Keputusan Akhir Jessy

Setelah Jessy masuk ke kamarnya, suasana di ruang tamu menjadi lebih tenang, tetapi ada ketegangan yang tersisa di antara mereka. Mama Ella, Molly, dan Fina saling bertukar pandang, lalu mengarahkan tatapan penuh tanya ke Bram.

Mama Ella berbisik, tetapi penuh rasa penasaran, "Kenapa istrimu tiba-tiba berubah seperti itu, Bram? Biasanya dia selalu menuruti kemauan kita tanpa banyak bicara."

Molly mengangguk setuju, lalu bersedekap, "Iya! Dari dulu kak Jessy gak pernah membantah, apalagi bicara setajam itu. Dia bahkan berani menyuruh kita mengurus rumah sendiri kalau gak mau pakai pembantu. Aneh banget!"

Fina diam sejenak, matanya menyipit curiga. Ia menggigit bibirnya, lalu duduk di sofa dengan ekspresi tak senang.

Fina dengan nada lembut tetapi menusuk, "Apa mungkin dia tahu sesuatu?"

Bram yang sejak tadi hanya diam, langsung menoleh tajam ke arah Fina.

Bram berusaha terdengar santai, tetapi jelas terlihat tegang, "Kau ini ngomong apa, Fin? Dia baru pulang dari rumah sakit, wajar kalau dia masih lemah dan lebih sensitif dari biasanya."

Mama Ella mengerutkan kening, tidak sepenuhnya yakin, "Tapi tetap saja... ini tidak seperti Jessy yang biasanya."

Molly berbisik pelan, melirik ke arah kamar Jessy, "Apa mungkin kak Jessy diam-diam menyelidiki sesuatu?"

Fina menggigit bibirnya semakin kuat, tangannya mencengkram ujung bajunya dengan gelisah.

Mama Ella dengan nada penuh ketidaksabaran, "Lagipula, kenapa kamu belum juga menceraikan Jessy, sih, Bram? Fina sudah mengandung anakmu! Kamu mau menunggu sampai kapan?"

Bram yang sejak tadi tampak gelisah, menghela napas panjang dan mengusap wajahnya. Ia tidak langsung menjawab, seolah berusaha mencari alasan yang tepat.

Bram suara pelan, tetapi tegas, "Belum saatnya, Ma. Aku… aku masih menyayanginya."

Molly mendengus tak percaya, lalu melipat tangan di dada, "Hah? Menyayanginya? Kak, sadar dong! Kak Jessy itu cuma beban di rumah ini. Dia gak bisa hamil, kerjaan dia cuma menghabiskan uangmu. Lihat saja, kemaren dirumah sakit meminta kelas VIP dan sekarang sudah tak mau beberes rumah, membuang uang dengan pembantu."

Mama Ella menambahkan dengan penuh emosi, "Betul! Lagipula dia itu sudah lima tahun menikah denganmu, tapi tetap tidak bisa memberikan keturunan! Lihat Fina, baru beberapa bulan menikah denganmu, dia sudah hamil!"

Mendengar itu, Fina yang awalnya terlihat sedih langsung menyunggingkan senyum puas. Ia menundukkan wajah, berpura-pura rendah hati, tetapi ekspresi di matanya penuh kemenangan.

Fina dengan suara manja, tetapi penuh arti, "Aku juga sebenarnya tidak ingin membuat suasana jadi sulit, Tante, Molly… Biarkan saja mas Bram yang mengambil keputusan. Tapi aku juga harus memikirkan anak ini. Dia butuh sosok ayah yang bertanggung jawab…"

Molly berkata dengan nada membujuk, "Kak, kamu itu laki-laki sukses, sekarang sudah ada kak Fina. Untuk apa bertahan dengan wanita yang bahkan gak bisa ngasih keturunan?"

Mama Ella menyambung dengan nada penuh kepastian, "Dengar kata Mama, Nak. Ceraikan saja dia. Kamu lebih pantas bersama Fina dan anak kalian!"

