Bab 17. Jangan Tantang Saya, Chaca!

Pria itu merasakan dadanya bergejolak hebat. Kata-kata Chaca terus terngiang di kepalanya, seolah menampar egonya yang selama ini begitu tinggi. Ia tidak bisa menerima kenyataan bahwa Chaca benar-benar berani berbicara seperti itu kepadanya—seolah ia tidak memiliki hak lagi atas wanita itu.

Matanya menajam saat melihat Chaca berjalan kembali ke dalam restoran, seakan tidak peduli pada keberadaannya. Rahangnya mengatup kuat, amarah membara dalam dirinya.

Tanpa berpikir panjang, Wira melangkah cepat, mengejar Chaca, lalu menarik tangannya dengan paksa. Chaca tersentak, terhenti seketika. Beberapa tamu di sekitar mereka mulai melirik penasaran, tapi Wira tidak peduli. Kemudian membawa wanita itu kembali ke luar restoran.

"Apa maksudmu dengan semua itu, Chaca?" Suaranya rendah, tapi penuh ancaman. "Kamu bilang ingin pergi? Sejak kapan kamu punya hak untuk memutuskan sendiri?"

Wanita itu menatapnya dengan ekspresi yang sulit ditebak. Ia tidak menarik tangannya, tapi juga tidak menunjukkan ketakutan seperti dulu. "Sejak saya sadar bahwa saya juga manusia, Pak Wira. Saya bukan boneka yang bisa Anda atur sesuka hati."

Amarah Wira semakin membuncah. Ia menarik Chaca lebih dekat, hingga hanya ada jarak tipis di antara mereka. "Jangan mempermainkan saya, Chaca. Saya tidak suka permainan seperti ini!"

Chaca menahan napas sejenak, lalu tersenyum tipis. "Justru saya yang lelah dimainkan, Pak. Istri Anda sendiri yang bilang pernikahan kita ini hanya sebuah kontrak, bukan? Saya hanya menjalankan bagian saya. Dan sekarang, saya harus mempersiapkan, sebelum Anda membuang saya."

Tangan Wira semakin mengerat di pergelangan Chaca, membuat wanita itu sedikit meringis.

"Kamu tidak akan pergi ke mana-mana," desisnya dingin. "Saya tidak akan membiarkanmu."

Chaca menatapnya tajam. "Pak Wira tidak punya hak untuk menahan saya. Saya ini hanya akan jadi alat pencetak anak untuk Anda dan bu Adelia, bukan!”

"Jangan tantang saya, Chaca." Suara Wira semakin gelap. "Kamu pikir saya akan membiarkanmu begitu saja? Kamu pikir saya tidak bisa membuatmu tetap di sisi saya?"

Chaca mendengus, kali ini ia menarik tangannya dengan kuat hingga berhasil melepaskan diri. "Saya tidak takut padamu lagi, Pak Wira. Anda boleh punya kuasa atas banyak hal, tapi tidak atas hidup saya."

Ia melangkah mundur, menatap Wira dengan penuh keteguhan. "Jika Pak Wira memang tidak bisa menerima kepergian saya, maka sebaiknya kita sudahi semuanya lebih cepat. Saya yang akan mengajukan perceraian."

Wira membeku. Kata "perceraian" itu seperti palu godam yang menghantam dadanya. Selama ini, ia tidak pernah berpikir Chaca akan benar-benar berani mengucapkannya.

Sementara Wira masih terpaku dalam emosinya, Chaca melangkah pergi, meninggalkan pria itu dengan amarah yang semakin meluap-luap. Tapi kali ini, kemarahan itu bercampur dengan ketakutan yang selama ini tidak pernah ia sadari—ketakutan kehilangan Chaca untuk selamanya. Ia memang sudah menikahi adik iparnya itu agar terikat, tapi justru kini jalan ceritanya menjadi berbeda.

