Malam hari, Airyn terbang ke Tiongkok melakukan beberapa pekerjaan yang menuntut kehadiran dirinya, dia terbang mengunakan Jat Pribadi terbaik yang dimilikinya, tentu segala prosedur sudah di sipakan oleh orang kepercayaan Airyn.
Kali ini gadis itu harus pergi sendiri tanpa Merry atau Berto, lantaran ada beberapa hal penting yang mereka kerjakan diluar kota, Airyn hanya membawa ajudan terbaik untuk menemani dirinya selama dua hari di Tiongkok, setidaknya Airyn sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini.
Sore hari nya, Airyn sudah mendarat di tanah Tiongkok, ia menghela nafas dengan lega atas perjalanan yang cukup panjang ini, gadis itu bergegas kepenginapan terbaik di negara ini tentu sudah disiapkan untuk dirinya.
Perjalanan yang panjang membuat gadis berusia 20 tahun tersebut cukup kelelahan, ia membaringkan diri diranjang hotel hingga terlelap dengan sangat nyamanya, seolah Airyn hanya menginginkan tidur untuk esok hari.
*
Airyn dikawal dengan beberapa ajudan untuk menuju KL Grup, gadis itu menginjakan kaki diperusahaan tersebut guna menghadiri rapat penting, ia memasuki ruangan rapat dengan sikap elegan yang mendominasi ruangan seraya menyelesaika dalam wantu singkat yang terasa sangat panjang bagi mereka.
Tentu saja beberapa perbincangan Airyn dengan para petinggi perusahaan, membuat Nona Petrov merasa cukup bosan, sebab banyak sekali perkara yang berbelit-belit untuk ia dengarkan, untuk itulah, Airyn menjatuhkan ultimatum tegas atas setiap keputusam agar mengakiri rapat dengan cepat, gadis itu mencerca semua orang dengan pertanyaan yang ia ajukan hingga mendapatkan jawaban yang memuaskan.
Nona Petrov menuju kehotel untuk mengistirahatkan badanya, entah kenapa ia begitu malas untuk bekerja, dia ingin bersantai dan bermalas-malasan dikamar Hotel, bahkan tanpa terasa hari semakin gelap dan aura dingin terlihat nyata diluar ruangan, gadis itu bangkit dari ranjangnya seraya memandangi bumi Tiongkok yang indah dari atas gedung Hotel, bahkan perut dengan lingkar pingang kecil itu nampaknya sudah menangih untuk di isi, sedari tadi fikiran dan perut Airyn secara konsisten menarik perhatian untuk makan malam.
Airyn mengambil baju hangat yang tergeletak disisk ranjang, sembari mengenakan ketubuh yang indah itu, Airyn keluar menuju tempat makan dihotel mewah ini untuk mengisi perutnya, gadis itu duduk sendirian dengan telepon genggam yang di mainkan guna memeriksa bebara berkas yang masuk lewat E-mail, bahkan tangan Airyn dengan telaten memasukan beberapa buah-buahan kemulut, rasanya suasana ini sangat menyenangkan hingga ia tidak ingin beranjak ke kamar.
Gadis itu mengangkat pandangan untuk melihat kearah luar, banyak sekali anak seusianya tertawa bahagia bersama teman-teman mereka, bahkan mereka tak segan bergandengan tangan seolah dunia milik mereka saja, hal ini tentu membuat rasa iri bagi anak yang terlahir seperti Nona Petrov.
Bagaimana tidak, Airyn yang berada ditempat teratas namun berperan sebagai penikmat untuk memandang. Ada keinginan mendalam untuk merasakan apa yang mereka nikmati, menjalani hidup dengan semestinya diusia yang sepantasnya, namun Airyn terlanjur sadar diri dengan apa yang pantas untuk dimiliki.
“Apa kau ingin berjalan keluar denganku?” ajakan seorang pria kehadapan Nona Petrov, membuat gadis itu mengalihkan pandangan kesumber suara.
Tubuh tinggi nan tegap itu memancarkan aura segar untuk di pandang, tubuhnya terbalut dengan pakaian hangat berwarna coklat dipadukan dengan baju kemeja yang dikenakan, tentu saja perawakan yang gagah membuat Airyn menatap hingga tak berkedip disela ketidak percayaan dengan orang yang berada di depan matanya.
“Apa yang kau lakukan disini?” tanya Airyn kehadapan Hansell.
“Apa yang kau lakukan disini? Aku juga melakukan hal yang sama” sambung pria itu dengan santainya.
Ia menduduki diri dikursi depan, membuat Airyn terpana akan tingkah kurang ajarnya, bahkan membuat ajudan yang memperhatikan dari jauh menghampiri mereka, namun Airyn menepis dengan tanganya hingga ajudan itu berhenti.
