Jessy Kecelakaan

Keesokan harinya, di dalam kamar, Jessy sedang bersantai di sofa sambil membaca buku. Hawa sejuk sedikit menenangkan pikirannya yang sudah penuh dengan berbagai rencana. Namun, ketenangannya terganggu ketika ponselnya bergetar di atas meja.

Nama Bram tertera di layar.

Dengan malas, Jessy mengangkatnya.

Bram suara terdengar datar, sedikit tergesa-gesa, "Sayang, nanti malam aku akan menunggumu di hotel tempat acara berlangsung. Aku nggak bisa menjemputmu, ada urusan yang harus aku selesaikan dulu."

Jessy menahan tawa sinis, tapi suaranya tetap lembut, "Oh, begitu? Baiklah."

Bram melanjutkan, "Oh ya, aku sudah mengirimkan pakaian yang harus kau pakai nanti malam. Pastikan kau memakainya, jangan sampai salah kostum."

Jessy melirik ke arah pintu. Sejak tadi pagi, ada paket yang dikirimkan ke rumah, kemungkinan besar itulah pakaian yang dimaksud Bram.

Jessy masih dengan nada santai, "Pakaian? Wah, perhatian sekali. Baiklah, aku akan melihatnya nanti."

Bram sedikit ragu, tapi tetap berbicara, "Ya... Pokoknya, jangan telat. Sampai ketemu nanti malam, ya Sayang."

Telepon pun terputus.

Jessy mendengus kecil, meletakkan ponselnya lalu berdiri. Ia berjalan ke arah paket yang ada di atas meja dan membukanya. Sebuah gaun elegan berwarna merah tua terlipat rapi di dalam kotak, lengkap dengan sepatu hak tinggi yang serasi.

Jessy menyeringai kecil. "Baiklah, Bram. Aku akan datang ke acara itu. Tapi bukan untuk menemanimu, tapi untuk mempermalukanmu."

Sebuah rencana mulai terbentuk dalam pikirannya.

Malam harinya, Jessy berdiri di depan cermin, menatap pantulan dirinya. Gaun merah tua yang membalut tubuhnya memberikan kesan anggun dan berwibawa. Riasan wajahnya sempurna, menampilkan kecantikan yang tidak bisa diabaikan. Namun, sorot matanya yang tajam dan penuh determinasi menandakan bahwa malam ini bukan sekadar pesta biasa baginya.

Dengan tenang, ia mengambil tas tangan kecilnya, memastikan bahwa bukti perselingkuhan Bram tersimpan dengan aman di dalamnya. Malam ini, ia akan membuka segalanya.

"Sudah waktunya, Bram," gumamnya pelan, matanya berkilat penuh tekad.

Dengan langkah percaya diri, Jessy menuju mobilnya. Setelah duduk di balik kemudi, ia menghidupkan mesin dan melajukan mobilnya keluar dari rumah.

Di dalam mobil, Jessy bersenandung kecil, menikmati perjalanannya. Kecepatan mobilnya sedikit lebih tinggi dari biasanya, tapi ia tidak peduli. Perasaan puas membanjiri hatinya membayangkan ekspresi terkejut Bram nanti.

"Bagaimana ya ekspresi mereka saat aku menyerahkan bukti itu? Mungkin Fina akan menangis dan berpura-pura tidak tahu apa-apa. Mama Ella pasti langsung membelanya. Molly? Hah, dia pasti hanya akan diam sambil menonton."

Jessy tertawa kecil.

"Aku sudah terlalu lama diam dan membiarkan mereka menginjak-injak harga diriku. Sekarang giliran aku yang bersuara!"

Tapi tiba-tiba...

Ada yang aneh. Jessy mencoba menginjak rem, tapi tidak ada reaksi.

Matanya membelalak. "Apa ini?!"

Tangannya mencengkeram kemudi lebih erat, mencoba menekan pedal rem berkali-kali, tapi mobil tetap melaju dengan kecepatan tinggi.

