Seperti biasa Airyn berangkat ke sekolah diantar oleh Berto dan Merry yang sekalian ke kantor pusat, ditengah perjalanan gadis itu masih sibuk memeriksa dokumen-dokumen di tanganya, seolah tak ada hari luang tanpa bekerja.
“Nona, nanti malam anda harus menghadiri rapat dengan beberapa investor dan juga Ceo dari perusahaan di tiongkok” Airyn yang tadinya sedang menandatangani dokumen menghentikan kegiatan untuk menatap kearah Merry yang ada di sampingnya.
“Seberapa penting itu sampai harus aku yang menghadiri rapat?” saut Airyn dengan wajah jengkel, seolah tak senang dengan pernyataan Merry, tentu sedari awal Airyn sudah mengetahui masalah ini, namun ia tidak berfikir sampai mereka melibatkan Airyn dalam hal ini, memangnya segenting apa masalah yang terjadi.
“Ini mengenai beberapa Saham kita di Tiongkok Nona, anda diharapkan hadir karna mereka ingin menerima langsung perintah dari anda, sebab keadaan yang terjadi tengah berstatus darurat, jadi membuat mereka tidak bisa mengambil keputusan sepihak, dan memerlukan nasehat anda untuk langkah selanjutnya” jelas Merry dengan nada datar meskipun ia mengetahui hal ini akan memperburuk Mood Nona Petrov.
“Baiklah, atur jadwalku” saut Airyn singkat, sembari melenggang meraih tas ranselnya untuk di sandang.
Mobil itu terhenti di depan pintu sekolah yang menjadi pusat perhatian semua murid, sebab mobil yang Aiyrn kendarai bergandengan datang dengan mobil Hansell dan Dikra di belakangnya, sesaat Airyn keluar dari melangkah dari dalam mobil untuk keluar memasuki sekolah, hanya saja semua pria yang berada di depan pintu masuk memandang ke arah Airyn seperti pemangsa yang tidak henti menantap targetnya.
Tatapan tak suka tentu saja terlihat jelas diwajah gadis tersebut, bagaimana tidak. Dia benar-benar membenci tersorot oleh mata bahkan menjadi pusat perhatian, namun semua orang di sekolah ini malah melakukan hal menjengkelkan, membuat Hansell terpaku melihat sikap Airyn yang gugup di depanya, ia sangat mengerti gadis itu sangat tidak nyaman atas semua perhatian yang berlebihan.
Entah mengapa Dikra malah tertarik dengan situasi ini, seolah ia sangat mengerti Hansell akan menolong Airyn disaat seperti ini, seorang Hansell mana pernah mengabaikan semut kecil yang melintas, ia bahkan tidak pernah menginjak gerombolan semut meskipun terburu-buru, karna itulah Dikra memilih diam di arah belakang sembari memperhatikan Hansell yang akan berjalan mendekat kearah Airyn. Dan ternyata tebakan Dikra benar, Hansell meraih tangan gadis sombong itu hingga membuat Airyn tak mampu menepisnya.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Airyn dengan tidak percaya, bahkan ia menatap ke pergelangan tanganya yang di kunci dengan kasar.
“Aku ingin membantumu” uncap Hansell tanpa basa-basi.
Entah mengapa untuk kali ini Hansell benar-benar canggung dengan wanita, dia mengutuk dirinya atas apa yang dilakukan saat ini, benar-benar sesuatu yang mempermalukan diri sendiri namun dia sudah terlanjur sehingga tidak bisa lagi mengelak. Dengan kuat Hansell mengenggam tangan wanita itu sampai Airyn tak mampu menepis tangan Pria Asing yang mencengkam pergelangan tangannya.
“Lepaskan aku!! ” bentak Airyn dengan sorot yang mata tajam, membuat Hansell mengelengkan kepala seolah masih bertahan dengan sikap ikut campurnya.
