Bab 9. Hati Yang Dilema

Mama Maryam sontak saja menolehkan wajahnya, sementara itu Adelia yang terkejut meneguk air putihnya seakan sedang kehausan.

“So-Sore ini? Secepat ini ... bukankah minggu depan?” tanya Mama Maryam tak percaya.

“Mmm, iya Mah, saya sudah koordinasi dengan Dzaki untuk menyiapkannya. Lagi pula hanya acara akad nikah, tidak ada pesta apa pun, serta tidak mengundang orang lain. Hanya orang-orang dari KUA saja,” balas Wira terdengar santai dan tenang.

Hati Adelia terasa sesak, meski ia menyetujui pernikahan kedua suaminya. Nyatanya begitu suaminya memutuskan, hatinya bagai dihantam godam.

“Kamu harus kuat, Adelia. Pernikahan suamimu hanya sebentar, begitu dia hamil dan melahirkan langsung  diceraikan sama Mas Wira, tidak untuk selamanya,” batin Adelia berusaha menenangkan dirinya sendiri.

Bik Rahma yang kebetulan ada di sana pun terkesiap. “Menikah! Chaca akan menikah dengan Tuan Wira. Astagfirullah, nasibmu yo kok kayak begini sih, Nduk.” Memelas batin Bik Rahma.

***

Bik Rahma tidak bisa berbuat apa pun atau berusaha menentang rencana keluarga Brawijaya. Wira kembali memperingatinya dengan ancaman yang tadi pagi ia ucapkan pada Chaca. Keadaan ini amat dilema bagi Bik Rahma, mana mau ia melihat keponakannya mendekam di penjara. Namun, yang ia sesali mengapa keponakannya harus jatuh kembali dalam kubangan yang sama. Menikah tanpa cinta dan terpaksa.

Siang ini, mansion Brawijaya tampak sibuk. Beberapa orang dari toko bunga yang dihubungi oleh Dzaki tampak mendekorasi taman belakang dengan beberapa rangkaian bunga mawar putih, sesuai dengan permintaan Wira. Tenda dalam ukuran kecil pun sudah terpasang dengan cepat. Adelia tertegun melihatnya, pasalnya suaminya bilang hanya acara ijab kabul tapi mengapa pasang tenda dan ada dekorasi bunga di tempat ijab kabul tersebut. Menurutnya agak berlebihan. Padahal cukup acaranya di ruang tengah atau di ruang utama, kelar, tidak perlu ribet.

Belum lagi ada karyawan butik mengantarkan jas pengantin dan gaun pengantin dengan model sederhana tapi amat indah dilihatnya.

“Mas Wira, kayaknya ini terlalu berlebihan. Bukannya hanya acara ijab kabul saja. Kenapa jadi ada jas dan gaun pengantin segala?” tanya Adelia dengan rasa kecewanya.

Wira yang sedang mengecek gaun yang akan dikenakan Chaca, menolehkan wajahnya

“Adelia, bukankah wajar jika ada jas dan gaun untuk kami kenakan saat menikah? Ini hanyalah pakaian saja, dan menurutku tidak berlebihan,” jawab Wira dengan santainya, kemudian kembali menatap karyawan butik ternama dan memberikan perintah untuk menunggu MUA sebelum menemui calon pengantin wanitanya.

Adelia menarik napas kecewanya, lalu menjatuhkan bobot tubuhnya di sofa.

“Aku pikir akan kuat, melihat persiapannya saja sudah buat—“ Adelia tidak sanggup melanjutkan ucapannya. Hal yang wajar, jika seorang istri yang sudah lama hidup bersama-sama melihat suaminya akan menikah lagi. Butuh keluasan hati, meski berat. Dan ternyata ya, memang amat berat. Andaikan rahimnya tidak bermasalah kemungkinan hal ini tidak akan pernah terjadi dalam cerita hidup Adelia.

Wira kembali menatap istrinya yang tampak lesu, ia menengadahkan wajahnya ke langit-langit seraya menarik napasnya panjangnya. Kemudian barulah duduk di samping istrinya.

Pria itu mengecup punggung tangan Adelia, lalu menggenggamnya, seakan sedang menyalurkan perasaan tenang untuk istrinya. “Maafkan aku, Adel. Pasti kamu merasa berat dan kecewa. Tapi bukan hanya kamu saja, aku pun juga begitu,” ungkap Wira sangat meyakinkan.

Mata Adelia berkaca-kaca saat menatap suaminya. “Mas Wira mencintaiku, ‘kan?” tanya Adelia dengan suaranya yang bergetar.