“Apa kau membangun siasat di Tiongkok untuk menyerang balik?” tanya Airyn dengan tatapan sinis, seolah auranya berubah menjadi pembisnis, Hansell yang melihat sikap Airyn benar-benar tak mampu mengalihkan wajahnya.
Bagaimana bisa seorang wanita seusia Airyn terlalu matang dalam berbisnis, dia bahkan pandai bersikap semestinya. Airyn yang disekolah, dengan Airyn yang dikamar hotel, serta Airyn saat berhadapan dengannya kali ini memiliki sikap dan wajah yang berbeda, dia berubah menjadi asing dan ganas ketika menyangkut masalah bisnis, namun di Hotel malam itu, dia hanya seperti kucing nakal yang mengemaskan.
“Aku terlalu capek membahas masalah bisnis, intinya aku tidak mengatur apa-apa untuk menyerangmu, kau tenang saja, untuk masalah bisnis aku bisa membedakanya dengan malasan personal antar kita” tutup Hansell kepada Airyn, namun wanita itu masih melanjutkan tingkah dinginnya. “Apa kau tidak bisa percaya pada orang lain?” terus Hansell dengan sikap penasaran
“Kenapa aku harus percaya kepada seseorang? semua orang memiliki topeng yang berbeda-beda, mereka bisa menghianati kita kapan saja, bahkan seseorang mampu berubah dalam hitungan detik tanpa diterka. Apakah dengan hidup seperti ini kita harus percaya kepada manusia?” tanya gadis itu dengan penuturan gamblang, tentu saja membuat Hansell terdiam, sebab prinsip yang dia pegang bertolak belakang dengan pemikiran Airyn yang tak mendasar.
“Meskipun semua orang tidak bisa dipercaya, tapi kau harus berusaha percaya pada dirimu dan juga mempercayakan seseorang di hidupmu, untuk apa kau berjuang keras untuk bertahan hidup namun tidak memiliki apa-apa selain benda dan lembaran uang” balas Hansell ketika melingkarkan tangannya dengan sikap santai.
“Aku telah memiliki segalanya, harta, kekayaan, kekuasaan bahkan semua dunia mengenalku, kenapa aku tidak boleh bekerja lebih keras lagi untuk mencapai sesuatu yang lebih?” ketus gadis itu dengan sombong, membuat tawa miris yang Hansell ulas membuatnya semakin tidak percaya akan gadis mengerikan itu.
“Baiklah terserah kau saja, itu pilihanmu. Hanya saja aku sangat pensaran, apa kau tidak ingin menjadi manusia biasa?” ajakan dengan tatapan mengoda, membuat Airyn berfikir beberapa saat sebelum akirnya menjatuhkan putusanm
“Tidak” hanya saja kata yang Airyn ucapakan adalah kalimat bohong yang dirasakan.
“Baiklah! Tapi aku ingin sekali menjadi orang biasa, selama ini aku selalu bekerja hingga tidak memiliki teman selain Dikra. Aku hanya memiliki pria itu dan juga adikku. Aku fikir karna kita sama-sama dari irlandia kita bisa menikmati dunia malam bersama, kita bisa melakukan perjalanan untuk menghabiskan waktu disini, setidaknya menjadi rekan sebatas teman untuk malam ini saja” imbuh Hansell seolah ingin sekali memancing macan memasuki perangkapnya, jelas saja perkataan Hansell mengoyangkan pertahanan diri gadis itu, namun Airyn sadar, ini bukanlah tempatnya.
“Jadi kau mengajak ku?”
“Tentu saja, mari kita jadi teman untuk malam ini, setelah itu kita bisa kembali kedunia masing-masing” bujuknya lagi, bahkan mata Airyn terlihat berbinar akan ajakan Hansell barusan, namun teredam seketika.
“Aku ingin ke kamar saja! Selamat malam” gadis itu beranjak dari duduknya, membuat Hansell tidak mengerti dengan wanita yang ia incar barusan.
Tanpa sadar, Hansell mencegah kepergian Airyn, ia mencengkram pergengan tangan gadis itu, untuk tetap tinggal dan mendengar penjelasanya.
“Apa yang kau lakukan, ini sudah kesekian kalinya kau mencegat tanganku, apa tanganmu ingin ku potong?” bentak Nona Petrov dengan kesal.
Tentu saja melihat Nona Muda diperlakukan seperti itu, membuat anak buah Airyn bersikap siaga, mereka dapat melihat jika Nona Petrov marah besar pada pria yang menjumpainya, hingga wajah tangan Noan Petrov masih belum dilepaskan sekalipun ia memberontak.
Membuat para ajudan melayangkan tinju kearah Hansell, mereka mengamankan Airyn dari pria yang mengancamnya, hingga tubuh Hansell tergeletak dilantai atas hantaman yang tiba-tiba meyerang.
