Bab 7 Tentang Adeline

Bab 7

“Aku pulang,” ucap Adeline membuka pintu rumah, Erick dengan cepat langsung memeluk Adeline, “Eh! Ada apa ini?”

"Putri ku, ayah mu akan bekerja untuk waktu yang lama. Aku akan mengumpulkan banyak uang dan membeli rumah di dekat kota," jawabnya terlihat sangat gembira sementara Anna hanya tertawa dari jauh.

"Lepaskan aku dulu." Adeline memukul pelan lengan Erick sampai sang empu melepaskannya, "Sekarang ceritakan, apa yang terjadi?"

"Karena ekspedisi di perbatasan, duke menyewa jasa tentara bayaran seisi guild di sewa. Bayaran di muka 10 koin emas sisanya akan di bayarkan nanti," jelas Anna, Erick sangat antusias mengangguk 

"Bukankah kata ibu jangan terlibat dengan bangsawan, lalu apa jadinya pekerjaan ayah?" pertanyaan Adeline dalam sekejab meruntuhkan semangat Erick serta kebahagian Anna.

"Ini hanya tentang pekerjaan jadi semua baik-baik saja, lagi pula duke tidak mungkin mengawasi ayah mu secara pribadi. Bagaimana dengan mu? apa kau dapat banyak herbal?" Anna segera mengalihkan topik sebelum Adeline mengatakan hal lain lagi, ia sendiri tidak punya pilihan sebab mereka sangat butuh uang saat ini dan ini pekerjaan pertama Erick.

“Dapat, aku akan pergi mengambil uang bayaran herbal ku besok,” jawab Adeline tidak mengungkit lagi perihal pekerjaan Erick, ia bukan anak kecil yang tidak peka jika Anna sengaja mengalihkan topik.

Setelah malam tiba Anna mengemas semua keperluan Erick untuk besok, tentara bayaran akan berangkat lebih awal ke kediaman duke agar dapat berangkat bersama ke perbatasan. Nanti di sana duke telah menyiapkan zirah khusus untuk tentara bayaran, semua diperlakukan setara demi mencegah korban jiwa akibat kurangnya persedian serta peralatan yang memadai.

"Kau sebelumnya tidak pernah melawan monster, apa pekerjaan kalian tidak terlalu berbahaya?" tanya Anna disela kegiatannya.

Erick yang sedang membersihkan pedangnya tersenyum, "Mengayunkan pedang pada monster atau manusia itu sama saja, mungkin sensasinya akan berbeda. Seperti perkataan ku sebelumnya, mau bagaimana pun aku butuh pekerjaan ini. Kita tidak akan tahu sampai kapan kita bisa bertahan di sini, untuk berjaga-jaga jika kita harus pindah lagi setidaknya ada sedikit tabungan tersimpan."

"Sayang, apa kau tidak menyesal kita sekarang hidup seperti ini? padahal jika kita mengabaikan putri mungkin kehidupan yang kita jalani lebih baik dari ini."

"Kau ini bicara apa. Ku rasa kau juga tidak akan bisa meninggalkan anak yang sedari lahirnya bersama mu, belajar berjalan dengan memegang tangan mu, mulai berbicara mengikuti ucapan mu, dan beranjak dewasa menjadikan mu sebagai teladannya. Kini dia sudah menjadi bagian penting di setiap perjalanan hidup kita," jawab Erick membuat Anna terharu, ia tidak menyangka jika Adeline sama penting bagi mereka.

Erick memang awalnya tidak menyukai Adeline sebab semua rencana hidupnya bahagia bersama Anna rusak begitu ia lahir, rasa cinta sang kekasih terbagi dan terlalu besar untuk putri majikannya.

"Tidak bisa, aku tidak ia ingin meninggalkan putri sendirian. Jika kau tidak tahan bersama ku maka mari kita bercerai," ucap Anna tepat di hari kelahiran Adeline.