Bram terdiam. Ia tahu keluarganya ingin menyingkirkan Jessy, tetapi hatinya terasa berat. Ia tidak bisa menyangkal bahwa ada bagian dari dirinya yang masih tidak ingin melepaskan wanita itu.

Dengan cepat, ia meraih jas dan tas kerjanya.

Bram suara datar, tapi terdengar sedikit lelah, "Aku berangkat ke kantor dulu."

Ia berjalan menuju pintu, tetapi sebelum pergi, ia sempat melirik Fina sekilas. Wanita itu tersenyum tipis dengan ekspresi penuh harap, seolah menunggu Bram mengambil keputusan yang mereka inginkan.

Mama Ella berkata dengan nada masih kesal, "Bram, pikirkan baik-baik omongan Mama. Jangan sampai terlambat mengambil keputusan."

Bram tidak menjawab. Ia hanya mengangguk kecil, lalu membuka pintu dan pergi.

Begitu pintu tertutup, Fina menghela napas panjang, lalu tersenyum sambil mengelus perutnya.

Mama Ella bersedekap, wajahnya penuh ketidaksabaran, "Aku benar-benar tidak mengerti. Kenapa Bram masih bertahan dengan Jessy? Sudah lima tahun dan dia bahkan tidak bisa memberikan keturunan!"

Molly mengangguk setuju, "Iya, aneh banget. Padahal sekarang kan sudah jelas Kak Fina yang bisa kasih anak buat Kakak. Kenapa Kak Bram belum menceraikan perempuan itu juga?"

Mama Ella mendesah keras, wajahnya semakin kesal sambil mengerucutkan bibir, nada meremehkan, "Mama juga gak tahu, padahal Jessy itu cuma beban. Sudah tidak kerja, nggak menghasilkan uang, sekarang pun masih sakit-sakitan. Lalu buat apa Bram masih mempertahankannya?"

Fina berbisik sambil melirik ke arah tangga, wajahnya tampak sedikit khawatir, "Jangan terlalu keras ngomongnya, Mbak Jessy masih ada di rumah ini."

Mama Ella dan Molly saling berpandangan, lalu tertawa kecil.

Molly menyeringai, "Apa peduliku? Lagipula, cepat atau lambat, dia pasti bakal pergi juga."

Mama Ella melirik jam dinding, lalu menatap Molly dengan tatapan tajam, "Molly, bukannya kamu harusnya sudah berangkat sekolah? Mau bolos kamu?"

Molly mendengus malas, masih duduk santai di sofa sambil memainkan ponselnya, "Ih, Mama, masih kepagian kok. Lagian, bentar lagi juga berangkat."

Mama Ella berdecak kesal, melipat tangan di dada, "Jangan kebiasaan malas! Sudah sana siap-siap. Jangan sampai telat!"

Molly mendengus, lalu berdiri dengan enggan, "Iya, iya. Nyebelin banget sih, Ma."

Setelah kepergian Molly, Mama Ella melirik Fina dengan tatapan penuh kasih, lalu mengelus perutnya dengan lembut, "Jaga kesehatanmu baik-baik, ya. Kamu sedang mengandung penerus keluarga ini. Jangan terlalu lelah, makan yang cukup, dan jangan sampai Jessy membuatmu stres."

Fina tersenyum manis, mengangguk, "Iya, Tante. Aku akan hati-hati."

Mama Ella menghela napas puas, lalu merapikan tas tangannya, "Bagus. Kalau butuh apa-apa, bilang saja ke Bram. Sekarang Tante mau pergi dulu, ada acara dengan teman-teman sosialita. Kamu di rumah saja, ya. Jangan terlalu banyak bergerak."

Fina mengangguk patuh, senyum licik terselip di wajahnya, "Baik, Tante. Hati-hati di jalan."

Mama Ella tersenyum puas sebelum melangkah keluar, meninggalkan Fina yang kini duduk sendirian di ruang tamu. Ia mengelus perutnya sendiri, matanya berbinar penuh kemenangan.

