Hansell memandang setiap inci wajah yang dimiliki gadis itu, di telinganya masih terngiang-ngiang akan pernyataan Airyn barusan, tentu saja Hansell merasa bersalah atas perkataan yang diberikan kepada Airyn.
Saat itu Habsell sedang emosi tak kepalang, namun tidak bermaksud melukai Airyn, menurutnya Gadis Petrov akan kuat dengan perkataan yang sudah ia lontarkan dengan tidak berotak, sebab image Airyn dan rumor yang mengatakan membuat Hansell berfikir ia adalah wanita yang tidak akan terluka dengan hal yang diucapkan Hansell.
Namun ternyata kata-kata itu sangat membekas di hatinya, ada air mata yang ditahan disana, ada sesak yang mendera dirinya, bahkan nada bicaranya saja langsung membuat Hansell merasa bersalah.
“Airyn......” Hansell melirihkan nama Airyn dengan pelan, membuat gadis itu menghentikan kegiatannya yang tengah mengoleskan salep dipermukaan wajah Hansell, jarak antara wajah mereka sangat dekat, hanya sejauh jari kelingking, membuat Hansell dapat melihat mata itu dengan cermat, namun bagi Airyn ada gejolak didalam hatinya ketika mendengar namanya dipanggil pri itu, bibirnya begetar tak berdaya, membuat Hansell yang melihat tak mampu menahan derita, dia mendekap Airyn kedalam pelukannya, memberikan kehagatan terbaik yang dimiliki pria itu.
“A-A-Apa yang kau lakukan?” tanya Airyn seolah ada gejolak yang mendera ronga dadanya, hingga nada bicara gadis itu terasa getir.
“Tenanglah, aku ingin memelukmu, Airyn” ungkapnya dengan lirih, seolah mengiginkan gadis itu menangis di pelukanya.
Hansell mengusap kepala Airyn dengan begitu lembut, membuat gadis yang masih mematung didalam dekapan hangat itu dibuat tergugu.
“Aku minta maaf, telah mengatakan perkataan yang menyakitimu. Aku tidak bermaksud melukai sama sekali, tapi aku terlanjur menyakiti dirimu. Tetaplah seperti ini, aku tidak bisa menatap wajahmu karna rasa bersalah, jadi aku mohon Airyn..... dengarkan aku kali ini saja” tangan Hansell masih setia mengusap lembut kepala Airyn, dia berkata dengan suara lirih yang susah payah di tahan. “Kau bukanlah wanita jahat, aku tahu itu. Ayahku tidak meninggal seusai menerima telepon darimu, namun setelah dilarikan kerumah sakit beliu sudah semakin memburuk. Apa kau tau jika ada yang harus disalahkan atas kematian ayahku, mungkin akulah orangnya, karna setelah kau menelpon beliau, aku memasuki ruangan itu dengan marah sebab aku tidak setuju dengan caranya. Tapi sebelum beliau meninggal dia mengatakan untuk menyelamatkan perusahaan, dan mengatakan hal yang lebih penting untuk aku melanjutkan hidup, hiduplah dengan baik, jangan salahkan dirimu, ayah akan bahagia bersama ibumu disana. Dan karna itulah aku mampu bertahan sebab aku percaya dengan takdir, sebagai manusia, kita harus menerima apa yang ditetapkan oleh kehidupan dan aku percaya semuanya telah berjalan sesuai alur cerita manusia itu sendiri. Karna itulah, pertakaanku saat itu lupakan saja, kau tidak salah apa-apa, aku hanya laki-laki bodoh yang tidak berfikir saat bicara” ungkap Hansell dengan penuh sesak, seraya mengusap kepada Airyn dengan lembut.
“Hiks.....Hiks”
Derai air mata mengalir deras dimata Airyn, membuat gadis itu menumpahkan seluruh rasa sakit yang menderanya, bagaimana tidak, ia merasa rasa sakit ditinggalkan, rasa sakit kehilangan semuanya keluar seperti bom waktu yang tidak terfikirkan, Airyn mengeratkan pelukannya kepada sebagian tubuh Hansell, membuat gadis itu meringkuh tubuh itu dengan begitu sakit, seolah setiap pelukan itu mampu menguras semua air mata yang tertahankan cukup lama.
Hansell yang mendengar isakan paling menyakitkan dari seorang Nona Petrov mengerti, bahwa ada luka yang ditahan disana, tidak mungkin wanita mampu menagis hingga dirinya terluka dengan derita, namun setiap air mata yang keluar dari Airyn mengambarkan bagaimana keadaan hatinya, Hansell mungkin tidak tau apa masalahnya, namun dia dapat merasakan dengan gelora tangis yang diberikan Airyn di dalam pelukanya sangat dalam.