***

Satu jam kemudian, Wira duduk gelisah di lobi hotel setelah acara anniversary bisnis Hans selesai. Matanya awas mengawasi setiap orang yang keluar dari restoran. Sesekali, ia mengepalkan tangan, berusaha menahan emosinya. Chaca. Wanita itu benar-benar membuatnya berada di titik di mana ia tidak bisa membiarkannya begitu saja.

Dan akhirnya, sosok yang ia tunggu muncul juga. Chaca keluar dari restoran bersama Rayya, Niken, dan beberapa karyawan lainnya. Wanita itu tampak ceria, berbincang dengan teman-temannya, seolah tidak ada yang mengganggu pikirannya.

Wira menegakkan tubuhnya, pura-pura tidak melihatnya. Namun, begitu Chaca tiba di luar lobi hotel dan berdiri menunggu taksi, ia langsung bergerak. Dengan langkah cepat, Wira mendekat, lalu tanpa banyak bicara, ia menarik paksa lengan Chaca dan membawanya ke mobilnya yang terparkir di dekat pintu hotel.

"Pak Wira! Apa-apaan ini?!" seru Chaca sambil memberontak.

"Masuk," perintah Wira dingin, membuka pintu mobil dan mendorongnya masuk.

"Saya nggak mau ikut denganmu!" Chaca berusaha melawan, tapi Wira lebih kuat.

"Jangan membuatku kehilangan kesabaran, Chaca." Suara Wira terdengar dingin dan mengancam.

Wanita itu menatapnya tajam, lalu dengan napas memburu, ia akhirnya masuk ke dalam mobil. Wira menutup pintu dengan kasar, lalu melingkari mobil dan duduk di kursi pengemudi.

Begitu mesin dinyalakan, Chaca segera berseru, "Bawa saya pulang sekarang juga!"

"Tidak," jawab Wira tegas sambil melajukan mobilnya.

"Saya tidak ingin pergi bersamamu!"

"Sayangnya, kamu tidak punya pilihan."

Chaca menatapnya dengan penuh amarah. "Apa lagi maumu, Pak Wira?!"

Wira mengeratkan genggamannya pada setir, rahangnya mengatup. "Saya ingin kamu berhenti bekerja."

Chaca tertawa sinis. "Oh, jadi itu? Anda pikir Pak Wira bisa mengatur hidup saya semudah itu?"

"Ya," jawab Wira tanpa ragu. "Kamu istri saya. Kamu harusnya tinggal di mansion, bukan bekerja di luar seperti ini."

"Jangan bicara seolah-olah Anda peduli, Pak Wira!"

"Saya peduli." Wira membalas cepat.

Chaca mendengus. "Peduli? Anda peduli pada saya atau hanya peduli karena merasa harga diri Anda terluka saat melihat saya bahagia?"

Wira mengeraskan ekspresinya. "Saya tidak mau kehilanganmu, Chaca."

Wanita itu terdiam sesaat, sebelum tertawa kecut. "Oh, sekarang Pak Wira tidak mau kehilangan saya? Lucu sekali.”

"Saya tidak bisa membiarkanmu pergi," lanjut Wira, suaranya lebih dalam, penuh penekanan. "Karena kamu harus menjalankan tanggung jawabmu."

Mata Chaca menyipit. "Tanggung jawab?"

“Ya, kamu harus memberikan anak untuk saya dan Adelia."

Chaca merasa dunianya berputar. Ia menoleh ke Wira dengan tatapan penuh ketidakpercayaan. “Akhirnya terucap juga maksud dan tujuannya. Benar kata bu Adelia!”

"Saya akan menjadwalkan program inseminasi secepatnya."

Chaca menggelengkan kepalanya. "Jadi itu alasan Anda menahan saya? Bukan karena Pak Wira peduli dengan saya, tapi karena Anda butuh rahim saya?"

Wira tetap diam.

