Di tengah perjalanan kedua pria yang menuju APV Grup terlihat sibuk berbincang-bincang mengenai berbagai halbyang harus di bahas dengan Nona Petrov nanti, bahkan terlihat jelas ketidak sabaran Hansell saat berada di kabin penumpang, namun berbeda dengan Darell yang tengah memandang-mandang Tuan mudanya, sebab Darell mengenal karakter Hansell Hamillton, dan ia sangat sadar Nona Petrov bertolak belakang dengan pria itu, akankah pertemuan ini terjalin damai, takutnya bukan membangun kerjasama yang di harapkan malah membentuk tim musuh yang sudah di terapkan selama bertahun-tahun.
Selama Darell bekerja di bawah naungan keluarga Hamillton, ia sangat memahami jika Tuan Petrov dan Hamillton sangat tidak mungkin untuk bernegoisasi apalagi menjalin kerjasama, lantaran mereka yang selalu berseberangan namun tidak saling menganggu, meskipun begitu Darrel juga tidak mengetahui hal apa yang membuat dua keluarga kaya dan terpandang ini tidak memiliki kerjasama bahkan sangat bertolak belakang.
Tapi kali ini Darrel berada di sistuasi langka seumur hidupnya. Keluarga Hamillton saja sudah merepotkan mengenai masalah perusahaan, di tambah pihak Petrov yang berkali lipat merepotkan itu, membuat Darrel sangat berharap Dewi Fortuna membawa keberuntungan atas pertemuan dua keluarga ini.
Ketika mereka sampai di perusahaan APV Petrov, Darrel memperlihatkan Kartu Identitasnya. Lalu beberapa ajudan yang menunggu mereka mengarahkan jalan menuju ke ruangan Nona Petrov, Hansell yang melihat perlakuan itu mencoba menuruti meskipun ada ketidak nyamanan bagi dirinya, setidaknya saat ini dia harus mengalah untuk mengajukan negoisasi dengan pihak lawan.
Mereka berjalan sesuai yang di perintahkan tanpa membantah, di tengan lift menuju lantai 25 yaitu ruangan privat yang dimiliki oleh Nona Petrov sendiri. Lift itu berdenting sehingga para Bodyguard memberikan arah memasuki sutu ruangan kerja yang luas dan besar, meskipun ruanga kerja Hansell sangat mewah dan besar namun ini jauh lebih mewah, membuat Darell sedikit terpana memandang kesekitar, bahkan ia menyadari konsep Vintage yang di gunakan sangat berkelas dari yang di bayangkan, seolah memang di rancang mengunakan arsitektur yang luar biasa mewahnya.
“Silahkan duduk Tuan” seorang pria yang hampir seumuran dengan Darrel mempersilahkan mereka berdua menduduki sofa yang berada di ruang kerja, tentu keduanya memberikan hormat sebelum mendudukan diri di sana.
“Terimakasih atas kedatangan anda Tuan Muda Hamillton, saya turut berduka cita atas meninggalnya Tuan hamillton” ucap Berto ketika berbela sungkawa dengan tulus, membuat Hansell membungkukan sedikut tubuh sebagai tanda terima atas niat baik pria itu.
"Terimakasih" lirih Hansell dengan kalimat rendah, seolah ia mulai terpengaruh dengan situasi berduka. Melihat Tuanya di landa sedikit sedih Darrel menyela untuk mengalihkan pembicaraan
"Jika saya boleh bertanya, dimana Nona Petrov Tuan Berto? ” tanya Darrel menyambung permbicaraan Hansell dan Berto
“Maaf sebelumnya, Nona akan sampai 15 menit lagi, jadi anda harus menunggu disini sebentar” seru Berto dengan rasa bersalah, membuat Darrel mengkerutkan kening mendengar hal itu
“Hm hm... Kenapa anda memaksa kami secepat mungkin untuk datang, jika harus menunggu seperti ini. Apa anda tidak berfikir 15 menit itu bagi pembisnis adalah waktu yang sangat berharga” ketus Darrel seolah mengedepankan sikap pembelaan atas Hansell, tentu saja ia turut jengkel dengan sikap yang tidak profesional dari mereka.
“Saya minta maaf atas hal itu Tuan, saya hanya menyampaikan apa yang di perintahkan oleh Nona” balasnya dengan memberikan senyum kepada Darrel, tentu saja Berto tidak bisa di salahkan atas hal ini, membuat Hansell mencela percakapan antara dua sekretaris itu.
