Airyn merasa dirinya keterlaluan memperlakukan Hansell namun bagaimana lagi dia tidak memiliki jawaban apapun untuk menjawab Hansell selain perlakuan nya yang kasar, tidak mungkin gadis itu mengatakan karna Hansell lah dia tidak ingin dijaga oleh anak buah nya, tentu saja itu memalukan bagi Airyn.
Begitupun Hansell dia mengerti Airyn memiliki sikap ketus yang tidak mampu dilembuti, dan semenjak dia bersama Siryn untuk beberapa waktu dia seperti belajar memahami gadis itu, Airyn hanya kucing yang meradang dihadapan musuh yang mau menyerangnya, namun sebenarnya ada sisi rapuh yang disembunyikan didalam dirinya.
Sore harinya Airyn telah diizinkan untuk pulang, tentu saja Hansell yang membantu semua keperluan nya disana, Hansell mengajak Airyn untuk kembali kehotel namun gadis itu menolak lantaran ia ingin pulang sesegera mungkin ke Irlandia, sudah banyak pekerjaan yang ditundanya disana, dan jika dia menghabiskan 1 malam lagi di China tentu saja itu merepotkan bagi dirinya, karna menunda pekerjaan akan menumpuk banyak beban.
Hansell menawarkan untuk pulang mengunakan Jat miliknya, namun Airyn menolak lantaran dia ingin menaiki pesawat kelas Ekonomi, tentu saja Hansell merasa asing dengan sikap Airyn tersebut.
Tapi gadis itu seperti tidak mempedulikan keanehan yang menganjal diri Hansell, dia memesankan dua tiket untuk mereka berdua namun Hansell dengan cepat mencegat tangan Airyn ketiga gadis itu membayar tiket nya.
mereka beradu argumen sebentar hingga memakan waktu lama untuk berkompromi, lantaran mereka sama-sama berlomba-lomba membayar tagihan tiket tersebut, tentu saja sebagai seorang pria Hansell tidak ingin kalah dengan wanita, dia bersikokoh tanpa menyerah, membuat Airyn melongarkan sedikit kemaunya dan menerima tiket yang dibelikan Hansell
Lain dari itu semua, baru pertama kalinya Airyn menerima sesuatu seperti ini dari seorang pria, meskipun selama ini Airyn tidak pernah memiliki laki-laki selain ayahnya.
Namun wanita itu pernah berkencan buta untuk bisnisnya di London, tentu saja memanfaatkan kekayaan dan kekuasaan milik Airyn adalah alasan mereka mendekatinya, sebagai wanita yang bergelimang harta tentu saja Airyn tidak keberatan atas hal tersebut, malahan dia merasa tersanjung untuk membiayai mereka.
Keberangkatan mereka ke Irlandia telah diinformasi kan, dan sesegera mungkin Airyn dan Hansell mempersiapkan diri, namun berbeda dengan Hansell, gadis itu seperti orang linglung yang tidak mengerti harus pergi kemana, membuat Hansell terpaku memperhatikan arah mata Airyn yang mengamati sekitarnya
“kenapa kau masih disana, cepatlah” celetuk Hansell
“oh baiklah” namun Airyn masih berdiri di tempatnya, lantaran dia harus mengikuti Hansell, sedangkan pria itu masih berdiam diri ditempat
“apa kau tidak pernah naik pesawat sebelumnya?” tanya Hansell kepada gadis dihadapanya
“tidak”
“kehidupan macam apa yang kau jalani selama ini wahai Nona Petrov” ledeknya dengan kekehan langsung menyapu wajah Hansell
“tutup mulutmu, bukan kah kau ingin mengajakku menjadi orang biasa, jadi kau harus sampai tuntas melakukanya” Airyn melipatkan kedua tangan nya di atas pingang, dia sangat kelas dipermainkan oleh Hansell, tentu saja dengan ledekan hansell memuat pipi gadis itu membulat karna saking kesalnya
“baiklah Nona” Hansell mengusap kepala Airyn seolah dirinya begitu gemas dengan kemarahan wanita cantik tersebut
“ ayo” tanpa segan Hansell menarik tangan gadis itu, hingga mengenggam nya di hadapan orang banyak, tentu saja sorot mata tertuju kepada mereka.
