Sambil memegang tangan Jeremi. "Kalau dengan menceritakan masa lalumu bisa mengurangi penderitaanmu. Aku siap menjadi pendengar yang baik." Ucap Riana.
Jeremi menganggukkan kepalanya dan langsung memulai ceritanya. "Dulu tepat di taman ini, saya dan keluarga sedang bercanda bersama. Nampak ada seorang pedagang es cream melintas dan adik saya langsung berlari menghampirinya." Ucap Jeremi sambil menghela nafasnya.
Sambil melihat kearah Jeremi. "Lalu apa yang terjadi?" Tanya Riana dengan penuh rasa penasaran.
"Lalu adik saya berlari menghampirinya dan ibuku di belakang mengikutinya. Setelah sampai di pintu gerbang, nampak ibu menjerit-jerit minta tolong. Saya dan ayah langsung menghampirinya dan terlihat adikku tengah di bawa menyebrang ke jalan yang ramai." Ucapnya sambil menghapus air matanya.
Riana hanya menganggukkan kepalanya tanpa berkata apa-apa. Dan Jeremi langsung melanjutkan ceritanya.
"Ibu yang tengah panik berlari mengejarnya, tanpa melihat arah. Dan akhirnya kejadian itu terjadi, ibu tertabrak mobil sampai membuat tubuhnya terpental jauh." Ucap Jeremi sampai tak kuasa mengatakannya.
"Tenanglah." Ucap Riana sambil menyenderkan kepala Jeremi ke bahunya.
Sambil berlinang air mata. "Kami segera menghampiri ibu, dan nampak ibu tengah sekarat dengan berlumuran darah. Sebelum nafas terakhirnya berhembus ibu mengatakan amanat." Ucap Jeremi tanpa berhenti mengeluarkan air mata.
"Amanat apa?" Tanya Riana sambil mengelus rambutnya Jeremi.
"Ibu berpesan. Tolong selamatkan adikmu dan temukan dia. Dan ibu akhirnya meninggal, Ayah saat itu benar-benar terpuruk. Dia mengerahkan semua anak buahnya untuk mencari adikku, tapi hasilnya nihil." Ucap Jeremi.
"Terus." Ucap Riana singkat.
"Saya saat itu tengah mengalami depresi, karena melihat kejadian yang menimpa ibu dan sekaligus kehilangan adik yang paling saya sayangi. Tapi ayah selalu memberikan support dan ayah selalu berkata: Kita akan menemukan adikmu, agar bisa membuat ibumu tenang di alam sana." Ucap Jeremi.
"Lalu bagaimana hasilnya." Tanya Riana.
"Bertahun-tahun kami mencari, tapi hasilnya nihil. Di usia 20 tahun, akhirnya saya memutuskan untuk mempelajari ilmu bela diri sampai mendapatkan sabuk hitam dan mendapatkan gelar master." Ucap Jeremi sambil menghela nafas panjang.
"Jadi itu semua kamu lakukan untuk adikmu. Tapi kenapa kamu memilih jadi bodyguard?" Tanya Riana dengan penuh rasa penasaran.
"Iya itu semua untuk adikku, karena aku yakin kalau dia masih hidup. Dan alasanku menjadi bodyguard untuk mencari keberadaan adikku." Ucap Jeremi dengan tegas.
"Tapi kenapa mencari adikmu, harus menjadi bodyguard?" Ucap Riana.
Sambil menatap mata Riana. "Karena aku yakin kalau itu semua ada kaitannya dengan rekan bisnis ayahku dan kejadian itupun pasti akan menimpa kepada anak yang lainnya." Ucap Jeremi.
"Tapi kenapa kamu memilih aku." Ucap Riana dengan nada tinggi.
Sambil tersenyum. "Karena anda adalah anak konglomerat terkaya di dunia bisnis." Ucap Jeremi.
Riana mendengar perkataan Jeremi merasa ketakutan. "Mungkinkah ini semua akan terjadi kepadaku dan mungkinkah ini yang selalu membuat papah mencemaskan diriku." Gumam Riana sambil melamun.
"Tapi kalau ini memang akan terjadi, sejauh ini aku merasa aman-aman saja." Ucap Riana mencoba menenangkan dirinya sendiri.
Sambil menyunggingkan bibirnya. "Itu semua karena anda selalu di berikan pengawasan 24 jam oleh Pak Candra dan anda tidak menyadarinya." Ucap Jeremi sambil tersenyum.
Riana tak henti-hentinya memikirkan semua perkataan yang keluar dari mulut Jeremi dan dia tetap menampiknya. "Tidak mungkin." Gumam Riana.
Hai semua, jangan lupa berikan like dan lovenya. Agar autor menjadi sangat bersemangat untuk menulis episode berikutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments
Mahdalena
aku cman mau komen, jngan lupa vsual x yaaaaa
2021-07-09
0
Srisumarni
semangat
2020-12-28
3
Defri Yanti Hermawan17
mampir, lanjut sampai end y thor
2020-10-01
5