Pasca Operasi

Alfa kembali tenang walau tulang rusuknya masih terasa ngilu.

"Kenapa masih terasa ngilu, Pak Robert?" tanya Alfa dengan mengerutkan dahi karena sakit.

"Itu reaksi yang sangat wajar. Alat itu menempel di tulangmu, jadi akan normal setelah beberapa hari. Dan pastikan tetap kering ya." Pak Robert kembali mengemasi barang-barangnya.

Alfa sudah dilepaskan seluruh belenggunya dan sekarang sedang mencoba duduk. Terasa ada yang mengganjal di tulang rusuknya, tapi Alfa berusaha bersikap biasa saja.

"Saya sudah boleh pergi?" tanya Alfa sambil memakai kembali kemejanya.

"Iya, temui Angga untuk mendiskusikan evakuasi," ucap Pak Robert.

Alfa mengangguk setelah mendengar jawaban Pak Robert. Dia berusaha bersikap biasa saja walaupun masih merasakan sakit dari bekas operasi kecil yang baru saja dilakukan.

Setelah Alfa mengenakan pakaiannya dengan rapi, ia pamit untuk mememui Angga.

"Terima kasih, Pak Robert! Saya pamit dulu," ucap Alfa.

"Semoga beruntung, Alfa. Ingat semua pesanku, paham?" Alfa mengangguk tanda paham.

Alfa keluar dari ruangan Pak Robert kemudian menemui Angga dan membicarakan beberapa kemungkinan yang akan dihadapi Alfa saat menjalankan misi nanti.

"Alfa, banyak kemungkinan terjadi dalam kasus ini. Saya juga belum tahu apa tujuan pasti para penculik tersebut." Angga mulai berbicara dengan tenang.

Angga adalah salah satu anggota Satya Yudha yang jenius karena bisa menganalisa sesuatu dengan akurat di usianya yang masih muda, setahun lebih muda dari Alfa. Dan ia sudah biasa menghadapi situasi seperti ini bahkan yang lebih menegangkan pun pernah.

"Kemungkinan pertama adalah, kamu tertangkap, kalau kamu tertangkap bisa saja mereka menggunakan kamu sebagai sandera dan kami belum tahu apa yang akan mereka lakukan kepadamu. Bisa hanya dikurung, disiksa, bisa juga dibunuh. Apa kamu siap dengan resiko terbesar dalam kasus ini?" walau Angga berkata dengan santai tapi dia tetap terlihat berwibawa dan dominan. Tanpa sadar, Alfa mengangguk menyanggupi perkataan Angga.

"Baiklah, kita ini kerja tim. Kalau kamu tertangkap kami tidak akan diam saja melihat kamu disiksa. Kami akan melakukan evakuasi secepat mungkin. Kita akan menjadi sebuah tim, jumlahnya 10 orang," ucap Angga.

"Saya menjadi navigator, kamu menjadi negosiator dan eksekutor lapangan, 3 orang sebagai pengintai, 3 orang sebagai pelapis, dua orang sebagai tim evakuasi." lanjut Angga lagi, Alfa mengangguk paham.

"Saya akan tetap di mobil, memandu kalian kemana harus pergi, dan menjadi koordinator," lanjut Angga.

"Di mana tim evakuasi berjaga?" tanya Alfa.

"Sekitar 200 meter dari tempat yang dijanjikan." jawab Angga.

"Kamu sudah dipasang pelacak dan penyadap, kan?" tanya Angga.

"Iya, sudah." jawab Alfa.

"Bagus! Tapi aku memiliki sesuatu yang harus kamu bawa," Angga lalu mengambil kotak kecil dari laci mejanya, lalu meletakannya perlahan di atas meja. Ketika kotak kecil itu dibuka, terlihat pena hitam mengkilap dengam garis berwarna emas menghiasi badan pena itu.

Angga lalu menjelaskan fungsi dari pena yang ia pegang.

"Kalau kamu menekan tombol pada pena ini artinya kamu tertangkap. Walau sudah terpasang penyadap namun lebih efektif kalau kamu menekan pena ini." jelas Angga lagi.

Alfa begitu senang mendapat peralatan seperti ini walau sebenarnya dia merasa sedikit kesal karena alat pelacaknya tertanam cukup dalam dan menyakitinya.

Angga meletakan pena itu ke dalam kotak dan memberikannya kepada Alfa.

Alfa menerima pena itu dengan wajah berseri-seri.

"Kamu istirahat saja. Biasanya luka karena pemasangan pelacak akan menimbulkan demam." Angga lalu mempersilahkan Alfa untuk keluar. Alfa mengangguk dan beranjak pergi dari ruangan Angga.

Kotak kecil pemberian Angga ia bawa dengan hati-hati.

***

Di markas pusat Satya Yudha tersedia tempat istirahat yang cukup nyaman, tempatnya berada di lantai 4 gedung tersebut.

Lantai 1 sebagai balai misi, di mana seluruh anggota Surya Yudha mengkonfirmasi misi yang sudah selesai dilaksanakan, juga sebagai tempat penerimaan tamu.

Lantai 2 sebagai tempat berlatih berbagai macam beladiri.

Lantai 3 sebagai tempat penyimpanan seluruh alat tempur baik itu Laras panjang, senapan runduk, pistol, amunisi, granat, bahkan RPG pun ada. Tidak sembarang orang bisa mengakses lantai 3 dan hanya orang yang menyiapkan perbekalan dan persenjataan yang memiliki kartu akses.

Lantai 4 sebagai tempat istirahat seperti asrama.