Chaca tertawa, tapi matanya memancarkan kekecewaan yang dalam. "Anda benar-benar pria yang egois, Pak Wira. Sudah memaksa menikah, lalu kini saya disuruh mengandung anaknya.”

"Kamu sudah tahu dari awal, Chaca," ucap Wira. "Pernikahan kita memang untuk ini."

Wanita itu menarik napas panjang, berusaha meredam emosinya. "Kalau begitu, biarkan saya bercerai setelah saya melahirkan anak Anda. Biar semuanya selesai."

Wira meliriknya tajam. "Tidak."

"Tidak?" Chaca mencibir. "Apa Pak Wira benar-benar berpikir saya akan tetap tinggal setelah semua ini?!"

"Kamu tidak akan ke mana-mana, Chaca."

Wanita itu mendengus kesal. Ia hendak membalas ucapan Wira ketika tiba-tiba ponsel pria itu berdering.

Bersambung ... ✍️

Terpopuler

Comments

Inooy

Inooy

hhaaaa benar2 nih Wira Sableng bikin aq emosi tingkat dewa,,,
sabaaar..sabaar buka puasa masih lama!!

eeh Wiir klo cinta tuh ngomong terus terang, jangan berbelit belit begitu dgn mengatas namakan pengen punya anak utk mengikat Chaca...wanita d luar sana tuh masih banyak yg bersedia jd pencetak anak bwt kamu, knapa harus Chaca yg jelas2 adik ipar kamu..

klo kamu belum punya istri , oke lah aq maklum ketika kamu ada niatan menikahi Chaca, dn kamu bilang g mo smp Aqila g kerawat...laaahh inii kamu udh punya istri yg dgn bangga nya mengatakan selalu mencintai Adelia sampe kapan pun..bisa d bilang cinta mati ma Adel, trus apa kabar nya Chaca? d saat Chaca dekat dgn seorang pria kamu marah, kamu g terima Chaca d dekatin pria lain,,terus kamu d saat ma Adel kamu selalu diam aj ketika Adel mepet kamu..padahal d depan mata kamu jelas ada istri kedua kamu, skalipun 'kata nya' g mencintai Chaca...yaaa sedikit nya hargailah perasaan nya, karena gimana pun Chaca istri kamu jg 😤

dasar Wira Sableng egois,,sok jaim,,sok berkuasa atas diri Chaca,,sok mo tanggung jawab padahal bullshit,,sok posessif mengurung Chaca d mansion,,sok sokan,,,hhhuuuui 😤😤

Astaghfirullah...gara2 kamu Wiiir lg puasa kamu bikin emosi jiwa, awas aj klo sampe aq batal puasa!!! 👊😬😠😁

2025-03-05

5

mbok Darmi

mbok Darmi

nah gitu chaca jd wanita jgn lemah dikit2 nangis meratapi nasib kalau bukan diri kamu sendiri yg mau merubah nadibmu Yo selamanya kamu akan dianggap rendah sama wira dan adell bahkan mungkin dianggap pelayan peternak anak

2025-03-05

4

Tuti Chandra

Tuti Chandra

bener chaca kamu jangan kelihatan lemah di depan wira,laki laki egois harus di lawan.wira sama adelia sama sama orang yg picik tidak semua yg kamu mau haris terwujud pak wira.chaca punya masa depan untuk membesarkan anaknya .
semoga raya bisa membantu chaca untuk menyelesaikan masalah dengan wira dan adelia.

