"Apa yang terjadi?"
Pertanyaan tiba-tiba itu datang dari Goobu yang menghampiri tergesa-gesa, bersama dengan beberapa Goblin di belakangnya. Wajah mereka menampilkan kecemasan. Tindakan Lagilu pasti telah memicu mereka datang kemari.
"Persiapkan evakuasi! Goobu pimpin rakyatmu untuk menghindari tempat ini secepat mungkin?"
"Tuanku! Anda terluka."
Goobu segera mendekati Yudi yang di bahu kirinya menancap belati, dari tempat itu darah mengalir. Dengan pelan sang Hobgoblin memegang belati tersebut, mengabaikan perintah yang baru diucapkan tuannya.
"Tahan sebentar, Tuan!"
Yudi menggertakan gigi, bersiap untuk apa yang akan dilakukan Goobu. Sang mage menganggukan kepala, pertanda kalau dia sudah siap. Melihat itu, Goobu segera mencabut belati yang menancap di bahu kiri Tuannya.
"Eugh!"
Sensasi terbakar menyebar dari tempat tercabutnya belati itu, wajah Yudi meringis untuk menahannya. Segera Yudi menekan luka itu untuk menghentikan pendarahan.
Tangan kiri merogoh tas miliknya dan mengambil botol potion, lalu meminum sampai habis. Sensasi terbakar dari luka tersebut perlahan menghilang, laju napas Yudi yang tadi memburu perlahan mulai stabil.
Setelah itu Goobu membantu membalut luka tersebut, Goruru hanya memperhatikan interaksi mereka.
'Tuan Goobu begitu peduli dengan Yudi, sedangkan Yudi dia bahkan rela menjadi umpan agar bisa melumpuhkan sang Asassin.'
Bayangan saat Lagilu menusuk bahu kiri Yudi terekam, kemudian sang mage mencengkeram lengan kanannya lalu menusuk bahu kanan itu dengan belati. Disaat itulah dia mengambil kesempatan, untuk menebas lengan kiri Lagilu yang hendak memukul Yudi.
'Jika bukan karena bantuannya aku juga akan kesulitan melawan, aku tidak percaya akan ditolong olehnya. Padahal baru dikenal.'
Setelah semuanya kembali tenang, barulah Goobu menanggapi apa yang tadi diperingatkan Yudi.
"Apa maksud perintahmu itu,Tuan!"
Belum sempat Yudi menjawab pertanyaan Goobu, kaptennya yang masih setengah terkejut menatap Goobu dan berkata.
"Tuan Goobu! Musuh akan datang kemari. Kita harus membawa saudara kita untuk menjauh."
"Apa? Siapa yang kau maksud, Goruru!"
"Eugh, aku tidak begitu yakin, tapi kurasa kau mengenali kalung ini!"
Yudi memperlihatkan kalung yang telah dia dapatkan dari Lagilu, saat dia menahan gerakannya tadi. Kalung dengan lambang timbangan emas dalam lingkaran. Jelas Goobu mengenali kalung itu milik organisasi apa.
"Itu milik organisasi pedagang budak!"
"Mereka berencana menghabisi kita!"
"Kita akan tamat!"
Suara para Goblin begitu cemas, karena saat ini mereka sedang diburu lagi setelah sebelumnya selamat. Dua Goblin disitu memiliki pandangan tajam dan tangan mengepal. Sedangkan Yudi bisa merasakan kemarahan Goobu dan Goruru, lalu dia pun memiliki sebuah rencana.
"Aku juga benci dengan mereka, sebelumnya aku pernah bilang ingin membantu menghabisi mereka. Ini akan menjadi langkah awalnya. Apa kalian mau mengikuti rencanaku!"
Para goblin harap-harap cemas saat mendengar apa yang diucapkan Yudi, kehilangan teman, saudara serta keluarga membuat mereka frustasi. Mereka berharap kejadian ini tidak akan datang lebih cepat, namun faktanya mereka bahkan tidak diberikan sedikit waktu. Untuk menghilangkan kepedihan, akibat pembantaian itu.
"Aku akan mengikuti rencanamu!" Tegas Goobu.
"Aku juga! Jika kalian menghormati dan menganggap sesuatu yang hilang itu berharga. Maka ini kesempatan kita untuk membalasnya."
Wajah para Goblin berubah setelah mendengar ucapan Goruru, bayangan saat ketidakberdayaan mereka yang melarikan diri, sambil melihat rekan-rekan mereka berjuang untuk mengulur waktu. Membuat tangan mereka yang sebelumnya gemetar berubah mengepal, tatapan mereka yang tadinya bergetar kini menatap tegas.
"Aku juga ikut!"
