Misi

Acara tersebut selesai jam 1 malam. Alfa pulang ke rumahnya untuk istirahat di jemput oleh supir pribadinya.

Alfa masih merasa dadanya terbakar. Untung saja jalan sudah tidak macet karena tengah malam sehingga Pak Agus bisa melaju kendaraannya dengan kecepatan penuh.

citt!! mobil melakukan rem mendadak. Ternyata ada beberapa orang yang menghadang jalan mereka.

"Tak bisakah mereka datang lain waktu saja?" gerutu Alfa yang sebal karena mereka datang di waktu yang tidak tepat.

"Biar Saya saja, Tuan Muda." ucap Pak Agus.

"Mereka terlalu banyak. Kita hadapi bersama, saya ingin cepat pulang." ucap Alfa sembari meraih tongkat baseball di tempat duduk paling belakang mobilnya. Alfa memberikannya satu kepada Pak Agus.

Mereka berdua keluar dari mobil dan tanpa basa basi dan banyak tanya, mereka langsung menghajar orang yang tampilannya seperti preman ini.

Alfa menghantamkan senjatanya ke kepala seorang lawannya hingga darah merembes keluar dari kepalanya yang pecah. Alfa menendang orang tersebut hingga jatuh terjerembab mencium aspal Jakarta yang tidak sekasar aspal pelosok negeri.

Orang tersebut menggeliat di aspal memegangi kepalanya yang sudah berdarah hebat.

Alfa kembali menyabetkan stick baseballnya kearah seorang lawannya dan mengenai rahangnya, membuat orang tersebut langsung pingsan.

Ternyata Pak Agus juga sudah menyelesaikan dua orang lainnya.

"Kalian pergilah sebelum aku bertindak lebih jauh!" teriak Alfa lantang membuat dua orang yang tak terluka parah segera menyeret kawannya yang sudah terkapar.

Alfa kembali masum mobil di ikuti oleh Pak Agus.

Pak Agus kembali melajukan kendaraannya dan tak sampai 15 menit kemudian mereka sampai di rumah Alfa.

Alfa bergegas masuk ke kamarnya, lalu menuju ke westafel untuk mencuci muka dan kedua lengannya.

Alfa kemudian membuka kaos dan celananya menyisakan boxernya saja, kemudian diraihnya piyama tidur miliknya yang berbentuk kimono dengan bahan sutera yang super halus.

Lisa terbangun dari tidurnya melihat suaminya sudah pulang.

"Mama kenapa bangun?" tanya Alfa sembari menatap Istrinya seksama.

"Mama dengar suara Papa." jawab Lisa dengan wajah mengantuk.

Lisa melihat dada suaminya yang memerah, diapun menanyakannya.

Alfa menjelaskannya perlahan dan Lisa pun memahaminya.

Alfa berbaring di samping Lisa. Ingin memeluknya namun dadanya masih sakit.

"Sudah di obati?" tanya Lisa. Alfa hanya mengangguk dengan mata terpejam.

Lisa kembali melanjutkan tidurnya yang sempat terpotong.

Keesokan hari dan lusanya Alfa mendapat libur untuk menyembuhkan lukanya. Dalam kurun waktu tersebut lukanya juga sudah mengering, bahkan termasuk sangat cepat walau di hari pertama Alfa sempat mengalami demam.

Di hari ketiga, Alfa dan 9 orang lainnya berkumpul di balai misi. Biasanya dalam sebuah tim yang dipanggil saat mendapat misi hanya kapten tim dan satu orang anggotanya, namun kali ini adalah tugas gabungan tiga tim yaitu tim yang di pimpin oleh Angga dan tim Bastian.

Irwan menjelaskan misi yang melibatkan dua kelompok tersebut. Dimana lokasinya dan apa saja yang akan dilakukan.

"Misi ini cukup berbahaya, kalian akan berangkat nanti malam menuju Banyumas, salah satu kabupaten di Jawa Tengah dan banyak orang yang lebih kenal dengan kota Purwokerto. Purwokerto adalah kota di Banyumas, jadi mau menyebut Purwokerto atau Banyumas sebenarnya sama saja." Irwan mulai menerangkan.