2025-03-05

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Permintaan Mertua
2 Bab 2. Ingin Pergi
3 Bab 3. Jadilah Maduku
4 Bab 4. Mulai Beraksi
5 Bab 5. Jangan Ambil Anak Saya, Pak Wira!
6 Bab 6. Hukuman Dari Wira
7 Bab 7. Wira vs Chaca
8 Bab 8. Keputusan Wira
9 Bab 9. Hati Yang Dilema
10 Bab 10. Sah!
11 Bab 11. Api Cemburu Mulai Berkobar
12 Bab 12. Permintaan Chaca
13 Bab 13. Persetujuan Mama Maryam
14 Bab 14. Menuju Perubahan
15 Bab 15. Siapa Wanita Itu?
16 Bab 16. Kegelisahan Wira
17 Bab 17. Jangan Tantang Saya, Chaca!
18 Bab 18. Pertengkaran Pengantin Baru
19 Bab 19. Panggil Papa
20 Bab 20. Menikmati Peran Sebagai Papa
21 Info sejenak
22 Bab 21. Jangan Kegeeran, Pak Wira!
23 Bab 22. Berlagak Seperti Korban
24 Bab 23. Adelia Cemburu
25 Bab 24. Dejavu
26 Bab 25. Terluka
27 Bab 26. Tidak Bisa Kehilangan Mas Wira!
28 Bab 27. Adelia Mengadu
29 Bab 28. Ceraikan Saya, Pak Wira!
30 Bab 29. Rahasia Wira
31 Bab 30. Pengakuan Wira, Hati Chaca Hancur
32 Bab 31. Tiga Tahun Yang Lalu - 1
33 Bab 32. Tiga Tahun Yang Lalu - 2
34 Bab 33. Tiga Tahun Yang Lalu - 3
35 Bab 34. Pengecut!
36 Bab 35. Kedatangan Papanya Adelia
37 Bab 36. Mama Paula Mengamuk
38 Bab 37. Harus Berpikir Cerdas
39 Bab 38. Di Balik Kesetiaan
40 Bab 39. Rayuan Sahabat
41 Bab 40. Keputusan Chaca
42 Bab 41. Kepergian Chaca, Kegalauan Wira
43 Bab 42. Nasihat Hans
44 Bab 43. Me Time Bersama Aqila
45 Bab 44. Kejutan Yang Luar Biasa
46 Bab 45. Adelia Mulai Beraksi
47 Bab 46. Apa Ini Bukti Cintamu!?
48 Bab 47. Keputusan Wira
49 Bab 48. Dukungan Orang Tua
50 Bab 49. Mengintai Adelia
51 Bab 50. Menuju Perceraian
52 Bab 51. Talak Tiga
53 Bab 52. Rencana Licik
54 Bab 53. Mulai Beraksi
55 Bab 54. Berita Viral
56 Bab 55. Mencari Penyebabnya
57 Bab 56. Menemui Wartawan
58 Bab 57. Reaksi Chaca, Kemarahan Mama Maryam
59 Bab 58. Mama Maryam Beraksi
60 Bab 59. Telepon Dari Seseorang
61 Bab 60. Dunia Maya Diguncang Skandal
62 Bab 61. Emosi Papa Gio
63 Bab 62. Akhir Nasib Mantan Besan
64 Bab 63. Keadaan Wira
65 Bab 64. Wira Kritis
66 Bab 65. Amarah Mama Maryam
67 Bab 66. Aqila Rewel
68 Bab 67. Menemuinya
69 Bab 68. Ketegangan di Ruang ICU
70 Bab 69. Harapan Dalam Genggaman - 1
71 Bab 70. Harapan Dalam Genggaman - 2
72 Bab 71. Akibat Amarah Yang Tak Terkontrol
73 Bab 72. Pindah Ruangan
74 Bab 73. Detik Detik Akhir Nasib
75 Bab 74. Menyampaikan Kabar Duka
76 Bab 75. Menyesalinya
77 Bab 76. Kesempatan Kedua
78 Bab 77. Harus Saling Menjaga
79 Bab 78. Mencari Adelia
80 Bab 79. Mereka Kira Aku Gila!