“lepaskan tangan ku”
“tidak, ikuti aku” perintah Hansell tanpa airyn membantah, tentu saja melihat sikap Hansell ada senyum manis yang terukir dibibirnya, membuat rona merah tersipu akan malu, dirinya merasa terpaku memandang tubuh kekar itu hingga langkah kaki mereka beriringan sambil bergandengan tangan.
Mereka sama-sama memberikan Pasport kepada petugas bandara dan pergi menuju pesawat, setelah itu Airyn memasuki pesawat yang sangat sempit dari jat miliknya, tentu saja sempit lantaran banyaknya kursi yang dipenuhi oleh manusia, biasanya ketika dirinya berpergian hanya Merry dan Berto yang bersama dengan dia diruangan yang luas dan lengkap dengan kebutuhan yang diperlukan.
“Hansell aku ingin duduk didekat jendela, apa boleh?” tanya Airyn sambil menatap sudut tersebut
“tentu saja, masuklan dan kemarikan tasmu” Hansell meraih tas punggung yang disandang Airyn, ia menangalkan tas itu seperti seorang ayah merawat putrinya. Airyn dengan senang hati melepaskan nya dan berlalu kesudut tempat duduk mereka berdua.
“apa kau sebegitu senangnya?” tanya Hansell ketika mata gadis itu tak henti melihat malam dari arah jendela yang kecil
“tidak” celetuknya singkat tapi tentu saja dia sangat senang
“Airyn istirahatlah, keadaanmu masih belum sehat sepenuhnya” pinta Hansell
“kau ini cerewet sekali, seperti ayahku saja”
“apa kau mau aku jadi ayah dari anak-anak mu” tukas Hansell cepat, tentu saja pernyataan nya itu sebuah candaan yang entah kenapa keluar tanpa disaring, membuat keadaan mereka canggung dan hening , Airyn yang mendengar itu merasa waktu terhenti didepan matanya, tentu saja Hansell terlampau canggung dengan mulutnya, hingga Airyn pun meresap semua kecanggungan Hansell.
wanita itu merasa sangat malu, hingga rona pipinya sangat merah padam, dan Hansell pun mengigit bibir bawahnya karna kesal, mengapa dirinya membuat suasana mereka menjadi begitu aneh.
“aku akan tidur, selamat malam” Airyn dengan cepat menutup matanya, dan meninggalkan Hansell dengan kecanggungan yang mendera.
Untuk beberapa saat Airyn tertidur pulas, membuat Hansell melepaskan sedikit tegangnya akibat perkataan barusan, meskipun dia begitu malu namun dia seperti tidak menyesal akan kalimat tersebut.
Hansell meminta selimut kepada pramugari untuk wanita disampingnya, tentu saja Hansell mendapatkan selimut tambahan untuk Airyn, seketika dia membaluti tubuh Airyn dengan selimut, Hansell meraih kepala Airyn dan menyandarkan kebahunya, meskipun Hansell tau Airyn belum tentu membutuhkan namun ia akan memberikan dengan suka rela.
Pria itu begitu sayang kepada wanita namun kali ini ada rasa sayang nya berbeda, hingga tidak dapat didefenisikan oleh perasaanya sendiri.
“Airyn bangun, kita sudah sampai” Hansell mengoyangkan lengan gadis tersebut, Airyn pun mengerjapkan mata dan melihat matahari menyambut dirinya, bahkan tanpa sadar ketika dia membuka mata orang pertama yang ditatapnya adalah Hansell. Dengan cepat Airyn memalingkan wajah saat matanya bertatapan langsung dengan mata Hansell
“kenapa kau begitu malu?” tanya Hansell binggung
“jangan lihat aku, kemarikan tas ku” perintah Airyn cepat, dengan bingung laki-laki itu mengambilkan tas Airyn dan memberikan nya, gadis itu merogoh seluruh tasnya dan mengambil kaca mata hitam didalam sana
“apa yang kau lakukan Airyn?” tanya nya sekali lagi
“cepatlah keluar perutku begitu lapar” Airyn mendorong tubuh hansell untuk berdiri, lantaran dia ingin keluar dari sana secepatnya, gadis itu berjalan mendahului Hansell, sehinga Hansell sulit menyamakan langkah mereka, dengan kesal pria itu meraih tangan Airyn, lantaran dia berfikir mungkin saja karna tadi malam Airyn berubah menjadi dingin kepada dirinya
“Airyn apa aku melakukan kesalahan? Jika aku salah aku minta maaf, masalah yang tadi malam lupakan lah, aku hanya bercada, jika sikap ku membuat mu tidak nyaman aku benar-benar menyesal akan itu, lain kali aku akan menyaring bicaraku” cerocos Hansell kepada wanita yang menutupi wajahnya
“bukan” bentak Airyn
“lalu kenapa?”
