Setelah beberapa hari Hansell tidak menghadiri kelas atau menginjakan kaki ke sekolah, karna pria itu terlalu sibuk mengurus perusahaan dengan melakukan beberapa rapat penting serta menjalin kerjasama dengan perushaan yang tidak memiliki saham Petrov di dalamnya, entah kenapa Airyn selalu mencari keberadaan Hansell setiap kali dia menginjakan kaki, mungkin hal ini lantaran Airyn ingin membalas tatapan menghina pria itu, atau mungkin Airyn ingin memberikan perlawanan lagi. Tapi entahlah, pria itu selalu tidak bisa di tepiskan dari fikiranya, semenjak terakir kali bertentangan Hansell.
“Ada apa dengan diriku, apa aku bodoh! Mengapa aku harus memikirkan cecunguk tidak tahu diri itu, bukankah bagus jika pria itu tidak sekolah lagi, setidaknya aku sedikit tenang di sini” gerutu Airyn kepada dirinya sendiri, tentu semua pria yang berjejer di lobby memandang Airyn seolah tidak bisa mengalikah kedua mata mereka.
Selain itu Dikra merasa bosan dengan sekolah, dia benar-benar membutuhkan Hansell untuk menebar pesona kepada para wanita, setidaknya ketampanan Hansell menjadi kekuatan pendukung untuk keberaniaan dirinya, tapi karna wanita sombong yang tidak mungkin Dikra hadapi, membuat dirinya harus bersabar dengan para wanita penjilat.
Tiba-tiba saja Dikra berpapasan jalan dengan Airyn, bahkan matanya menatap gadis itu yang tidak mempedulikan sekitarnya, Dikra tang tadinya sibuk dengan dua wanita di sisi kiri dan kanannya, kali ini mengusir mereka hingga tanpa sadar Dikra berjalan mendekati Airyn, bahkan meraih bahu gadis itu untuk berbalik menghadapi dirinya.
“Yaa!!! Wanita sombong” ucap Dikra dengan tatapan merendahkan, namun Airyn tidak mengubris kehadiran pria tersebut, dan malah ingin pergi dari hadapan Dikra secepat mungkin.
“Hei!! Tunggu dulu, apa kau harus sesombong itu tanpa menghargai orang yang bicara denganmu” seketika itu Dikra menatap kedua mata Airyn seolah menajamkan pandanganya, berharap wanita itu merasa terintimidasi atas sikap Dikra, namun wajah datar yang di tampilkan Nona Petrov meruntuhkan pertahanan dirinya.
"Apa lagi masalahmu? “ bentak Airyn dengan pandangan dingin, bahkan nada jengkel penuh pertentangan dijelaskan sedemikian ruoa, membuat Dikra tidak menyangka temperamen Nona Petrov seburuk itu.
"Astaga bagaimana bisa ada gadis seburuk dirimu. Apa ada pria yang mengencani mu dengan sikap kasar ini..." decak Dikra ketika membalas Airyn, membuat Nona Petrov semakin jengkel hingga ingin menguapkan kata-kata kasar kehadapan pria yang tidak tahu diri itu.
“Lupakan saja. Aku hanya ingin mengatakan padamu bagaiman aku membencimu, aku bahkan tidak berfikir kau sejahat itu, hingga tega dengan teman ku” wajah memelas yang Dikra tampilkan, semakin membuat Airyn kesal dan muak, namun gadis itu menata emosinya agar tertahan, sebab ia tidak ingin mencari masalah diantara suasana hati yang membaik, akibat sebuah tander yang di menangkan perusahaanya.
Gadis itu melipat kedua tanganya, seolah siap mendengarkan keluhan Dikra, setidaknya Airyn memberi kesempatan untuk penganggu mengusik dirinya hari ini, tak terkecuali pria menyebalkan di hadapanya.
“Kau!! Kau... tidak seharusnya menyusahkan Hansell, setelah Tuan Hamillton meninggal” sambung Dikra dengan sikap sedih yang tidak bisa ia sembunyikan ketika berucap, membuat Airyn mengekerutkan kening ketika mendengar nama Hamillton di sebut.
“Oh jadi cecungkuk brengsek itu temanmu”senyum sungging Airyn tentu saja sangat menghina kehadapan Dikra, di tambah kata-kata tidak sopan yang di utarakan mengenai temanya, membuat Dikra mengelap ketika menatap geram kearah Airyn.