"Omong kosong, kita baru 2 bulan menikah. Jika permaisyuri menjadikan mu  pelampiasan amarah karena membesarkan anak selirnya, maka aku harus melakukan apa? bercerai lalu meninggalkan mu, aku tidak mau. Ku mohon kali saja ikuti aku dan ayo pergi dari sini." Erick bersikeras mengajak Anna pergi, sementara Anna lebih memilih Adeline dari pada dirinya. Lambat laun semua menjadi rumit bagi Erick sehingga, ia berpikir akan Meninggalkan mereka berdua suatu saat nanti sayangnya niat itu hilang sebelum terjadi dan alasannya adalah Adeline yang kala itu baru berusia 6 tahun.

"Paman, kapan aku bisa memegang pedang?" tanya Adeline. Namun Erick tidak menjawab, baginya tidak ada guna berbicara pada anak kecil terutama anak itu adalah penyebab semua masalah dalam pernikahannya.

"Jika aku memegang pedang sampai dewasa seperti paman, apa Anna akan hidup lebih baik?" kali ini pertanyaan Adeline kecil mengerakan hati Erick untuk menjawab, "Apa hubungannya kehidupan Anna dengan mu? dia hanyalah pengasuh mu, setelah kau dewasa nanti dia akan pergi menjalani hidupnya sendiri. Merawat anak yang bahkan bukan anaknya, itu sudah cukup merepotkan jadi jangan ikat dia dalam hubungan menyesakan ini lebih lama. Cepatlah dewasa, cepat menikah, dan cepat tinggalkan kami."

_Ck! apa gunanya berkata begitu pada anak kecil,_ batin Erick, ia memutuskan untuk pergi.

"Anna memang harus meninggalkan ku jika tidak dia tidak akan bahagia," ucap Adeline, Erick tersentak mendengarnya, "Setiap hari memasak, mencuci, dan membersihkan pavilliun setiap hari sendirian pasti berat. Permaisyuri juga suka menyusahkan Anna jika dia keluar mencari bahan makanan, anggaran kecil dari kaisar tidak mampu membelikan Anna baju baru. Aku ingin cepat dewasa lalu menjadi kuat, dan mengerjakan semua pekerjaan Anna agar dia bisa bahagia. Paman terlihat kuat karena memegang pedang, jika memegang pedang sampai dewasa apa aku juga akan menjadi kuat?"

Erick seketika menjadi bersalah sudah mengatai Adeline, di usia semuda ini dia memperhatikan banyak hal menyangkut Anna yang Erick sendiri tidak terlalu peduli.

"Kau akan ku ajari cara menjadi kuat jadi, ayo lindungi Anna bersama agar dia bahagia," ucap Erick sedikit tersipu malu, Adeline tersenyum bahagia lalu memeluk kaki Erick. 

"Bodohnya aku membenci anak sekecil ini, apa menyesal sekarang masih bisa?" pikir Erick kemudian menggendong Adeline.

"Sayang?" Anna menangis haru melihat adegan yang secara tidak sengaja dia lihat, ia pun berlari memeluk Erick sambil mengucapkan terima kasih alhasil Adeline juga ikut menangis melihat Anna. Beberapa saat kemudian terungkap kenyataan jika Erick tidak bisa memiliki anak. Namun itu tidak masalah bagi keduanya berkat Adeline, mereka berdua memiliki kenangan manis yang sulit untuk di lupakan, karena Adeline masih sangat muda tidak mungkin dia masih mengingatnya. 

Erick tersentak membuyarkan ingatannya saat Anna berkata, “Aku sudah selesai, ayo tidur kau harus berangkat pagi-pagi sekali nanti.”

“Ah, iya. Aku juga sudah mengantuk sekali,” jawab Erick merapikan pedangnya sebelum masuk.

