Alfa mengenakan pakaiannya secepat mungkin, dia lalu mengantongi pena yang kemarin Angga berikan padanya.
Setelah Alfa berpakaian lengkap, dia lalu diberi beberapa instruksi dari komandan Ucok tentang misi yang akan dijalankannya.
"Baiklah, berikan kami kabar gembira, dan semoga berhasil!" Pak Perwira memberi semangat kepada Alfa.
Alfa mengangguk lalu pergi meninggalkan mereka menuju lantai 1 markas Surya Yudha, berkumpul bersama rekan satu timnya.
Tim tersebut berisi 10 orang yaitu Alfa, Angga, Dedi, Thomas, Gabriel, Rexy, Angela, Vino, Syaf, Edo.
Rexy, Angela, dan Syaf bertugas sebagai pengintai.
Thomas, Gabriel, dan Vino sebagai pelapis.
Dedi dan Edo sebagai Evakuasi.
Angga sebagai Navigator dan Alfa sebagai negosiator dan eksekutor.
Angela juga merangkap sebagai sniper apabila diperlukan.
Mereka berangkat menuju tempat yang sudah di tentukan menggunakan dua mobil SUV hitam.
Mobil pertama diisi oleh Angga, Alfa, Angela, Dedi, dan Thomas.
Mobil kedua diisi Gabriel, Vino, Edo, Rexy dan Vino.
Mobil melaju kencang menuju gedung yang sudah ditentukan. Alfa turun di depan gedung tersebut sendirian setelah sebelumnya mereka semua berpencar menurut titik masing-masing.
Angela naik ke rooftop sebuah gedung yang lebih tinggi dari gedung yang Alfa masuki, dia kini sudah menggunakan kacamata thermal vision.
Dengan begitu cekatan, Angela merakit senapan runduk yang ia bawa dari markas. Senjata yang selalu menemaninya disetiap misi.
Di lain sisi, Angga jaga sibuk dengan notebook yang ia bawa, menyambungkan dari pihak satu dan pihak lainnya, tentu saja masih mendengarkan semua pembicaraan yang sedang Alfa lakukan.
*****
Alfa memantapkan hati ketika dirinya mulai melangkahkan kaki menuju ke gedung di depannya. Sudah banyak orang yang menunggunya di dalam sana.
Alfa masuk ke dalam gedung tersebut. Gedung itu minim penerangan dan cukup kotor. Dari kejauhan, terdengar derap kaki yang mulai mendekat.
Prok!prok!prok
Suara tepuk tangan diiringi gelak tawa dari seorang pria yang sedang berjalan menuju Alfa.
"Siapa dirimu yang berani datang kemari? Periksa dia!" teriak orang itu.
Tiga orang berpenampilan seperti preman mendekati Alfa dan menggeledahnya. Alfa tetap tenang dan angkat tangan, tapi dirinya masih memegang erat koper yang ia bawa.
"Bersih, Boss!" teriak salah satu orang yang memeriksa Alfa.
"Siapa kau?" tanya orang yang tadi bertepuk tangan. Sepertinya dia adalah pimpinan di sini.
"Perkenalkan, saya AW, saya orang yang diutus menjadi perantara dari keluarga Rika," ucap Alfa tenang.
"Berapa uang yang kau bawa?" tanya orang itu lagi.
"Sesuai perjanjian," jawab Alfa.
"Tunjukkan Rika terlebih dahulu, setelah itu akan aku berikan uangnya." Alfa masih tenang menghadapi mereka semua.
Tak lama kemudian Rika diseret paksa untuk keluar dari ruangan yang digunakan untuk menyekapnya.
Alfa dipaksa berlutut dan mengangkat kedua tangan.
Orang yang tadi menggeledah Alfa langsung menarik lengan Rika dan menghempaskannya ke arah Alfa. Dengan sigap Alfa langsung menangkapnya agar tidak jatuh ke lantai.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Alfa. Rika mengangguk dengan airmata berlinang. Dirinya dikurung berhari-hari tentu ada trauma yang ia rasakan.
Alfa kembali menatap orang-orang itu dengan tatapan tajam.
"Akan aku berikan uangnya, tapi biarkan kami pergi," ucap Alfa.
"Mimpi!" ucap Orang itu dengan sinis. Dia memberikan kode kepada anak buahnya agar menyerang Alfa.
Beberapa orang berlari menuju arah Alfa berusaha untuk menghajarnya. Alfa menghindari tendangan dan pukulan tersebut sekuat tenaga, juga melindungi Rika yang berdiri mematung di belakangnya karena ketakutan.
Orang-orang tersebut melihat Rika sebagai kelemahan Alfa pun mulai mengincarnya agar perhatian Alfa terpecah.
bug!
Sebuah tendangan telak bersarang di perut Alfa, namun Alfa masih berusaha fokus.
10 menit berlalu, Alfa yang bertarung seorang diri mulai kelelahan, walaupun mereka tidak mengeroyoknya secara langsung, namun mereka cerdik dengan cara mereka.