Sedangkan Jessy yang berada di kamarnya, duduk di tepi tempat tidur sambil menatap ponselnya dengan mata penuh tekad. Tangannya gemetar, bukan karena ragu, tapi karena kemarahan yang ia tahan selama ini.

Dengan cepat, ia menekan nomor Chika dan menunggu hingga sahabatnya itu mengangkat telepon.

Chika terdengar ceria di seberang sana, "Halo, Jess! Akhirnya kau meneleponku juga. Gimana keadaanmu?"

Jessy suara tenang tapi tegas, "Chik, aku butuh bantuanmu. Tolong hubungi teman pengacaramu. Aku mau cerai dari Bram."

Chika terdiam sejenak, lalu tiba-tiba menjerit girang, "YA AMPUN, Kau SERIUS?! Akhirnya! Ini berita terbaik sepanjang tahun! Tapi ada angin apa nih? Apa dia akhirnya melakukan sesuatu yang lebih parah dari biasanya?"

Jessy tertawa getir, menghela napas, "Aku sudah cukup bersabar, Chik. Aku baru saja tahu sesuatu yang membuatku sadar kalau pernikahan ini benar-benar tidak bisa dipertahankan lagi."

Chika penasaran, "Apa? Apa yang dia lakukan?"

Jessy menggigit bibir, matanya meredup, "Nanti aku ceritakan langsung, tapi yang jelas, aku nggak bisa terus bertahan dengan laki-laki itu dan keluarganya. Aku ingin mengakhiri semuanya secepat mungkin."

Chika bersemangat, "Oke, aku akan hubungi temanku sekarang juga! Jess, aku bangga sama kamu. Ini keputusan terbaik!"

Jessy tersenyum tipis, merasa sedikit lebih lega, "Terima kasih, Chik. Aku butuh dukunganmu."

Chika tertawa kecil, "Selalu! Aku selalu mendukungmu, Jess!"

Jessy menutup telepon dengan hati yang lebih ringan. Ini baru awal, tapi setidaknya ia sudah mengambil langkah pertama menuju kebebasannya.

Terpopuler

Comments

Nursanti Ani

Nursanti Ani

lanjut,,jgn lama2,,biasanya novel baru up nya lama bgt,,,

2025-03-07

0

Tiara Bella

Tiara Bella

God job Jess hempaskan suami ky begitu mah....