“Sudahlah Darrel tidak masalah jika harus menunggu, tidak apa-apa Tuan Berto kami akan menunggu” tukas Hansell yang menghentikan perdebatan mereka.
Entah kenapa saat itu Berto melihat Tuan Muda Hamillton sangat berbeda dengan semua pembisnis yang di temuinya, bahkan sikapnya tidak mencerminkan ke aroganan seorang pembisnis, membuat Berto berfikir apakah orang seperti ini mampu bertahan di dunia kelam bagi orang teratas?
Tak lama kemudian pintu ruangan itu terbuka, Merry adalah orang pertama yang membuka pintu tersebut bersamaan dengan Airyn Petrov di sampingnya, membuat Hansell dan Darrel berdiri dari duduknya, begitupun dengan Berto yang memberikan hormat pada Airyn.
Darrel yang tadinya begitu jengkel atas sikap Nona Petrov kali ini malah berbeda, ia sangat terpesona melihat Nona Petrov yang arogan namun anggun, wajah gadis itu benar-benar indah dan cantik layaknya dewi yang sering di gambarkan, membuat mata Darrel tidak bisa dialihkan ketika memperhatikan Nona Petrov saat berjalan, kecantikan gadis itu saja mampu membuat laki-laki terpana bagaimana mana mungkin wanita seperti ini menjadikan image dan pemberitaan tentang dirinya begitu buas di luar sana.
"Kendalikan dirimu" ucao Darrel pada dirinya sendiri, sebab bukan waktunya untuk pria itu terpana.
Hansell mengepalkan kedua tangan nya melihat wanita yang tidak asing dibola matanya, wanita yang tak terfikirkan sama sekali, yang kali ini berhadapan dengan Hansell, kenapa wanita itu ada di ruangan ini? Apakah dia Nona Petrov yang terkenal di dunia bisnis itu!
Tatapan mata Hansell dan Airyn dengan pasti menatap satu sama yang lainya, membuat orang diruang itu mengalihkan pandangan pada mereka secara bergantian, bahkan Hansell dan Airyn seperti tak rela melepaskan tatapan membunuh keduanya.
Tentu saja aura ini tidak asing bagi Marry dan Berto namun asing sekali bagi Darrel, Meskipun mereka terbiasa dengan aura yang ditampilkan Airyn saat berhadapan dengan musuhnya, namun sangat jarang bagi seorang Nona Pertov menetapkan pandangan matanya untuk waktu yang lama kepada seorang pria, bahkan kali ini ada hal yang berbeda dari dirinya.
“Selamat malam Nona Petrov” seketika itu Darrel memberikan salam dengan membukukan badan hormat, namun berbeda dengan Hansell, dia tidak mengucapkan sepatah kata apapun dan malahan mendudukan diri di kursi tamu sebelum Airyn menempatkan dirinya di posisi.
“Tuan...” gumam Darrel yang memperhatikan Hansell, ini tentu saja mengangetkan bagi nya, lantaran Tuan Muda Hansell begitu sopan dan satun, di tambah tata krama yang begitu kental dengan budaya, membuat Hansell tidak mungkin seperti itu, namun kali ini dia seperti orang berbeda, berlaku bukan seperti dirinya biasa, membuat Darrel seperti menaiki Roller Coster yang begitu berbahaya.
Airyn yang memperhatikan tingkah Hansell, hanya tersenyum sunging melihat ada orang yang menyombongkan dirinya saat mengemis pertolongan, dengan sikap elegan dan tubuh rampingnya gadis itu berlalu kekursi yang sering di duduki saat bekerja.
Sesaat ia telah mendapatkan posisi tersebut hingga semua orangpun berada di posisinya masing-masing kecuali Hansell, dia bertingkah seakan menentang Airyn, menikan kakinya ke kaki satunya lagi, lalu menyandarkan diri kesofa seolah tidak ada tata krama, tentu sorot mata tertuju kepada Hansell, Membuat Airyn sedikit meradang namun berhasil di tahan.
“Tuan Muda anda kenapa?” bisik Darrel kepada Hansell yang saat ini tengah berbeda dari dirinya biasa, namun pria itu tidak menjawab pertanyaan Darrel, dan tetap bertingkah sombong ketika menatap Nona Petrov.
