Bab 4. Mulai Beraksi

Chaca memeluk erat Aqila dalam gendongannya usai Adelia mengancamnya, dan telah meninggalkan kamarnya. “Tidak boleh ada yang memisahkan kita, Nak. Walau itu dari keluarga papamu. Kita harus segera bersiap-siap ... pergi dari sini,” gumam Chaca dengan matanya yang mulai basah.

Usai menarik napas dalam-dalam, Chaca dengan mengendong putrinya bergegas keluar dari kamar untuk mencari Bik Rahma di dapur atau di paviliun tempat di mana para maid tinggal.

Dengan mata awasnya, Chaca berharap tidak bertemu dengan mertuanya mau pun kakak iparnya itu. Ia sudah malas untuk berinteraksi dengan mereka, setelah tahu maksud dibalik menahan anaknya.

“Mbak Tiwi, lihat Bik Rahma?” tanya Chaca saat langkahnya tiba di dapur kering.

Tiwi yang sedang memotong beberapa buah mendongak. “Bik Rahma kayaknya ada di depan deh,” balasnya.

“Oh, makasih ya Mbak Tiwi” jawab Chaca langsung meluncur ke depan lobi mansion tanpa banyak basa basi.

Namun, saat mau ke arah ruang utama dari kejauhan ia melihat sosok Wira sedang berbicara dengan asisten pribadinya. Lantas, Chaca memilih melangkah mundur sebelum kakak iparnya melihatnya, dan memilih lewat pintu ke belakang.

Tapi, sepertinya dugaan Chaca salah, justru Wira telah melihat walau tidak tampak di mata Chaca.

“Ingat perintah saya, Dzaki. Kerahkan pengamanan, lebih diperketat di sini. Jangan sampai wanita itu keluar dari gerbang mansion dengan membawa anaknya,” perintah Wira dengan tegasnya.

“Siap Tuan, segera saya laksanakan.”

“Satu lagi tolong sampaikan pada staf di rumah sakit, kalau beberapa hari ini saya tidak terima pasien dulu, alihkan pasien pada dokter lainnya,” lanjut kata Wira sembari menatap ke arah koridor di mana Chaca telah menghilang dari pandangannya.

“Baik Tuan, kalau begitu saya undur diri untuk koordinasi di depan,” pamit Dzaki.

“Mmm.” Wira mengangguk.

Sepeninggalnya asisten pribadinya, tak lama munculnya Adelia dengan raut wajahnya yang kecewa.

“Mas Wira.” Adelia memanggil dengan lembutnya, lalu ia merangkul mesra lengan suaminya.

Wira menatapnya dengan tatapan heran. “Ada apa, Del?” tanya Wira sembari bersama-sama melangkah menuju sofa yang ada di ruang utama.

Adelia menarik napas dalam-dalam. “Aku tadi menemui Chaca, mengajaknya bicara. Dan dia begitu sombong ... menolak tawaran kita, Mas. Udah tahu orang gak punya tapi sok-sok'an tidak tergiur dengan uang satu milyar,” gerutunya sembari menjatuhkan bobot tubuhnya di sofa panjang bersama suaminya.

Kening Wira mengernyit, lantas ia mengurai rangkulan tangan istrinya. “Jadi dia menolaknya?” tanya Wira agak kecewa.

Adelia mengangguk, lalu menyandarkan kepalanya ke bahu suaminya. “Malah dia sok-sok’an ceramahi aku, Mas. Seolah-olah Mas akan berpaling dariku, sudah jelas-jelas Mas sangat mencintaiku, dan setia selama ini," lanjut kata Adelia terdengar manja.

Wira tersenyum getir seraya tangannya mengusap lembut tangan istrinya yang berpangku di pahanya.

“Mas, sungguh aku takut, kalau Chaca tidak mau terima tawaran kita. Aku amat takut jika nanti akhirnya Mama dan Papa meminta kamu menikah dengan wanita lain, aku tak sanggup Mas,” keluh Adelia dengan suaranya begitu lirih.

“Adel, aku selama ini sudah minta pada kedua orang tuaku agar bisa menerima kekuranganmu. Aku pun juga sudah menerima kalau kamu tidak bisa memberikan aku anak,” ujar Wira begitu pelan dan amat dalam.

“Tapi persoalannya bukan begitu juga, Mas. Benar kata kedua orang tua Mas, kalau keluarga Brawijaya memang membutuhkan penerus untuk kelak meneruskan perusahaan farmasi dan rumah sakit. Sementara sekarang Mas Azzer telah tiada, tinggal Mas satu-satunya yang bisa memberikan penerus. Maafkan aku ya Mas, jika belum bisa menjadi istri yang sempurna buat Mas."

