Aku Tidak Akan Menunggu

Jessy menghela napas panjang setelah menutup pintu kamarnya. Ia meletakkan tas dan barang-barangnya di meja, lalu duduk di tepi tempat tidur. Pikirannya masih dipenuhi dengan kejadian di rumah sakit.

Baru saja ia ingin merebahkan diri, pintu kamar terbuka. Bram masuk tanpa mengetuk, wajahnya tampak serius.

"Kau kenapa?" tanyanya, matanya mengamati Jessy dengan seksama.

Jessy mengangkat alisnya. "Apa maksudmu?"

Bram berjalan mendekat, berdiri di depan tempat tidur. "Kau terlihat aneh sejak tadi. Ada yang mengganggumu?"

Jessy tersenyum kecil, berusaha bersikap wajar. "Aku hanya lelah. Tidak ada yang menggangguku."

Bram memperhatikan wajah istrinya dengan tatapan tajam, seolah ingin mencari tanda-tanda kebohongan. Tapi Jessy tidak memberinya celah sedikit pun.

"Kau yakin?" desaknya lagi.

Jessy mengangguk. "Tentu saja. Aku hanya ingin istirahat."

Bram mendesah pelan, lalu duduk di tepi tempat tidur. "Kamu sabar ya, aku sibuk untuk memenuhi kebutuhan kita."

Jessy menahan tawa sinisnya. "Sibuk dengan apa? Urusan kerja?" tanyanya dengan nada polos, meskipun hatinya ingin sekali menanyakan tentang Fina.

Bram tampak ragu sejenak, lalu mengangguk. "Ya. Banyak hal yang harus aku urus."

"Begitu ya…" Jessy berpura-pura percaya, meskipun hatinya mencemooh kebohongan itu.

Bram meraih tangan Jessy, menggenggamnya erat. "Aku tahu aku mungkin bukan suami yang sempurna, tapi aku tetap peduli padamu."

Jessy menatap tangan mereka yang bertaut, hatinya terasa begitu kosong. "Aku tahu."

"Aku janji akan lebih sering ada untukmu."

Jessy tersenyum tipis. Janji? Seberapa sering kau mengingkari janji-janji itu, Bram?

Namun, ia tidak berkata apa-apa. Ia hanya ingin melihat sampai kapan Bram akan terus berpura-pura seperti ini.

Bram akhirnya bangkit dari tempat tidur, menatap Jessy sejenak sebelum berkata, "Aku harus kembali ke kantor. Ada pekerjaan yang belum selesai."

Jessy mengangguk pelan, masih mempertahankan ekspresi datarnya. "Hati-hati di jalan."

Bram tampak sedikit terkejut dengan sikap Jessy yang begitu tenang. Seolah-olah istrinya sama sekali tidak merasa terganggu dengan semua yang terjadi. Tapi itu justru membuatnya lega.

"Aku mungkin pulang agak malam. Jangan tunggu aku," katanya lagi.

Jessy tersenyum tipis. "Aku tidak akan menunggu."

Bram mengangguk, lalu berjalan keluar kamar. Namun, sebelum benar-benar pergi, ia sempat melihat ke arah Jessy sekali lagi, seolah ingin memastikan sesuatu.

Jessy hanya diam, menatap punggung Bram yang perlahan menghilang di balik pintu. Begitu pintu tertutup, senyum yang sejak tadi ia tahan akhirnya memudar.

Ia menarik napas dalam, lalu menghembuskannya perlahan. "Ke kantor, huh?" bisiknya pada diri sendiri.

Tangannya mengepal.

Jessy melangkah keluar dari kamar dengan langkah ringan. Tenggorokannya terasa kering, ia hanya ingin mengambil segelas air di dapur. Namun, langkahnya terhenti saat mendengar suara riang dari ruang tamu.

"Benarkah, Fina? Kau benar-benar hamil anaknya Bram?" Suara Mama Ella terdengar penuh kegembiraan.