“Sepertinya Tuan Muda Hamillton sangat berbeda dari apa yang di rumorkan, bahkan tidak memiliki sopan santun seperti yang di bicarakan” hina Airyn secara terang-terangan bahkan dengan tatapan tajam penuh sikap mengancam
“Terima kasih atas pujian anda Nona Petrov, saya tidak sebaik itu untuk menjadi manusia, bahkan saya sangat tidak menyangka jika Nona Petrov adalah wanita yang tidak saya bayangkan sebelumnya” balas Hansell kehadapan Airyn.
Ruangan itu hening beberapa saat, seolah membentang tanpa suara yang melantang, membuat Merry dan Berto bertatapan satu sama yang lainnya, sangat jarang Nona Airyn menghabiskan waktu bertele-tele, biasanya dia langsung ke inti pembahasan dan melakukan Deal dalam beberapa saat, namun kali ini mereka berdua memancarkan aura kelam yang tidak tertahankan, namun seperti enggan mengakiri perbincangan.
“Jika tidak ada yang ingin anda katakan, silahkan keluar! Aku tidak bisa memberi pengemis uang jika dia tidak mau mengemis” kalimat itu tentu saja menyakitkan untuk siapa saja yang mendengar, membuat Hansell tidak bisa menerima penghinaan yang barus aja di lontarkan oleh Airyn kepadanya.
“Kau!! Apa masalah mu dengan ku!! Apa yang membuat wanita seperti mu sesombong ini? Apa kau pantas mengucapkan kata sampah setelah membunuh Orang Tua ku!!” bentak Hansell kehadapan Airyn, hingga membuat Berto geram ingin menghampiri pria itu, namun dicegat oleh tangan Merry saat menatap tajam.
“HaHaHaHa…kau menyalahkan ku setelah semua yang dilakukan oleh orang tuamu!!Tidakah kau berfikir di hidup ini memiliki karma dan takdir” dengan kekehan menghina Airyn membalas perkataan Hansell, membuat pria itu tersenyum sunging atas sikap tidak tau diri wanita itu.
“Tapi kenyataan tetaplah kenyataan. Setelah menerita telefonmu papa ku mendapatkan serangan jantung dan di larikan kerumah sakit, sehingga beberapa saat setelah ia di periksa beliau menghembuskan nafas terakir disana, bahkan siapapun bisa menyimpulkan jika telfon yang kau lakukan, mungkin saja ancaman pembunuhan kepada papaku. Sekarang kau lah yang harus membalas semuanya, apa kau fikir aku ini bodoh? Melihat saham yang kau miliki ini memang luar biasa, apa kau tidak tau Irlandia memiliki hukumnya sendiri mengenai saham-saham dan kekayaan yang kita punya, bahkan cara bekerja mu di dunia Mafia sangat mengagumkan bagiku. Kau harus sadar Nona Petrov!! Saham yang kau miliki tidak terlalu banyak disini, tapi aku memiliki banyak relasi dari pada yang kau bayangkan. Bahkan maminta dia perusahaan saja mampu menyelamatkan perusahaanku yang di ambang krisis, jadi bekerjasama sebenarnya tidaklah tujuanku untuk kesini. Bukankah kau sendiri yang mengatakan rumor tentangku sangatlah baik, dengan nama baik yang kumiliki, aku rasa meminta bantuan dua perusahaan bukanlah sesuatu yang sulit. Bahkan tanpa bantuan dirimu aku mampu menyelesaikan masalah perusahaanku" tegas Hansell dengan geram, membuat semua orang terdiam di dalam ruangan itu termasuk Darrel, jika semudah itu untuk apa Tuan Hansell rela meluangkan waktu untuk menemui Nona Petrov?
“Jadi, kenapa kau kesini? ” tanya Airyn dengan sikap dingin, membuat semua orang memandang kearah Hansell.
Seketika itu dia berdiri dari duduknya, melangkah perlahan ke arah meja Airyn, bahkan pria itu menempelkan tangan nya di permukaan meja yang berseberangan dengan tatapan mata gadis itu, tatapan tajam Hansell tentu membuat Airyn murka dengan sikap yang di tampilkan kepadanya. Bagaimana tidak, berani-beraninya seekor lalat menatap matanya dengan penuh perlawanan, memangnya siapa pria itu sehingga berani menentang dirinya.
