Hari semakin larut namun Airyn masih belum mau beranjak dari atas sana, ia selalu saja menunda untuk ke hotel, mungkin ini adalah pertama kalinya bagi Airyn merasakan kebebasan atas penjara yang menghukum dirinya sendiri.
Hansell berusaha mengikuti keinginan gadis itu, bahkan jika Airyn mau hingga pagi dikomedi putar Hansell bersedian menemani. Selang beberapa waktu Airyn mulai mengantuk dan merasakan ke sensitifan hawa dingin mulai merambat kulitnya, ia beranjak dari atas sana dan menuju ke Hotel, kali ini mereka pulang menggunakan Taxi, lantaran jarak hotel cukup jauh dari tamah hiburan.
Airyn memasuki kamarnya, tak lupa mengucapkan terimakasih atas waktu yang diberikan Hansell kepadanya, wanita itu benar-benar merasa mengantuk hingga tak tahan berbasa-basi lebih lama bersama Hansell.
“Airyn apa kau tidak mau aku temani untuk tidur?” tanya Hansell begitu tiba-tiba membuat mata Airyn yang tadinya sayu akan kantuk terbelalak lebar " aku akan tidur disofa tenang saja" sambung nya untuk menghilangkan gugup
“apa kepalamu terbentur?” jawabnya dengan nada tinggi “pergilah kekamarmu, kau fikir aku wanita apaan, hanya karna kau baik padaku hari ini, bukan berarti kau bebas berbuat semaumu” tegasnya kepada Hansell tentu saja Airyn tak jauh dari hal negatif difikiranya
“bukan begitu maksudku, aku takut terjadi sesuatu dengan mu, kau memakan eskrim terlalu banyak, ditambah udara malam, mungkin bisa mengangu kesehatanmu, jika aku disini mungkin bisa memastikan kau baik-baik saja hingga pagi” ujarnya
“aku tidak selemah itu, pergilah! aku benar-benar mengantuk” Airyn bersikokoh mengusir Hansell hinga mendorong pria itu keluar kamar Hotel.
Hansell yang melihat sikap Airyn kepadanya hanya tersenyum bercampur khawatir lantaran Airyn tidak memakan apapun selain eskrim saat keluar, bahkan gadis itu tidak makan malam, dia tidak ingin terjadi sesuatu kepada Airyn akibat dirinya.
Perlahan Hansell memasuki kamarnya, tak lupa membersihkan diri baru dia membaringkan tubuh untuk istirahat, namun entah kenapa ada hal yang menganggu tidurnya hingga tak mampu memejamkan mata, Airyn begitu menganggu fikirannya.
Membuat pria itu berdecak kesal dan bangun dari tempat tidur tersebut “kenapa aku mencemaskan anak itu” kesalnya.
Perlahan dia membaringkan tubuh ditempat yang sama, memeluk guling dan memiringkan badan ke arah kanan, dia mencoba masuk kealam bawah sadar untuk mengistirahatkan tubuh, namun diantara mata yang terpejam ingatanya tak kunjung padam.
“aku tidak bisa begini, ini terlalu menganggu” dengan pasti Hansell menepiskan selimut dan berlalu ke kamar airyn
Kamar Rose Nomor 159
Hansell mencoba menekan bell kamar Siryn berkali-kali, dia tau sikapnya pasti akan membuat gadis itu murka, namun dia tak gentar untuk mencoba.
Hansell berulang kali mencoba menekan bell kamar Airyn namun tidak ada jawaban sama sekali, tentu saja fikiranya semakin tak karuan namun Hansell terus mencoba untuk berfikir positif, mungkin saja Airyn tengah tertidur pulas hingga tak menghiraukan bell yang berbunyi.
Dia terus mencoba menekan bell dilorong yang sepi itu, namun cukup sampai disana Hansell benar-benar kehabisan kesabaran untuk membangunkan Airyn yang tidak memberikan respon apa-apa, dia berlalu pergi dari tempat tersebut dengan hasil yang tidak memuaskan perasaanya.