*****

"Duke muda, ada surat dari kediaman Margaret." Pelayan menyodorkan nampan perak berisi surat, Ailee menerima surat itu lalu memberikan isyarat agar pelayan itu pergi.

"Surat dari Nona Ophelia?" tulis Adrian, Ailee mengangguk kemudian membukanya.

Setelah membaca isi suratnya itu Ailee berdecak kesal, ia merasa mual bahkan merinding karena ia tahu betul jika cara menulis ini sama sekali bukan Ophelia.

"Singkirkan ini." Ailee melempar surat itu ke lantai, lalu ia mencuci tangannya.

"Ada apa?" Adrian kebingungan akan reaksi yang tidak biasa itu.

Ailee duduk kembali kemudian menjawab, "Itu surat dari ibu, entah apa yang ibu lakukan pada bibi. Memikirkan wanita itu adalah ibu ku rasanya sangat menyebalkan, cepat bakar surat itu."

"Kalau di bakar bisa gawat."

"Gawat apanya? tidak ada yang perlu di takuti, bakar saja."

"Bukankah Nona Olive bisa saja curiga kenapa anda tidak bisa membalas surat itu? jika beliau kesal maka Nona Ophelia akan lebih menderita lagi."

"Semakin menyebalkan saja, kalau begitu kau balas suratnya. Buatlah dia tidak curiga kalau itu bukan aku, lalu perhatikan tulisan mu agar bibi tetap aman. Cari cara agar surat dengan bekas tangannya tidak sampai pada ku," perintah Ailee, baginya tidak ada yang lebih buruk daripada terlibat dengan Olive di dunia ini.

"Adrian, apa ayah sudah bangun?" karena Ailee, ia jadi teringat sang ayah.

"Sepertinya belum, grand duke mengidap insomnia parah jadi mungkin beliau akan bangun saat makan siang. Anda mau mengunjungi grand duke?"  

"Tidak, aku hanya ingin sarapan bersama ayah lagi. Tapi 2 tahun terakhir tidak pernah ayah sarapan bersama, dia hanya hadir saat makan malam dan jarang meluangkan waktu untuk kita. Adrian, apa semua orang dewasa akan seperti ini jika bercerai?"

"Tidak juga. Tapi semua orang yang terluka butuh waktu untuk sembuh dari lukanya, anda tenang saja karena kita patut bersyukur grand duke masih sehat sampai saat ini."

"Kau benar, terima kasih Adrian karena jika bukan kau mungkin semua akan terasa sulit."

"Sudah jam 9, sebentar lagi pelajaran etika. Anda harus bersiap di kelas sebelum guru datang." Adrian mengalihkan pembicaraan sebelum Ailee larut lebih dalam.

"Ya ampun, kenapa kau baru ingatkan aku? Adrian selalu saja begitu. Sampai jumpa nanti," gerutu Ailee yang harus bergegas ke kelasnya.

Sementara itu di sisi lain Sachi keluar dari dalam kamar Kaivan dengan wewangian di tangannya, pengasuh Alice bernama Karina yang kebetulan lewat langsung menghampirinya.

"Ehem." Karina berdehem saat berada di dekat Sachi, spontan Sachi pun berbalik, "Anda itu sudah bertunangan, walau pun anda adalah teman grand duke rasanya tidak pantas jika semua kebutuhan beliau anda yang sediakan."

"Pengasuh, sudah sejak dulu pekerjaan ini di serahkan pada ku karena grand duke tidak bisa mempercayai orang lain apalagi pelayan biasa. Ini tidak ada hubungan dengan pekerjaan anda jadi jangan ikut campur, jika anda tidak sibuk maka carilah kesibukan," sarkas Sachi, ia tidak suka jika seseorang mencoba mengkritik pekerjaannya.

"Sikap seperti inilah yang membuat grand duke tidak akan pernah membaik, kalian tidak peduli pada beliau," tuduh Karina tentu saja itu akan membuat Sachi marah. Tapi bukan Sachi namanya jika ia sampai memperlihatkan amarahnya, prinsip Sachi tetap tenang untuk mengendalikan orang seperti pengasuh Alice ini.