“Aku tau kau tidak nyaman dengan tatapan mereka, karna itulah aku akan mengajakmu lewat jalur belakang, jadi tetaplah begini dan ikuti aku masuk dari arah sana, setelah itu aku akan melepaskan mu” jelas Hansell dengan bujuknya yang halus, tentu ia bertutur dengan sopan namun tidak menghapus kebencian Airyn.
“Kau fikir siapa dirimu?” teriak Airyn kearah pria itu, membuat seluruh siswa disana memandang kearah mereka seperti penarik perhatian, bahkan jumlah siswa yang menatap Airyn tiga kali lipat dari sebelumnya.
“Astaga, kenapa teman ku ini bertingkah bodoh, dengan temperamen gadi sombong itu dia berlaku seperti pria kemayu, dasar payah” gerutu Dikra dari arah belakang sambil menutupi wajahnya sendiri, seolah dia tidak ingin terlibat terhadap sesuatu yang mempermalukan dirinya di sana.
Sebab jika Hansell menyadari keberadaan Dikra, mungkin pria pintar secara akademik itu akan memanggil dirinya untuk malu bersama, tentu Dikra tidak akan mau meskipun mengigat pertemanan mereka.
“Aku hanya menolongmu, kenapa kau berlebihan” tegas Hansell kepada Airyn seolah dia benar-benar tulus membantu gadis tersebut.
“Aku tidak butuh bantuan mu, apa kau tidak bisa melihat jika aku membutuhkan perhatian, untuk apa kau membantu ku? Apa kau membutuhkan perhatian juga? Dasar b*jingan! Lepaskan tangan ku” umpat Airyn dengan nada ketus, seolah dirinya tidak ingin melihatkan kepada orang lain betapa ia menderita dengan segala hal yang telah di jalaninya selama ini.
"Kenpa dengan Gadis aneh ini" Gumam Hansell saat menyelisik dari ujung kaki sampai ujung rambut Airyn, membuat Gadis itu menyiku tubuhnya sebab secara tidak sopan memindai Airyn
“Kau!!! Apa kau gila!!!" teriak Hansell dengan kesal, membuat Airyn menepis tanganya hingga lepas dari pria itu.
"Jika aku gilaa kenapa! Apa kau sebagai orang waras menyesal menolang orang sakit jiwa" Hina Gadis itu dengan geram, membuat Hansell menatap sembari meringis kesakitan, perlahan Hansell melupakan rasa sakit di pinggulnya untuk bersikap baik-baik saja.
"Sekarang semua orang sudah memperhatikanmu, silahkan nikmati perhatian ini, dasar gadis menyebalkan” umpat Hansell yang tidak bisa menyembunykan rasa dongkol di hatinya, ia berlalu meninggalkan Airyn untuk menuju pintu belakang.
Tentu saja semua mata menatap kepada mereka yang sibuk dengan pertengkaran disana, semakin lama semua siswa semakin berkumpul disana membuat Hansell memilih pergi tanpa basa-basi.
Airyn berusaha menumbuhkan percaya dirinya, dan berjalan tegap kearah pintu masuk, tentu saja semua mata memandangi setiap langkahnya, kekaguman yang menjadi alasan utama mereka hingga tak henti memandangi Airyn. Hansell yang melihat tingkah wanita yang ingin ditolongnya itu benar-benar kesal tak kepalang, ia merasa dipermalukan.
Selama ini semua orang tidak pernah berburuk sangka kepadanya, namun wanita barusan benar-benar meruntuhkan image yang di bangun Hansell selama ini, untuk kali pertama dirinya begitu kesal kepada seseorang. Membuat seorang Dikra yang memandang Hansell pergi menjauh dari sana, benar-benar takjub dengan gadis yang dianggapnya sombong, sebab gadis itu sudah dua kali merubah seorang Hansell Hamillton dimata Dikra.
