"Airyn, apa kau baik-baik saja?” tanya Hansell dengan wajah panik, bahkan ia memperhatikan gelas yang terlepas dari genggaman tangan gadis itu.
Membuat Tuan William dan putranya Dikra dibuat bingung saat menyaksikan tubuh Airyn melemah, bahkan ia seperti meringis sakit saat di topang oleh Hansell
“Hansell, ada apa dengan Airyn? ” tanya Paman William yang tak kalah cemasnya dari Hansell, membuat pria itu mengelengkan kepala seolah tidak tahu apapun.
“Entahlah paman” saut Hansell dengan cepat, saat itu pula Airyn yang semakin merasa pusing, tkdak mampu menahan keseimbangan tubuhnya, rasa tidak nyaman yang di derita tiba-tiba, baru saja ia ingin menjauh dari bantuan Hansell, tubuh Airyn ambruk membuat Hansell mampu menahanya dengan tubuh kokohnya yang berdiri seimbang.
Gadis itu yang merasa hilang kendali atas tubuhnya, mendongakan wajah kearah Hansell dengan mata berkunang serta pipinya yang mulai memerah “Apa kau memasukan racun pada munuman ku” serunya dengan menuduh, seolah nafas tersengal Airyn tertahan berat, hal itu menandakan ia sangat payah sekali mengendalikan pernafasanya yang berhembus tak beraturan.
“Apa kau gila, untuk apa aku meracunimu. Sekarang apa yang kau rasakan?” tanya Hansell dengan cemas, tentu saja ia merasa sangat bersalah jika memang minuman yang di berikanya penyebab Airyn seperti itu.
“P-Panas, ini panas sekali” Airyn berucap sambil meloloskan desahan resah dari mulutnya, sembari menutup mata namun menempelkan diri untuk memeluk tubuh Hansell, bahkan tanpa sadar tangan Airyn mulai meraba-raba permukaan kulit Hansell, melihat reaksi itu dari Airyn, Airyn semakin yakin jika memamg ada sesuatu di minuman yang Hansell berikan.
Tanpa pikir panjang, Hansell mengangkat tubuh Airyn untuk pergi, sebab seluruh pandangan tertuju kearah mereka, sedangkan Dikra dan ayahnya berusaha membuka jalan akan orang yang mulai mengerubungi, membuat pria itu meninggalkan pesta dan pergi kearah pintu keluar.
“Dikra, aku butuh kamar untuk gadis ini, siapkan satu kamar untukku” perintah Hansell kepada temanya, tentu saja Dikra mengerti akan hal itu, dengan segera ia membuka tombol lift, menuju Presidential Room di hotel miliknya.
Di tengah perjalanan Dikra telah berfikir bahwa Airyn diberi obat perangsang oleh seseorang, begitupun dengan Hansell yang berfikir tentang hal yang sama, lantaran di dunia bisnis semua laki-laki hidung belang menggunakan hal seperti itu untuk memakai seorang wanita, namun siapa yang berani melakukanya kepada Airyn yang merupakan Nona Petrov dan orang yang memiliki kuasa penuh?
Seketika Hansell teringat minuman yang di berikanya kepada gadis itu, setelah Airyn datang dia hanya meminum minuman itu, tentu saja bukan Hansell yang memberikan minuman tersebut, melainkan Veronica yaitu Artis terkenal akibat sikap penjilatnya kepada bos-bos kaya, dia memberikan minuman itu kepada Hansell, namun Hansell memberikanya pada Airyn.
"Sial" kesal Hansell saat mengumpat di samping Dikra, membuat pria itu memandang kearah temanya, seolah menanti sebuah penjelasan.
“Veronica!! Dia yang memberi minuman itu kepadaku, tangkap dia!! Atas dasar apa dia berani mencampuri hal menjijikan seperti itu kedalam minuman ku” perintah Hansell dengan penuturan tegas, bahkan ia begitu kesal saat menjelaskannya pada Dikra, tentu jika Hansell sudah berkata seperti itu, Dikra mengerti akan tugasnya.