“Apa mulutmu rusak, atau otakmu yang tidak bekerja! Apa kau tau Hansell pria terbaik yang ada di dunia ini yang mungkin pernah ada. Jika aku wanita, sudah jelas aku akan menyukai pria seperti Hansell. Dan, kau mengatakan dia seorang cecunguk brengsek! Apa kau gila!! Kau harusnya memperbaiki mulut jahat yang kau miliki itu, Nona Petrov yang terhormat!!”
"Aku hanya mengatakan fakta, dia memang seperti itu bagi diriku, kenapa kau harus memaksa ku untuk mengakui kebaikan teman mu, jika sebaliknya tidak ada hal baik tentang dirinya"
"Kau!!!!!" wajah Dikra mengelap, seolah ia tidak mampu berkata-kata lagi, bahkan ia tidak mengerti hal apa yang membuat dua orang ini sangat membenci, bahkan terakir kali Hansell juga sebenci ini pada Airyn. Membuat Dikra kehilagan kata-kata untuk memperbaiki situasi, untum itulah ia harus merelakan niatan menjodohkan kedua orang ini.
“Aku tidak mengerti kenapa kau seposesif ini untuk temanmu itu, tapi jika aku bisa memberi saran, lebih baik kau jauhi diriku, agar kesialan tidak menimpa hidupmu" ancama Airyn dengan tatapa dalam, membuat Dikra memandang penuh perhitungan untuk menghadapi wanita menyebalkan di depan matanya, entah bagaimanapun tatapan gadis itu cukup memcengkram hingga Dikra memerlukan perhutungan untuk mengeluarkan kata.
"Apa kau tau, jika aku terlahir jadi wanita aku akan menjadikan Hansell suamiku, tapi sayangnya aku dan dia terlahir dengan jenis kelamin yang sama, untuk--" Airyn menukas
"Oh benarkah??? Kenapa kalian tidak menjadi pasangan kekasih saja!! Aku yakin kau dan dia akan menjadi pasangan yang serasi nantinya, kenapa tidak menjadi pasangan Gay? Bukankah sudah ada komunitas Gay, dan mecintai sesama jenis juga tidak menjadi kejahatan” celetuk Airyn dengan sikap menghina secara frontal, membuat Dikra semakin sulit memaklumi gadis itu, setidaknya ia cukup sabar hingga batasnya.
“Kau ini!! Huh....sudahlah aku tidak selera bergurau dengan mu, apa kau tau siapa aku?”
"Siapa juga yang ingin bercanda dengan mu" Gumam Airyn, namun seketika dia menjawab pertanyaan Dikra “Apa aku harus tau siapa dirimu?” ketusnya dengan sikap sombong, membuat Dikra semakin geram akan posisinya.
“Kenapa aku selalu kalah dengan gadis sombong ini” jengkel pria itu ketika menatap tajam kedua mata Airyn.
“Nona Petrov yang terhormat aku hanya ingin mengatakan sesuatu yang kau lupakan! Kau sebenarnya berhutang terimakasih kepada Hansell” perkataan Dikra kali ini membuat kening Airyn berkerut, dia tidak pernah bertemu laki-laki itu sebelumnya, memang hutang apa yang di maksud oleh Dirka “Apa kau tidak ingat kejadian dua tahun lalu?” tanya Dikra dengan ingin tahu besar, membuat Airyn menajamkan mata untuk mengancam Dikra menjelaskan tanpa bertele-tele, sebab ia tidak suka dengan hal yang membuat dirinya penasaran.
Melihat wajah bingung dan ingin tahu besar, akirnya wanita sombong yang di label oleh Dikra masuk perangkap, sebelum menjelaskan Dikra menghela nafas dengan berat, sebelum dirinya makukan penuturan “Kau, berlari-lari di tengah hujan dua tahun yang lalu, mengunakan seragam sekolah, terlihat jelas kau membutuhkan tumpangan. Lalu laki-laki yang kau katakan cecungguk tadi, memberimu tumpangan bahkan mengantarkan mu ketujuan, tadinya aku melarang untuk kau menumpangi mobil kami, karna saat itu tubuhmu sedang kehujanan dan hal itu adalah situasi yang kotor mengingat aku phobia kotor. Di tambah Hansell sadar temanya sangat benci dengan hal-hal jorok, tapi Hansell yang sangat bodoh bersikokoh menolongmu, dan mengantarkan dirimu hingga ke rumah sakit, tapi kau tidak mengucapkan terimakasih dan berlalu begitu saja, beruntung memori ku tentang wanita begitu kuat, hingga aku ingat itu adalah Nona Petrov yang terhormat” jelas Dikra dengan begitu sombong, seolah dia tidak menyadari perubahan wajah Airyn yang mulai mengelap atas penjelasan barusan.