Pria itu mengulum senyum hangatnya. “Sangat mencintaimu, Adelia. Pernikahanku ini, aku melakukannya untuk kita.”

Adelia melipat bibirnya, tak sanggup untuk tersenyum. Tangannya lantas mengusap pipi suaminya yang begitu tampan, hatinya bergejolak dan ingin berteriak ‘aku tak sanggup melihatmu menikah lagi, Mas Wira.’ Sayangnya, hanya bisa tertahan hatinya saja, Adelia sadar diri atas kekurangan pada dirinya.

“Jangan berbagi hati ya, Mas, kepada siapa pun? Hati Mas hanya untukku seorang. Dan, jangan pernah menyentuh Chaca, ingat pembicaraan kita. Prosesnya lewat inseminasi atau bayi tabung,” pinta Adelia dengan linangan air mata yang mulai luruh.

“Mmm.” Pria itu hanya bergumam, lalu memeluk istrinya. Dan membiarkan Adelia menangis dalam pelukannya.

***

Setengah jam kemudian, pintu kamar Chaca terbuka. Chaca yang sejak tadi berbaring di atas ranjang bergegas bangkit dan berlarian menuju pintu. Ia ingin keluar. Namun ....

“Mama,” sapa Chaca begitu pelan.

Wanita paruh baya itu tersenyum, ia datang tidak seorang diri tapi ada beberapa orang yang tidak ia kenal membawa koper dan gaun pengantin. Jantung Chaca mulai berdegup tak menentu.

“Kamu sekarang bersiap-siap ya. Sebelumnya Mama sangat berterima kasih sama kamu,” ujar Mama Maryam sembari mengusap lembut punggung menantunya.

“Mah, jangan katakan ini?” Chaca sudah bisa menebak arah pembicaraan mama mertuanya.

Mama Maryam mengangguk, seakan tahu pikiran Chaca. Bibir Chaca bergetar, tungkai kakinya terasa lemas bagaikan jeli, lantas salah satu tangannya bertopang di tepi sofa.

“Demi kebaikan Aqila,” ujar Mama Maryam sangat lembut, tapi penuh penekanan.

“Kenapa membawa-bawa Aqila, Mah? Aku masih bisa menghidupinya sendiri, aku sanggup! Aku tidak mau menikah lagi! Terutama dengan Pak Wira, aku tak mau,” tolak Chaca dengan suaranya yang bertahan.

Wanita paruh baya itu meraih tangan menantunya lalu menggenggamnya dengan erat. “Chaca pernahkah kamu berpikir, seorang anak itu bukan hanya butuh seorang ibu, tapi juga butuh seorang ayah. Mungkin saja saat ini kamu mengatakan mampu dan bisa merawat Aqila seorang diri. Tapi, nyatanya dalam tumbuh kembang anak membutuhkan perhatian seorang ayah. Wira adalah kakak papanya, bukan orang lain. Dan Wira selama ini sangat menyayangi Aqila, dia  yang menangani kamu saat melahirkan Aqila. Dia yang mengazani Aqila, dia pula yang turut merawat Aqila setelah dilahirkan. Tolong ingat hal itu, kamu jangan egois. Atau kamu mau mencari pria lain di luar sana yang bisa sayang dengan tulus pada Aqila seperti ?” tanya Mama Maryam tanpa meninggikan suaranya.

Chaca tertegun. Apa yang dikatakan mama Maryam semuanya benar. Wira sebagai dokter bedah, ia'lah yang melakukan operasi caecar, pria itulah yang terlibat mengurus Aqila selama dua bulan penuh, ketimbang Ezzar yang tidak terlalu peduli menyambut anaknya. Miris bukan!

Mama Maryam menyentuh kedua bahu Chaca.

“Jangan egois, dengan kamu menikah dengan Wira, Aqila akan mendapat kasih sayang dari seorang papa. Sekarang bersiaplah. Mama juga mau bersiap,” pinta Mama Maryam sembari mendorong bahu Chaca agar segera ke meja rias. MUA dan karyawan butik siap make over calon pengantin wanita.

“Mengapa semuanya menjadi dilema untukku, Ya Allah? Apakah memang tidak ada kebahagiaan untukku barang sejenak saja?” batin Chaca mengeluh.

Baru saja masa iddahnya selesai, kini datang takdir yang tak pernah ia impikan sama sekali.