"Apa pekerjaan anda saat ini?"

"Aku? aku adalah pengasuh Nona Alice, memangnya kenapa?"

"Berdasarkan status dan posisi pengasuh, anda tidak bisa mengomentari pekerjaan saya dan fokus saja pada pekerjaan anda. Ingat, keberadaan anda di dalam kediaman ini tergantung ucapan saya." Ancam Sachi, Karina  saat terpaksa memilih diam tetapi ia tidak akan menyerah begitu saja sebab jika sampai dipecat maka dia tidak tahu hukuman seburuk apa yang akan dia dapatkan dari Olive

*****

Bersambung …

Silakan tinggalkan jejak and dukung selalu author, karena dukungan kalian sangatlah berarti😘

Episodes
1 Bab 1 Melarikan diri
2 Bab 2 Rumah Baru
3 Bab 3 Toko Perhiasan
4 Bab 4 Aku adalah Olive mu
5 Bab 5 Selir Agung
6 Bab 6 Perkara Herbal
7 Bab 7 Tentang Adeline
8 Bab 8 Melvin.
9 Bab 9 Bukan bagian Harem.
10 Bab 10 Butik yang tidak beruntung.
11 Bab 11 Amarah Sachi.
12 Bab 12 Ingatan Kaivan.
13 Bab 13 Ophelia yang malang.
14 Bab 14 Tunangan putra mahkota
15 Bab 15 Ailee di culik
16 Bab 16 Ternyata Adeline.
17 Bab 17 Rasa takut Erick.
18 Bab 18 Olive menggila.
19 Bab 19 Kau hanyalah pengganti.
20 Bab 20 Racun terlarang.
21 Bab 21 Pangeran kedua
22 Bab 22 Perempuan Tamak.
23 Bab 23 Bantuan Adeline
24 Bab 24 Jadilah pengasuh ku
25 Bab 25 Terlalu cekatan.
26 Bab 26 Kesalahan Isadora.
27 Bab 27 Bukan Duchess.
28 Bab 28 Dia bukan hanya putri ku.
29 Bab 29 Demi kau dan aku
30 Bab 30 Sikap buruk Adeline
31 Bab 31 Kabar baik untuk Cedric.
32 Bab 32 Olive dan semua masalahnya
33 Bab 33 Aku ingin pulang.
34 Bab 34 Racun
35 Bab 35 Hantu Adeline
36 Bab 36 Menjadi bagian Harem.
37 Bab 37 Niat mempermalukan.
38 Bab 38 Rasa Iri.
39 Bab 39 Memanfaatkan kesempatan.
40 Bab 40 Jangan melewati batas.
41 Bab 41 Celah kesempatan.
42 Bab 42 kembalilah ke laut
43 Bab 43 berhasil melarikan diri.
44 Bab 44 Melawan bangsawan.
45 Bab 45 Dendam.
46 Bab 46 menyusul.
47 Bab 47 Bantuan yang tidak membantu.
48 Bab 48 Menurut saja pada ku.
49 Bab 49 kembalinya Kaivan.
50 Bab 50 Terkait Adeline
51 Bab 51 Melarikan diri.
52 Bab 52 Diserang
53 Bab 53 Ingatan tentang Olive
54 Bab 54 Ingin memberatkan hukuman
55 Bab 55 Hanya taruhan
56 Bab 56 Kapan Putri ku pulang.
57 Bab 57 Rasa Cemas
58 Bab 58 Cerminan.
59 Bab 59 Rencana Cedric.
60 Bab 60 Pendapat Astein
61 Bab 61 Suin Anjing.
62 Bab 62 Tertidur bersama.
63 Bab 63 Keberadaan yang tidak seharusnya.