Perkataan serupa berdatangan dari tiga Goblin secara bergantian, mendengar itu seulas senyum terukir di wajah Yudi. Lalu dia pun mengangguk untuk mengkonfirmasi, kalau sudah menerima tekad mereka. Dan mulai menjelaskan rencanya pada mereka.
...***...
Segerombolan manusia berbaris rapi menunggu tanda dari teman mereka, kepala mereka tertutupi Hodie hitam. Tubuh mereka juga sepenuhnya tertutupi jubah hitam.
"Oi Henka! Kapan si Lagilu itu memberi tanda, aku sudah mulai gatal untuk menghabisi para Goblin."
"Sabar sedikit, Tego! Kita harus waspada dalam menghabisi para Goblin itu meskipun mereka lemah. Lalu membiarkan satu manusia yang ada bersama mereka, untuk dibawa menghadap." Ucap si ketua kelompok dengan nada kesal.
Henka sebenarnya khawatir, sebab ini sudah satu jam. Setelah Lagilu pergi untuk menemukan mereka dan memberi tanda keberadaannya.
'Ini aneh! Apa dia berhasil di sergap? Tapi itu tidak mungkin, dia adalah yang paling ahli dalam misi pengintaian.'
Ketika dia bergelut dengan pikirannya, sebuah sinar putih yang digunakan sebagai sinyal muncul. Melihat itu, wajah kecemasan yang dimiliki Henka lenyap dan berganti senyuman.
"Akhirnya waktu yang sangat kutunggu muncul, akan kuberikan para Goblin itu sebuah kematian tanpa rasa sakit." Tego mengucapkan itu dengan sarkas.
"Ingatlah untuk tidak membunuh manusia itu." Sentil Henka.
Mendengar itu Tego mendecih karena perasaan yang meluap untuk membunuh para Goblin diusik. Lalu diapun menjawab dengan ketus.
"Aku juga mengerti! Dasar pak rumit."
Setelah itu Henka mengkomando gerombolannya, untuk menuju pilar putih yang digunakan Lagilu sebagai penanda. Pasukan itu bergerak mengikui arahan Henka dengan taat.
"Kelompok itu bergerak!" Ucap seorang Goblin yang memperhatikan dari ketinggian.
"Apa kalian sudah mengerti dengan rencananya?"
Yudi menatap para Goblin yang ada di depannya, wajah mereka menjadi sedikit takut sebab akan melawan orang-orang yang telah membunuh rekan mereka. Mengetahui itu, dia memberi semangat pada mereka.
"Aku tahu kalian pasti takut karena mereka telah membantai desa kalian, tapi kali ini kita akan membalas perbuatan mereka."
Ketika Yudi menyampaikan itu, wajah-wajah mereka berubah seperti Goblin sebelumnya. Yang awalnya ragu karena takut kembali dijagal, menjadi berambisi untuk membunuh para pembantai.
"Iya, kita harus membalas!"
"Darah saudara kita yang sudah tumpah, mereka harus membayarnya!"
"Angkat senjata kalian!"
"Hoouuuuu!"
Ketika lautan suara itu bergema, seorang Goblin datang dan berkata.
"Persiapannya selesai! Tinggal menunggu mereka memasuki area yang kita tandai.
Itu adalah Goobu yang menyampaikan hasil pekerjaannya, Hobgoblin itu kini mengenakan armor dan perlengkapan yang dibelikan tuannya. Mendengar laporan tersebut, Yudi mengangguk dan membalas.
"Kerja bagus!"
"Aku juga sudah selesai! Para penjagal itu, akan aku balas perbuatan mereka pada rasku."
Mendengar Goruru berkata seperti itu, Goobu juga ikut termotivasi menyampaikan isi hatinya.
"Saat itu aku membiarkan mereka membantai rakyatku tepat di depan mataku, kali ini dengan tanganku sendiri aku akan memenggal mereka."
Yudi juga menetapkan keyakinan, dia ingin agar rencana ini berhasil dan membuat Goobu membalaskan dendamnya. Tentu saja ini semua hanyalah langkah kecil, sebab banyak tujuan darinya. Tapi untuk saat ini tujuan utamanya adalah menghancurkan organisasi yang mengirim mereka kemari.
'Ini adalah langkah awalku untuk mendapat kepercayaan penuh dari para Goblin, setelah rencana ini berhasil maka akan mudah bagiku untuk menjalankan rencana kami selanjutnya. Akan kupastikan untuk tetap bertahan bersama mereka dan menghadapi Holocaust!'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
John Singgih
persiapan menghadapi serangan para pedagang budak
2021-03-05
2
Fahrizal
lanjut BACA ternyata seru
2021-02-15
2