"Di perbukitan yang letaknya di perbatasan paling selatan Banyumas, di sana sedang di tawan satu keluarga, lima orang tepatnya, dan kalian harus menyelamatkannya.

Tim Bastian akan menjadi tim yang menyerang, dan tim Angga bertugas untuk membawa keluarga tersebut hidup-hidup. Kalian harus bekerja sama dan pasukan bantuan akan di kerahkan apabila dibutuhkan." ucap Irwan lagi.

20 orang yang ada di ruangan tersebut mengangguk paham.

"Angga, seperti biasa menjadi navigator, Dedi, Edo, Thomas, Gabriel kalian berusaha untuk membawa kelima orang itu kembali dengan selamat. Syaf, Rexy, seperti biasa kalian di bagian pengintai. Angela, Mario, Ivan, kalian sniper. Vino menjaga Angga dari segala bentuk serangan saat dia menjalankan tugasnya.

Sisanya menyerang dari berbagai arah. Kalian paham?" seru Irwan.

"Siap, Paham!" jawab mereka bersamaan dengan suara yang lantang.

Alfa diminta untuk ikut menyiapkan perbekalan untuk tiga hari kedepan bersama Vino, Rexy dan Gabriel. Bastian, Angela, dan Thomas mengurus persenjataan mereka.

Sementara sisanya sedang mempelajari medan yang akan mereka hadapi.

3 jam kemudian mereka sudah selesai mengurus semuanya. Mereka pun memberi kabat kepada keluarga masing-masing bahwa mereka akan pergi menjalankan misi keluar kota.

Mereka juga menggunakan waktu ini untuk melakukan persiapan sebaik mungkin dan juga istirahat agar mereka tetap dalam kondisi prima.

Misi kali ini berada di level SSS, wau terlihat sepele namun taruhannya nyawa.

Dan pukul 8 malam, merka berjalan menuju Banyumas melewati tol Cipali yang berakhir di daerah prupug. Mereka terus melaju ke selatan hingga hampir perbatasan dengan kabupaten Cilacap.

Hari masih begitu pagi, mereka istirahat di hostel dengan menyamar menjadi wisatawa yang ingin pergi ke Bali namun singgah di kota tersebut untuk istirahat dan mereka percaya karena hostel tersebut memang sering di gunakan para pelancong yang berasal dari sekitar Jakarta menuju Bali untuk beristirahat.

Jam 6 sore mereka melakukan check out dari hostel tersebut dan menggunakan 6 mobil SUV menuju ke perbukitan yang di maksud.

Mereka menyususri jalanan desa yang sudah sepi begitu adzan maghrib berkumandang, berbada jauh dengan Jakarta yang seolah tidak ada matinya.

Mobil-mobil tersebut menuju ke bukit yang di maksud, dan saat lokasinya hanya berjarak 1 km, mereka berjala dan berpencar menuju titik masing-masing.

Angela, Mario dan Ivan yang bertugas sebagai sniper pun mencari lokasi yang strategis. Angga sebagai navigator tetap di mobil di jaga oleh Vino yang menyiagakan senjata laras panjangnya.

Mereka semua sudah menggunakan thermal vission agar mengetahui keberadaan lawan dengan lebih mudah.

Alfa cukup berdebar, bukan takut bertemu musuh, namun ia takut jika bertemu dengan hantu seperti kuntilanak atau pocong karena tempat ini begitu menyeramkan.

Mereka melihat ada sebuah gubuk kecil dengan pencahayaan minim dan di jaga oleh beberapa orang.

"Guys,, Are you ready?" Ucap Angga melalui earphone nya.

"Go!" pekik Angga di sertai tindakan kawan-kawannya yang mulai menyerang.

Terpopuler

Comments

👑~𝙉𝙖𝙣𝙖𝗭𝖊𝖊~💣

👑~𝙉𝙖𝙣𝙖𝗭𝖊𝖊~💣

hey..Alfa bener tuh ketemu musuh bisa di hajar...ketemu hantu bisa apa coba? 😁 mangat kk Ai...🤗🤗

2020-10-07

2

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

like

2020-10-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!