“wajahku pasti jelek karna baru bangun dari tidur” jawab gadis itu lirih seolah dirinya begitu malu mengakui, dengan takut Airyn mengigit bibir bawah karna gugup bersamaan dengan kakinya yang tidak tenang
dibawah.
“apa yang kau katakan” Hansell terkekeh karna konyol nya, bagaimana bisa gadis itu mencemaskan hal yang tidak terfikirkan oleh dirinya sendiri
“diamlah, jangan ketawa seperti itu!” Airyn pun berlalu meninggalkan Hansell dengan kesal, membuat Hansell mengejar gadis itu sambil mengoda, tentu saja dia tidak berhenti hingga disana, Hansell merangkul pundak Airyn dan mengusap lembut kepala gadis itu
“kau selalu cantik, bahkan wajah sembab mu menambah keimutan mu” godanya hingga Airyn menghempas tangan Hansell menjauh dari tubuh nya
“aku akan ketoilet dulu” Airyn meninggalkan Hansell dan berlalu kearah toilet, tentu saja laki-laki itu mengikuti dan menungu didepan toilet dengan begitu santainya, membuat para wanita yang keluar dari sana terpukau dengan ketampanan Hansell, dengan postur badan tinggi nan tegap, ditambah kulit putih beserta wajah tampan nan teduh itu siapapun pasti terkesima saat memandangnya.
“kenapa kau disini” tanya Airyn dengan begitu sinis
“aku menunggumu” balasnya
“siapa yang menyuruhmu?” dengan kesal namun bercampur senang Airyn meninggalkan Hansell disana
“kenapa kau selalu suka meningalkan orang!” teriaknya kepada Airyn yang berjalan tanpa mengajak dirinya
Gadis itu menghentikan langkah kakinya, menatap kebelakang kepada pria tersebut, membuat Hansell terhenti dan menatap balik gadis itu, tentu saja Hansell berfikir apa yang dikatakan nya mengandung penghinaan
Namun Airyn terhenti karena selama ini selalu dia yang ditinggalkan, dia tidak pernah meninggalkan lantaran hidupnya selalu bertahan, namun baru kali ini ada orang yang mengatakan Airyn yang meninggalkan. tentu saja itu makna kata yang dalam bagi dirinya meskipun tidak berarti bagi Hansell.
“Airyn apa kau mau makan dulu bersama ku?” ajak Hansell kepada wanita tersebut
“baiklah” mereka berputar arah ke tempat makan yang berada didalam bandara tersebut, namun ponsel Hansell berbunyi, dia meraihnya dan melihat itu panggilan masuk dari Hellena, tentu saja Hansell bingung kenapa gadis itu menelfon dirinya.
“ada apa Hellena?” jawabnya
“kakak apa kau di bandara Dublin sekarang?” tanya nya dari balik sana, tentu saja saat ini mata Hellena menatap Hansell dari arah jauh
“iya kenapa?”tanya Hansell sekali lagi
“aku dibelakngmu kak!” seketika itu Hansell melihat kearah belakang dan Hellena pun melambaikan tangan kearahnya, dia berjalan mendekat ke arah Hansell dan wanita asing dimatanya
“Kak Hans” sapa Hellena dengan senyum ramah, membuat Airyn menaikan alis.