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1. Permintaan Mertua
2
Bab 2. Ingin Pergi
3
Bab 3. Jadilah Maduku
4
Bab 4. Mulai Beraksi
5
Bab 5. Jangan Ambil Anak Saya, Pak Wira!
6
Bab 6. Hukuman Dari Wira
7
Bab 7. Wira vs Chaca
8
Bab 8. Keputusan Wira
9
Bab 9. Hati Yang Dilema
10
Bab 10. Sah!
11
Bab 11. Api Cemburu Mulai Berkobar
12
Bab 12. Permintaan Chaca
13
Bab 13. Persetujuan Mama Maryam
14
Bab 14. Menuju Perubahan
15
Bab 15. Siapa Wanita Itu?
16
Bab 16. Kegelisahan Wira
17
Bab 17. Jangan Tantang Saya, Chaca!
18
Bab 18. Pertengkaran Pengantin Baru
19
Bab 19. Panggil Papa
20
Bab 20. Menikmati Peran Sebagai Papa
21
Info sejenak
22
Bab 21. Jangan Kegeeran, Pak Wira!
23
Bab 22. Berlagak Seperti Korban
24
Bab 23. Adelia Cemburu
25
Bab 24. Dejavu
26
Bab 25. Terluka
27
Bab 26. Tidak Bisa Kehilangan Mas Wira!
28
Bab 27. Adelia Mengadu
29
Bab 28. Ceraikan Saya, Pak Wira!
30
Bab 29. Rahasia Wira
31
Bab 30. Pengakuan Wira, Hati Chaca Hancur
32
Bab 31. Tiga Tahun Yang Lalu - 1
33
Bab 32. Tiga Tahun Yang Lalu - 2
34
Bab 33. Tiga Tahun Yang Lalu - 3
35
Bab 34. Pengecut!
36
Bab 35. Kedatangan Papanya Adelia
37
Bab 36. Mama Paula Mengamuk
38
Bab 37. Harus Berpikir Cerdas
39
Bab 38. Di Balik Kesetiaan
40
Bab 39. Rayuan Sahabat
41
Bab 40. Keputusan Chaca
42
Bab 41. Kepergian Chaca, Kegalauan Wira
43
Bab 42. Nasihat Hans
44
Bab 43. Me Time Bersama Aqila
45
Bab 44. Kejutan Yang Luar Biasa
46
Bab 45. Adelia Mulai Beraksi
47
Bab 46. Apa Ini Bukti Cintamu!?
48
Bab 47. Keputusan Wira
49
Bab 48. Dukungan Orang Tua
50
Bab 49. Mengintai Adelia
51
Bab 50. Menuju Perceraian
52
Bab 51. Talak Tiga
53
Bab 52. Rencana Licik
54
Bab 53. Mulai Beraksi
55
Bab 54. Berita Viral
56
Bab 55. Mencari Penyebabnya
57
Bab 56. Menemui Wartawan
58
Bab 57. Reaksi Chaca, Kemarahan Mama Maryam
59
Bab 58. Mama Maryam Beraksi
60
Bab 59. Telepon Dari Seseorang
61
Bab 60. Dunia Maya Diguncang Skandal
62
Bab 61. Emosi Papa Gio
63
Bab 62. Akhir Nasib Mantan Besan
64
Bab 63. Keadaan Wira
65
Bab 64. Wira Kritis
66
Bab 65. Amarah Mama Maryam
67
Bab 66. Aqila Rewel
68
Bab 67. Menemuinya
69
Bab 68. Ketegangan di Ruang ICU
70
Bab 69. Harapan Dalam Genggaman - 1
71
Bab 70. Harapan Dalam Genggaman - 2
72
Bab 71. Akibat Amarah Yang Tak Terkontrol
73
Bab 72. Pindah Ruangan
74
Bab 73. Detik Detik Akhir Nasib
75
Bab 74. Menyampaikan Kabar Duka
76
Bab 75. Menyesalinya
77
Bab 76. Kesempatan Kedua
78
Bab 77. Harus Saling Menjaga
79
Bab 78. Mencari Adelia
80
Bab 79. Mereka Kira Aku Gila!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!