“Heii...Nona Petrov kenapa kau pergi” Airyn pergi meninggalkan Dikra lantaran dia masih ingat jelas tentang pria sore itu, jika bukan karna pria itu mungkin dia tidak akan mampu mendengarkan kata-kata terakir dari ayahnya, bahkan bisa di katakan pria itu yang menyelamatkan nyawa Airyn dua tahun lalu.
Tetapi kenapa harus Hansell, laki-laki yang telah dibenci dirinya hingga tak terkira, dia tidak mungkin melupakan momen di penghujung senja, saat Taxi saja tak berhenti memberinya tumpangan, namun mobil mewah itu menawarkan diri dengan tatapan peduli, Airyn saat itu hanya melihat kebaikan namun tak mengingat bagaimana wajah orang itu, lantaran fikiranya yang di penuhi oleh rasa cemas dan takut terhadap ayahnya.
Airyn tak menyangka terlalu banyak kenyataan yang tidak bisa dia terima mengenai Hansell, laki-laki itu berulang kali membuat dirinya membenci namun tak mampu untuk Airyn membalas.
Airyn memilih bolos jam pelajaran untuk pulang kerumah lebih awal. Baru saja Airyn datang, semua pembantu dan beberapa orang menghampiri dirinya untuk membantu membawakan tas yang di sandang Nona Petrov, tentu saja mereka harus melayani gadis itu dengan hormat, sebab kebutuhan hidup mereka berada di tangan Nona Petrov, di tengah ruangan di rumah mewah dan luas serta tinggi menjulang dengan pilarnya, Airyn meneriaki nama "Merry" hingga membuat wanita itu tak kuasa mengabaikan teriakan Nona Mudanya.
“Ada apa Nona? Apakah terjadi sesuatu pada Anda?” tanya Merry dengan panik ketika berjalan kehadapan Airyn, bahkan ia mengampiri Airyn dengan cemas untuk memastikan apakah gadis itu baik-baik saja, sebelum menjaga jarak diantara mereka.
“Lihat semua pergerakan Hansell, dan amati bagaimana cara dia mengatasi perusahanya, aku menunggu di kamar” celetuk Airyn dengan perintah kepada Merry, membuat wanita itu terdiam seolah tidak mengerti dengan penuturan Airyn barusan.
“Hansell...Hansell itu siapa?” tanya wanita dewasa dengan tatapan polos, seolah ia benar-benar tidak tahu akan nama itu.
“Apa kau ini bodoh!! Hansell Hamillton. Ish!! menyebalkan sekali” Airyn mengerutu menaiki tangga dengan kesal lantaran sikap Merry yang bodoh, namun Merry yang melihat hal tersebut hanya tersenyum menampilkan rasa senang tak terkira, sepertinya ada sesuatu luar biasa yang terjadi antara Tuan Muda Hamillton dengan Nona Muda Petrov.
Setelah beberapa saat, Merry dengan cepat membawa masuk laporan yang ada di tanganya, ia menjejerkan hal itu dihadapan Nona Petrov.
“Ini laporanya. Tuan Hansell melakukan kerjasama dengan 4 perusahaan yang tidak bekerjasama dengan kita, dia sepertinya menghindari berhubungan dengan Saham Petrov. Tidak ada pergerakan tentang saham yang telah kita akuisisi, sepertinya dia melepaskan saham di Tiongkok dan hanya fokus menyelamatkan perusahaan miliknya, meskipun hal itu menimbulkan kerugian, sepertinya Tuan Muda Hamilton tidak mempedulikannya, dia benar-benar tidak serakah atas Saham tersebut, bahkan dia tidak melakukan perlawanan terhadap kita” jelas Merry kehadapan Airyn.
"Dia memang tidak serakah, tapi keadaan terdesak mampu membentuk seseorang, kita jangan lengah akan hal itu, jangan biarkan kita termakan dengan image baik yang di bicarakan mengenai dirinya, kabari terus tentang pergerakanya, setidaknyan laporkan padaku” Sambung Airyn untuk menanggapi penjelasan Merry.
