Pulang

Rama tidak bisa menahan kesedihannya lagi. Dia langsung berlari ke arah jasad Kakek Sukma yang sudah terbaring di tempat tidur yang Alfa gunakan tadi.

"Bapak,,, bapak,, arghhhh,," Rama menangis terisak mendekap jasad kakek Sukma.

Alfa mendekati Rama dan merangkulnya, Rama menangis di pelukan Alfa.

"Ayahmu menitipkanmu kepadaku." ucap Alfa lirih. Tidak ada tangisan lagi hanya ada rasa bersalah yang menyelimuti dirinya.

"Mau dimakamkan di mana?" tanya Alfa lagi.

"Di sini saja." ucap Rama.

Alfa memerintahkan kepada seluruh pengawalnya untuk menyiapkan upacara pemakaman secara muslim. Hendro langsung mengkoordinasi ke lima belas orang yang dia bawa.

Setelah dimandikan, jasad Kakek Sukma di makamkan di belakang rumahnya.

"Rama, ada yang ingin aku bicarakan." ucap Alfa.

Rama mengangguk dan duduk di hadapan Alfa.

"Sebelum meninggal Ayah kamu memintaku untuk menjaga kamu. Jadi kamu akan ikut bersamaku ke Jakarta atau mengikuti saudara? terserah kepadamu. " ucap Alfa.

"Aku tidak memiliki keluarga lagi selain bapak." ucap Rama kembali bersedih.

"Kamu terlihat lebih muda dariku." tanya Alfa penasaran.

"Aku tiga saudara. Kedua kakakku dan ibu meninggal saat bapak bertugas di Papua, mereka dibunuh orang, aku tidak tau siapa tapi yang jelas saat aku pulang bermain mereka semua sedah meninggal." ucap Rama yang bersedih mengingat masa lalunya yang menyakitkan.

"Kamu bisa ikut denganku, sepertinya kamu dengan Aryo seumuran." ucap Alfa membandingkan adik bungsunya dengan Rama.

"Baiklah, kamu ikut denganku, bekerja untukku, kamu bisa belajar bersama Santoso ata Hendro. Kamu mau?" Alfa memberi penawaran.

Rama langsung mengangguk.

Alfa meminta Rama untuk segera berkemas. Alfa pun kembali bercengkrama bersama para pengawal.

"Bagaimana kalian bisa menemukanku?" tanya Alfa penasaran.

"Nona Alia menggunakan instingnya juga kecerdasannya. Dia melacak ponsel Tuan Muda, tapi setelah kami lihat sinyalnya berada di sungai dekat sini. Kami kembali melakukan pencarian secara manual, ada bekas jejak darah dari tepi sungai, kami langsung berpencar dan saat kami melihat gubug ini serta beberapa orang bersenjata berjaga di depan rumah, kami langsung melakukan penyergapan." Hendro menjelaskan secara singkat bagaimana dia menemukan Alfa.

"Aku pulang menggunakan helikopter saja, aku tidak tahan jika duduk di mobil semalaman." ucap Alfa.

Alfa kembali merasa nyeri di perutnya dan juga dadanya. Hendro segera menyiapkan helikopter untuk transportasi Alfa ke Jakarta.

Alfa akan menggunakan helikopter pamannya yang berasal dari Purwokerto, kalau menggunakan miliknya yang ada di Jakarta atau Ayahnya yang di Semarang akan terlalu lama.

Saat Alfa sedang fokus memikirkan sesuatu, Alia duduk di sampingnya dan menyerahkan sebungkus roti kepada Alfa dan juga sekotak susu.

"Aku tahu Papa pasti belum makan, tapi maaf aku cuma bawa itu, Pa." ucap Alia berkata dengan tak enak hati.

Alfa menerima dua barang tersebut dan tersenyum tipis kepada putrinya.

"Ini sudah lebih dari cukup, terima kasih." ucap Alfa.

Alfa lalu memakan roti tersebut dan juga meminum susunya.

Pukul 7 sore di mana hari sudah begitu gelap di hutan tersebut, helikopter penjemput sudah datang, dan terparkir sekitar 200 meter dari gubug kakek Sukma.

Alfa ditandu oleh 4 orang pengawalnya karena belum mampu berjalan jauh apalagi di medan yang terjal.

Beberapa pengawal Alfa sudah berjaga di sekitar tempat tersebut.

Setelah Alfa, Alia, Hendro dan Santoso masuk ke dalam helikopter, helikopter segera lepas landas.

Rama ikut dengan para pengawal Alfa yang akan melewati perjalanan darat menuju ke Jakarta.

Alfa duduk bersebelahan dengan Alia dan Santoso bersama Hendro.

Alfa terlihat pucat dan lesu, bibirnya bahkan sampai kering.

"Papa kenapa?" tanya Alia.

Alia memegang dahi Papanya dan terkejut karena Papanya demam tiba-tiba.