64 Bab 64 Dimanfaatkan monster
65 Bab 65 Batu Melayang.
66 Bab 66 Siapa peduli bangsawan atau tidak.
67 Bab 67 Nasib Malang.
68 Bab 68 Bermimpi indah
69 Bab 69 Tidak puas.
70 Bab 70 Pulang.
71 Bab 71 pengkhianat.
72 Bab 72 waktu yang berlalu cepat.
73 Bab 73 Alice sakit.
74 Bab 73 Pesta ulang tahun.
75 Bab 75 Siaga penyusup
76 Bab 76 Perburuan di mulai.
77 Bab 77 malam mencekam.
78 Bab 78 Kalang kabut
79 Bab 79 Perhatian.
80 Bab 80 Menerimanya.
81 Bab 81 Sih kembar dan Lucas.
82 Bab 82 Keluar tanpa ijin
83 Bab 83 Festival
84 Bab 84 Sienna.
85 Bab 85
86 Bab 86 Bodoh sekali
87 Bab 87 Adeline palsu.
88 Bab 88 Siapa? dan bagaimana?
89 Bab 89 Bisakah aku?
90 Bab 90 Menahannya untuk mu.
91 Bab 91 Belanja.
92 Bab 92 Pesta kebohongan.
93 Bab 93 Menikmati pemandangan.
94 Bab 94 Pergi.
95 Bab 95 Bagaimana menghadapi mu?
96 Bab 96 Ingin Pergi.
97 Bab 97 Palsu Oh Palsu
98 Bab 98 Merindukannya?
99 Bab 99 Kesempatan yang sama.
100 Bab 100 Tekanan Kaivan.
101 Bab 101 Tepi jurang.
102 Bab 102 Tertunda
103 103 Akhir dari hubungan.
104 Bab 104 Ungkapan.
105 Bab 105 Ada apa ini?
106 Bab 106 Akhirnya
107 Bab 107 Demi Ibu.
108 Bab 108 Bagian Lysander.
109 Bab 109 Diculik Lagi.
110 Bab 110 Kenapa dengan mu
111 Bab 111 Lari ...
112 Bab 112 Aku ingin kau tahu
113 Bab 113 Bawa aku bersama mu.
114 Bab 114 Menuntut.
115 Bab 115 Menuju Ending ...
116 Bab 116 Yang pantas dia dapatkan.
117 Bab 117 Pernikahan.
118 Bab 118 Tamat.
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Bab 1 Melarikan diri
2
Bab 2 Rumah Baru
3
Bab 3 Toko Perhiasan
4
Bab 4 Aku adalah Olive mu
5
Bab 5 Selir Agung
6
Bab 6 Perkara Herbal
7
Bab 7 Tentang Adeline
8
Bab 8 Melvin.
9
Bab 9 Bukan bagian Harem.
10
Bab 10 Butik yang tidak beruntung.
11
Bab 11 Amarah Sachi.
12
Bab 12 Ingatan Kaivan.
13
Bab 13 Ophelia yang malang.
14
Bab 14 Tunangan putra mahkota
15
Bab 15 Ailee di culik
16
Bab 16 Ternyata Adeline.
17
Bab 17 Rasa takut Erick.
18
Bab 18 Olive menggila.
19
Bab 19 Kau hanyalah pengganti.
20
Bab 20 Racun terlarang.
21
Bab 21 Pangeran kedua
22
Bab 22 Perempuan Tamak.
23
Bab 23 Bantuan Adeline
24
Bab 24 Jadilah pengasuh ku
25
Bab 25 Terlalu cekatan.
26
Bab 26 Kesalahan Isadora.
27
Bab 27 Bukan Duchess.
28
Bab 28 Dia bukan hanya putri ku.
29
Bab 29 Demi kau dan aku
30
Bab 30 Sikap buruk Adeline
31
Bab 31 Kabar baik untuk Cedric.
32
Bab 32 Olive dan semua masalahnya