"Jangan bercanda… Remnya tidak berfungsi?!"

Jessy mulai panik. Jalanan di depannya tidak terlalu ramai, tapi kecepatan mobilnya terus meningkat.

"Sial! Aku harus melakukan sesuatu!"

Jessy mencoba menarik rem tangan, tapi hasilnya nihil. Mobil terus melaju, semakin tak terkendali.

"Tenang, Jessy… Tenang… Jangan panik…" ia mencoba menenangkan dirinya, meskipun napasnya sudah memburu.

Di depan, lampu merah menyala. Ada beberapa mobil lain yang berhenti di persimpangan.

"Aku tidak bisa berhenti… Aku tidak bisa menghentikan mobil ini!"

Tangannya bergerak cepat, mencoba membanting setir ke arah lain agar tidak menabrak kendaraan di depannya.

"Aku tidak boleh mati di sini! Aku belum menyelesaikan semuanya!"

Tapi semuanya terjadi terlalu cepat—

Brakkkk!!!

Sebuah benturan keras mengguncang seluruh tubuhnya. Dunia terasa berputar begitu cepat, kaca mobil pecah berhamburan, suara gesekan besi memekakkan telinga. Tubuh Jessy terhantam ke samping, kepalanya membentur dashboard dengan keras. Rasa sakit menjalar ke seluruh tubuhnya, darah hangat mengalir dari pelipisnya.

"Sial… Apa yang baru saja terjadi?"

Dengan susah payah, Jessy mencoba membuka matanya yang terasa berat. Pemandangan di depannya buram, tapi ia bisa melihat kaca depan mobilnya retak parah, dan asap mulai keluar dari mesin. Bau logam, bensin, dan sesuatu yang terbakar memenuhi udara.

"Aghh... aku harus keluar dari sini." Jessy mengerang, napasnya tersengal.

Jessy berusaha menggerakkan tubuhnya, tapi begitu mencoba mengangkat kakinya, ia langsung menggigit bibir menahan sakit.

"Tidak… Kaki aku…"

Ia menunduk, dan saat itulah ia menyadari, kakinya terjepit di antara bodi mobil yang ringsek!

"Tidak... Aku tidak bisa keluar..." bisiknya, mencoba menarik napas dalam-dalam.

Jessy menggigit bibir, menahan rasa sakit yang luar biasa. Tangannya gemetar saat mencoba meraih ponsel, tapi benda itu terjatuh entah ke mana akibat benturan tadi.

Di luar, suara langkah kaki dan teriakan orang-orang mulai terdengar mendekat. Mereka mulai berlari menuju mobilnya yang hancur di pinggir jalan. Beberapa orang berteriak, mungkin sedang meminta bantuan.

Namun, di tengah kekacauan itu, matanya menangkap sesuatu yang lain.

Jessy mengangkat kepalanya sedikit, mencoba melihat keadaan di luar. Dari kejauhan, sebuah mobil lain berhenti di lampu merah.

Di dalamnya, seorang pria yang sangat dikenalnya sedang tertawa bersama seorang wanita.

Bram. Dan wanita itu… Fina.

Jessy menahan napas. Matanya membelalak, hatinya mencelos.

"Apa aku sedang berhalusinasi?" gumamnya pelan.

Tidak. Itu nyata.

Suaminya sendiri, Bram, sedang tertawa bersama Fina, wanita yang kini tengah mengandung anaknya.

"Mereka tertawa. Bersenda gurau." ucap Jessy dengan lirih menahan rasa sakit.

Tanpa rasa peduli pada kecelakaan besar yang baru saja terjadi di depan mata mereka. Seolah… ini bukan masalah mereka. Seolah… mobil yang ringsek ini bukanlah milik istrinya sendiri.

