Bab 14. Menuju Perubahan

Sementara itu, di Jakarta, Chaca mulai mengerjakan beberapa pekerjaan yang tadi sudah diajarkan oleh Rayya. Dan, rupanya ia mudah memahaminya, tidak begitu sulit. Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul jam lima sore.

“Chaca, sebelum pulang, ikut saya dulu ya,” pinta Rayya sembari mendekati meja kerja wanita itu.

“Ke mana, Mbak?” tanya Chaca penasaran.

“Nanti kamu juga bakal tahu. Ayo ... sekarang rapikan mejanya, besok bisa dilanjutkan lagi,” titah Rayya yang rupanya sudah membawa tas kerjanya.

Chaca hanya manut saja, setelah semuanya rapi, barulah wanita itu mengikuti teman sekaligus atasannya. Dan, tak lama kemudian mereka tibalah di salah satu mall yang masih berada di daerah SCBD. Tatapan Chaca tampak mengagumi penampilan pengunjung mall mewah tersebut, dan jujur saja bikin ia agak minder, dan hal itu terlihat oleh mata Rayya.

“Ayo Cha, kita masuk,” ajak Rayya sembari menarik lengan wanita itu ke salah satu store baju yang ada di sana.

“Ya, Mbak,” sahut Chaca bergegas melangkah masuk dan berdiri di sampai Rayya.

Rayya langsung menuju ke rak pakaian wanita, dan mulai memilih-milih. Sedangkan Chaca hanya bisa sekilas saja melihatnya, walau sebenarnya ia tertarik untuk melihat model-model baju yang cocok untuk ia bekerja. Setidaknya ia ingin memantaskan diri saat bekerja.

“Cha, ayo dicoba baju-baju ini, Mbak mau lihat,” pinta Rayya sembari memberikan beberapa stel baju kerja.

“C-Coba, Mbak?” Chaca mendadak bingung.

“Iya, ayo cepetan dicoba, biar kamu cepat pulang, anakmu pasti sudah menunggu,” desak Rayya dengan mendorong bahu wanita itu ke ruang ganti.

“Kok, disuruh cobain ya,” gumam Chaca pelan, dan bergegas masuk ke dalam ruang ganti.

Ada sekitar setengah jam, Chaca mencoba pakaian yang dipilihkan Rayya. Dalam benak Chaca ada rasa senang saat ia mematut penampilannya di depan cermin. Hanya saja saat melihat harganya, ia langsung lemas. Harganya tidaklah murah, cukup mahal.

“Oke, semua bajunya tolong dibungkus ya, Mbak,” pinta Rayya saat Chaca sudah selesai mencoba lima stel baju kerja, sembari memberikan blackcard kepada karyawan store.

“Eh, Mbak Rayya, ini maksudnya apa? Baju in harganya mahal loh, Mbak?” cegah Chaca saat itu juga.

Wanita itu tersenyum, “Hadiah dari Mbak buat kamu. Kalau kamu sudah mau membuka diri dan mau berubah,” ujar Rayya dengan santainya.

“Ya Allah, Mbak, tapi baju-baju ini sangat mahal harganya, biar sebagian pakai uang aku aja,” pinta Chaca bergegas mengambil dompet dari tasnya.

Dan, Rayya langsung menahannya. “Enggak usah Chaca, biar Mbak aja yang bayar, kalau kamu mau bayar sebaiknya buat beli sepatu pantofel, kamu sangat memerlukannya,” ujar Rayya sembari melirik flat shoes yang saat ini ia pakai.

Chaca tersenyum malu. Malu dengan sepatunya yang warnanya pun tampak usang.

“Kalau begitu nanti bantu aku pilihkan sepatu buat kerja ya Mbak.”

“Oke, setelah ini kita cari sepatu buat kamu, dan beli beberapa make up dan skin care buat kamu.”

Chaca mengangguk dan hatinya terasa hangat, seakan memiliki saudara perempuan yang sangat perhatian padanya.

***

Sekitar jam delapan malam, Chaca baru tiba di mansion. Wajah wanita itu tampak berseri-seri seakan tidak ada beban, dan tak lupa paper pag yang ia bawa pulang begitu banyak. Bik Rahma yang melihatnya pulang langsung bergegas menyambutnya.

“Kok kamu pulangnya malam, Nduk?” tanya Bik Rahma sembari membantu membawa bawaan Chaca.

“Maaf ya, Bik, tadi pulang kerja diajak ke mall sama bu bos. Aqila nggak rewel'kan, Bik?”

“Untungnya sih nggak rewel, tapi nyonya barusan tanyain kamu sudah pulang atau belum.”