“Aku kesini ingin melihat pelaku pembunuh papaku” sontak mata Airyn bergetar dengan tatapan menuduh yang Hansell berikan, bahkan dia merasa ada yang memukul dadanya disaat bersamaan, ada amarah yang tidak dapat terdefenisikan, membuat kilat mata Airyn menajam menembus mata Pria itu.
“Darrel ayo kita pergi, tidak perlu bekerjasama dengan sampah seperti ini, bahkan aku tidak bisa mengerti hal apa yang di milikinya hingga menatap orang dengan tidak berharga” Darrel yang mendengar perkataan Hansell tentu berdiri dari duduknya, mau tak mau ia harus mengikuti pria itu, meskipun melihat sikap Hansell membuat Darrel tidak menyangka, namun jika perkataan yang pria itu ucapkan benar, tentu wajar bagi Tuanya Hansell semurka ini pada Nona Petrov.
Sedangkan Airyn begitu geram hingga meratakan barang-barang yang berada diatas meja seolah dia merasa muak dengan perlakuaan yang ditampilkan pria itu, emosinya meluap kepermukaan seperti sebuah bom waktu yang seketika meledak tanpa terkendali.
Selama ini dia selalu menghabisi siapa saja yang menghianati dirinya, namun kali ini Airyn tidak bersalah atas kejadiaan tersebut, dialah yang menjadi korban dan hanya membalas semua yang dilakukan Hamiltton kepadanya, namun mengapa malah dia yang menjadi pelaku dan disalah tuduhkan seperti ini.
Tentu saja ini kali pertama bagi Airyn merasakan getaran sakit yang maha dahsyat karna orang lain, sebab hatinya benar-benar beku akan rasa sakit setelah kepergian ayahnya, tapi pria itu malah mengores harga diri Airyn hingga keakar dan tidak mau tunduk serta menghargai dirinya sebagai seorang penolong, membuat darah gadis itu mendidih hebat akibat bara emosi yang memancing amarahnya untuk meluap.
“Aku tidak akan memaafkan dirinya!! Lihat saja nanti, akan aku balas penghinaan ini menjadi rasa sakit untuk hidupnya. Bahkan untuk mengakiri hidupnya pria itu harus berlutut di hadapanku, apa kau fikir dirimu pantas berlaku seperti itu dihadapan ku. Dasar pria bodoh!! ” entah kenapa dendam Nona Petrov kepada Hansell tak tertahankan lagi, bahkan membuat Merry dan Berto bergindik takut menatap Airyn.
“Apa yang kalian lihat!! Cepat selidiki tentang pria itu, dan berikan data lengkap mengenai cecunguk barusan!! Merry, susun cara untuk menjatuhkan perusahaan Hamillton dengan segera, tidak peduli dengan apapun yang harus aku korbankan, lakukan penghabisan dengan segera selagi dirinya diambang krisi kehancuran. Bahkan setitikpun jangan beri dia celah untuk bernafas!!” teriak Airyn kehadapan Merry dan Berto, hingga mengejutkan dua orang itu, sebab sangat jarang Airyn mengeluarkan emosi yang menakutkan, mereka berlalu keluar ruangan sembari meingalkan Airyn disana sendirian.
****
Di tengah perjalanan Hansell benar-benar kesal dengan wanita yang baru saja ditemui dirinya, bahkan ia tidak mengerti kenapa ia harus sekesal ini, saat ini Hansell merasa terkhianati tanpa alasan, hanya satu hal yang terlintas di fikiranya, mengapa harus gadis itu yang menjadi Nona Petrov? Bahkan untuk beberapa kali ada ketertarikan yang tidak mampu di terjemahkan oleh Hansell tentang gadis yang menarik perhatianya. Namun setelah mengetahui dia adalah Nona Petrov pandangan Hansell berubah menjadi jengkel dan geram, ada rasa tidak terima disana namun ada rasa lega setelah melihat wanita iblis yang sangat dibenci oleh dirinya.
"Sialan!!" pria itu memukul keras bagian kursi yang ada di kabin penumpang, membuat semua orang bergindik ngeri atas emosi yang meluap-luap dari Tuan Muda Hansell yang terkenal dingin, bahkan Darrel tidak menyangka pria itu akan semarah ini. Setalah sampai di kantor Hansell membuka pintu ruangannya dengan kasar, membuat kepala Dikra mendongak kearah pintu untuk melihat temanya yang kembali dengan raut kusam.