“kenapa kau disini?” tanya Hansell
“aku ingin menemui Daddy ku” balasnya dengan tersenyum lantaran ayah Hellena adalah direktur dibandara tersebut, Hansell pun menganggukan wajah mengerti
“kak apa kau ingin makan? Apa aku boleh ikut? Dan” Hellena melihat kearah gadis yang sedari tadi menampilkan tatapan sinis kepadanya
“oh dia teman ku, perkenalkan namanya Airyn, dan ini Hellena” jelas Hansell
“hallo Airyn” Hellena dengan ramah memberikan tangan nya kepada Airyn namun wanita itu tidak mau menjabat tangan Hellena, dan berlalu kemeja makan sendirian.
Hansell pun mengerti dengan kepribadian gadis itu tidak mudah baginya membuka diri kepada orang asing. Dia menghampiri Airyn dan mengajak Hellena duduk bersama,
Tentu saja Airyn merasa tidak nyaman, namun dia menahan semuanya, dia berfikir selama ini dia tidak pernah ingin bertele-tele dengan orang rendahan, namun kali ini dia melakukan hal tersebut, duduk bersama orang asing yang berbeda jauh dengan dirinya.
Makanan yang mereka pesan pun telah tiba, Airyn makan seperti biasa, namun sesekali mata Hansell tak lepas dari wajah nya, membuat Hellena yang memperhatikan mereka mengertakan gigi karna kesal.
Dia begitu membenci gadis sombong tersebut, membuat Hellena naik pitam lantaran sikap yang ditampilkan Airyn kepadanya, dia berfikir atas dasar apa gadis yang tidak tau asal usulnya bisa mendapatkan perhatian dari Hansell.
Ditengah kesibukan mereka bertiga menyantap makanan Airyn menyudahi nya terlebih dahulu karna sedari tadi dia merasa tidak nyaman dengan tatapan Hellena, tentu dia merasa gadis tersebut tidak menyukainya, namun Airyn menahan sikap lantaran Hansell sangat baik kepadanya, tentu saja Hellena bukan gadis asing bagi Hansell
sampai pria itu berani mengajak orang asing bersanding duduk dengan Airyn.
“apa kau sudah selesai?” tanya Hansell kepada Airyn
“Merry menungguku diluar, aku ingin pulang” balasnya
“aku akan mengantarkanmu kedepan” seketika itu Airyn menghentikan tindakan Hansell
“kau disini saja, aku duluan. Terima kasih atas waktunya semala 2 hari di Tiongkok, jika dihotel itu tidak ada kau, mungkin aku tidak tau apa yang akan terjadi sekaran, Terimakasih telah menyenangi ku” sindir Airyn kepada Hansell membuat pria itu menampilkan rona malu diwajahnya,tentu saja Airyn sengaja melakukan hal itu agar memancing kekesalah Hellena.
Dan dia berhasil, membuat Hellena terpancing akan hal liar yang tengah difikirkan nya. tentu saja tatapan membunuh Hellena terpancar dan disambut baik oleh gadis Petrov tersebut.
“hati-hati dijalan” sambung Hansell dengan tersenyum malu, lantaran sangat jarang Airyn bermanis mulut kepadanya, tanpa dia menyadari keadaan Hellena telah berubah hingga membakar dirinya sendiri.
Merry dan Berto dengan sigap menyambut Airyn dan membukakan pintu untuk gadis itu, beberapa pengawal pun berlari kearahnya untuk melindungi langkah kaki gadis tersebut, tak terkecuali dengan Taun Sillky yaitu direktur bandara itu sendiri, tengah berdiri sejajar dengan Merry dan Berto untuk menyambut Nona.Petrov, tentu saja Airyn tau Direktur bandara adalah ayahnya Hellena karna Hansell sempat memberitahukan nya barusan.
Airyn sedikit tersenyum sungging mendapatkan hormat dari pria paruh baya itu, dia merasa Tuan Sillky akan mendapatkan masalah jika putrinya tidak mengontrol kesombongan yang dipancarkan nya barusan kepada Airyn.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Vava Hanifa
ihirrrr,, ntapz thor,,
2021-01-22
0
ZAPDOS 丶R17
mantappp thorrr
2020-10-07
0
kiranaayu
baperrr jiwaa
2020-09-11
0