"Iya, Ma! Aku baru saja periksa ke dokter bersama mas Bram, dan aku benar-benar mengandung anak Mas Bram," jawab Fina dengan penuh semangat.

Jessy merasa tubuhnya membeku seketika. Ia berdiri di sudut koridor, dengan cepat mengeluarkan ponselnya dan mulai merekam diam-diam.

"Astaga! Ini kabar luar biasa! Akhirnya, Bram akan punya anak dari wanita yang benar-benar cocok untuknya!" seru Mama Ella penuh kebahagiaan.

"Iya, Ma! Kak Fina memang paling cocok jadi istri Mas Bram. Aku sudah lama berharap Kak Fina yang jadi kakak iparku, bukan orang lain," sahut Molly sambil tertawa kecil.

Jessy menggigit bibirnya, menahan rasa sakit yang menghantam dadanya bertubi-tubi. Jadi ini alasannya? Jadi ini kebenarannya? Mereka ternyata sudah tau semua.

"Tapi bagaimana dengan kak Jessy?" tanya Molly lagi, suaranya sedikit meragu.

"Aku tidak tahu, Mas Bram sudah menikah denganku secara diam-diam beberapa bulan lalu. Lagipula, mungkin mas Bram sudah tidak mencintainya lagi."

Jessy membekap mulutnya sendiri, menahan isakan yang hampir lolos. "Menikah? Mas Bram sudah menikahi Fina beberapa bulan yang lalu?"

"Bagus sekali! Sudah sejak awal aku tidak pernah menyukai si Jessy itu. Sekarang setelah kau hamil, Fina, Bram pasti akan segera menceraikannya," ujar Mama Ella penuh kepuasan.

Molly ikut mengangguk. "Iya, Ma. Kasihan Kak Fina kalau harus berbagi suami dengan kak Jessy. Sudah saatnya kak Jessy angkat kaki dari sini."

Jessy menekan ponselnya erat-erat. Tangannya gemetar, dadanya sesak.

Ternyata… semuanya sudah direncanakan.

"Jadi selama ini, mas Bram banyak berbohong kepadaku, dan akhir akhir ini juga tak peduli dengan ku, karena dia sudah memiliki Fina. Selama ini, mereka hanya menganggapku beban, menganggapku orang luar di dalam rumah yang seharusnya menjadi tempat ku berlindung." ucapnya lirih dengan suara kecil.

Lima tahun.

"Lima tahun aku bekerja keras di rumah ini. Lima tahun aku mempertahankan pernikahan ini, tetap setia meskipun perlahan-lahan aku mulai merasa tak dihargai. Lima tahun aku berusaha menjadi istri yang baik, menantu yang baik, bagian dari keluarga ini." ucapnya miris.

"Namun kenyataannya? aku hanya orang yang harus disingkirkan."

Air mata menggenang di matanya. Ia menggigit bibirnya lebih keras, menahan isakannya agar tidak terdengar. "Tidak, aku tidak boleh ketahuan."

Ia menatap layar ponselnya, melihat rekaman yang baru saja ia buat. Ini buktinya. Bukti bahwa mereka telah mengkhianatinya.

Jessy menarik napas panjang. Ia tidak akan menyerah. Tidak akan menangis di hadapan mereka.

"Jika mereka ingin menyingkirkanku, maka aku akan pergi dengan harga diriku. Tapi bukan sebagai wanita yang kalah." ucap Jessy penuh tekad.

"Aku akan membuat mereka semua menyesal."

Jessy menghela napas panjang dan menghapus air matanya yang hampir jatuh. "Tidak. aku tidak akan menangis. Tidak di rumah ini."

Ia menggenggam erat ponselnya dan berbalik. Langkahnya ringan tapi hatinya penuh amarah. Tidak ada gunanya mengambil air di dapur.

Jessy kembali ke kamar dan menutup pintunya perlahan. Ia bersandar di balik pintu, mencoba menenangkan detak jantungnya yang menggila.