“Oh.” Bibir Chaca membulat, lalu bergegas masuk ke dalam. Baru sehari meninggalkan anak bekerja rasanya kangen berat, tapi setidaknya tadi siang ia menyempatkan menanyakan kabar Aqila pada bibinya.

Beberapa menit kemudian setelah membersihkan diri dan berganti pakaian, Chaca langsung mengambil alih Aqila dari nanny-nya.

“Ulu-ulu, anak Mama sudah ngantuk ya, padahal Mama kangen berat sama kamu, Sayang,” gumamnya sembari mengecup pipi gembul Aqila.

“Baru pulang kerja, Cha?” Suara Mama Maryam terdengar jelas di ruang tengah.

Chaca menoleh. “Iya Mah, maaf kalau pulangnya telat, tadi ada sedikit keperluan sama bu bosnya,” jawab Chaca.

Mama Maryam mengangguk, lalu duduk di salah satu sofa di sana. “Chaca meskipun kamu sudah bekerja, jangan sampai melupakan Aqila. Dan, kamu ingat, status kamu istrinya Wira, harus jaga nama baiknya di luar sana.”

Chaca tersenyum getir. “Mah, statusku hanya diketahui oleh keluarga di sini saja, yang dikenal orang di luar sana hanyalah bu Adelia sebagai istrinya pak Wira. Tapi, Mama tidak usah khawatir, insyaAllah aku selalu menjaga marwahku. Bahkan dulu sampai mantan suamiku meninggal dunia bersama kekasihnya, aku masih setia menantinya.”

Wanita paruh baya itu tidak bisa berkutik, selama ini ia juga tahu jika anak bungsunya tetap berpacaran dengan kekasihnya meski sudah menikahi Chaca.

“Mah, terima kasih selama ini sudah menerima aku dan Aqila di sini. Walau pastinya di hati kecil Mama berat menerima menantu dari kalangan biasa saja, tidak seperti bu Adelia yang sederajat. Tapi, setidaknya kali ini aku sudah tidak mau berdiam diri. Karena tidak selamanya aku jadi bagian keluarga ini, aku tidak mau selamanya menjadi orang ketiga di keluarga pak Wira dan bu Adelia. Jika nanti tugasku sudah selesai, aku harap Mama dan Papa mau melepaskan aku dan Aqila dari sini.”

Mama Maryam kembali terdiam.

***

Empat hari telah berlalu, Chaca mulai menikmati aktivitas barunya dan belajar menyesuaikan diri di tempat kerjanya. Perlahan-lahan ia mulai belajar banyak hal di tempat barunya itu, dan mencoba bersosialisasi dengan rekan-rekan kerjanya.

Sementara itu, Wira dan Adelia pun sudah kembali ke Jakarta dalam beberapa hari yang lalu. Hanya saja Wira belum bisa mendatangi mansion kedua orang tuanya karena Adelia mengeluh perutnya sakit, terpaksa pria itu menunda keinginannya.

Namun, hari ini, menjelang sore Wira harus memenuhi undangan sahabatnya untuk menghadiri ulang tahun kantornya di salah satu restoran mewah di hotel bintang lima di Jakarta Selatan, dan tak mungkin ia menolaknya.

“Adel, kamu tidak perlu ikut, istirahatlah ... biar cepat sembuh,” ujar Wira yang tampak rapi.

“Mas, aku kuat kok untuk ikut, perutku sudah enakkan kok,” rengek Adelia agak manja.

Wira agak memicingkan matanya saat menatap istri pertamanya. “Jadi, kamu selama tiga hari ini pura-pura sakit perut?” tanya Wira menduga ke sana.

“Eh, enggak kok Mas, a-aku beneran sakit perut dari kemarin,” jawab Adelia. “Cuma, nanti pasti Hans menanyakan Mas kok nggak ajak istrinya. Aku jadinya nggak enak,” jawab Adelia dengan suaranya memelas.

Bersambung ... ✍️

Terpopuler

Comments

Ais

Ais

suami istri sama iya nya sm munafiknya sm pembohongnya makanya cocok dan berjodoh dipikir kasihan alm adik wira ini ya apa jng"smua bagian dr rencana wira ya menjerumuskam adiknya untuk terpaksa menikahi chaca dan kompensasinya membiarkan adik wira ini semasa hidup ttp menjalin hubungan sm kekasihnya smp akhirnya mereka mengalami kecelakaan

2025-03-02

10

Inooy

Inooy

nama baik yg mana maaa yg harus d jaga itu?? sementara Chaca aj g d hargain ma anak nya ibu,,malah dua2 nya g ngehargain Chaca....
Ezzar menikahi Chaca g menganggap Chaca istri nya, malah dia dgn santai nya selingkuhin Chaca..apapun alasan nya mesti nya Ezzar harua bisa menjaga marwah nya..ini malah kalah ma teh botol sosrooo 🤦‍♀️
Wira jg sama, hanya mengatas namakan melindungi penerus Brawijaya kamu rela turun ranjang..tp sayang nya kamu 11 12 ma adik kamu..sama2 g menganggap Chaca...