Pria periang yang tengah berdiri disamping Hansell, mendorong tubuh temanya untuk keluar, tentu saja Dikra akan menyerahkan Airyn pada Hansell "Kau bantulah gadis itu, aku harus mengurus wanita yang tidak tahu malu"
"Apa kau gila" bentak Hansell saat mengendong Airyn yang sudah terkapar dikedua tanganya.
"Tenang saja, aku akan memanggil Dokter, sebelum itu cobalah bantu dia, bagaimanapun dia bukan orang semabarangan, kau tidak bisa membiarkan dia kesakitan” jelas Dirka dengan wajah polos tanpa dosa, bahkan saat dirinya bicara nampak sekali tidak memiliki beban, membuat Hansell mengelapkan wajah dengan tatapan memancar yang begitu tajam, namun belum sempan Hansell membentaknya, Dirka dengan segera menutup pintu lift, untuk meninggalkan Airyn bersama Hansel.
“Dikra Apa kau gila!! Apa yang harus aku lakukan padanya” teriak Hansell kepada temanya itu, bahkan saat pandangan Hansell di jatuhkan pada gadis di dalam gendonganya, kondisi Airyn tidak bisa terdefenisikan lagi.
“Agh Sial!!! Apa yang harus aku lakukan padanya, kenapa kau harus mengalami hal seperti inu” gerutu frustasi Hansell saat. e. bawa Airyn yang berada di gendonganya, wanita itu sudah menjelma menjadi kepiting rebus yang sangat menderita, di tengah perjalanan menuju kamar hotel, Airyn berhasil membuka kemeja Hansell, menyentuhkan permukaan kulitnya kepermukaan kulit Hansell, tentu saja dada bidang Hansell sangat kokoh dan kuat, membuat pria itu terasa nyaman ketika disentuh.
Namun Hansell bukan laki-laki yang akan melakukan hal tidak wajar kepada wanita sembarangan, setelah pelayan membukakan pintu kamar, Hansell membaringkan Airyn di atas ranjang, dengan melemparkan gadis itu begitu saja hingga terpental.
Tentu saja Hansell menutup kembali kancing bajunya yang dibuka oleh Airyn, sembari melepaskan jas mewah yang dikenakan pada tubuhnya yang indah. Airyn menderita dengan sangat kesakitan, tentu saja membuat Hansell bersusah payah saliva, sebab suara-suara tidak lazim diloloskan dari mulut Airyn.
Hansell tidak menyangka, jika dirinya akan berada di situasi seperti sekarang, tersiksa karna wanita, dan juga berurusan dengan Airyn Petrov. Beruntung, nilai-nilai yang ia tanamkan dengan prinsip masih kokoh dan kuat, membuat Hansell tidak akan menyentuh wanita manapun sebelum dia menikah, ataupun mrngambil kesempatan.
Hingga tangan pria itu di rampas dengan sangat kuat, membuat mata Hasell membulat tatkala tubuhnya ditindih oleh Airyn. Airyn yang mulai menjatuhkan tubuhnya pada Hansell dibuat terpental kearah samping, sebab dengan kasar Hansell menyingkirkan wanita itu, ia bahkan menahan bahu Airyn agar tidak bergerak.
“Ada apa dengan mu, tidak bisakah kau bersabar sebentar sebelum dokter datang, bagaimanapun kau adalah wanita. Astaga aku bisa-bisa gila karna dirimu!” teriak Hansell kepada Airyn, dia benar-benar tak tahan melihat Airyn menderita, bagaimanapun hatinya tak sekuat itu untuk menyiksa.