Namun, tiba-tiba sesuatu terlintas di pikirannya. Matanya membelalak, lalu perlahan senyum sinis terukir di wajahnya.

"Bram kan mandul."

Tangannya mencengkeram ponsel lebih erat. Ia mengingat jelas hasil tes kesuburan yang baru saja ia terima dari rumah sakit. Dokter mengatakan kesuburannya sangat baik, tetapi… Bram?

Bram tidak bisa memiliki anak.

Jessy menutup mulutnya, menahan tawa sinis yang hampir lolos. "Jadi, anak yang dikandung Fina itu… anak siapa?"

Fina mengaku hamil anak Bram dengan penuh kebanggaan di hadapan Mama Ella dan Molly. Mereka semua bersorak kegirangan seolah-olah telah memenangkan sesuatu yang besar. Tapi kenyataannya?

Mereka semua telah dibohongi.

Jessy berjalan ke meja rias, menatap pantulan dirinya di cermin. Mata wanita di dalam cermin itu tampak berbeda. Bukan lagi Jessy yang lemah dan pasrah.

"Aku ingin melihat bagaimana wajah mereka saat tahu kebenarannya," gumamnya sambil menyeringai.

"Suami.. yang mengkhianatiku. Fina yang pura-pura suci. Mama Ella dan Molly yang membanggakan seorang wanita yang ternyata berbohong. Mereka semua akan mendapat balasan dariku." ucapnya penuh dengan kebencian.

Jessy menatap layar ponselnya. Ia punya dua bukti sekarang.

Rekaman pengakuan Fina tentang kehamilannya.

Dan hasil tes kesuburan Bram.

"Aku hanya perlu menunggu waktu yang tepat."

Jessy tersenyum puas. Jika mereka ingin mengusirnya, maka ia akan pergi dengan kepala tegak. Tapi tidak sebelum ia menghancurkan kebohongan mereka.

Terpopuler

Comments

stela aza

stela aza

ngapain loe nunggu di usir lebih baik langsung pergi g usah nunggu di usir ,, katanya IQ nya tinggi gitu doank nunggu di usirr ,,,, dodol Garut donk 😂

2025-03-07

0

Kamiem sag

Kamiem sag

lambat kali kau Jess
cepat gugat cerai aja gak usah mikir membongkar kebohongan Fina

2025-03-08

0

Tiara Bella

Tiara Bella

lanjut doubel up Thor....