2025-03-03

1

Ira Sulastri

Ira Sulastri

Cerita masih bikin penasaran 🤔, tp saya sangat berharap nantinya Wira yg akan bucin ke Chaca. Chaca tunjukkan pada suami dan kakak madu mu, walaupun orang kampung tp kamu pintar, elegan dan berkelas hanya karena keadaan lah yg membuat mu tidak bisa kuliah. Rawat dirimu sendiri jg Aqila, tunjukkan tanpa bantuan suamimu itu kamu bs hidup, kan benar setelah akad ga dapat nafkah dr suami kamu

2025-03-02

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Permintaan Mertua
2 Bab 2. Ingin Pergi
3 Bab 3. Jadilah Maduku
4 Bab 4. Mulai Beraksi
5 Bab 5. Jangan Ambil Anak Saya, Pak Wira!
6 Bab 6. Hukuman Dari Wira
7 Bab 7. Wira vs Chaca
8 Bab 8. Keputusan Wira
9 Bab 9. Hati Yang Dilema
10 Bab 10. Sah!
11 Bab 11. Api Cemburu Mulai Berkobar
12 Bab 12. Permintaan Chaca
13 Bab 13. Persetujuan Mama Maryam
14 Bab 14. Menuju Perubahan
15 Bab 15. Siapa Wanita Itu?
16 Bab 16. Kegelisahan Wira
17 Bab 17. Jangan Tantang Saya, Chaca!
18 Bab 18. Pertengkaran Pengantin Baru
19 Bab 19. Panggil Papa
20 Bab 20. Menikmati Peran Sebagai Papa
21 Info sejenak
22 Bab 21. Jangan Kegeeran, Pak Wira!
23 Bab 22. Berlagak Seperti Korban
24 Bab 23. Adelia Cemburu
25 Bab 24. Dejavu
26 Bab 25. Terluka
27 Bab 26. Tidak Bisa Kehilangan Mas Wira!
28 Bab 27. Adelia Mengadu
29 Bab 28. Ceraikan Saya, Pak Wira!
30 Bab 29. Rahasia Wira
31 Bab 30. Pengakuan Wira, Hati Chaca Hancur
32 Bab 31. Tiga Tahun Yang Lalu - 1
33 Bab 32. Tiga Tahun Yang Lalu - 2
34 Bab 33. Tiga Tahun Yang Lalu - 3
35 Bab 34. Pengecut!
36 Bab 35. Kedatangan Papanya Adelia
37 Bab 36. Mama Paula Mengamuk
38 Bab 37. Harus Berpikir Cerdas
39 Bab 38. Di Balik Kesetiaan
40 Bab 39. Rayuan Sahabat
41 Bab 40. Keputusan Chaca
42 Bab 41. Kepergian Chaca, Kegalauan Wira
43 Bab 42. Nasihat Hans
44 Bab 43. Me Time Bersama Aqila
45 Bab 44. Kejutan Yang Luar Biasa
46 Bab 45. Adelia Mulai Beraksi
47 Bab 46. Apa Ini Bukti Cintamu!?
48 Bab 47. Keputusan Wira
49 Bab 48. Dukungan Orang Tua
50 Bab 49. Mengintai Adelia
51 Bab 50. Menuju Perceraian
52 Bab 51. Talak Tiga
53 Bab 52. Rencana Licik
54 Bab 53. Mulai Beraksi
55 Bab 54. Berita Viral
56 Bab 55. Mencari Penyebabnya
57 Bab 56. Menemui Wartawan
58 Bab 57. Reaksi Chaca, Kemarahan Mama Maryam
59 Bab 58. Mama Maryam Beraksi
60 Bab 59. Telepon Dari Seseorang
61 Bab 60. Dunia Maya Diguncang Skandal
62 Bab 61. Emosi Papa Gio
63 Bab 62. Akhir Nasib Mantan Besan
64 Bab 63. Keadaan Wira
65 Bab 64. Wira Kritis
66 Bab 65. Amarah Mama Maryam
67 Bab 66. Aqila Rewel
68 Bab 67. Menemuinya
69 Bab 68. Ketegangan di Ruang ICU
70 Bab 69. Harapan Dalam Genggaman - 1
71 Bab 70. Harapan Dalam Genggaman - 2
72 Bab 71. Akibat Amarah Yang Tak Terkontrol
73 Bab 72. Pindah Ruangan