 

Bersambung ... ✍️

Terpopuler

Comments

partini

partini

lah klw mau bayi tabung mah ga usah nikah kali,,ga perlu hubungan badan jg something wrong ini mah si Wira

2025-02-27

3

ir

ir

Hmm omongan ne wong lanang seng bar mangan roma kelapa sak blarak e
omongan cowo tuh ga bisa di pegang Adel, lu lihat aja ntar lambat laun sikap laki lu berubah, apa lagi kalo Chaca hamil, drama mu pasti akan di mulai

2025-02-27

3

Inooy

Inooy

buahahaha,,utk qta??? kamu aj kaleeeee 😬

aq acungin jempol deh bwt drama kamuu Wiir..👍👍
tau g Wir, aq jijik denger nya..seolah olah pernikahan ini kamu lakukan dengan keterpaksaan,,padahal sebetul nya ini yg kamu inginkan..ciiih sok mendramatisir keadaan

2025-02-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Permintaan Mertua
2 Bab 2. Ingin Pergi
3 Bab 3. Jadilah Maduku
4 Bab 4. Mulai Beraksi
5 Bab 5. Jangan Ambil Anak Saya, Pak Wira!
6 Bab 6. Hukuman Dari Wira
7 Bab 7. Wira vs Chaca
8 Bab 8. Keputusan Wira
9 Bab 9. Hati Yang Dilema
10 Bab 10. Sah!
11 Bab 11. Api Cemburu Mulai Berkobar
12 Bab 12. Permintaan Chaca
13 Bab 13. Persetujuan Mama Maryam
14 Bab 14. Menuju Perubahan
15 Bab 15. Siapa Wanita Itu?
16 Bab 16. Kegelisahan Wira
17 Bab 17. Jangan Tantang Saya, Chaca!
18 Bab 18. Pertengkaran Pengantin Baru
19 Bab 19. Panggil Papa
20 Bab 20. Menikmati Peran Sebagai Papa
21 Info sejenak
22 Bab 21. Jangan Kegeeran, Pak Wira!
23 Bab 22. Berlagak Seperti Korban
24 Bab 23. Adelia Cemburu
25 Bab 24. Dejavu
26 Bab 25. Terluka
27 Bab 26. Tidak Bisa Kehilangan Mas Wira!
28 Bab 27. Adelia Mengadu
29 Bab 28. Ceraikan Saya, Pak Wira!
30 Bab 29. Rahasia Wira
31 Bab 30. Pengakuan Wira, Hati Chaca Hancur
32 Bab 31. Tiga Tahun Yang Lalu - 1
33 Bab 32. Tiga Tahun Yang Lalu - 2
34 Bab 33. Tiga Tahun Yang Lalu - 3
35 Bab 34. Pengecut!
36 Bab 35. Kedatangan Papanya Adelia
37 Bab 36. Mama Paula Mengamuk
38 Bab 37. Harus Berpikir Cerdas
39 Bab 38. Di Balik Kesetiaan
40 Bab 39. Rayuan Sahabat
41 Bab 40. Keputusan Chaca
42 Bab 41. Kepergian Chaca, Kegalauan Wira
43 Bab 42. Nasihat Hans
44 Bab 43. Me Time Bersama Aqila
45 Bab 44. Kejutan Yang Luar Biasa
46 Bab 45. Adelia Mulai Beraksi
47 Bab 46. Apa Ini Bukti Cintamu!?
48 Bab 47. Keputusan Wira
49 Bab 48. Dukungan Orang Tua
50 Bab 49. Mengintai Adelia
51 Bab 50. Menuju Perceraian
52 Bab 51. Talak Tiga
53 Bab 52. Rencana Licik
54 Bab 53. Mulai Beraksi
55 Bab 54. Berita Viral
56 Bab 55. Mencari Penyebabnya
57 Bab 56. Menemui Wartawan
58 Bab 57. Reaksi Chaca, Kemarahan Mama Maryam
59 Bab 58. Mama Maryam Beraksi
60 Bab 59. Telepon Dari Seseorang
61 Bab 60. Dunia Maya Diguncang Skandal
62 Bab 61. Emosi Papa Gio
63 Bab 62. Akhir Nasib Mantan Besan
64 Bab 63. Keadaan Wira
65 Bab 64. Wira Kritis
66 Bab 65. Amarah Mama Maryam
67 Bab 66. Aqila Rewel
68 Bab 67. Menemuinya
69 Bab 68. Ketegangan di Ruang ICU
70 Bab 69. Harapan Dalam Genggaman - 1