****
Dua bulan berlalu begitu saja, Airyn dan Hansell hanya seperti orang yang tidak mengenal satu sama lainya, mereka sling mengabaikan tanpa bicara, membuat Dikra membunuh mimpinya untuk menyatukan dua pasangan yang berbeda namun sangat serasi sebab saling melengkapi.
Keadaan di dunia bisnis normal tanpa ada kehilngan saham, seperti keadaan Hamilton dan Petrov yang selalu berseberangan tanpa menyerang. Semuanya kembali seperti semula, namun kenyataan yang mereka ketahui tak pernah berubah, bahwa Hansell lah yang membantu Airyn dua tahun lalu, bahkan membuat Airyn merasa berhutang budi karna itu.
Sekarang dia tidak pernah menganggu Hamillton dan membiarkan Hansell tanpa membalas dendam atas perkataan laki-laki tersebut, jika bukan karena Hansell yang membuat Airyn berhutang budi mungkin sekarang pria itu sudah bersatu bersama ayahnya.
Malam ini cuaca di Irlandia sangat bagus, meskipun aura dingin menembus kedalam kulit, namun udara yang sejuk mampu menjadi penakluk, Airyn menghadiri jamuan makan malam yang di lakukan oleh Tuan William, atas pencapaian yang sangat gemilang beberapa tahun ini, bahkan saat ini mampu menjadi perusahaan ke 3 mengalahkan perusahaan XIXI.
Tentu saja Hamillton pemegang kekuasaan nomor 1 di Irlandia, sedangkan Pertov berada di urutan kedua, semua petingi-petingi dan orang penting di negara ini menghadiri acara tersebut, meskipun Airyn merasa malas untuk memenuhi undangan, namun Tuan William adalah sahabat baik Ayahnya.
Airyn memasuki ruangan yang penuh dengan tamu undangan, dirinya mengunakan gaun hitam polos yang membalut tubuhnya hingga menutupi kaki jenjang miliknya, meskipun begitu gaun yang Airyn gunakan memiliki belahan sampai paha, sehingga memberikan kesan sexy di tubuhnya yang indahnya, gaun tersebut dirancang oleh desainer ternama dunia, gaun yang di kenakan Airyn malam ini menelanjangi kedua bahu indah nya, hingga membentuk sentuhan seksi yang menampilkan lekuk tubuh gadis itu, tentu saja Airyn sangat cantik dan memukau, bahkan rambut panjangnya di biarkan terurai, membuat leher jenjang yang dimiliki Airyn sangat memukau perhatian, seketika dirinya berjalan dengan anggun, tentu saja semua mata tak henti memandang, meskipun Airyn tidak nyaman dengan hal seperti ini, namun untuk image dirinya di dunia bisnis, Airyn harus mempertahankan penampilannya.
Gadis itu tentu saja memperlihatkan semua yang dimiliki kepada orang lain, kekuasaan, kasta, kecantikan, karisma dan bahkan hal kecil seperti harga pakaianya saja sulit untuk dimiliki oleh orang yang ada disana.
Kekaguman dan keterpukauan membuat semua orang tidak henti menaikan pandangan, Airyn begitu berbeda dari semua orang yang ada, kekuasaan yang di sandangnya mampu membuat para tamu undangan tak bisa berkata apa-apa selain “Luar biasa”
“Hansell turunkan pandangan mu” celetuk Dikra kepada temanya, bahkan ia terkekah atas apa yang dilakukan Hansell.
“Apa maksudmu, apa salah mata ku jika dia yang mengundang untuk di perhatikan. Kecantikan nya itu pastilah karena harga make up yang berkualitas tinggi yang dimilikinya” hina Hansell yang tidak mampu mengakui kenyataan.
“Haha...kau ini lucu sekali" belum selesai dirinya terkekeh, Dikra mengalihkan pandangan kearah Airyn yang menjadi pusat perhatian di pesta malam ini "Sepertinya, aku harus menyambut tamu istimewa ayahku” sontak Dikra berlalu meninggalkan Hansell untuk menghampiri Airyn.
“Selamat malam Nona Petrov” sapa Dikra dengan tuturan kata nan Manis.
“Kenapa kau disini?” tanya gadis itu dengan ketus, bahkan menajamkan kedua alisnya seolah tidak suka.
