Chapter 9 Negosiasi

Dari kejauhan tampak sebuah toko roti yang cukup besar dan ramai pengunjung. Netra Lasmi tak henti menatap ke dalam toko tersebut. Manik coklat itu mencoba mencari sosok wanita yang ingin ia temui.

Segera Lasmi membuka pintu mobil dan turun. Kini, perlahan ia melangkah menuju pintu toko dengan tatapan tertuju pada satu sosok wanita yang sedang sibuk di balik meja dengan buku dan kalkulator.

Harum kue menguar memenuhi rongga indra penciuman, begitu harum dan terbayang kenikmatan kue yang baru saja matang. Namun hal tersebut tak mampu mengalihkan pandangan Lasmi ke wanita yang telah lama menjadi target untuk melancarkan rencana menyingkirkan Nesa.

"Hai, Daneela," sapa Lasmi sambil menyodorkan tangan hendak menjabat.

Wanita yang dipanggil itu sontak mendongak dan mengeryitkan dahi. Sejenak nampak ia sedang berfikir dan mencoba mengenali wanita dengan dandanan glamour yang berdiri di hadapannya.

"Ya, silahkan duduk." Dengan ramah Daneela mempersilahkan tamunya.

"Aku ingin bicara denganmu, hanya empat mata kamu dan aku."

"Maaf, apa sebelumnya kita pernah kenal?" tanya Daneela dengan lipatan di dahi.

"Kenalkan, aku Sasmita Lasmi. Menantu dari keluarga Bramantyo, istri dari Anarya Heru Bramantyo." Dengan nada sombong Lasmi memperkenalkan diri seraya mengulurkan tangan.

Seketika Daneela berdiri dan melepas genggaman tangan yang sempat sejenak ia sambut. Daneela menatap tajam wanita itu. Riak wajah berubah seketika. Rasa tidak suka menguasai hati, ingatannya kembali ke kejadian  sembilan tahun yang lalu. Bayangan masalalu tentang saudara kembarnya kembali menari di pelupuk mata. Bayangan kelam memunculkan slide menyakitkan di memori Daneela.

"Ada apa kamu kemari?" tanya Daneela ketus.

"Aku ingin bicara denganmu."

Daneela mengangkat alis. Netra Daneela kembali menelisik wajah Lasmi. Ekspresi datar dan terkesan angkuh begitu jelas terpampang di raut muka Lasmi. Kebencian terhadap wanita culas ini sangat memenuhi ruang hati Daneela.

"Aku tak punya waktu, pergilah." Daneela kembali duduk dan sibuk kembali dengan buku accounting meski tak sepenuhnya fokus.

"Apa kamu tak ingin bertemu dengan Nesa?" kata Lasmi seraya mendekatkan wajah ke arah Daneela.

Kembali Daneela terhenti dari aktivitasnya ketika mendengar nama Nesa disebut. Gadis kecil yang selama ini  dirindukan oleh hati yang termakan dendam. Netra Daneela menatap lekat ke Lasmi, kemudian mengedarkan pandangan keluar berharap menemukan sosok gadis kecil yang ia rindukan.

Setelah seperkian detik netranya mencari, ia tak menemukan sosok Nesa. Apa mungkin Lasmi ingin mempermainkannya? Tak tahan dengan rasa penasaran, akhirnya Daneela bertanya, "Dimana dia?"

Lasmi tersenyum melihat Daneela yang celingukan mencari Nesa. Tak ia lewatkan kesempatan itu untuk mencuci otak wanita yang mirip dengan Daneesa, wanita yang sangat ia benci karena hingga detik ini masih menguasai hati Anarya.

"Ada, dia di hotel bersama ibu mertuaku." jawab Lasmi yang membuat Daneela makin geram.

"Kenapa kamu tak membawanya kemari? Apa tujuanmu sebenarnya?"

"Sabar, Daneela. Masih banyak waktu untuk bertemu dengan keponakanmu itu. Aku kesini karena ada hal penting yang harus kita bicarakan terlebih dahulu."

"Apa? Katakan cepat dan jangan berbelit-belit." Daneela tampak mulai sewot.

"Boleh aku duduk?" tanya Lasmi seraya menarik kursi di hadapannya. Tanpa menunggu jawaban iapun segera duduk bersandar kursi dengan kedua tangan bersedekap di dada.

Sejenak mereka beradu pandangan, seolah masing-masing ingin menegaskan setiap isi hati. Lasmi mengangsurkan badan, meletakkan kedua lengannya bertumpu pada meja.

Dengan tatapan mantap Lasmi berujar, "Aku ingin kamu mengambil anak itu," tanpa basa-basi ibu sambung Nesa itu mengutarakan maksudnya.

Lagi-lagi Daneela mengernyitkan dahi. Kedua alisnya bertaut mencoba memahami perkataan wanita yang selama ini ia anggap sebagai penyebab Daneesa meninggal.

"Apa kamu tidak menginginkan Nesa tinggal bersamamu?" tanya Lasmi sejurus setelah menangkap ekspresi kebingungan dari mata Daneela.