74 Bab 73. Detik Detik Akhir Nasib
75 Bab 74. Menyampaikan Kabar Duka
76 Bab 75. Menyesalinya
77 Bab 76. Kesempatan Kedua
78 Bab 77. Harus Saling Menjaga
79 Bab 78. Mencari Adelia
80 Bab 79. Mereka Kira Aku Gila!
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1. Permintaan Mertua
2
Bab 2. Ingin Pergi
3
Bab 3. Jadilah Maduku
4
Bab 4. Mulai Beraksi
5
Bab 5. Jangan Ambil Anak Saya, Pak Wira!
6
Bab 6. Hukuman Dari Wira
7
Bab 7. Wira vs Chaca
8
Bab 8. Keputusan Wira
9
Bab 9. Hati Yang Dilema
10
Bab 10. Sah!
11
Bab 11. Api Cemburu Mulai Berkobar
12
Bab 12. Permintaan Chaca
13
Bab 13. Persetujuan Mama Maryam
14
Bab 14. Menuju Perubahan
15
Bab 15. Siapa Wanita Itu?
16
Bab 16. Kegelisahan Wira
17
Bab 17. Jangan Tantang Saya, Chaca!
18
Bab 18. Pertengkaran Pengantin Baru
19
Bab 19. Panggil Papa
20
Bab 20. Menikmati Peran Sebagai Papa
21
Info sejenak
22
Bab 21. Jangan Kegeeran, Pak Wira!
23
Bab 22. Berlagak Seperti Korban
24
Bab 23. Adelia Cemburu
25
Bab 24. Dejavu
26
Bab 25. Terluka
27
Bab 26. Tidak Bisa Kehilangan Mas Wira!
28
Bab 27. Adelia Mengadu
29
Bab 28. Ceraikan Saya, Pak Wira!
30
Bab 29. Rahasia Wira
31
Bab 30. Pengakuan Wira, Hati Chaca Hancur
32
Bab 31. Tiga Tahun Yang Lalu - 1
33
Bab 32. Tiga Tahun Yang Lalu - 2
34
Bab 33. Tiga Tahun Yang Lalu - 3
35
Bab 34. Pengecut!
36
Bab 35. Kedatangan Papanya Adelia
37
Bab 36. Mama Paula Mengamuk
38
Bab 37. Harus Berpikir Cerdas
39
Bab 38. Di Balik Kesetiaan
40
Bab 39. Rayuan Sahabat
41
Bab 40. Keputusan Chaca
42
Bab 41. Kepergian Chaca, Kegalauan Wira
43
Bab 42. Nasihat Hans
44
Bab 43. Me Time Bersama Aqila
45
Bab 44. Kejutan Yang Luar Biasa
46
Bab 45. Adelia Mulai Beraksi
47
Bab 46. Apa Ini Bukti Cintamu!?
48
Bab 47. Keputusan Wira
49
Bab 48. Dukungan Orang Tua
50
Bab 49. Mengintai Adelia
51
Bab 50. Menuju Perceraian
52
Bab 51. Talak Tiga
53
Bab 52. Rencana Licik
54
Bab 53. Mulai Beraksi
55
Bab 54. Berita Viral
56
Bab 55. Mencari Penyebabnya
57
Bab 56. Menemui Wartawan
58
Bab 57. Reaksi Chaca, Kemarahan Mama Maryam
59
Bab 58. Mama Maryam Beraksi
60
Bab 59. Telepon Dari Seseorang
61
Bab 60. Dunia Maya Diguncang Skandal
62
Bab 61. Emosi Papa Gio
63
Bab 62. Akhir Nasib Mantan Besan
64
Bab 63. Keadaan Wira
65
Bab 64. Wira Kritis
66
Bab 65. Amarah Mama Maryam
67
Bab 66. Aqila Rewel
68
Bab 67. Menemuinya
69
Bab 68. Ketegangan di Ruang ICU
70
Bab 69. Harapan Dalam Genggaman - 1
71
Bab 70. Harapan Dalam Genggaman - 2
72
Bab 71. Akibat Amarah Yang Tak Terkontrol
73
Bab 72. Pindah Ruangan
74
Bab 73. Detik Detik Akhir Nasib
75
Bab 74. Menyampaikan Kabar Duka
76
Bab 75. Menyesalinya
77
Bab 76. Kesempatan Kedua
78
Bab 77. Harus Saling Menjaga
79
Bab 78. Mencari Adelia
80
Bab 79. Mereka Kira Aku Gila!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!