2025-03-07

0

lihat semua
Episodes
1 Pengabdian Yang Tak di Hargai
2 Kebebasan dengan Syarat
3 Selama Suami Di Sisi nya
4 Kedatangan Fina
5 Mulai Hancur Perlahan
6 Ketidakpedulian Bram, Kepanikan Chika
7 Jessy Keracunan
8 Jessy Cuma Numpang
9 Chika Emosi Jessy Bimbang
10 Pertengkaran Jessy dan Bram
11 Omelan Di Pagi Hari
12 Bram Mandul
13 Pengkhianatan Bram
14 Aku Tidak Akan Menunggu
15 Jessy Menantu Di Kediaman Ini
16 Keputusan Akhir Jessy
17 Jessy Kecelakaan
18 Kesempatan Kedua
19 Jessy Tak Peduli
20 Ya Aku Serius
21 Jason Si Pria Dingin
22 Kepercayaan Diri Bram
23 18 keatas....
24 Langkah Awal Pembalasan
25 Aku Menantu
26 Minta Maaf
27 Sindiran Di Pagi Hari
28 Sudah Siap?
29 Menunggu Drama Datang
30 Membalas Teman Molly
31 Akhirnya Datang
32 Nikmati Duniamu Sebelum Runtuh
33 Cerita nya Sedikit Berubah
34 Bersiaplah
35 Benar-Benar Terjadi
36 Kepuasan Jessy
37 Petugas Medis Datang
38 Pergi Dari Rumah
39 Rindu Jessy Yang Ceria
40 Kebingungan Bram
41 Sarapan Bersama
42 Si Jack
43 Setebal Muka Jack
44 Semua Salah Jessy
45 Kemarahan Fina
46 Kompor
47 Hanya Padamu
48 Mengantar Jessy
49 Beneran Gila
50 Sejak Kapan
51 Tulang Punggung Bisnis
52 Termakan Omongan
53 Hamil
54 Kemana Sih
55 Gak Rela
56 Bos Gila
57 Asal Ngomong
58 Hari Yang Ditunggu
59 Hari Ketika...
60 Kecemasan Bram
61 Siapa
62 Bertemu
63 Amarah
64 Tamparan
65 Bercerai
66 Palsu
67 Diusir
68 Gempar
69 Tidak Layak
70 Terungkap
71 Penuh Luka
72 Penyitaan
73 Ambruk
74 Pesta Kecil
75 Perhatian Kecil
76 Pria Tua
77 Liburan
78 Makna Tersembunyi
79 Buka Hatimu
80 Sarapan
81 Terpisah
82 Manis
83 Suka
84 Mulai Goyah
85 Terbangun
86 Saling Menyalahkan
87 Ingin Lagi
88 Sedikit Lagi
89 Lamaran
90 Gembel
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Pengabdian Yang Tak di Hargai
2
Kebebasan dengan Syarat
3
Selama Suami Di Sisi nya
4
Kedatangan Fina
5
Mulai Hancur Perlahan
6
Ketidakpedulian Bram, Kepanikan Chika
7
Jessy Keracunan
8
Jessy Cuma Numpang
9
Chika Emosi Jessy Bimbang
10
Pertengkaran Jessy dan Bram
11
Omelan Di Pagi Hari
12
Bram Mandul
13
Pengkhianatan Bram
14
Aku Tidak Akan Menunggu
15
Jessy Menantu Di Kediaman Ini
16
Keputusan Akhir Jessy
17
Jessy Kecelakaan
18
Kesempatan Kedua
19
Jessy Tak Peduli
20
Ya Aku Serius
21
Jason Si Pria Dingin
22
Kepercayaan Diri Bram
23
18 keatas....
24
Langkah Awal Pembalasan
25
Aku Menantu
26
Minta Maaf
27
Sindiran Di Pagi Hari
28
Sudah Siap?
29
Menunggu Drama Datang
30
Membalas Teman Molly
31
Akhirnya Datang
32
Nikmati Duniamu Sebelum Runtuh
33
Cerita nya Sedikit Berubah
34
Bersiaplah
35
Benar-Benar Terjadi
36
Kepuasan Jessy
37
Petugas Medis Datang
38
Pergi Dari Rumah
39
Rindu Jessy Yang Ceria
40
Kebingungan Bram
41
Sarapan Bersama
42
Si Jack
43
Setebal Muka Jack
44
Semua Salah Jessy
45
Kemarahan Fina
46
Kompor
47
Hanya Padamu
48
Mengantar Jessy
49
Beneran Gila
50
Sejak Kapan
51
Tulang Punggung Bisnis
52
Termakan Omongan
53
Hamil
54
Kemana Sih
55
Gak Rela
56
Bos Gila
57
Asal Ngomong
58
Hari Yang Ditunggu
59
Hari Ketika...
60
Kecemasan Bram
61
Siapa
62
Bertemu
63
Amarah
64
Tamparan
65
Bercerai
66
Palsu
67
Diusir
68
Gempar
69
Tidak Layak
70
Terungkap
71
Penuh Luka
72
Penyitaan
73
Ambruk
74
Pesta Kecil
75
Perhatian Kecil
76
Pria Tua
77
Liburan
78
Makna Tersembunyi
79
Buka Hatimu
80
Sarapan
81
Terpisah
82
Manis
83
Suka
84
Mulai Goyah
85
Terbangun
86
Saling Menyalahkan
87
Ingin Lagi
88
Sedikit Lagi
89
Lamaran
90
Gembel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!