“Aku Tuan Rumah diacara ini, tentu saja aku harus menyambut kedatangan mu” balasnya Dikra dengan senyuman tulus, membuat Airyn memutar Padanganya untuk menjangkau kearah lain, kali ini Airyn saling bertatapan dengan Hansell yang ada di seberang pandanganya, sebelum membalas perkataan Dikra.
“Begitukah”
Hansell berjalan kearah mereka, lantaran dirinya tidak nyaman dengan wanita yang baru saja menghampiri setelah ditingalkan Dikra, Hansell melangkahkan kaki perlahan seraya membawa minuman yang sedang disemaikan di jemari tanganya dengan sikap elegan.
“Ada angin apa Nona Muda Petrov, mendatangi pesta kelas rendah seperti ini” sindir Hansell dingin, namun Airyn mengabaikan pria itu, membuat Hansell berdecak kesal atas sikap Airyn padanya sedangkan Dikra hanya mampu terkekeh, mungkin baru kali ini ada wanita yang mengabaikan temanya itu.
Airyn mengalihkan mata kearah lain, untuk melihat sekitar sebab dirinya ingin mengambil minuman, namun terlihat jelas tempat itu terlalu jauh dari dirinya berdiri, dan banyak sekali laki-laki licik yang juga menjadi musuhnya di tempat tersebut, saat dia melihat kebelakang tak ada pelayan yang melihat kearah Airyn, membuatnya sedikit kesal, namun bagaimanapun Hansell adalah pria yang peka, ia menyodorkan minuman miliknya untuk diberikan pada Airyn.
“Aku tidak mau” tolak gadis itu dengan tatapan tidak suka.
“Ambilah, kau tidak mungkin teriak ditengah pesta, dan juga tidak mungkin menghampiri kandang musuh bukan” seketika itu dengan paksa Hansell meraih tangan Airyn, sehingga membuat Airyn mengenggam gelas yang diberikan Hansell dengan paksa, matanya tentu saja menatap kelancangan pria itu dengan aura tidak suka, tapi Airyn tidak punya pilihan lain.
“Nona Petrov aku pergi dulu, dan Hansell kau temani tamu pentingku sebentar, aku ingin menghampiri Ayah” Dikra meninggalkan mereka dengan sengaja, membuat Hansell tak mampu berkata-kata begitupun Airyn yang ada disana.
“Kenapa kau masih disini? Pergilah” usir Airyn kepada Hansell, dia meneguk minuman yang diberikan oleh pria itu kepadanya, tentu saja karna dirinya begitu haus. Di tambah dirinya cukup percaya pada pria itu, bahkan jika bukan Hansell yang memberikan, Airyn mugkin tidak berani meminumnya, karna di dunia bisnis bersikap hati-hati adalah hal terpenting yang harus dilakukan untuk bertahan.
“Aku laki-laki bertanggung jawab, tuan rumah menitipkan mu padaku, bukankah aku harus melakukanya dengan baik, setelah ada yang menghampiri dirimu aku akan pergi”
Seru Hansell dengan kalimat singkat sembari memasukan tangan ke saku celana, jelas sekali betapa tampannya Hansell saat itu, membuat Airyn bergumam kesal dengan keadaan, dia merasa sedikit gugup akan kehadiran Hansell, di tambah Hansell adalah orang yang dua tahun lalu menolong dirinya.
Selang beberapa waktu Paman William menghampiri mereka, membuat Hansell ingin secepatnya meninggalkan wanita menyebalkan di sampingnya, namun ketika senyum Paman William disambut Airyn dengan hangat, wanita itu sedikit mengerutkan kening akibat pusing yang mendera kepala, di tambah rasa panas dan tidak nyaman yang mulai meresahkan.
Membuat Hansell menaruh perhatian pada gelas yang baru saja diteguk habis oleh Airyn, dengan sesegera mungkin Hansell meraih Airyn yang mulai terhayung dari tegaknya, menjaga Airyn agar aman di pelukanya.
"Apakah ada obat yang ditaruh di gelas itu" panik Hansell ketika membulatkan mata secara sempurna, begitupun Dikra dan juga ayahnya yang ada disamping Airyn dan Hansell.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Reeeeg🐣🦄
ya hayyuk
2021-01-21
0
kiranaayu
keren ceritanya nya
2020-09-11
0
Ahmad
like.
2020-09-07
0