“Apa yang kalian lakukan, jangan pukuli dia!” terik Airyn hingga menyambar tubuh Hansell yang berada dilantai, ia melindungi pria itu dari amukan ajudan sampai semua orang terhenti.
“Maaf nona, saya fikir dia akan membahayakan anda”
“Apa kalian gila, kenapa kalian bersikap kurang ajar tanpa perintahku, menyebalkan sekali" gerutu Airyn dengan jengkel, seraya memandangi wajah Hansell yang sudah membekas. "Cpat bawakan obat ke kamarku, aku akan membawanya ke kamar” terus Airyn dengan nada perintah.
Membuat para ajudanya bubar dari sana untuk sesegera mungkin meningakan Nona Petrov.
“Kau ini laki-laki macam apa? Begitu saja kau menerimanya, apa kau tidak bisa menangkis pukulan mereka!” bentak Airyn dengan kesal, bahkan pria itu hanya tersenyum getir melihat kepedulian yang ia paparkan.
“Aku tidak sadar ketika diserang, mereka datang tiba-tiba tentu itu bukan salahku. Itu salahmu karna membuat mereka salah paham kepadaku”
“Apa kau ingin kuhajar, se enakmu saja menyalahkan orang lain! Kau saja yang terlalu bodoh jadi pria, itu saja tidak bisa mengelakanya" dengus Airyn dengan tatapan tajam, hingga wajah Hansell bergindik ngeri menerima aura mengerikan dari Nona Petrov.
“Ahh.... pinggang ku sakit sekali” rintih pria itu agar menghalihkan perhatian, Hansell mencoba membuat drama untuk mengait belas kasih dari gadis yang ada di hadapanya.
“Apa pinggangmu sakit?” Tanya Airyn penuh takut.
Bahkan ia mendekatkan diri kearah Hansell untuk memeriksa pria tubuhnya, namun tiba-tiba saja Hansell merangkul bahu Airyn untuk mengunci kedekatan mereka.
“Aku tidak bisa berjalan, tolong bantu aku” imbuhnya dengan wajah kesakitan, bahkan metode barusan berhasil mengkelabui Nona Petrov.
“Kau ini merepotkan ku saja”
"Tapi aku begini karna anak buahmu, jadi tolonglah aku"
"Asih, menyebalkan sekali"
Dengan terpaksa, Airyn membantu Hansell berjalan kearah kamar, mereka berada dilantai yang sama hanya berbeda beberapa kamar saja, bahkan pandangan Airyn dibuat terpaku jika dilantai ini ada Hansell Hamillton, padahal pelayan Hotel mengatakan, lantai khusus ini hanya untuk dirinya saja, tapi apapun itu, menyelamatkan Hansell adalah yang terpenting saat ini.
Setelah sampai dikamar, Airyn mendudukan pria itu dikasur, tak segan dia membaringkan tubuh diranjang seraya mengistirahatkan diri dari kelelahan sebab menopang tubuh besar itu dengan tubuhnya yang kecil.
“Kau benar-benar menyusahkan, aku menopang lenganmu dengan bahuku yang tidak seberapa ini. Bagaiman bisa kau memberikan beban seberat itu! Apa kau tidak berdosa memberi semua bebah tubuhmu kepada ku?”
“Ini semua agar kau bertanggung jawab padaku, jika kita pergi keluar dan bermain aku rasa kau tidak akan kelelahan seperti ini Airyn” balasnya sambil menghadap kepada Airyn yang berbaring dengan memejamkan mata.
“Kau menyebalkan! Aku bahkan masih terngiang-ngiang dengan perkataanmu yang mengatakan aku pembunuh, sekarang kau malah mengajak seorang pembunuh bermain denganmu, apa kau gila” ejeknya dengan kalimat bercanda, namun dibalik perkataan itu ada luka yang Airyn pendam dalam.
Hingga bel kamar tiba-tiba mengalihkan perhatian mereka, membuat Nona Petrov membuka kedua matanya sembari bangun dari kenyamanan kasur itu, ia mengambil obat yang diberikan ajudah untuk Hansell, seraya mengusir mereka untuk pergi dari sana.
“Kemarikan wajahmu, aku akan mengoleskan obat oles ini agar tidak menjadi memar yang parah nanti”
Gadis itu meraih wajah Hansell, mengoleskan obat tersebut dengan lembut, dia memang merasa bersalah telah membuat Hansell dipukuli, lain dari itu sikapnya kepada Hansell lantaran pria inilah yang membantunya dua tahun silam, untuk itulah Airyn merasa tidak ada alasan untuk menolaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Rara
bisaa meledakk Airin kl tw kejadian di hotel...😱😱
2020-11-27
0
Muhammad Adhi
sukaaaaa
2020-10-10
0
kiranaayu
suka karakter airyn, segi penulisan authoe juga mantap
2020-09-11
0