Sambil melenggang pergi. "Terima kasih." Ucap Riana.
Mereka berdua menuju kamar yang tertera di kuncinya itu. "Nomer 101, oh ini dia." Ucap Riana sambil berjalan menuju kearah pintu.
Saat pintunya terbuka, terlihat kamar berukuran cukup besar dengan Fasilitas yang lengkap. "Wah kamarnya indah banget." Ucap Riana sambil melihat kekanan dan kekiri.
"Gimana menurut kamu." Ucap Riana sambil melihat kearah Jeremi.
"Bagus." Ucapnya singkat.
Sambil berlari ke arah jendela. "Coba kamu lihat kemari, ternyata kamar kita menghadap ke kawah putih." Ucap Riana sambil menatap takjub melihat keindahan alam.
Sambil mendekati Jendela. "Iya, bagus banget." Ucap Jeremi sambil tersenyum melihat keindahan alam.
Riana melihat kearah Jeremi dan nampak Jeremi tengah menatap takjub dengan keindahan alamnya. Jeremi nampak tersenyum sendiri melihat semua itu.
"Kamu kenapa?" Ucap Riana tertegun keheranan.
"Saya teringat akan masa lalu saya." Jawab Jeremi.
"Masa lalu, memangnya kamu pernah menginap di penginapan ini?" Tanya Riana.
"Iya. Dan Nona tahu, tepat di kamar ini saya dan keluarga menginap." Ucap Jeremi.
Riana hanya menganggukkan kepalanya dan sesekali dia curi-curi pandang kepada Jeremi yang tengah tersenyum. "Sepertinya masa lalu kamu benar-benar indah." Ucap Riana.
"Iya, tapi keindahan di masa lalu adalah akhirnya dari kebahagiaan saya." Ucap Jeremi dengan berderai air mata.
"Kenapa?" Tanya Riana.
Sambil menghapus air matanya. "Maaf Nona muda, saya jadi terbawa suasana." Ucap Jeremi sambil meninggalkan kamarnya.
"Hey! kamu mau kemana?" Teriak Riana.
Tapi Jeremi tidak menjawab dan langsung bergegas pergi ke luar. Riana terlihat kesal karena Jeremi tidak mendengarkan ucapannya.
"Dasar pria yang aneh." Ucap Riana.
Sambil membaringkan tubuhnya. "Ah, nyamannya." Ucap Riana
Di tempat lain...
Nampak Jeremi tengah duduk di kursi taman yang ada di halaman penginapan. Nampak raut wajah yang tengah mengalami dilema. "Kenapa aku harus datang ke tempat ini lagi." Gumam Jeremi.
"Mah, bagaimana kabar mamah sekarang? Apakah mamah sedang merindukan aku? Semoga mamah tenang di alam sana!" Ucap Jeremi sambil menangis.
Saat Jeremi tengah bersedia, tanpa disadari Riana datang menghampiri e menepuk bahunya Jeremi.
"Ternyata bodyguard bisa menangis juga." Ucap Riana.
Jeremi langsung menghapus air matanya dan menoleh ke arah Riana. "Nona muda, kenapa anda disini." Ucap Jeremi.
Sambil duduk. "Aku mencari kamu." Ucap Riana.
"Memangnya ada apa?" Tanyanya.
"Enggak ada apa-apa kok. Aku cuma hawatir sama kamu." Ucap Riana sambil melihat kearah Jeremi.
"Maafkan saya Nona. Saya langsung pergi tanpa pamit." Ucap Jeremi merasa bersalah.
"Enggak apa-apa kok, aku ngerti. Tadi aku dengar kamu merindukan mamah kamu." Ucap Riana sambil melihat kearah Jeremi.
"Iya, tempat ini mengingatkan saya akan kejadian suram di masa lalu." Ucap Jeremi sambil melamun.
"Memangnya ada kejadian apa?" Tanya Riana penasaran.
"Waktu itu saya berusia 15 tahun. Saya dan keluarga saya bermaksud untuk berlibur di akhir pekan. Akhirnya papah memutuskan untuk pergi ke kawah putih dan menginap di tempat ini." Ucap Jeremi sambil tersenyum sedih.
"Terus." Ucap Riana.
"Awalnya semua terasa indah. Kita bercanda bersama, tertawa dan sesekali papah menggoda adikku yang mempunyai watak pemarah." Ucap Jeremi sambil menghela nafas.
"Lalu bagaimana seterusnya." Ucap Riana sambil melihat kearah Jeremi.
"Setelah beberapa hari kita disini, akhirnya tragedi itu pun terjadi." Ucap Jeremi nampak tak kuasa mengatakannya.
Sambil memegang tangan Jeremi. "Kalau kamu tidak sanggup untuk menceritakannya. Lebih baik kamu berhenti, aku ngerti kok!" Ucap Riana.
Sambil tersenyum. "Mungkin rasa sakit ini, sudah saatnya untuk saya ceritakan. Semoga saja dengan ini saya bisa mengurangi rasa bersalah saya." Ucap Jeremi sambil melihat kearah Riana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments
4ma:')
Lanjut kk author;)
salam dari "KUN FAYAKUN"
2020-09-28
3
Zhree
6 like mendarat lagi kakak...
2020-09-28
5