“Ayah” suara berat Airyn membuatnya merintihkan nama beliau, Hansell yang mendengar kata itu, memeluk dan memenangkan Airyn didalam dekapannya.
“Tidak apa-apa, menangislah jika kau tidak bisa bicara” bujuknya untuk memuaskan tangisan Airyn
“apa ayahmu terluka jika kau tidak bahagia?” tanya gadis itu kepada Hansell dibalik pelukan mereka, bahkan suaranya saja begitu gemetar dan ketakutan.
“tentu saja Airyn, ayah manapun akan terluka saat anaknya tidak bahagia. Karna itulah kau harus bahagia, dan lepaskan semua rasa sakit mu” suara tenang Hasell benar-benar menjadi obat untuk Airyn, entah mengapa perkataan terakir yang diucapkan ayah Hansell terdengar seperti cara bicara ayahnya.
Tangan Hansell masih setia mengusap kepala gadis itu, punggung nya masih menahan remukan tangan Airyn, dan bahunya mampu menampung seluruh air mata gadis tersebut. Hansell merasa ada kenyamanan tersendiri di tubuh gadis ini, membuat luka Airyn seperti luka yang dirasakan nya.
Perlahan Airyn melepaskan pelukan mereka, membuat Hansell menatap matanya dengan canggung, tak terkecuali Airyn dia lebih canggung dari pada Hansell, dengan mata sembab dan hidung nya yang memerah, Airyn terlihat mengemaskan membuat senyuman di bibir Hansell.
“kenapa kau cengeng sekali” goda Hansell kepada gadis itu “seperti tidak menangis bertahun-tahun saja” tuturnya
“aku memang tidak menyangka, setelah dua tahun aku mampu menangis seperti ini, dan itu semua karna ******** seperti dirimu” gumam nya didalam hati
“oleskan luka mu, aku ingin tidur” Airyn beranjak dari duduknya lalu meninggalkan Hansell yang tidak rela ditinggalkan
“Airyn jika kau besok malam masih disini, ayo kita jalan-jalan” teriak nya hingga menghentikan langkah Airyn dipintu, namun ia terlalu malu mengatakan iya dan meninggalkan kamar Hansell begitu saja.
Hansell pun dengan senang mengukir senyum nya ketika memandang punggung Airyn dari belakang, dia membaringkan tubuh dikasur itu, sesaat dia memperhatikan baju yang dikenakan nya basah karna air mata Airyn, membuat Hansell bingung berapa abad wanita itu tidak menangis hingga membanjiri bajunya. Sedangkan di Irlandia Merry sedang melakukan telepon bersama ajudan Airyn di Tiongkok.
“apakah kau tidak membohongiku?” tanya Merry dengan nada bicara yang meninggi
“iya Nona Merry, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri bagaimana sembab nya mata Nona Muda setelah keluar dari kamar tuan Muda Hamilton, bahkan saat kami bertanya tentang ingin mengurus laki-laki itu agar tidak menganggu Nona Muda, dia langsung meradang tak kepalang, bahkan dia mengatakan jika kami menyakiti Tuan Muda Hamilton, dia tidak mengampuni nyawa kami sedikitpun” jelasnya kepada Merry, tentu saja wanita dibalik telefon itu merasa senang dan bahagianya, apa yang diharapkan selama ini menjadi kenyataan, sudah hukum alam mengirim Airyn ke tiongkok dan bertemu Tuan Muda Hamillton disana.
“baiklah, terimakasih atas informasinya, jaga nona baik-baik” tutupnya, Merry sangat bahagia akirnya setelah dua tahun dia mendapatkan Airyn yang menumpahkan segala gelora kesedihan yang mendera nya hingga menderita.
Sepertinya setelah dua tahun Merry akan tidur nyenyak malam ini tanpa memikirkan majikan yang sudah dianggapnya sebagai adiknya sendiri.
“kenapa aku menangis?” tanya Airyn dengan begitu malunya, ia memandang wajah nya didepan kaca kamar mandi tersebut “apa wajahku jelak saat menangis?” entah mengapa ia begitu kesal dengan keadaan, ada rasa lega yang tak mampu di ceritakan. Dia masih memikirkan betapa hangatnya Hansell memanggil namnya dengan sebutan “Airyn” dengan nada lirih. Membuat seluruh nada itu merambat kedalam hati gadis tersebut. Karna sudah lama setelah kepergian ayahnya tidak pernah ada yang memangil nama itu lagi kepada Airyn, sebab semua orang hanya memanggil dia dengan sebutan Nona Muda Petrov.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
kiranaayu
like selalu ni novel, belum mengecewakan
2020-09-11
0
Ahmad
like
2020-09-07
0
Ilham Rasya
like lagi 💪💪😅
2020-08-11
0