71 Bab 70. Harapan Dalam Genggaman - 2
72 Bab 71. Akibat Amarah Yang Tak Terkontrol
73 Bab 72. Pindah Ruangan
74 Bab 73. Detik Detik Akhir Nasib
75 Bab 74. Menyampaikan Kabar Duka
76 Bab 75. Menyesalinya
77 Bab 76. Kesempatan Kedua
78 Bab 77. Harus Saling Menjaga
79 Bab 78. Mencari Adelia
80 Bab 79. Mereka Kira Aku Gila!
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1. Permintaan Mertua
2
Bab 2. Ingin Pergi
3
Bab 3. Jadilah Maduku
4
Bab 4. Mulai Beraksi
5
Bab 5. Jangan Ambil Anak Saya, Pak Wira!
6
Bab 6. Hukuman Dari Wira
7
Bab 7. Wira vs Chaca
8
Bab 8. Keputusan Wira
9
Bab 9. Hati Yang Dilema
10
Bab 10. Sah!
11
Bab 11. Api Cemburu Mulai Berkobar
12
Bab 12. Permintaan Chaca
13
Bab 13. Persetujuan Mama Maryam
14
Bab 14. Menuju Perubahan
15
Bab 15. Siapa Wanita Itu?
16
Bab 16. Kegelisahan Wira
17
Bab 17. Jangan Tantang Saya, Chaca!
18
Bab 18. Pertengkaran Pengantin Baru
19
Bab 19. Panggil Papa
20
Bab 20. Menikmati Peran Sebagai Papa
21
Info sejenak
22
Bab 21. Jangan Kegeeran, Pak Wira!
23
Bab 22. Berlagak Seperti Korban
24
Bab 23. Adelia Cemburu
25
Bab 24. Dejavu
26
Bab 25. Terluka
27
Bab 26. Tidak Bisa Kehilangan Mas Wira!
28
Bab 27. Adelia Mengadu
29
Bab 28. Ceraikan Saya, Pak Wira!
30
Bab 29. Rahasia Wira
31
Bab 30. Pengakuan Wira, Hati Chaca Hancur
32
Bab 31. Tiga Tahun Yang Lalu - 1
33
Bab 32. Tiga Tahun Yang Lalu - 2
34
Bab 33. Tiga Tahun Yang Lalu - 3
35
Bab 34. Pengecut!
36
Bab 35. Kedatangan Papanya Adelia
37
Bab 36. Mama Paula Mengamuk
38
Bab 37. Harus Berpikir Cerdas
39
Bab 38. Di Balik Kesetiaan
40
Bab 39. Rayuan Sahabat
41
Bab 40. Keputusan Chaca
42
Bab 41. Kepergian Chaca, Kegalauan Wira
43
Bab 42. Nasihat Hans
44
Bab 43. Me Time Bersama Aqila
45
Bab 44. Kejutan Yang Luar Biasa
46
Bab 45. Adelia Mulai Beraksi
47
Bab 46. Apa Ini Bukti Cintamu!?
48
Bab 47. Keputusan Wira
49
Bab 48. Dukungan Orang Tua
50
Bab 49. Mengintai Adelia
51
Bab 50. Menuju Perceraian
52
Bab 51. Talak Tiga
53
Bab 52. Rencana Licik
54
Bab 53. Mulai Beraksi
55
Bab 54. Berita Viral
56
Bab 55. Mencari Penyebabnya
57
Bab 56. Menemui Wartawan
58
Bab 57. Reaksi Chaca, Kemarahan Mama Maryam
59
Bab 58. Mama Maryam Beraksi
60
Bab 59. Telepon Dari Seseorang
61
Bab 60. Dunia Maya Diguncang Skandal
62
Bab 61. Emosi Papa Gio
63
Bab 62. Akhir Nasib Mantan Besan
64
Bab 63. Keadaan Wira
65
Bab 64. Wira Kritis
66
Bab 65. Amarah Mama Maryam
67
Bab 66. Aqila Rewel
68
Bab 67. Menemuinya
69
Bab 68. Ketegangan di Ruang ICU
70
Bab 69. Harapan Dalam Genggaman - 1
71
Bab 70. Harapan Dalam Genggaman - 2
72
Bab 71. Akibat Amarah Yang Tak Terkontrol
73
Bab 72. Pindah Ruangan
74
Bab 73. Detik Detik Akhir Nasib
75
Bab 74. Menyampaikan Kabar Duka
76
Bab 75. Menyesalinya
77
Bab 76. Kesempatan Kedua
78
Bab 77. Harus Saling Menjaga
79
Bab 78. Mencari Adelia
80
Bab 79. Mereka Kira Aku Gila!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!