“Memang amat berat bagiku jika nanti melihat Mas menikah lagi, tapi ini demi masa depan kita juga. Dan, hanya Chaca wanita yang aku setujui karena aku tahu Mas tidak akan jatuh cinta dengan adik ipar Mas sendiri. Dan, tolong ingat persyaratan yang pernah aku ajukan padamu, Mas,” lanjut kata Adelia sembari menarik kepalanya dari bahu suaminya.

 Sebenarnya jika menjadi Adelia posisinya amat dilema. Hasil akhir pemeriksaan kesehatannya dinyatakan Adelia mengalami stenosis ser'viks adalah keadaan dimana ser'viks terlalu tertutup atau sangat rapat, sehingga benih dari suami memiliki kesulitan untuk dapat berenang menuju uterus dan saluran telur untuk bertemu dengan sel telur. Dengan demikian, pembuahan agak sulit. Walau Adelia sudah mencoba dengan cara inseminasi dan program bayi tabung, hasilnya selalu gagal.

Wira mendesah pelan, lalu menatap lurus ke arah luar mansion melihat kondisi dari jendela besar. Di sana tampak sosok Chaca yang mengendong Aqila sedang berjalan santai dengan Bik Rahma.

Mulut mungkin saja bisa berkata tidak pa-pa jika tidak punya anak, tapi hati orang mana ada yang tahu.

“Kita tunggu jawaban Chaca besok pagi. Kamu jangan langsung berasumsi kalau Chaca menolaknya. Mau bagaimanapun saat ini Aqila adalah salah satu penerus keluarga Brawijaya, cucu satu-satunya yang tak mungkin bisa dibawa begitu saja dari sini,” tegas Wira tanpa memutuskan pandangan matanya pada wanita yang sebenarnya sangat cantik dibalik penampilan yang sederhana. Andaikan saja ada stylish mengubah penampilan Chaca, bisa dipastikan akan banyak pria yang terpesona dengan wanita itu. Apakah termasuk Wira yang akan turut terpesona?

***

Hari mulai menjelang sore, Aqila sudah duduk manis di atas stroller. Chaca sejak tadi berusaha menguatkan diri untuk menjalankan aksinya setelah sempat berunding dengan bibinya.

Tas bayi yang berisikan uang dan barang-barang penting sudah ia selipkan di dalam stroller, sedangkan koper ia telah menitipkan pada Bik Rahma.

“Bismillah, semoga dimudahkan aku keluar dari sini,” gumam Chaca pelan. Lalu ia mengambil mangkok yang berisi makanan putrinya dan botol minum.

“Yuk, sudah waktunya anak Mama makan,” ujar Chaca dengan raut wajahnya yang begitu tenang, lalu perlahan-lahan ia mendorong stroller anaknya meninggalkan dapur kering.

“Cucu Nenek, makan yang banyak ya. Biar cepat besar,” sahut Bik Rahma dari kejauhan dengan sorot matanya yang tampak khawatir sekaligus cemas.

“Iya Nek, Aqila pasti akan cepat besar kok,” balas Aqila dengan mengulum senyum tipisnya pada bibinya.

Perlahan-lahan Chaca melangkah melewati koridor menuju ruang utama, tidak ada satu pun keluarga suaminya di sana, hanya beberapa maid yang sedang bekerja.

Chaca menyapa mereka dengan ramah seperti biasanya sampai langkahnya pun keluar dari mansion menuju gerbang mansion. Jantung wanita itu mulai berdegup cepat, hatinya mulai memanjatkan doa agar diberikan kemudahan.

“Tuan Wira, saya mau melapor Mbak Chaca sedang berjalan menuju gerbang, tapi tidak membawa apa pun, hanya stoller, dan bersama Nona Aqila,” lapor Tio—security mansion melalui line teleponnya.

Wira menyeringai sinis. “Tahan dia di sana, jangan bukakan gerbang sampai saya tiba di sana!”

“Baik, Tuan!”

Wira menutup teleponnya. “Baiklah Chaca, kalau ini yang kamu mau,” gumam Wira dengan sinisnya, lalu bergerak meninggalkan ruang kerja.