Hansell sudah menghidupkan suru ruangan sedingin mungkin, bahkan sampai dirinyapun mengingil di dalam kamar itu, tentu saja Airyn tetap sama tanpa bisa mengendalikan diri, membuat Hansell merasa kasihan saat seorang wanita kesakitan, ia mencoba menelfon Dikra, namun pria itu tidak menjawab telfon dari Hansell, seolah menjadi pertanda jika Dikra tidak akan mengurus gadis malang itu.
Perlahan Hansell mendekati Airyn, mencoba memberikan kedinginan yang di butuhkan oleh tubuhnya, bahkan membiarkan Airyn melakukan apapun sesumanya, gadis itu sudah mendaratkan permukaan kulitnya tubuh Hansell, bahkan ia sudah berhasil membuka baju pria itu, hingga Hansell yang tadinya kedinginan dibuat panas atas ulah Airyn.
"Jangan berlebihan" teriak Hansell saat mencegat tangan Airyn yang mulai kurang ajar, membuat wanita itu menangis saat mendang kearah pria yang memarahi dirinya, tentu saja air mata dengan wajah kasihan itu meluluh lantahkan hati Hansell, membuat dirinya tidak tega hingga terdiam memandang kedua mata Airyn.
Hingga sebuah ciuman di deratkan oleh Airyn pada Hansell, membuat mata pria itu membulat secara sempuran seraya tidak percaya atas apa yang ia rasakan. Bibur Hansel dikecup lembut oleh Airyn seperti tak berdosa, membuatnya dirinya terbelalak tidak menyangka melihat wanita yang tengah melampiaskan penderitaanya, bagaimanapun Hansell menahan diri dan mengendalikan sifat alamiah seorang pria, jika wanita melaupaui kapasitasnya Hansell tidak bisa berbuat apa-apa, selain memberikan apa yang di inginkan wanita itu.
Hansell memberikan apa yang Airyn butuhkan, bahkan ia mencoba mengontrol hal tidak wajar yang mungkin akan terjadi, sehingga pria itu menjadi pengendali yang mendominan diantara keduanya
Namun Hansell percaya, dirinya tidaklah pria brengsek yang mau merampas apa saja, dia mengangkat tubuh Airyn kedalam kamar mandi, setidaknya dengan bantuan air segar nan dingin bisa mengendalikan kesadaran gadis itu.
Hansell menghidupkan air dingin untuk menetralkan suhu tubuh Airyn, dia merendamkan dirinya bersamaan dengan tubuh gadis tersebut sebab Hansell merasa sama panasnya dengan Airyn yang berada di bawah pengaruh obat. Dalam beberapa saat, Airyn masih saja melakukan hal yang sama, tentu saja Hansell mulai tak berdaya, dia merangkul tubuh Airyn kedalam pelukannya, membiarkan gadis itu bersandar di dadanya.
“Tahanlah sebentar lagi, jangan memancing diriku untuk lebih” lirihnya dengan nada pasrah, hanya saja Airyn tidak mau mereda, dia masih tersiksa dengan penderitaan yang membuat tubuhnya tak erdaya, seketika itu Hansell mencoba membantu, membiarkan Airyn melakukan apapum namun Hansell tetap mengontrolnya.
“Gadis ini! Setinggi apa dosis yang di berikan wanita itu hingga Airyn menajdi seperti ini” decak Hansell dengan kesal.
Entah mengapa bibirnya mencium kening Airyn dengan sayang, seolah ia sangat bersalah atas kejadian ini, setelah selesai memandiri gadis itu, Hansell mengangkat tubuh Airyn keluar ruangan, tentu saja sebelum keluar dari kamar mandi, Hansell sudah melepaskan seluruh pakaiannya dan menututupi tubuhnya mengunakan handuk, membuat pipi Hansell merona merah padam.