Belasan orang yang ada di sana bergantian melawan Alfa. Walaupun secara skill dan tekhnik Alfa jauh di atas mereka, namun mereka bekerja sama menjatuhkan Alfa.
Setelah Alfa mulai terlihat kelelahan, Si pimpinan penculik itu maju menyerang.
Dia melancarkan tendangan ke arah perut Alfa, namun dengan sigap Alfa menghindarinya dengan memutar tubuhnya ke kanan.
Orang itu tak berhenti begitu saja. Dilancarkannya dua pukulan ke arah muka dan dada, tapi Alfa berhasil mengelak dengan mulus. Alfa menunduk dan menyeruduk lawannya. Lawannya pun tidak mau kalah begitu saja. Dihantamkannya lututnya ke perut Alfa dengan keras, Alfa menghalaunya dengan tangan kanan yang ia letakkan di perutnya.
Alfa melakukan gerakan bantingan ke belakang, sebuah gerakan di mana dia mengangkat tubuh si lawan dan membantingnya dengan begitu keras hingga posisi tubuh Alfa seperti orang yang sedang kayang.
Brug!
"Argghh!" lawan Alfa mengerang kesakitan saat kepalanya membentur lantai dengan sangat keras.
Bug!!
Alfa yang baru berdiri, langsung ditendang dadanya hingga roboh. Sebuah Tornado kick yang menyakitkan.
Alfa juga kini menggelepar di lantai dan memegangi dadanya yang terasa sesak akibat tendangan tadi.
"Cukup!!" teriak Alfa yang sukses menghentikan seluruh gerakan lawannya. Alfa berusaha berdiri dengan sisa sisa tenaganya.
"Lebih baik kita akhiri saja! Sebelum ada di antara kita yang mati! Lihat saja uang yang aku bawa tadi dan pergi dari sini secepatnya!" teriak Alfa.
Orang-orang tersebut masih terdiam. Alfa mengeluarkan pena dari saku dalam jas nya.
"Jangan buat aku menekannya, atau kalian akan mati terbakar di sini," ucap Alfa dengan dinginnya.
Ekspresi ramah Alfa ketika datang seperti tidak pernah ada digantikan ekspresi keji yang Alfa tunjukkan saat ini.
"Tiga!!" seru Alfa lantang.
"Dua!! Aku tidak main-main dengan ucapanku. Kalau kalian ingin mati di sini bersamaku, akan aku kabulkan keinginan kalian!" pekik Alfa.
Orang-orang tersebut segera berlari dengan ekspresi ketakutan karena Alfa begitu menyeramkan saat itu. Di dalam gedung itu kini hanya tersisa Rika dan Alfa.
Ketika mereka semua sudah pergi, Alfa mendekati Rika namun Rika menjauh dengan ketakutan.
Alfa menekan tombol pada pena tersebut membuat Rika terkejut dan takut pena itu akan meledak.
Alfa tersenyum tipis.
"Ini adalah pena untuk memanggil bantuan," ucap Alfa menjelaskan.
Rika tetap waspada karena melihat cara bertarung Alfa yang keji di mana tadi dia membuat beberapa lawannya kehilangan sebagian gigi mereka.
"Jangan takut ... Aku tidak akan melukaimu," ucap Alfa.
Alfa mengajak Rika keluar dari gedung tersebut setelah berkali-kali ia membujuk. Dan tak lama kemudian Angga datang dengan beberapa kawannya.
Vino dan Gabriel memutuskan untuk berjalan terpisah karena mobil tidak muat untuk membawa semuanya dan Angga pun mengizinkan.
Angga di mobil pertama sebagai supir bersama Thomas, Syaf, Rika, dan Alfa. Sisanya berada di mobil kedua.
"Pasti itu tendangan yang aduhai," ledek Angga dengan senyum tengilnya.
Alfa memalingkan wajah dan berkata dengan suara yang begitu pelan.
"Sudahlah, Aku ingin segera pulang ke rumah, membersihkan diri dan istirahat. Antarkan Aku dulu," pinta Alfa.
Angga memahami kondisi Alfa karena menghadapi pertarungan itu sendirian di tambah melindungi Rika menjadi beban tersendiri.
Kebetulan komplek rumah Alfa searah dengan markas Surya Yudha.
Mobil melaju dengan kecepatan penuh melintasi bagian utara kota Jakarta yang sudah mulai sepi.
Setelah mereka sampai di kawasan perumahan elite kelapa gading, Alfa meminta Angga untuk berhenti di pintu masuk komplek saja.
"Yakin tidak sampai rumah saja?" tanya Angga.
Alfa menjawabnya dengan anggukan yang mantap. Alfa kemudian turun dari mobil Angga dan masuk ke dalam komplek tersebut.
Alfa berjalan menyusuri komplek yang sepi di tengah malam dengan temaram lampu penerangan jalan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Mr. Danger
aku mampir kk alia
2020-10-24
1
👑~𝙉𝙖𝙣𝙖𝗭𝖊𝖊~💣
makin kesini...makin keren .semangat kak Aila...🙂
2020-10-06
1
ARSY ALFAZZA
jejak
2020-10-04
1