33
Bab 33 Aku ingin pulang.
34
Bab 34 Racun
35
Bab 35 Hantu Adeline
36
Bab 36 Menjadi bagian Harem.
37
Bab 37 Niat mempermalukan.
38
Bab 38 Rasa Iri.
39
Bab 39 Memanfaatkan kesempatan.
40
Bab 40 Jangan melewati batas.
41
Bab 41 Celah kesempatan.
42
Bab 42 kembalilah ke laut
43
Bab 43 berhasil melarikan diri.
44
Bab 44 Melawan bangsawan.
45
Bab 45 Dendam.
46
Bab 46 menyusul.
47
Bab 47 Bantuan yang tidak membantu.
48
Bab 48 Menurut saja pada ku.
49
Bab 49 kembalinya Kaivan.
50
Bab 50 Terkait Adeline
51
Bab 51 Melarikan diri.
52
Bab 52 Diserang
53
Bab 53 Ingatan tentang Olive
54
Bab 54 Ingin memberatkan hukuman
55
Bab 55 Hanya taruhan
56
Bab 56 Kapan Putri ku pulang.
57
Bab 57 Rasa Cemas
58
Bab 58 Cerminan.
59
Bab 59 Rencana Cedric.
60
Bab 60 Pendapat Astein
61
Bab 61 Suin Anjing.
62
Bab 62 Tertidur bersama.
63
Bab 63 Keberadaan yang tidak seharusnya.
64
Bab 64 Dimanfaatkan monster
65
Bab 65 Batu Melayang.
66
Bab 66 Siapa peduli bangsawan atau tidak.
67
Bab 67 Nasib Malang.
68
Bab 68 Bermimpi indah
69
Bab 69 Tidak puas.
70
Bab 70 Pulang.
71
Bab 71 pengkhianat.
72
Bab 72 waktu yang berlalu cepat.
73
Bab 73 Alice sakit.
74
Bab 73 Pesta ulang tahun.
75
Bab 75 Siaga penyusup
76
Bab 76 Perburuan di mulai.
77
Bab 77 malam mencekam.
78
Bab 78 Kalang kabut
79
Bab 79 Perhatian.
80
Bab 80 Menerimanya.
81
Bab 81 Sih kembar dan Lucas.
82
Bab 82 Keluar tanpa ijin
83
Bab 83 Festival
84
Bab 84 Sienna.
85
Bab 85
86
Bab 86 Bodoh sekali
87
Bab 87 Adeline palsu.
88
Bab 88 Siapa? dan bagaimana?
89
Bab 89 Bisakah aku?
90
Bab 90 Menahannya untuk mu.
91
Bab 91 Belanja.
92
Bab 92 Pesta kebohongan.
93
Bab 93 Menikmati pemandangan.
94
Bab 94 Pergi.
95
Bab 95 Bagaimana menghadapi mu?
96
Bab 96 Ingin Pergi.
97
Bab 97 Palsu Oh Palsu
98
Bab 98 Merindukannya?
99
Bab 99 Kesempatan yang sama.
100
Bab 100 Tekanan Kaivan.
101
Bab 101 Tepi jurang.
102
Bab 102 Tertunda
103
103 Akhir dari hubungan.
104
Bab 104 Ungkapan.
105
Bab 105 Ada apa ini?
106
Bab 106 Akhirnya
107
Bab 107 Demi Ibu.
108
Bab 108 Bagian Lysander.
109
Bab 109 Diculik Lagi.
110
Bab 110 Kenapa dengan mu
111
Bab 111 Lari ...
112
Bab 112 Aku ingin kau tahu
113
Bab 113 Bawa aku bersama mu.
114
Bab 114 Menuntut.
115
Bab 115 Menuju Ending ...
116
Bab 116 Yang pantas dia dapatkan.
117
Bab 117 Pernikahan.
118
Bab 118 Tamat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!