Dia membaringkan Airyn yang terlelap dengan tidurnya, saat Hansell meletkan Airyn diranjang, dia memperhatikan wajah cantik yang dimiliki gadis dingin yang terkenal. kejam “Kau benar-benar cantik” serunya seraya tersenyum sungging, tentu saja Hansell tidak ingin mengelakan kenyataan lagi “Jika sebebarnya ia tidak mengunakan polesan kosmetik”
Pria itu masih saja memandangi wajah Airyn yang cukup sempurna untuk seorang gadis remaja, rasanya saat Airyn tidur auranya berbeda jauh dari yang Hansell kenal, gadis itu seperti malaikat kecil yang tidak berdosa yang hanya memiliki kepolosan saja "Bibir merah muda yang merekah, dengan mata coklat serta bentuknya yang bundar dan besar membuat siapa saja akan sulit melupakannya, dan mungkin aku akan sulit melupakanya” seru Hansell sekali lagi, ia menyelipkan rambut Airyn ke telinga bagian belakang, seraya menyelimuti gadis itu yang harus membutuhkan istirahat cukup.
"Aku akan bertanggung jawab padamu" batin Hansell, sebelum beranjak dari sisi Airyn.
****
Akirnya, Dikra mengangkat telfon Hansell, membuat Hansell mengkilaukan mata akan hamparan lampu yang menerangi seluruh baguan kota.
"Sepertinya, kita harus menghadiri kelas karate bersama-sama Dikra" sambut Hansell saat bicara, membuat tubuh Dikra bergindik ngeri saat memikirkan bagaimana kuatnya dan hebatnya Hansell.
"Hansell, ada apa denganmu, semenjak cidera aku tidak akan mau lagi belatih" dengus Dikra pada temanya " Lupakan tentang itu, bagaimana dengan Airyn, apa dia baik-baik saja?" tanya Dikra dengan senyum bodohnya, membuat Hansell semakin jengkel sebab terjebak diposisi yang memalukan, dan bahkan melanggar nilai-nilai yang selalu jadi prinsipnya.
"Dia baik-baik saja" balasa Hansell saat memandang kearah Ariyn yang tertidur "Apa kau sudah membereskan wanita itu?"
"Sudah, semuanya sudah aku bereskan" sahut Dikra dari seberang sana.
“Kenapa dia memasukan hal menjijikan itu keminuman ku?” tanya Hansell kepada temanya, bisa saja wanita itu tengah bekerja utuk seseorang untuk merusak nama baik Hansell
“Tentu saja, hal itu di lakukannya semata-mata, untuk menyenangimu Tuan Hansell” kekeh Dikra dari balik sana, membuat tangan Hansell mengepal mendengar penuturan temanya.
“Tutup mulutmu, dia harus membayar perbuatan nya. Keluarkan dia dari lingkup slebrita dan keluarkan semua bukti atss prostitusi yang ia lakukan. Aku hanta menginginkan kehancuranta besok hari, sebabb cara seperti ini hampir saja membunuh Airyn. bagaimana pun dia harus menebus semua kejahatan yang di lakukanya!” tutup Hansell dengan jengkel, membuat Dikra terkekeh mendengar emosi temanya yang meluap-luap.
Tadinya Hansell ingin menghubungi koneksinya unruk menghancurkan selebriti Veronica, namun orang-orang Nona Petrov terlebih dahulu mengeksekusi wanita itu, membuat Dikra menjadi penonton atas kejadian ini.
Dikra juga sudah mengatakan kepada orang-orang Nona Petrov jika Airyn tengah bersama Hansell, dan Dikra memberikan pilihan terbaik untuk mereka, jika mereka memaksa Dokter yang membantu Airyn, tentu saja akan terjadi hal fatal, yaitu kerusakan saraf- saraf otaknya mengingat dosis yang diberikan cukup tinggi, yang bisa mempengaruhi kesehatan, karna hal terbaik yang bisa membantu adalah kehadiran Hansell, untuk itulah mereka berdua tidak bisa melakuakan apapun, selain mempercainya pada Hansell.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Muhammad Adhi
semangat kakakk
2020-10-10
0
kiranaayu
semangar thorr
2020-09-11
0
Ahmad
hm...
2020-09-07
0