Akhirnya Riana selesai mengobati Jeremi. "Sudah, sekali lagi aku minta maaf! Aku janji tidak akan melakukan hal bodoh seperti ini lagi." Ucap Riana sambil memberikan jari kelingkingnya.
Dan Jeremi membalasnya dengan memberikan jari kelingkingnya. "Saya pegang janji anda." Ucap Jeremi sambil tersenyum.
Riana menjadi baper saat melihat Jeremi tersenyum kepadanya. "Mungkinkah kita akan selalu bersama seperti ini." Gumam Riana penuh harapan.
Setelah mereka selesai dengan acaranya. Jeremi langsung beranjak dari tempat duduknya, dan dia langsung mengambil sapu dan pengki yang telah dibawa sebelumnya. Jeremi langsung membersihkan pecahan kaca yang berserakan di kamar Riana.
Riana menghampirinya dan membatu membereskan kekacauan yang telah dia lakukan. "Biar ku bantu." Ucap Riana sambil mengambil sapu yang ada di tangan Jeremi.
"Tidak usah Nona, ini sudah menjadi tugas saya." Ucap Jeremi sambil menoleh ke arah Riana.
Sambil tersenyum. "Lebih baik kita kerjakan bersama agar bisa lebih cepat selesai, karena ini sudah malam dan seharusnya kamu istirahat karena besok kita akan pergi ke tempat yang agak jauh." Ucap Riana.
Sambil mengangkat alisnya. "Memangnya kita mau kemana Nona? Bukankah tuan telah berpesan untuk menjaga keselamatan anda." Ucap Jeremi penuh keheranan.
Sambil tersenyum. "Iya aku tahu. Tapi yang penting kamu selalu ada di sampingku, aku pasti akan selalu aman." Ucap Riana sambil mendekati Jeremi.
Jeremi merasa gugup saat Riana mendekatinya dan terlihat Riana memandang Jeremi dengan tatapan penuh hasrat.
"Akhirnya dapat juga." Ucap Riana sambil mengambil sapu yang di pegang Jeremi.
Terlihat Jeremi jadi salah tingkah, karena dia salah mengartikan tatapan Riana. "Sudah Nona, biar saya saja yang membersihkannya." Ucap Jeremi sambil mencoba mengambil sapu yang ada di tangan Riana.
Sambil meletakkan jari telunjuknya di bibir Jeremi. "Suuut....Jangan banyak bicara, aku bisa melakukannya sendiri. Aku sudah janji sama kamu untuk tidak melakukan hal bodoh lagi sama kamu." Ucap Riana dengan tatapan tajam.
Jeremi hanya tertegun merasa terkejut karena dengan cepat sifat Riana bisa berubah. "Kenapa dia? Dia bisa berubah secepat itu." Gumam Jeremi sambil tersenyum kecil.
"Kamu kenapa kok tersenyum? Apa ada yang salah dengan cara menyapuku?" Ucap Riana dengan tatapan tidak suka.
"Enggak kok! Mungkin itu hanya perasaan Nona saja." Ucap Jeremi.
"Cih, dasar pria aneh." Gumam Riana.
1Jam berlalu, akhirnya mereka selesai membereskan kamar Riana. Dan Jeremi langsung duduk di atas sofa dan Riana pergi ke dapur untuk mengambil minum.
Setelah Riana kembali ke kamar, Riana menghampiri Jeremi dengan membawa segelas jus di tangannya. Dan terlihat Jeremi tengah tertidur pulas di atas sofa, Riana langsung menyimpan jus yang ada di tangannya ke atas meja dan langsung mengambil selimut.
"Sambil menyelimuti Jeremi. "Kamu memang benar-benar tampan, apabila kalau kamu sedang tidur seperti ini." Ucap Riana.
Terlihat tatapan yang penuh dengan rasa cinta terpancar di mata Riana. "Emuah." Terdengar suara kecupan mendarat di pipi Jeremi. "Aku mencintaimu." Ucap Riana sambil beranjak pergi menuju ranjangnya.
"Ah, akhirnya aku bisa beristirahat juga." Ucap Riana sambil merebahkan badannya di atas ranjang.
Terlihat Riana tengah menatap langit-langit kamar. "Malam ini adalah malam terindah untukku. Dan malam ini adalah malam pertama aku merasakan rasanya jatuh cinta. Aku tidak akan pernah melupakan malam ini, walaupun mungkin nanti aku tidak berjodoh dengannya." Gumam Riana sambil melihat kearah Jeremi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments
ïm.ålgå†år~ ✨
gercep gaess
2021-04-21
1
Lavukra
ditandain di kalender gak
2021-03-11
1
agussajiwo
yaaa... bucin
2021-02-28
2