Bersambung ... ✍️

Terpopuler

Comments

mbok Darmi

mbok Darmi

chaca cuma mau dijadikan peternak bayi buat wira dibilang saat sdh hamil tdk disentuh ngga yakin bgt dilihat dari cara wira memandang chaca saja sdh bisa dibaca kalau dua terpesona dgn kecantikan chaca yg sederhana siap2 adelia idemu akan jd bumerang buat pernikahan mu

2025-02-22

2

☠🕊 кαятιкα🕊

☠🕊 кαятιкα🕊

Jadi curiga ..
paling yang memperkosa Chaca si Wira kan rumah dalam keadaan gelam listrik mati..
kemungkinan besar Aqila anaknya si Wira.. kok berat banget si Wira melepas kepergian Chaca..

Semangat mom Ghina
semoga sukses kembali di NT
aku baca dengan akun lain🫶

2025-02-24

2

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

waduh susah juga yah kalo si Wira uda mengerahkan keamanan dan anak buahnya, apalagi Cacha bawa anak, jadi pergerakannya ga bisa leluasa,,,

2025-02-22

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Permintaan Mertua
2 Bab 2. Ingin Pergi
3 Bab 3. Jadilah Maduku
4 Bab 4. Mulai Beraksi
5 Bab 5. Jangan Ambil Anak Saya, Pak Wira!
6 Bab 6. Hukuman Dari Wira
7 Bab 7. Wira vs Chaca
8 Bab 8. Keputusan Wira
9 Bab 9. Hati Yang Dilema
10 Bab 10. Sah!
11 Bab 11. Api Cemburu Mulai Berkobar
12 Bab 12. Permintaan Chaca
13 Bab 13. Persetujuan Mama Maryam
14 Bab 14. Menuju Perubahan
15 Bab 15. Siapa Wanita Itu?
16 Bab 16. Kegelisahan Wira
17 Bab 17. Jangan Tantang Saya, Chaca!
18 Bab 18. Pertengkaran Pengantin Baru
19 Bab 19. Panggil Papa
20 Bab 20. Menikmati Peran Sebagai Papa
21 Info sejenak
22 Bab 21. Jangan Kegeeran, Pak Wira!
23 Bab 22. Berlagak Seperti Korban
24 Bab 23. Adelia Cemburu
25 Bab 24. Dejavu
26 Bab 25. Terluka
27 Bab 26. Tidak Bisa Kehilangan Mas Wira!
28 Bab 27. Adelia Mengadu
29 Bab 28. Ceraikan Saya, Pak Wira!
30 Bab 29. Rahasia Wira
31 Bab 30. Pengakuan Wira, Hati Chaca Hancur
32 Bab 31. Tiga Tahun Yang Lalu - 1
33 Bab 32. Tiga Tahun Yang Lalu - 2
34 Bab 33. Tiga Tahun Yang Lalu - 3
35 Bab 34. Pengecut!
36 Bab 35. Kedatangan Papanya Adelia
37 Bab 36. Mama Paula Mengamuk
38 Bab 37. Harus Berpikir Cerdas
39 Bab 38. Di Balik Kesetiaan
40 Bab 39. Rayuan Sahabat
41 Bab 40. Keputusan Chaca
42 Bab 41. Kepergian Chaca, Kegalauan Wira
43 Bab 42. Nasihat Hans
44 Bab 43. Me Time Bersama Aqila
45 Bab 44. Kejutan Yang Luar Biasa
46 Bab 45. Adelia Mulai Beraksi
47 Bab 46. Apa Ini Bukti Cintamu!?
48 Bab 47. Keputusan Wira
49 Bab 48. Dukungan Orang Tua
50 Bab 49. Mengintai Adelia
51 Bab 50. Menuju Perceraian
52 Bab 51. Talak Tiga
53 Bab 52. Rencana Licik
54 Bab 53. Mulai Beraksi
55 Bab 54. Berita Viral
56 Bab 55. Mencari Penyebabnya
57 Bab 56. Menemui Wartawan
58 Bab 57. Reaksi Chaca, Kemarahan Mama Maryam
59 Bab 58. Mama Maryam Beraksi
60 Bab 59. Telepon Dari Seseorang
61 Bab 60. Dunia Maya Diguncang Skandal
62 Bab 61. Emosi Papa Gio
63 Bab 62. Akhir Nasib Mantan Besan
64 Bab 63. Keadaan Wira
65 Bab 64. Wira Kritis
66 Bab 65. Amarah Mama Maryam
67 Bab 66. Aqila Rewel
68 Bab 67. Menemuinya
