"Seorang rekan ya, apa kau punya ide untuk ini?"
Meski aku memahami bahwa rekan sangat penting, tapi sulit menemukan rekan yang bisa dipercaya. Jadi aku ingin tahu apa dia punya beberapa nasihat.
"Rekan ya, kita Penyihir memang lemah. Bahkan dalam pertempuran kalau kita salah menggunakan sihir, bisa-bisa menyusahkan party."
Sejauh ini aku solo, monster-monster yang kubunuh waktu itu. Adalah monster balon dan beberapa makhluk lemah lainnya. Kalau memikirkan untuk hidup saja, cukup membunuh mereka dan aku bisa makan.
Tapi tujuanku adalah melawan gelombang kehancuran, tentu saja aku harus kuat untuk bisa menghadapi monster-monster yang keluar dari gelombang tersebut.
"Aku tidak tahu saran dariku ini cocok denganmu atau tidak. Tapi, cobalah datang ke tempat yang kuberi tanda X ini. Setelah mendapatkannya, datanglah kemari lagi dan biarkan aku memberi sesuatu."
Tangannya menyerahkan secarik kertas yang dilipat persegi kecil, aku mengambil dan membukanya untuk tahu apa yang ada di dalam.
Sebuah denah dari kerajaan ini dan sangat bagus, lalu aku menemukan tanda X yang dimaksud. Tempatnya berada di ujung paling kiri dari kerajaan ini.
"Apa yang ada disana?"
"Lebih baik aku sampaikan sekarang saja, itu adalah tempat penjualan budak. Berbeda dengan orang bebas, budak terikat dengan kontrak yang ditulis pada tubuh mereka."
"Jadi maksudmu aku harus membeli budak sebagai rekan, begitu?"
Dia mengangguk saat aku menjelaskan apa yang aku pikirkan, ketika mendengar ucapannya barusan.
"Lalu apa budak tersebut tidak akan memberontak terhadapku?"
"Kau tenang saja, budak tidak akan membunuh tuannya karena segel yang tertanam ditubuhnya akan bereaksi. Bahkan bila dia punya pikiran memberontak terhadapmu, segel itu akan segera aktif."
Setelah mendengar penjelasan darinya aku mengangguk, lalu segera berbalik untuk pergi ke sana dan membeli budak sebagai rekanku.
"Terima kasih sarannya aku akan pergi besok untuk melihat-lihat dulu, jika ada yang cocok akan ku bawa kemari."
"Kalau begitu bermalam lah di sini, aku memiliki ruangan tidak terpakai. Bisa kau gunakan untuk tempat tidur, tapi masalahnya itu berantakan sekali."
Sebuah tempat tidur gratis, aku tidak akan menolak itu. Biar tempatnya kotor sekalipun, aku tinggal membereskannya. Lebih baik daripada tidur di luar.
"Aku merasa terhormat! Bisa antar ke sana, aku akan membersihkannya."
"Baiklah kalau begitu!"
Ibu sophie segera menuntunku, rumah yang dimilikinya cukup besar. Benda-benda berharga seorang Penyihir, terletak di tiap sudut tempat ini.
Seperti ucapannya tempat ini begitu pengap, banyak barang-barang yang berserakan. Debu yang ada dilantai saja, bisa dilihat dengan mudah.
Entah sudah berapa lama tempat ini tidak pernah dibersihkan, berhubung ini gratis jadi aku harus melakukannya.
"Silakan gunakan kamar ini, maaf jika tidak nyaman. Aku begitu tua untuk membereskan rumah sebesar ini."
"Ah kau tidak perlu khawatir, aku akan membereskannya."
Dia tersenyum dan mengangguk, lalu segera sesudahnya. Dia berlalu dari ruangan, aku segera melakukan pembersihan. Tidur dengan banyak kotiran di sekitar, itu akan membuat siapapun tidak nyaman.
"Saatnya bekerja!"
Menaruh barang pada tempatnya, mengumpulkan benda yang berserakan. Memungut sampah yang bertaburan. Menyapu lantai penuh debu, dan terakhir mengepel lantai.
Semua itu kulakukan dengan riang, tempat yang semula tidak layak untuk digunakan. Kini menjelma sebagai ruangan yang nyaman.
"Tinggal sentuhan akhir, maka ini selesai."
Segera aku menyelimuti kasur dengan seprei baru dan tugas bersih-bersih kamar selesai. Kini kamar ini siap digunakan, aku duduk sebentar untuk memulihkan tenaga.
"Setidaknya, aku tidak tidur diluar."