"Papa hanya ingin tidur." jawab Alfa lirih.

"Tuan Muda, sebaiknya anda tetap terjaga." ucap Santoso menyarankan.

Sayup-sayup Alfa mulai tak sadarkan diri padahal 20 menit lagi mereka sampai di rumahnya.

"Tuan muda!" teriak Hendro menepuk pipi Alfa.

Alfa masih memejamkan matanya.

"Pa, Papa!! Bangun Pa!" teriak Alia sembari mengguncangkan badan Alfa.

Alia mengeluarkan ice bag dari dalam tasnya dan mengompres Alfa.

Beberapa menit kemudian Alfa kembali tersadar.

"Tuan Muda, apa anda ingin langsung ke rumah sakit?" tanya Hendro.

Alfa menggeleng tanda menolak.

Mereka sudah sampai Jakarta dan sebentar lagi mereka tiba di kediaman Alfa. Mereka mendarakan helikopter di helipad yang ada di kediaman Alfa.

Alfa didudukkan ke kursi roda yang sudah di siapkan.

Mereka segera di sambut oleh para pengawal yang sedang berjaga.

Alfa segera di antarkan ke ruang medis di mana ruangan tersebut berada di lantai 1 dan menghadap langsung ke kolam renang yang berlokasi di belakang rumah Alfa.

Sudah ada beberapa dokter dan perawat dari W hospital, rumah sakit di bawah yayasan keluarga Wijaya.

Mereka semua menggunakan pakaian operasi yang identik dengan warna hijau, termasuk Lysa juga.

Alfa yang awalnya hanya sayup-sayup seperti tidak sadarkan diri menjadi tertekan seketika.

Alfa dibaringkan di tempat tidur.

semua dokter dan perawat yang ada di sana adalah laki-laki. Mereka dengan sigap membuka seluruh pakaian Alfa dan menutup tubuh bagian bawahnya dengan selimut.

Mereka memeriksa luka-luka Alfa yang berada di siku, dada dan perutnya.

"Tuan Muda, apakah lukanya belum dibersihkan?" tanya seorang dokter.

"Hanya menggunakan air hangat." ucap Alfa.

Alfa pasrah kalau lukanya harus di kuret karena dia juga sadar kalau lukanya kotor dan mengalami tanda-tanda infeksi.

Alfa mulai menenangkan dirinya. Lisa berdiri dì sampingnya, tepatnya di samping kepalanya.

"Relaks, Tuan Muda, jangan sampai anda merasa tertekan. Setelah membersihkannya kami akan segera membiusnya." ucap Dokter yang sudah memegang kapas dan sebotol cairan infus.

Alfa mengangguk dan meminta agar proses tersebut segera di lakukan.

Mula-mula luka diperut Alfa di basahi dengan cairan infus dan di seka menggunakan ball cotton.

Alfa tidak merasa perih sedikitpun. Kemudian luka tersebut di sterilkan dengan alkohol. Alfa mulai mengerutkan dahinya karena cukup pedih.

Alfa melihat dokter yang sedang menanganinya memegang curetted dan mulai mengikis jaringan yang rusak karena luka tembak di perutnya.

Tubuh Alfa menegang menahan sakit.

"Arghh!!" pekik Alfa yang mulai di pegangi karena dirinya mulai memberontak.

Dokter tersebut seakan tidak peduli dengan rintihan Alfa dan terus membersihkan luka Alfa. Proses tersebut hanya sekitar satu menit dan setelah selesai tinggal luka yang di dada.

Muka Alfa yang awalnya pucat kini sudah merah padam.

cusss,, Alfa di beri pereda nyeri melewati suntikan ke lukanya langsung.

Alfa kembali tenang dan melihat jarum-jarum yang menembus kulitnya namun Alfa tidak merasa apa-apa.

*******

**hohoho kembali bersama saya Alia penulis yang agak gila karena membuat si mc nggak sembuh-sembuh wmwkkwkw

mungkin kalian sedikit ngilu atau mungkin sangat ngilu dan tak tahan kalau membayangkan apa yang di rasakan oleh Alfa.

Terluka itu emang sakit tapi yang saya pernah alami sendiri itu proses pengobatannya yang lebih sakit tapi belum sampe kapok si wkwkkwkw. Dan kalau kalian ke dokter itu emang ada beberapa dokter yang bersihin luka pasiennya tanpa bius terlebih dahulu dan saya pun pernah ngalamin😭😭😭

udah segitu aja catatannya selamat membaca**

Terpopuler

Comments

👑~𝙉𝙖𝙣𝙖𝗭𝖊𝖊~💣

👑~𝙉𝙖𝙣𝙖𝗭𝖊𝖊~💣

sedihh Rama...sabar ya...semangat 🙂🙂🙂

2020-10-09

1

👑Lenny💣

👑Lenny💣

😭😭 ini author nya dendam amat sama alfa

2020-10-05

1

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

like again

2020-10-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!