemputan milik Sinta.
Di dalam mobil Sinta dan Chloe diam dengan pikiran mereka masing-masing. Chloe ingin bicara tapi ia sangat malu dengan Sinta, padahal itu adalah hal wajar dilakukan sepasang kekasih.
Berbeda dengan Chloe, Sinta sedang menahan emosinya karena tidak ingin Chloe curiga tentang dirinya yang sangat membencinya karena Chloe sudah merebut dambaan hatinya.
Sampai di rumah Sinta, mereka berdua segera masuk ke kamar Sinta. Sampai di dalam kamar Sinta sudah bisa mengontrol emosinya dan dia pun berlaga biasa seperti biasanya.
"Kita ganti baju dulu ya, loe pakai aja baju gue" sambil menyodorkan pakaian santai miliknya ke Chloe.
"Oke deh soalnya gue udah gerah make seragam dari pagi"
"Heemmm! Ya udah langsung aja ganti bajunya"
Chloe menerima pakaian itu dan menggantinya di dalam kamar mandi di kamar Sinta.
Setelah mengganti pakaiannya mereka berdua bergegas mengerjakan tugas sekolahnya, sambil menikmati cemilan yang dibawa pembantu di rumah Sinta.
3 jam mereka mengerjakan tugas kelompok mereka. Sinta dan Chloe berhenti sejenak baru melanjutkan kembali.
"Sin gue malu sama kejadian tadi di sekolah"
"Ngapain malu loe, kan loe pacarnya jadi wajar thu"
"Tapi gue takut besok di bully di sekolah Sin"
"Emang siapa yang mau bully loe"
"Ya fansnya ka Seanlah. Loe ngak liat tadi muka mereka gimana ngelihat gue"
"Tenang aja ngak akan ada yang berani bully loe"
"Kok loe yakin gitu sih" ucap Chloe sambil melihat ke arah Sinta dengan tanda tanya besar.
"Loe lupa kalau sekolah kita itu milik pacar loe ya"
"Iya yah........hehehehe.......gue lupa" ucap Chloe sambil nyengir.
"Lanjut yuk biar selesai cepat"
Mereka kemudian lanjut mengerjakan tugas sekolah mereka, 30 menit kemudian semua tugas telah selesai.
"Uuuhh! Capeknya" ucap Chloe sambil meregangkan tangannya.
Sinta hanya melihat sambil tersenyum. Chloe kemudian mengambil hpnya dan menghubungi Sean untuk menjemputnya setelah itu mengirim lokasi rumahnya Sinta.
"Sin bentar lagi gue balik ya soalnya ka Sean udah otw ke sini"
Mendengar nama Sean hati Sinta berbunga-bunga tapi ia menahannya dan hanya mengangguk kepalanya merespon perkataan Chloe.
10 menit kemudian bunyi deru mesin mobil berhenti di depan pagar rumah Sinta, ternyata itu adalah Sean. Chloe bergegas mengambil tas untuk turun karena Sean sudah menghubunginya telah ada di depan pagar.
Sinta mengantar Chloe ke depan pagar setelah melihat Chloe masuk ke mobil dan berlalu pergi, Sinta tetap melihat mereka sampai mobilnya menghilang.
"Loe tunggu aja tanggal mainnya Chloe, loe bakalan menderita setelah ujian mid semester minggu depan" ucap Sinta dengan tatapan sinis.
...❄❄❄❄❄...
To be continue......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Nana Subah
ini novel bagus buanget. kok cuma dikit yg baca...
semangat terus Thor...
2022-02-07
0
kiki
ada dendam apa sih tuh orng tua
2021-07-16
0