“Anak ini!! Kenapa kau disini” Hansell menyemprot Dikra dengan pertanyaan yang retorika, membuat pria itu bangkit dari duduknya sembari mengikuti langkah temanya.
“kau sudah bertemu dengan Nona Petrov, bagaimana? Apa kau mendapatkan apa yang kau butuhkan? “ tanya Dikra seolah berfikir sesuatu yang baik mungkin terjadi di pertemuan mereka.
“Bagaimana apanya? Aku bahkan tidak ingin bekerja sama setelah mengetahui gadis itu adalah manusia yang aku benci. Tapi Dikra ada apa dengan raut wajah bahagia mu”
"Aku berfikir kau dan gadis sombong itu membuat kesepakatan, tapi kenapa kau malah menjadi kesal Hansell!! Ada apa sebenarnya?"
“Apa maksudmu dengan ada apa sebenarnya? Bukankan sudah aku bilang aku membatalkan niatan kerjasama karan gadis itu adalab Nona Petrov? bahkan aku berfikir hari ini sangar menjengkelkan sekali. Bagaimana bisa dia menjadi Nona Petrov!! Sialan!!"
"Tunggu.. Tunggu... jadi kau baru mengenal jika wanita sombong di sekolah kita adalah Nona Petro lalu kau membatalkanya karna jengkel! Apa kau bodoh!! Bahkan beberapa hari ini Irlandia di landa dengan berita besar tentang Ratu Perekonomian telah kembali, dan sekolah kita begitu di gemparkan dengan kecantikannya. Dan kau sendiri melihat bagaimana orang tertarik dengan gadis itu di sekolah! Lalu, kau tidak tau siapa dia? Apa kau benar-benar bodoh Hansell?” celetuk Dikra dengan tidak percaya, bahkan ia tidak menyangka Hansell sebodoh ini.
"Apa aku sebodoh ini, sampai tidak mengetahi jika dia bukan orang sembarangan? Astaga!" umpat Hansell dengan geram, ketika bergumam di dalam fikiranya.
“Cantik apaan begitu, sudahlah!” Hansell benar-benar tidak mengerti dengan dirinya, mengapa dia semarah itu kepada gadis tersebut, padahal dia tau Papanya meninggal adalah takdir tuhan.
Tapi dia menyalahkan orang lain atas kepergian Papanya, bahkan jika harus ada yang di salahkan mungkin dialah orang yang pantas untuk itu, tidak seharusnya Hansell mewalan apa yang di katakan oleh ayahnya malam itu, tapi semuanya adalah takdir dan ini memang terjadi di kehidupan semua orang.
“Aku ingin membersihkan diri. Jadi jika kau ingin disini, silahkan! Tapi ku harap pulanglah sebelum papamu mencari” Hansell masuk kedalam ruang istirahat yang berada di dalam kantornya, meninggalkan Dikra yang masih belum selesai dengan percakapanya, tentu saja Dikra sadar bukan waktunya menganggu Hansell, bagaimanapun pria itu masih saja berduka atas kepergian Tuan Hamillton. Hansell mengistirahaatkan seluruh tubuhnya, sembari memikirkan langkah tepat yang akan di hadapi nanti.
Hansell mungkin tidak akan mampu mengambil kembali saham-saham yang telah di hancurkan oleh Airyn, bahkan ia sadar tidak akan mungkin merebut perusahan cabang yang sudah di akuisisi oleh Airyn, tapi Hansell yanik bisa mengoptimalkan kembali perusahaan dengan bantuan dana dari dua Bank atau perusahaan di Irlandia, meskipun banyak kerugian yang di dapatinya, asalkan perusahaan yang di pegang ini dapat kembali normal, mungkin ini termasuk langkah yang tepat, tetap saja untuk semuanya Hansell perlu kerja keras dan juga memerlukan waktu sehingga tidak menghadiri sekolan sementara waktu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Listiana Ngawi
nona pedrov kamu garang sekali ...jgn merendahkan org lain dong palagi menyebut dia sampah to pengemis
2021-01-29
0
Rina Triwinnarni
tegang🤔🤔....buat laki2 harga diri adalah harga mati... benul tidak☹
2020-11-01
1
Muhammad Adhi
sukaaaaaa kak
2020-10-10
0