Sedangkan di dalam kamar 159, Airyn yang tengah tertidur pulas terbangun dari alam sadarnya, dia merasakan sakit yang membalut seluruh perutnya, seakan ada gejolak yang naik turun dan mempelintir isi perut airyn, membuat gadis itu kesakitan hingga tak mampu berkata, airyn mencoba berdiri dari ranjangnya namun tenaganya terlalu habis untuk menangkis rasa sakit, dia terkulai lemah dengan keringat yang membanjiri disekitar tubuhnya, pandangan nya mulai kabur hingga tak bertenaga, dipenghujung kesadaran airyn menatap langit kamar hotel dengan putus asa, tak akan ada orang yang mampu menolongnya, dia mengucapkan selamat tinggal atas kehidupan yang telah dijalaninya selama ini, dengan senyum pelik dia ingin bertemu sesegera mungkin dengan ayah dan ibu, Airyn berfikir inikah akir dirinya? Mata Airyn terpejam, hingga warna hitam penutup segala kejadian didalam kamar yang terkunci rapat.
Kehidupan seseorang memang sudah ditentukan, tidak ada yang mampu mengubah takdir dirinya, kapan orang itu terlahir, dengan siapa orang itu hadir, dan bagaimana dirinya berakir telah ter gariskan jauh sebelum benihnya ada.
Begitupun kehidupan airyn yang luar biasa, dengan tekad nya yang kuat ia mampu mencapai hal yang mustahil dimiliki anak seusianya, dia memang tumbuh dikeluarga yang sempurna, dengan kekuasaan dan harta yang berlimpah tapi itu hanya sementara, tuhan mengambil mahkota hidupnya yaitu orang tua, dan sekarang tuhan mengambil hidupnya meninggalkan segala yang diperoleh dirinya sendiri.
“tidak Ryn!” sosok ayah membentak Airyn disana, membuat Airyn tertegun kepada laki-laki yang mengandengan tangan istrinya
“ayah” Airyn tersenyum bahagia bertemu kembali dengan orang tua yang dicintainya, dengan begitu dia rela meninggalkan apapun atas kehidupan yang dihasilkan Airyn berlari mengejar sosok mereka namun mereka terlalu jauh untuk didekati.
“Airyn ingin ikut kalian” tangis Airyn pecah dengan sendirinya, namun ayahnya hanya tersenyum kepada putri tercinta
“pergilah” seketika itu Airyn berteriak di atas kesakitan yang ditingalkan kembali, untuk ketiga kalinya mereka pun meninggalkan Airyn.
“ayah” sontak teriakan Airyn membuat Hansell terbangun dari tidurnya, dan menatap gadis yang telah sadar itu dengan cemas
“Airyn apa kau baik-baik saja?” tanya Hansell dengan mengengam tangan airyn
“aku dimana?” tanya nya begitu bingung, tentu saja dia merasa bertemu secara nyata dengan ayah dan ibunya, namun sekarang apa yang terjadi kepadanya?
“tenanglah, aku akan memangil dokter untuk memeriksamu” Hansell menenangkan gadis yang terbangun dari mimpinya itu, dia menekan tombol yang berada disamping ranjang Airyn, dokter pun datang menghampiri mereka.
“Nona apa anda sudah merasa baikan?” tanya Dokter tersebut kepada Airyn, namun gadis itu hanya diam menatap sekitar, dokter itu meminta izin untuk memeriksa keadaan airyn terlebih dahulu, sedangkan pasien yang diperiksanya seperti orang linglung yang kebingungan, tentu saja Airyn bingung bagaimana bisa dirinya berakir disini, padahal sangat jelas dia sudah bertemu dengan orang tua nya
“Nona anda harus menjaga pola makan anda dengan baik, asam lambung yang anda derita cukup parah dan karna itu perhatikan pola makan sehat dan teratur, jika tadi anda tidak segera ditangani ini akan sangat fatal, untung saja pacar anda begitu kokoh memaksa kami memeriksa kondisi anda terlebih dahulu” jelas dokter itu, karna dia masih teringat bagaimana Hansell memaksa dengan penuh penekanan kepada dokter untuk menangani Airyn, sedangkan pasien lain mengantri atas pengobatan.
