Meja makan

Kring...Kring...

Terdengar suara alarm berbunyi. Terlihat Riana terbangun dan Riana menggeliat meregangkan otot-ototnya. "Ah, ini baru jam 06:00." Ucap Riana sambil melihat jam yang ada di handphonenya.

Sambil melihat kearah Jeremi. "Ternyata dia masih tidur, lebih baik aku membuatkannya sarapan." Ucap Riana sambil tersenyum sendiri.

Riana langsung pergi meninggalkan kamar tidurnya dan langsung menuju kamar mandi untuk mencuci gigi dan membasuh wajahnya. Setelah selesai Riana langsung pergi menuju dapur, dan langsung melakukan acara masaknya.

Kamar Riana...

Terlihat Jeremi tengah membuka matanya, saat cahaya matahari masuk ke dalam kamar Riana. "Astaghfirullah halazim, aku kesiangan." Ucap Jeremi sambil bangkit dari sofa.

Sambil melihat kekiri dan kekanan. "Kemana dia? Tumben jam segini, dia sudah bangun." Gumam Jeremi sambil melihat jam tangannya.

Jeremi langsung pergi meninggalkan kamar Riana dan terlihat Riana tengah menata makanan di meja.

"Eh, kamu sudah bangun! Sini, kita sarapan dulu." Ucap Riana sambil melambaikan tangannya.

Sambil menghampiri. "Maaf Nona, saya mau mandi dulu. Karena saya tidak terbiasa makan sebelum mandi." Ucap Jeremi dengan sopan.

"Iya, baiklah. Aku akan tunggu kamu, sampai selesai mandi." Ucap Riana sambil tersenyum.

"Maaf Nona, lebih baik Nona sarapan duluan tidak usah menunggu saya." Ucap Jeremi.

"Pokoknya aku akan nungguin kamu sampai selesai mandi, lebih baik kamu cepat pergi mandi sekarang." Ucap Riana.

Jeremi hanya mengangguk dan langsung pergi menuju kamarnya. Terlihat Jeremi mengambil handuk dan langsung masuk ke kamar mandi.

15 kemudian...

Akhirnya Jeremi keluar dari kamar mandi menggunakan sehelai handuk yang menutupi bagian bawahnya. Dia menuju lemari pakaian dan dia mengambil baju kaos dan seperangkatnya. Jeremi langsung memakainya dan menuju cermin, dia menyisir rambutnya dan langsung pergi menuju ruang makan.

Terlihat Riana tengah menganga saat melihat Jeremi menggunakan kaos yang agak tipis. Terlihat dada bidang jeremi nampak jelas yang membuat Riana tidak bisa berkata-kata.

Sambil menghampiri. "Nona muda, anda baik-baik saja!" Ucap Jeremi.

"Ah...aku baik-baik saja." Ucap Riana sambil tersenyum tipis. "Ayo kita makan, aku sudah lapar banget." Ajak Riana.

Jeremi langsung duduk di kursi yang ada di sana. Dan terlihat Jeremi tengah memandang makanan yang ada di hadapannya.

"Kenapa? Apa ada yang aneh dengan masakannya." Ucap Riana dengan tatapan tidak suka.

Dengan terbata-bata. "Ah sa..ya menyukainya kok." Ucap Jeremi.

Tapi Riana tetap memandang tidak suka karena dia tahu, kalau Jeremi tengah berbohong. "Memangnya kamu suka makan apa? Biar aku buatin." Ucap Riana.

"Tidak usah Nona. Ini juga sudah cukup kok buat saya." Jawab Jeremi.

"Cih, aku tahu kok kamu berbohong. Kamu takut kalau masakannya tidak enak, walaupun aku anak manja tapi aku bisa masak kok." Ucap Riana.

"Saya tahu masakan Nona pasti lezat, tapi." Ucap Jeremi terhenti.

"Tapi apa." Bentak Riana sambil berdiri.

"Sa..ya tidak menyukai nasi goreng. Karena mengandung minyak berlebih dan akan menggangu kesehatan." Ucap Jeremi merasa canggung.

"Cih, dasar jadi bodyguard aja belagu." Gumam Riana sambil memonyongkan bibirnya. "Memangnya kamu suka makan apa." Ucapnya.

"Biasanya saya hanya makan roti untuk sarapan." Ucap Jeremi.

"Ya sudah biar aku ambilkan." Ucap Riana.

"Tidak usah Nona muda, saya bisa mengambilnya sendiri." Ucap Jeremi sambil beranjak pergi menuju dapur.

Sedangkan Riana merasa kecewa karena dia sudah masak tapi tidak dicicipi. Terlihat Jeremi keluar dari dapur dengan membawa piring yang berisi roti dan sayuran segar.

"Apa! Cuma ini yang kamu makan." Ucap Riana dengan nada terkejut.

Dan Jeremi hanya mengangguk kepalanya dan memberikan senyumannya. "Boleh saya minta telurnya." Ucap Jeremi.

"Ya silahkan." Ucap Riana singkat.

Sambil meletakkan telur di atas roti. "Kelihatannya telurnya enak Nona." Ucap Jeremi. "Em, ternyata benar-benar enak." Ucap Jeremi sambil memakan rotinya.