Lantai 5 sebagai tempat istirahat Pak Perwira dan ruang rapat jajaran tertinggi Surya Yudha.

Alfa berjalan menuju keluar ruangan. Ia menggunakan lift untuk naik ke lantai 4. Alfa pun memasuki ruangan yang biasa dia gunakan untuk istirahat.

Sebuah ruangan sederhana yang mempunyai dua tempat tidur tingkat, bisa menampung empat orang. Namun, saat itu hanya sedang dipakai Alfa sendiri.

Alfa menyalakan AC ruangan tersebut dan melepaskan kemeja kerjanya. Benar apa yang dikatakan oleh Angga, Alfa merasa badannya mulai panas, namun hari masih terlalu pagi untuk istirahat.

Alfa menelpon Lisa memberi kabar bahwa hari ini dia tidak pulang sampai misi selesai. Lisa pun dapat memahaminya.

Alfa memikirkan bagaimana dia nanti bisa menjalankan misinya dengan selamat dan sukses. Alfa duduk di sebuah kursi kecil yang berada di dekat jendela kamar itu.

Alfa menggenggang liontin yang terkait dengan kalung, sebuah kalung khusus yang dibuat untuk dirinya dengan inisial AW, Alfa Wijaya. Kalung itu selalu melekat di lehernya dan menemaninya setiap waktu, terutama saat menjalankan misi.

Alfa menghembuskan nafasnya perlahan. Ketika dirinya hendak beranjak untuk mengambil kopi, dia teringat bahwa dia tidak boleh minum kopi, susu, teh, dan beberapa jenis minuman lain selama beberapa hari ke depan. Dia pun mengurungkan niatnya memilih meminum jus jeruk kemasan dari lemari pendingin di ruangan tersebut.

Alfa merasa badannya panas, pusing dan mual. Dia merasa ada sesuatu yang salah dalam dirinya. Alfa lalu berlari ke kamar mandi dan menuju westafel.

Huerkkhhh!!!

Alfa langsung merasa lega karena telah meengeluarkan isi perutnya, namun tubuhnya begitu lemas.

Bruk!

Alfa roboh karena sangat lemas. Ia bingung dengan kondisi badannya yang tidak biasa. Alfa pun menelpon Pak Robert untuk menanyakan apa yang terjadi, apakah mungkin berhubungan dengan obat yang ia berikan.

"Pak Robert," ucap Alfa dengan nafas tersengal.

"Istirahatlah, aku tahu kamu sekarang sedang kebingungan karena lemas kan?" ucap Pak Robert terdengar santai dari sambungan telponnya.

"Apa tidak masalah?" tanya Alfa.

"Obat itu memaksa dirimu untuk istirahat, jadi jangan terlalu khawatir, karena tidak akan terjadi hal buruk kepadamu jika kamu segera istirahat!" ucap Pak Robert tegas.

"Baiklah, terima kasih."

klek tuut,, tut,, tut,,

Alfa keluar dari kamar mandi kemudian berbaring di tempat tidurnya. Dirinya merasa benar-benar lemah dan akhirnya tertidur lelap.

Entah berapa lama Alfa tertidur, Ketika Alfa membuka matanya, dia menemukan beberapa orang yang sedang menatapnya. Mereka adalah Pak Robert, Pak Perwira, dan Komandan Ucok.

"Dia bangun lebih cepat dari yang saya perkirakan," ucap Pak Robert. Pak Perwira mengangguk senang.

"Alfa?" sapa Pak Perwira karena Alfa belum bereaksi. Dia masih mencoba menelaah keadaan. Ini bukan kamar yang tadi dia pakai, dan dia sekarang hanya menggunakan ****** ***** saja.

"Apa yang terjadi?" tanya Alfa kebingungan.

Pak Robert berjalan mendekati Alfa dan kini berdiri di sampingnya.

"Apa kamu merasa sakit di bahu dan rusuk?" tanya Pak Robert.

Alfa menggeleng pelan. Ia lalu melihat bahunya yang terluka, lukanya sudah menutup dan tidak terasa sakit sama sekali. Alfa lalu memegang rusuknya yang kemarin masih ngilu dan sekarang sudah tidak sakit lagi.

"Kamu tahu kamu tidur berapa jam?" tanya Pak Perwira. Alfa kembali memggeleng.

"30 jam," ucap komandan ucok dan sukses membuat Alfa melotot.

"30 jam??" tanyanya tak percaya.

"Sekarang sudah jam 18.00, sedangkan kamu kemarin tidur jam 12.00," jawab Komandan Ucok.

"Misinya dipercepat. Kamu sudah siap,kan?" tanya Pak Robert. Alfa mengangguk.

Komandan Ucok memberi Alfa sebuah setelan beserta sepatu pantovel hitam mengkilat.

"Cepat pakai ini!" ucap Komandan Ucok tegas.

Alfa langsung mengenakannya.

"Misi dimulai." batin Alfa.

Terpopuler

Comments

ẅ͜͡üɭäN⃟●⃝ғғ♕︎٭ཽ࿐🐊

ẅ͜͡üɭäN⃟●⃝ғғ♕︎٭ཽ࿐🐊

dan dia bilang operasi kecil 😨 😩😩😩

2020-11-14

1

👑~𝙉𝙖𝙣𝙖𝗭𝖊𝖊~💣

👑~𝙉𝙖𝙣𝙖𝗭𝖊𝖊~💣

ihh jadi membayangkan dan ikut ngilu...

2020-10-06

1

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

Next

2020-10-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!