Jessy menggigit bibirnya, sebuah senyum getir menghiasi wajahnya. "Jadi ini alasanmu tidak bisa menjemputku, Bram? Karena kau ada 'keperluan penting' dengan Fina?"

Darah yang mengalir dari keningnya mulai mengaburkan penglihatannya, tetapi ia tidak peduli. Dadanya jauh lebih sakit dibandingkan luka-luka di tubuhnya.

Air mata menggenang di sudut matanya, tapi ia menolaknya jatuh.

"Sial..." Jessy mengumpat pelan, berusaha menahan rasa sakit di hatinya.

Ia mencoba menarik kakinya dengan sisa tenaga, tetapi rasa nyeri yang luar biasa membuatnya hampir pingsan. "Tidak! Aku tidak bisa mati di sini Tidak sebelum aku menghancurkan mereka semua!"

Tangannya gemetar, Jessy meraba-raba tas kecil yang masih tersangkut di jok sampingnya. Di dalamnya, ada bukti perselingkuhan Bram dan Fina. "Tidak... Aku belum selesai, Bram..."

Ia menggigit bibirnya lebih keras. "Aku tidak akan mati sebelum aku menyelesaikan semuanya. Aku tidak akan membiarkan kalian berpesta di atas penderitaanku."

Suara sirene ambulans mulai terdengar di kejauhan, tetapi matanya masih menatap ke arah Bram.

Laki-laki itu tidak sedikit pun menoleh ke arah kecelakaan ini.

Jessy tertawa pelan, penuh kepahitan. "Bahkan saat aku hampir mati, kau tetap tidak peduli, padaku, mas?" bisiknya.

Matanya semakin berat. Kesadarannya perlahan memudar.

Terpopuler

Comments

Akbar Razaq

Akbar Razaq

karena kau diam saja selama ini begitu sadar mereka sudah begitu terlalu jauh bertindak.Terlebih Bram.merasa ada anak yg di kandung wanita selingkuhannya.

2025-03-08

2

mama

mama

setelah ini buat mereka menyesal jess, balas meraka dan hancur kan smpe tak tersisa.. buat mereka bertekuk lutut pdmu