Masih dengan ekspresi heran, "Apa mau kamu?" tanya Daneela yang masih tak mengerti maksud Lasmi.

"Tak ada. Aku hanya ingin kamu mengambil anak itu dan membawanya pergi jauh dari kehidupanku dan Anarya." Sorot mata tidak suka nampak jelas terlihat dari netra Lasmi, penekanan suara saat mengucapkan kalimat tersebut nyata bahwa ia sama sekali tak menginginkan Nesa berada dalam kehidupan rumah tangganya bersama Anarya.

"Keluarga Bramantyo belum bisa menerima anak itu. Apa kau tidak kasihan dengannya?" lanjut Lasmi.

"Aku tahu itu, tapi aku rasa belum saatnya untuk mengambil Nesa dari tangan Anarya."

"Jika tau, kenapa kamu tak segera bertindak?"

"Ada Anarya yang menghalangiku. Lagipula ia lebih berhak daripada aku, karena dia adalah ayah dari Nesa."

"Aku akan membantumu, urusan Anarya serahkan kepadaku, asalkan kamu ikuti saranku. Aku yakin anak itu akan bahagia denganmu."

Sejenak Daneela berpikir, begitu banyak rasa berkecamuk dalam hatinya. Beberapa menit kemudian dengan mantap ia berujar, "Pertemukan aku dengan Nesa sekarang."

"Aku akan mempertemukan kalian, tapi dengan satu syarat. Jadilah Daneesa."

"Apa?" Mata Daneela membelalak.

"Dengan menjadi Daneesa maka kamu akan memiliki hak asuh atas Nesa. Dan anak itu pastinya akan lebih bahagia karena berfikir masih mempunyai mama," ungkap Lasmi tanpa menghiraukan keterkejutan Daneela.

Wajah Daneela terlihat begitu serius berfikir. Ia mulai terpengaruh oleh perkataan Lasmi. Keinginan dia selama ini untuk mengambil Nesa seolah mendapat jalan.

"Baik, aku setuju. Tapi aku tidak ingin berurusan dengan Narya."

"Tenang, aku dan mamanya yang akan urus. Asalkan kamu mau kerjasama dan ikuti saranku maka semuanya akan beres." Senyum puas menyembul dari bibir merah Lasmi.

Lasmi begitu yakin bahwa rencananya akan berjalan lancar tanpa hambatan. Satu masalah selesai, tinggal berfikir bagaimana cara menjauhkan Anarya dari anak yang selama ini menjadi duri dalam pernikahannya itu.

Bertahun-tahun ia memendam rasa sakit ketika mengetahui bahwa ia hidup hanya dengan raga Anarya, sedangkan hatinya telah dibawa mati oleh Daneesa. Entah kenapa Anarya tak pernah bisa melupakan wanita itu dan berbalik arah memberikan secuil saja cinta untuknya.

Teramat sangat menyakitkan bagi Lasmi saat Anarya mengigau dalam tidurnya memanggil nama Daneesa. Hati Lasmi makin terkoyak ketika mendapati sebuah foto Daneesa berada dalam dompet Anarya.

Tak sampai disitu saja, rasa sakit masih terus menghunjam ketika Anarya memanggil nama anak itu -Nesa-, nama yang sengaja diambil dari nama wanita yang amat ia benci.

"Baiklah, aku setuju." Akhirnya Daneela menyanggupi syarat dari wanita licik di hadapannya.

"Kalau begitu, besok aku akan kesini menjemputmu. Malam ini aku harus mempersiapkan mental Nesa agar siap bertemu denganmu. Ingat, persiapkan dirimu untuk bermain peran menjadi ibu baginya."

"Tak perlu kamu ulang-ulang perkataanmu. Tanpa kamu minta, aku siap menjadi pengganti ibu bagi Nesa. Dan tentunya ibu yang baik, bukan yang jahat." Dengan penuh penekanan Daneela menyindir Lasmi.

Mendengar sindiran Daneela, Lasmi hanya tersenyum masam. Namun, ia merasa tak perlu meladeni ucapan Daneela karena baginya yang terpenting adalah rencana menyingkirkan Nesa berhasil.

Hati Lasmi saat ini dipenuhi dengan bunga, impian mendapatkan Anarya sepenuhnya sudah ada di depan mata. Tinggal selangkah lagi.

Ya ... sekarang Lasmi merasa akan mendapatkan segala yang ia mau. Tidak hanya hati mertua, namun juga hati Anarya. Senyum penuh kemenangan itu terus saja menghiasi bibir tipis merah merekah.

"Aku harus berhasil menyingkirkanmu anak haram," gumam Lasmi setelah keluar dari toko kue Daneela.

Ia kembali ke hotel dengan senyum puas.

Terpopuler

Comments

Mikaila Dira Khodijahatika

Mikaila Dira Khodijahatika

smoga nessa bahagia

2021-11-20

0

Bund@ Putri

Bund@ Putri

moga Nesa bahagia kasiannn

2020-07-28

2

Purwati

Purwati

lanjut nya mana nih

2020-01-25

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!