Rasanya kegihihan Dikra untuk menyatukan mereka benar-benar membara, Airyn yang masih kesal dengan pria itu merasa dirinya butuh suatu pelampiasan untuk amarah yang tertahan, ia membanting tubuhnya dengan kasar kekursi tersebut
“Apa-apaan ******** itu, apa dia tidak takut mati !! Ah sial” gerutu Airyn seolah dirinya benar- benar dibuat murka oleh laki-laki asing yang menyebalkan.
****
Keadaan sekolah masih seperti biasanya, anak-anak sibuk belajar dan bermain bersama teman nya, sedangkan Airyn menghabiskan waktu diperpustakaan, kegemaran Nona Petrov dalam membaca membuat Airyn mampu menghabiskan waktu berjam-jam di dalam sana.
Selain membaca buku yang di digenggam tersebut otaknya dipenuhi akan pertemuan nanti malam, Airyn berfikir keras tentang hal mendesak apa yang dibutuhkan oleh pecundang-pecundang bodoh itu dengan kehadiran dirinya.
Bahkan jika ini bukan masalah yang serius untuk ditangani langsung oleh Airyn, dia berniat mencabut semua aset-asetnya serta saham dari mereka.
Fikiran yang tadinya liar tentang Bisnis yang dikolala membuat Airyn lupa untuk menghadiri kelas terakir, Airyn melihat jam yang melingkar di tangannya, terlihat jelas kerutan didahi mengambarkan betapa cerobohnya Airyn hingga lupa diri.
Baru saja Ia ingin beranjak pergi, Airyn tanpa sengaja membenturkan kepala ke tubuh seseorang, yang dirasa cukuo kokoh hingga membanting dirinya kearah belakang, beruntung orang itu menahan pinggul Airyn hingga menopang keseimbangan tegaknya.
“Kau!!” teriak keduanya secara bersamaan.
Airyn berhadapan dengan orang menjengkelkan itu, bahkan sangat engan untuk ia temua, dengan cepat mereka saling memisahkan diri seolah bersikap enggan, Airyn membuang pandanganya kearah buku yang terkapar di lantai akibat kecelakan barusan, namum pria tersebut malag menerik bukunya hingga membuat gadis itu benar-benar tidak nyaman.
Bukankah pergi dan menjauh langkah yang tepat, agar tidak berurusan lagi dengan pria itu, membuat Airyn mengabaikan dirinya untuk berlalu ke kelas.
“Berhenti” pria itu entah mengapa tiba-tiba saja berdiri di depannya guna menghalangi langkah Airyn, membuat gadis itu menatap tajam hingga Hansell merinding saat bertatapan dengannya “Aku tau sikap aku tadi pagi sedikit keletawan. Tapi, Ta..Pi aku tidak bermaksud lain, aku hanya berniat membantu mu, dan tidak lebih dari itu. Kau, seharusnya tidak boleh mengabaikan ku seperti itu. Aku ini bukan b*jingan seperti yang kau katakan. Kau harus membalas niat baik ku, meksipun kau menolak diriku. Dan juga jaga temperamen buruk mu itu. Kau tetaplah seorang wanita jadilah wanita yang baik” Cerocos Hansell kepada wanita dingin yang menatap dirinya tajam
“Apa kau sudah selesai dengan bicaramu?” tanya Airyn dengan begitu malas, tatapan nya tertuju langsung ke pergelangan tangan yang tengah di genggam Hansell.
“Eh maafkan aku” Hansell melepaskan tangan Airyn begitu saja, ketika Airyn berhasil melepaskan tangan dari cengkraman Hansell, dia berlalu begitu saja untuk meninggalkan pria yang aneh tersebut.
“Apa wanita itu tidak bisa bicara santai, kenapa setiap kali menatapnya aku selalu gugup, bahkan dia tidak cantik sama sekali apa yang terlalu disombongkan olehnya” gerutu Hansell ketika Airyn dengan tega meninggalkan Hansell bersama rasa malu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
V:X
sukaa aku ceritanya
2020-09-11
0
kiranaayu
udah aku kasih rate 5 ya thoor
2020-09-11
0
Ahmad
like
2020-09-07
1