Hansell yang mendengar pernyataan dokter itu hanya terdiam dan tertunduk untuk memalingkan wajah ketika mengingat betapa aneh dirinya.
“meskipun nanti saat anda makan terasa sedikit sakit saat menelan anda harus memasukan sedikit makanan kedalam perut anda nona, sebab asam lambung yang anda derita telah mengalami komplikasi berupa peradangan pada saluran kerongkongan atau biasa disebut esofagus, peradang tersebut menyebabkan munculkan luka di jaringan perut, jadi kerongkongan anda sulit menelan nantinya” jelasnya dengan penuh penekanan kepada Airyn, sedangkan Hansell dengan cermat menyimak tiap kata yang diucapkan dokter itu.
“apa saya masih hidup dokter?” tanya Airyn menggunakan bahasa mandarin, tentu saja pertanyaan nya mengundang tawa Hansell dan dan dokter yang tengah menjelaskan perihal keadaanya
“haha tentu saja Nona, anda harus menerima infus terlebih dahulu nanti siang anda baru kami izinkan pulang sesudah kondisi anda membaik, jangan lupa meminum obat yang diberikan dan jangan lupa makan terlebih dahulu” jelas dokter itu kepada Airyn, dia berlalu keluar ruangan dan meninggalkan dua manusia yang dianggapnya pasangan itu didalam sana “anak muda jaman sekarang” gumam nya dengan senyuman merona.
“Hansell” Airyn berucap lirih menghadap ke arah pria tersebut
“ada apa? Apa kau butuh sesuatu?” tanya nya dengan cemas
“tidak, kenapa aku bisa disini, jelas-jelas aku dikamar hotel sendiri” tanya nya
“aku….aku ingin membahas bisnis ku dengan mu, makanya aku kekamarmu, saat itu kau tidak menjawab jadi aku berfikir senyenyak apapun tidurmu, tidak mungkin kau mengabaikan bell yang berbunyi dalam waktu lama, dengan terpaksa aku meminta kunci cadangan ke resepsionis dan membuka kamar mu, begitulah” jelasnya kepada Airyn, tentu saja itu sangat berbeda dengan kenyataan yang terjadi
“begitukah, terimakasih sudah menyelamatkan ku” Airyn tersenyum kearah Hansell dengan begitu manis, hingga Hansell salah tingkah dengan perlakuan wanita itu, bagaimana mungkin dirinya menjadi seorang pria berhati lemah.
“aku ingin menelfon sebentar, kau istirahatlah agar cepat sembuh” Hansell beranjak dari duduknya, namun sebelum ia keluar Hansell membantu Airyn membaringkan tubuhnya, setelah itu dia berlalu kearah luar dan menutup pintu kamar dari arah depan.
“aku berhutang budi lagi kepada mu, apa yang harus aku lakukan untuk membalasnya, dua tahun lalu kau menyelamatkan ku untuk bertemu ayah di saat terakirnya, dan kemarin kau membantu ku melepaskan rasa sakit yang membuatku menderita selama ini, dan hari ini kau menyelamatkan ku lagi dari kematian yang didepan mata, apa yang harus aku lakukan untuk membalasmu Hansell” gumam Airyn seakan ada sesak penyesalan didalam hatinya telah membenci pria itu, dan membuat kekacauan atas perusahaan ayahnya, bahkan airyn merasa bersalah atas apa yang terjadi kepada Tuan Hamilton
“ kenapa harus orang sepertimu yang menolong diriku?” entah mengapa air mata mengalir dari pelupuk matanya, membuat gadis itu sangat menyesal atas perbuatan yang dilakukan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
kiranaayu
kerennnnnnnnnnn
2020-09-11
0
Elisabeth Ratna Susanti
lanjut baca😍
2020-08-12
0
Ilham Rasya
tetap semangat Thor 💪💪💪😅
2020-08-11
0