Seketika bulu kuduk berdiri, aku merasa sedang diperhatikan. Segera aku menoleh ke tempat yang ku curigai, mungkin di tempat itu ada orang yang mengawasiku.
Tapi ternyata tidak ada seorangpun, apa mungkin itu karena kelelahan. Apapun itu, akhirnya malam ini aku tidak tidur dengan nyamuk.
"Mungkin perasaan saja."
Lepas mengatakannya, segera aku membersihkan diri dan beristirahat. Merilekskan badan dan meninggalkan beban hari ini, aku tenggelam dalam dunia mimpi.
Suara kokok ayam, membuat diriku yang berenang dalam mimpi. Dipaksa naik ke permukaan kesadaran, ruangan yang semula gelap.
Kini dipenuhi cahaya pagi, mataku mengedip untuk membiasakan cahaya yang masuk. Setelah sadar, aku segera bangun dan melakukan ritual pagi.
Ketika selesai dengan ritual, aku mencari ibu sophie untuk pamit karena akan berburu ke hutan. Aku mencium sesuatu yang lezat, asalnya dari dapur.
"Apa ibu sophie memasak."
Kaki tanpa sadar melangkah menuju arah aroma ini berasal, lalu kutemukan ruangan lain. Sebuah meja dengan makanan serta lauknya tersedia dengan rapi.
"Woah kau bangun pagi dan sudah bersiap! Sarapan dahulu sebelum pergi!"
Aku mengangguk dan segera menuju tempat duduk yang disediakan, sebenarnya aku ingin segera pergi. Tapi, melihat ibu Sophie memasak dan menyediakan hidangan ini dengan tulus.
'Aku tidak tega meninggalkan makanan ini terbuang.'
Setelah sarapan pagi yang diiringi percakapan ringan, aku segera pamit untuk mencari budak. Setidaknya, aku harus mencari budak yang bisa dijadikan sebagai perisai badan.
Aku mengikuti petunjuk yang diberikan ibu Sophie, dan sampailah di tempat yang bertanda X di peta tersebut. Sebuah palang di depan pintu masuk toko bertuliskan.
[Tempat penjualan budak]
Beberapa petualang juga ada, mereka tampak memilah budak yang diinginkan. Keadaan budak sangat mengerikan, kondisi mereka tidak diurus sama sekali.
Jika saja aku tidak menjadi petualang, mungkin nasibku akan sama dengan mereka. Untung saja saat kejadian itu berlangsung, aku segera lari dari tempat kejadian.
"Selamat datang di tempat kami, Tuan! Apa ada yang bisa saya bantu?"
Seorang pria tua dengan kaca mata di sebelah kanan, mengenakan setelan jas hitam serta kaus dalaman putih. Menyapa dengan penuh sopan santun.
Aku yang sempat memikirkan tentang nasibku bila menjadi budak, segera tersadar ketika dia menyapa diriku. Mengangguk kecil, kemudian langsung mengutarakan tujuan.
"Aku ingin membeli budak dengan harga paling murah, apa kau punya?"
Orang tersebut menggosok-gosok dagunya, kening miliknya sedikit berkerut. Aku tidak tahu apa yang akan dia katakan, untuk menanggapi pertanyaan barusan.
"Kami memilikinya, silakan ikuti aku!"
Dia melangkah saat mengatakan itu, tentu aku mengikutinya. Mataku melirik melihat begitu banyak jeruji besi, di dalamnya ada Manusia, makhluk setengah manusia, dan juga Monster.
"Kau bahkan menjadikan manusia juga budak?"
"Iya, itu adalah mereka yang sudah kehilangan statusnya. Pada dasarnya, aku memberikan mereka kesempatan untuk mendapatkan kembali status tersebut."
Nada bicaranya sangat sopan, tapi aku bisa merasakan bahwa dia begitu menikmati penderitaan mereka. Aku tidak boleh mengamuk, kekuatanku tidak cukup untuk melawan mereka.
'Jika memberontak sekarang itu sama saja cari mati.'
"Dan inilah apa yang kau cari tuan!"
Ketika itu mataku tertuju pada sebuah jeruji besi, di dalamnya ada sesosok makhluk besar. Warna kulitnya hijau, daun telinganya lancip dan dia memiliki taring besar diwajahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
BELVA
mampir di karya novel
#gadis imut diantara dua raja
mksh ka
2021-01-22
2
Eka Oyong
Tambah menarik, oh iya. itu monsternya kok ciri cirinya mirip mirip kaya Goblin ya. sepertinya akan terjawab chapter depan.
2020-10-06
4