69 Bab 68. Ketegangan di Ruang ICU
70 Bab 69. Harapan Dalam Genggaman - 1
71 Bab 70. Harapan Dalam Genggaman - 2
72 Bab 71. Akibat Amarah Yang Tak Terkontrol
73 Bab 72. Pindah Ruangan
74 Bab 73. Detik Detik Akhir Nasib
75 Bab 74. Menyampaikan Kabar Duka
76 Bab 75. Menyesalinya
77 Bab 76. Kesempatan Kedua
78 Bab 77. Harus Saling Menjaga
79 Bab 78. Mencari Adelia
80 Bab 79. Mereka Kira Aku Gila!
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1. Permintaan Mertua
2
Bab 2. Ingin Pergi
3
Bab 3. Jadilah Maduku
4
Bab 4. Mulai Beraksi
5
Bab 5. Jangan Ambil Anak Saya, Pak Wira!
6
Bab 6. Hukuman Dari Wira
7
Bab 7. Wira vs Chaca
8
Bab 8. Keputusan Wira
9
Bab 9. Hati Yang Dilema
10
Bab 10. Sah!
11
Bab 11. Api Cemburu Mulai Berkobar
12
Bab 12. Permintaan Chaca
13
Bab 13. Persetujuan Mama Maryam
14
Bab 14. Menuju Perubahan
15
Bab 15. Siapa Wanita Itu?
16
Bab 16. Kegelisahan Wira
17
Bab 17. Jangan Tantang Saya, Chaca!
18
Bab 18. Pertengkaran Pengantin Baru
19
Bab 19. Panggil Papa
20
Bab 20. Menikmati Peran Sebagai Papa
21
Info sejenak
22
Bab 21. Jangan Kegeeran, Pak Wira!
23
Bab 22. Berlagak Seperti Korban
24
Bab 23. Adelia Cemburu
25
Bab 24. Dejavu
26
Bab 25. Terluka
27
Bab 26. Tidak Bisa Kehilangan Mas Wira!
28
Bab 27. Adelia Mengadu
29
Bab 28. Ceraikan Saya, Pak Wira!
30
Bab 29. Rahasia Wira
31
Bab 30. Pengakuan Wira, Hati Chaca Hancur
32
Bab 31. Tiga Tahun Yang Lalu - 1
33
Bab 32. Tiga Tahun Yang Lalu - 2
34
Bab 33. Tiga Tahun Yang Lalu - 3
35
Bab 34. Pengecut!
36
Bab 35. Kedatangan Papanya Adelia
37
Bab 36. Mama Paula Mengamuk
38
Bab 37. Harus Berpikir Cerdas
39
Bab 38. Di Balik Kesetiaan
40
Bab 39. Rayuan Sahabat
41
Bab 40. Keputusan Chaca
42
Bab 41. Kepergian Chaca, Kegalauan Wira
43
Bab 42. Nasihat Hans
44
Bab 43. Me Time Bersama Aqila
45
Bab 44. Kejutan Yang Luar Biasa
46
Bab 45. Adelia Mulai Beraksi
47
Bab 46. Apa Ini Bukti Cintamu!?
48
Bab 47. Keputusan Wira
49
Bab 48. Dukungan Orang Tua
50
Bab 49. Mengintai Adelia
51
Bab 50. Menuju Perceraian
52
Bab 51. Talak Tiga
53
Bab 52. Rencana Licik
54
Bab 53. Mulai Beraksi
55
Bab 54. Berita Viral
56
Bab 55. Mencari Penyebabnya
57
Bab 56. Menemui Wartawan
58
Bab 57. Reaksi Chaca, Kemarahan Mama Maryam
59
Bab 58. Mama Maryam Beraksi
60
Bab 59. Telepon Dari Seseorang
61
Bab 60. Dunia Maya Diguncang Skandal
62
Bab 61. Emosi Papa Gio
63
Bab 62. Akhir Nasib Mantan Besan
64
Bab 63. Keadaan Wira
65
Bab 64. Wira Kritis
66
Bab 65. Amarah Mama Maryam
67
Bab 66. Aqila Rewel
68
Bab 67. Menemuinya
69
Bab 68. Ketegangan di Ruang ICU
70
Bab 69. Harapan Dalam Genggaman - 1
71
Bab 70. Harapan Dalam Genggaman - 2
72
Bab 71. Akibat Amarah Yang Tak Terkontrol
73
Bab 72. Pindah Ruangan
74
Bab 73. Detik Detik Akhir Nasib
75
Bab 74. Menyampaikan Kabar Duka
76
Bab 75. Menyesalinya
77
Bab 76. Kesempatan Kedua
78
Bab 77. Harus Saling Menjaga
79
Bab 78. Mencari Adelia
80
Bab 79. Mereka Kira Aku Gila!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!