2025-03-08

0

Ayu Septiani

Ayu Septiani

terlalu lama kamu melangkah kedepan Jess, hingga mereka menginjak injamu

2025-03-08

0

lihat semua
Episodes
1 Pengabdian Yang Tak di Hargai
2 Kebebasan dengan Syarat
3 Selama Suami Di Sisi nya
4 Kedatangan Fina
5 Mulai Hancur Perlahan
6 Ketidakpedulian Bram, Kepanikan Chika
7 Jessy Keracunan
8 Jessy Cuma Numpang
9 Chika Emosi Jessy Bimbang
10 Pertengkaran Jessy dan Bram
11 Omelan Di Pagi Hari
12 Bram Mandul
13 Pengkhianatan Bram
14 Aku Tidak Akan Menunggu
15 Jessy Menantu Di Kediaman Ini
16 Keputusan Akhir Jessy
17 Jessy Kecelakaan
18 Kesempatan Kedua
19 Jessy Tak Peduli
20 Ya Aku Serius
21 Jason Si Pria Dingin
22 Kepercayaan Diri Bram
23 18 keatas....
24 Langkah Awal Pembalasan
25 Aku Menantu
26 Minta Maaf
27 Sindiran Di Pagi Hari
28 Sudah Siap?
29 Menunggu Drama Datang
30 Membalas Teman Molly
31 Akhirnya Datang
32 Nikmati Duniamu Sebelum Runtuh
33 Cerita nya Sedikit Berubah
34 Bersiaplah
35 Benar-Benar Terjadi
36 Kepuasan Jessy
37 Petugas Medis Datang
38 Pergi Dari Rumah
39 Rindu Jessy Yang Ceria
40 Kebingungan Bram
41 Sarapan Bersama
42 Si Jack
43 Setebal Muka Jack
44 Semua Salah Jessy
45 Kemarahan Fina
46 Kompor
47 Hanya Padamu
48 Mengantar Jessy
49 Beneran Gila
50 Sejak Kapan
51 Tulang Punggung Bisnis
52 Termakan Omongan
53 Hamil
54 Kemana Sih
55 Gak Rela
56 Bos Gila
57 Asal Ngomong
58 Hari Yang Ditunggu
59 Hari Ketika...
60 Kecemasan Bram
61 Siapa
62 Bertemu
63 Amarah
64 Tamparan
65 Bercerai
66 Palsu
67 Diusir
68 Gempar
69 Tidak Layak
70 Terungkap
71 Penuh Luka
72 Penyitaan
73 Ambruk
74 Pesta Kecil
75 Perhatian Kecil
76 Pria Tua
77 Liburan
78 Makna Tersembunyi
79 Buka Hatimu
80 Sarapan
81 Terpisah
82 Manis
83 Suka
84 Mulai Goyah
85 Terbangun
86 Saling Menyalahkan
87 Ingin Lagi
88 Sedikit Lagi
89 Lamaran
90 Gembel
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Pengabdian Yang Tak di Hargai
2
Kebebasan dengan Syarat
3
Selama Suami Di Sisi nya
4
Kedatangan Fina
5
Mulai Hancur Perlahan
6
Ketidakpedulian Bram, Kepanikan Chika
7
Jessy Keracunan
8
Jessy Cuma Numpang
9
Chika Emosi Jessy Bimbang
10
Pertengkaran Jessy dan Bram
11
Omelan Di Pagi Hari
12
Bram Mandul
13
Pengkhianatan Bram
14
Aku Tidak Akan Menunggu
15
Jessy Menantu Di Kediaman Ini
16
Keputusan Akhir Jessy
17
Jessy Kecelakaan
18
Kesempatan Kedua
19
Jessy Tak Peduli
20
Ya Aku Serius
21
Jason Si Pria Dingin
22
Kepercayaan Diri Bram
23
18 keatas....
24
Langkah Awal Pembalasan
25
Aku Menantu
26
Minta Maaf
27
Sindiran Di Pagi Hari
28
Sudah Siap?
29
Menunggu Drama Datang
30
Membalas Teman Molly
31
Akhirnya Datang
32
Nikmati Duniamu Sebelum Runtuh
33
Cerita nya Sedikit Berubah
34
Bersiaplah
35
Benar-Benar Terjadi
36
Kepuasan Jessy
37
Petugas Medis Datang
38
Pergi Dari Rumah
39
Rindu Jessy Yang Ceria
40
Kebingungan Bram
41
Sarapan Bersama
42
Si Jack
43
Setebal Muka Jack
44
Semua Salah Jessy
45
Kemarahan Fina
46
Kompor
47
Hanya Padamu
48
Mengantar Jessy
49
Beneran Gila
50
Sejak Kapan
51
Tulang Punggung Bisnis
52
Termakan Omongan
53
Hamil
54
Kemana Sih
55
Gak Rela
56
Bos Gila
57
Asal Ngomong
58
Hari Yang Ditunggu
59
Hari Ketika...
60
Kecemasan Bram
61
Siapa
62
Bertemu
63
Amarah
64
Tamparan
65
Bercerai
66
Palsu
67
Diusir
68
Gempar
69
Tidak Layak
70
Terungkap
71
Penuh Luka
72
Penyitaan
73
Ambruk
74
Pesta Kecil
75
Perhatian Kecil
76
Pria Tua
77
Liburan
78
Makna Tersembunyi
79
Buka Hatimu
80
Sarapan
81
Terpisah
82
Manis
83
Suka
84
Mulai Goyah
85
Terbangun
86
Saling Menyalahkan
87
Ingin Lagi
88
Sedikit Lagi
89
Lamaran
90
Gembel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!