2025-03-07

0

Ayu Septiani

Ayu Septiani

Bram yang tolol , buang kelaut aja Jess

2025-03-07

0

lihat semua
Episodes
1 Pengabdian Yang Tak di Hargai
2 Kebebasan dengan Syarat
3 Selama Suami Di Sisi nya
4 Kedatangan Fina
5 Mulai Hancur Perlahan
6 Ketidakpedulian Bram, Kepanikan Chika
7 Jessy Keracunan
8 Jessy Cuma Numpang
9 Chika Emosi Jessy Bimbang
10 Pertengkaran Jessy dan Bram
11 Omelan Di Pagi Hari
12 Bram Mandul
13 Pengkhianatan Bram
14 Aku Tidak Akan Menunggu
15 Jessy Menantu Di Kediaman Ini
16 Keputusan Akhir Jessy
17 Jessy Kecelakaan
18 Kesempatan Kedua
19 Jessy Tak Peduli
20 Ya Aku Serius
21 Jason Si Pria Dingin
22 Kepercayaan Diri Bram
23 18 keatas....
24 Langkah Awal Pembalasan
25 Aku Menantu
26 Minta Maaf
27 Sindiran Di Pagi Hari
28 Sudah Siap?
29 Menunggu Drama Datang
30 Membalas Teman Molly
31 Akhirnya Datang
32 Nikmati Duniamu Sebelum Runtuh
33 Cerita nya Sedikit Berubah
34 Bersiaplah
35 Benar-Benar Terjadi
36 Kepuasan Jessy
37 Petugas Medis Datang
38 Pergi Dari Rumah
39 Rindu Jessy Yang Ceria
40 Kebingungan Bram
41 Sarapan Bersama
42 Si Jack
43 Setebal Muka Jack
44 Semua Salah Jessy
45 Kemarahan Fina
46 Kompor
47 Hanya Padamu
48 Mengantar Jessy
49 Beneran Gila
50 Sejak Kapan
51 Tulang Punggung Bisnis
52 Termakan Omongan
53 Hamil
54 Kemana Sih
55 Gak Rela
56 Bos Gila
57 Asal Ngomong
58 Hari Yang Ditunggu
59 Hari Ketika...
60 Kecemasan Bram
61 Siapa
62 Bertemu
63 Amarah
64 Tamparan
65 Bercerai
66 Palsu
67 Diusir
68 Gempar
69 Tidak Layak
70 Terungkap
71 Penuh Luka
72 Penyitaan
73 Ambruk
74 Pesta Kecil
75 Perhatian Kecil
76 Pria Tua
77 Liburan
78 Makna Tersembunyi
79 Buka Hatimu
80 Sarapan
81 Terpisah
82 Manis
83 Suka
84 Mulai Goyah
85 Terbangun
86 Saling Menyalahkan
87 Ingin Lagi
88 Sedikit Lagi
89 Lamaran
90 Gembel
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Pengabdian Yang Tak di Hargai
2
Kebebasan dengan Syarat
3
Selama Suami Di Sisi nya
4
Kedatangan Fina
5
Mulai Hancur Perlahan
6
Ketidakpedulian Bram, Kepanikan Chika
7
Jessy Keracunan
8
Jessy Cuma Numpang
9
Chika Emosi Jessy Bimbang
10
Pertengkaran Jessy dan Bram
11
Omelan Di Pagi Hari
12
Bram Mandul
13
Pengkhianatan Bram
14
Aku Tidak Akan Menunggu
15
Jessy Menantu Di Kediaman Ini
16
Keputusan Akhir Jessy
17
Jessy Kecelakaan
18
Kesempatan Kedua
19
Jessy Tak Peduli
20
Ya Aku Serius
21
Jason Si Pria Dingin
22
Kepercayaan Diri Bram
23
18 keatas....
24
Langkah Awal Pembalasan
25
Aku Menantu
26
Minta Maaf
27
Sindiran Di Pagi Hari
28
Sudah Siap?
29
Menunggu Drama Datang
30
Membalas Teman Molly
31
Akhirnya Datang
32
Nikmati Duniamu Sebelum Runtuh
33
Cerita nya Sedikit Berubah
34
Bersiaplah
35
Benar-Benar Terjadi
36
Kepuasan Jessy
37
Petugas Medis Datang
38
Pergi Dari Rumah
39
Rindu Jessy Yang Ceria
40
Kebingungan Bram
41
Sarapan Bersama
42
Si Jack
43
Setebal Muka Jack
44
Semua Salah Jessy
45
Kemarahan Fina
46
Kompor
47
Hanya Padamu
48
Mengantar Jessy
49
Beneran Gila
50
Sejak Kapan
51
Tulang Punggung Bisnis
52
Termakan Omongan
53
Hamil
54
Kemana Sih
55
Gak Rela
56
Bos Gila
57
Asal Ngomong
58
Hari Yang Ditunggu
59
Hari Ketika...
60
Kecemasan Bram
61
Siapa
62
Bertemu
63
Amarah
64
Tamparan
65
Bercerai
66
Palsu
67
Diusir
68
Gempar
69
Tidak Layak
70
Terungkap
71
Penuh Luka
72
Penyitaan
73
Ambruk
74
Pesta Kecil
75
Perhatian Kecil
76
Pria Tua
77
Liburan
78
Makna Tersembunyi
79
Buka Hatimu
80
Sarapan
81
Terpisah
82
Manis
83
Suka
84
Mulai Goyah
85
Terbangun
86
Saling Menyalahkan
87
Ingin Lagi
88
Sedikit Lagi
89
Lamaran
90
Gembel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!